Jakarta –
Seorang mantan karyawan Boeing yang dikenal karena menyuarakan keprihatinan mengenai standar produksi perusahaan itu ditemukan tewas. Dia disebut bunuh diri. Karyawan bernama John Barnett itu bekerja untuk Boeing selama lebih dari 30 tahun sebelum pensiun tahun 2017.
Beberapa hari sebelum kematiannya, dia memberikan bukti dalam gugatan terhadap perusahaan. Boeing sendiri menyebut pihaknya sedih mendengar meninggalnya Barnett. Petugas koroner Charleston County mengkonfirmasi kematiannya.
Dikutip detikINET dari BBC, dikatakan pria berusia 62 tahun itu meninggal karena luka yang ia timbulkan sendiri pada 9 Maret dan polisi sedang menyelidikinya.
Barnett pensiun pada tahun 2017 karena alasan kesehatan. Sejak tahun 2010, ia bekerja sebagai manajer kualitas di pabrik North Charleston yang membuat 787 Dreamliner, pesawat canggih yang digunakan terutama pada rute jarak jauh.
Tahun 2019, Barnett mengatakan para pekerja memasang suku cadang di bawah standar pada pesawat di jalur produksi. Dia juga mengklaim menemukan masalah serius pada sistem oksigen, yang berarti satu dari empat masker pernapasan takkan berfungsi dalam keadaan darurat.
Segera setelah mulai bekerja di Carolina Selatan, dia khawatir dorongan untuk membuat pesawat baru menjadikan proses perakitan terburu-buru dan keselamatan terganggu, hal yang dibantah oleh perusahaan tersebut.
Dia mengisahkan kepada BBC para pekerja gagal mengikuti prosedur untuk melacak komponen di pabrik, sehingga membuat komponen yang rusak hilang. Dalam beberapa kasus, suku cadang di bawah standar dikeluarkan dari tempat sampah dan dipasang pada pesawat yang sedang dibuat untuk mencegah penundaan.
Dia juga mengklaim pengujian sistem oksigen darurat yang akan dipasang pada 787 menunjukkan tingkat kegagalan 25%, yang berarti satu dari empat sistem oksigen darurat dapat gagal digunakan dalam keadaan darurat di kehidupan nyata. Dia mengklaim memperingatkan para manajer, namun belum ada tindakan diambil.
Boeing membantah pernyataannya. Namun, tinjauan tahun 2017 oleh regulator AS, Federal Aviation Administration (FAA), membenarkan beberapa kekhawatiran Barnett. Ditetapkan bahwa lokasi setidaknya 53 bagian yang ‘tidak sesuai’ di pabrik tidak diketahui dan dianggap hilang. Boeing diperintahkan mengambil tindakan perbaikan.
Mengenai masalah tabung oksigen, Boeing menyebut mengidentifikasi beberapa botol oksigen yang diterima dari pemasok tidak digunakan dengan benar. Namun mereka membantah ada yang benar-benar dipasang di pesawat.
Setelah pensiun, Barnett memulai tindakan hukum. Dia menuduh Boeing merendahkan karakternya dan menghambat karir karena masalah yang dia kemukakan, yang dibantah Boeing.
Saat kematiannya, Barnett berada di Charleston untuk wawancara hukum terkait kasus tersebut. Pekan lalu, dia ditanyai pengacara Boeing, sebelum diperiksa silang pengacaranya sendiri.
Dia dijadwalkan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Ketika tidak muncul, penyelidikan dilakukan di hotelnya. Barnett ditemukan tewas di truknya di tempat parkir hotel. Pengacaranya menggambarkan kematiannya sebagai sesuatu yang tragis.
“Kami sedih atas meninggalnya Tuan Barnett, dan duka kami tertuju pada keluarga dan teman-temannya,” kata Boeing.
Kematiannya terjadi pada saat standar produksi di Boeing dan pemasok utamanya Spirit Aerosystems diawasi ketat. Ini menyusul insiden pada awal Januari ketika pintu keluar darurat pesawat Boeing ada yang meledak di udara.
(fyk/afr)