Jakarta, CNBC Indonesia – Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro, mengungkap bahwa industri manufaktur menjadi salah satu sektor yang bisa didorong untuk membuat Indonesia keluar dari middle income trap. Hal ini lantaran peran sektor manufaktur sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Contohnya negara Jepang, China dan Korea.
Ia menilai, ketiga negara tersebut bisa berhasil keluar dari middle income trap berkat keberhasilannya mendorong sektor manufaktur, seperti otomotif, dan elektronik.
“Jika Indonesia mau jadi negara maju, dan keluar dari middle income trap butuh mendorong sektor manufaktur. Tinggal sektor manufaktur apa yang perlu kita dorong,” jelas Bambang dalam Diskusi Panel ‘Mindialogue’ dengan tema “Hilirisasi dan Industrialisasi, Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045”, Kamis, (9/1/2025).
Apalagi jika melihat sejarah, kontribusi sektor manufaktur di tahun 1990an terhadap PDB sangat besar dan bisa mendorong ekonomi hingga 8%. Sehingga salah satu solusi terbaik dalam mendorong ekonomi Indonesia ke depan adalah bagaimana cara mendorong sektor manufakturnya. Khususnya sektor manfaktur berbasis sumber daya alam.
“Jangan kita mengikuti sektor otomotif dan elektronik untuk didorong, sangat berat. Karena harus head to head dengan ketiga negara tersebut. Andalan kita adalah manufaktur basis sumber daya alam yang bisa menciptakan nilai tambah,” terangnya.
Lebih lanjut kata Bambang tinggal bagaimana RI mengatasi tantangan ke depan. Karena jika melihat daya saing RI saat ini belum begitu besar terhadap negara-negara lain.
“Banyak PR besar untuk menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dari hilirisasi sampai smelter. Ada nilai tambah tapi daya saing belum terangkat. Kita masih butuh hilirisasi yang lebih hilir. Nah disini barangkali kita bisa ambil manfaat dari studi tahun 2024 mengenai middle income trap pada saat ini negara yang naik kelas yang mengandalkan inovasi,” ungkap Bambang.
“Saran saya ke Menteri BUMN dan MIN ID ini saat terbaik bumn banyak mengembangkan inovasi yang menghasilkan produk dari tambang kita. Bukan hanya dari smelter tapi lebih tinggi lagi baik dari smelter maupun dari tambang. Misal baterai EV yang didapatkan dari nikel,” tambahnya.
(dpu/dpu)