Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Ekonomi) memproyeksi Indonesia akan mengalami surplus solar hingga 4 juta kiloliter setelah implementasi mandatory biodiesel 50% atau B50 pada tahun depan.
Deputi Bidang Koordinasi Energi & Sumber Daya Mineral Kemenko Ekonomi Elen Setiadi mengatakan, impor solar telah berkurang sejalan dengan penerapan biodiesel 40 tahun ini dan akan berlanjut pada 2026.
“Maka yang selama ini kita masih ada impor solar untuk campurannya itu, itu sudah bisa kita surplus, bahkan capai 4 juta kiloliter,” kata Elen dalam BIG Conference 2025, Senin (8/12/2025).
Hal ini juga seiring dengan kebijakan transisi energi lewat pengembangan bahan bakar nabati. Dalam paparannya disebutkan bahwa porsi bauran energi baru terbarukan (EBT) sektor bioenergi sebesar 14,1% dari target 23% tahun ini, di mana pemanfaatan biodisel domestik sebesar 13,5 juta kiloliter telah melampaui target RUEN sebesar 12,5 juta kl.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memulai uji jalan program bahan bakar nabati B50 pada awal Desember 2025. Langkah ini menjadi tahap lanjutan setelah uji laboratorium menunjukkan kinerja mesin dan filter kendaraan tetap optimal, sebagaimana transisi dari B30 ke B40.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi menyampaikan bahwa uji jalan tersebut akan menggunakan dua jenis bahan bakar.
“Uji jalan B50 akan menggunakan dua jenis solar yakni solar konvensional dengan kandungan sulfur 2.000 ppm dan solar standar Euro 4 dengan sulfur 50 ppm,” kata Eniya.
Kementerian ESDM juga meneliti pencampuran hydrogenated vegetable oil (HVO) dengan B40 dan B35. Menurut Eniya, performa yang dihasilkan lebih baik. Namun, biaya instalasi yang tinggi dan harga HPO yang mencapai Rp24.000 per liter membuat pemerintah memutuskan uji jalan resmi menggunakan formula B50 penuh tanpa tambahan HPO.
Uji jalan akan dilakukan secara serentak di enam sektor, yaitu otomotif, alat dan mesin pertanian (alsintan), genset, pertambangan, perkeretaapian, dan perkapalan. Durasi pengujian berbeda-beda, mulai 2 hingga 8 bulan, bergantung pada karakteristik sektor masing-masing.
Sebagai informasi, Indonesia kini menjadi pengguna biodiesel terbesar di dunia. Produksi meningkat dari 8,4 juta kiloliter pada 2020 menjadi lebih dari 13 juta kiloliter pada 2025, dengan target implementasi B50 pada 2030.
Program mandatori biodiesel disebut telah menghemat devisa sekitar 10,6 miliar dolar AS per tahun, menciptakan lebih dari 41.000 lapangan kerja, dan menekan emisi CO₂ sekitar 15,6 juta ton sepanjang 2025.
