Sementara itu, Kepala Subdirektorat Pengerahan dan Pengendalian Operasi Bencana dan Kondisi Membahayakan Manusia Basarnas RI, Emi Freezer, mengungkapkan bahwa penyebab utama ambruknya bangunan di Pesantren Al Khoziny adalah kegagalan konstruksi.
“Tidak adanya struktur penyangga bertahap membuat bangunan runtuh total. Ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua bahwa gedung pendidikan, termasuk pesantren, harus memenuhi standar teknis dan keselamatan,” tutur Emi.
Basarnas mencatat tragedi di Sidoarjo sebagai salah satu bencana non-alam terbesar tahun 2025. Adapun korban meninggal mencapai 67 santri.
“Kami siap memperkuat sinergi dengan Kemenag dan lembaga terkait untuk memastikan kesiapsiagaan serta penanggulangan risiko di pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya,” ujar dia.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5366847/original/046657100_1759291762-3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)