KEK Gresik Kantongi Investasi Rp108 Triliun hingga Kuartal III/2025

KEK Gresik Kantongi Investasi Rp108 Triliun hingga Kuartal III/2025

Bisnis.com, JAKARTA — Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik mencatat realisasi investasi telah mencapai Rp108 triliun hingga kuartal III/2025 ini. Capaian tersebut hampir menyentuh target 5 tahunan. 

Pencapaian investasi tersebut ditorehkan sejak KEK Gresik yang dikelola oleh PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera itu resmi ditetapkan pada 2021 melalui Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2021. 

External Relation & SEZ Director KEK Gresik Roro Ayu Yayuk Dwi Hastuti mengatakan, realisasi investasi tersebut mencerminkan kuatnya minat investor di kawasan industri berbasis hilirisasi tersebut. Dalam kurun waktu tersebut, pertumbuhan investasi dinilai konsisten seiring pengembangan klaster industri strategis yang terintegrasi.

“Kami menjadi KEK dari tahun 2021 berdasarkan PP 71 Tahun 2021 sampai dengan kuartal III/2025, akumulasi investasi kami mencapai Rp108 triliun, kami ada 32 pelaku usaha, dan penciptaan tenaga kerja langsung secara akumulasi mencapai 41.000,” kata Roro saat ditemui Bisnis, Senin (8/12/2025). 

Capaian tersebut membuat KEK Gresik hanya terpaut tipis dari target investasi pada fase awal pengembangan kawasan. Berdasarkan studi kelayakan (feasibility study/FS), target investasi 5 tahun pertama ditetapkan sebesar US$6,7 miliar atau setara Rp111 triliun hingga 2026.

Roro menyebut, capaian saat ini menempatkan KEK Gresik pada jalur yang tepat untuk memenuhi target tersebut. Dari sisi sektor, KEK Gresik mengembangkan lima klaster industri strategis, yakni industri metal, energi, elektronik, kimia, dan logistik. 

Pendekatan ini dirancang untuk membangun rantai nilai industri yang saling terhubung, terutama dalam mendukung agenda hilirisasi nasional.

Menurut Roro, hilirisasi industri metal saat ini menjadi tulang punggung utama investasi di kawasan tersebut, dengan hadirnya industri pengolahan tembaga berskala besar. 

“Sekarang sudah ada hilirisasi industri metal seperti PT Freeport Indonesia yang memproduksi katoda tembaga, serta PT Hailiang Nova Material Indonesia yang mengolahnya menjadi foil tembaga. Ke depan, kami ingin menarik industri hulu di klaster lain agar downstreaming ini terus berlanjut,” tuturnya.

Model pengembangan tersebut, lanjut dia, memastikan aktivitas industri di KEK Gresik berjalan secara terintegrasi, dari hulu hingga hilir. Integrasi ini diharapkan memperkuat daya saing kawasan sekaligus meningkatkan nilai tambah industri nasional.

Fokus pada hilirisasi juga disebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah, yang menempatkan penguatan industri berbasis sumber daya dalam negeri sebagai agenda utama pembangunan ekonomi. KEK Gresik menargetkan pengembangan klaster industri lanjutan untuk menopang keberlanjutan investasi jangka panjang.

Atas kinerja tersebut, KEK Gresik meraih penghargaan BIG Conference Bisnis Indonesia Group (BIG) 40 Awards 2025 dalam kategori Excellence in Investment Dominance and Strategic Downstreaming, sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam mendorong arus investasi dan hilirisasi industri.

“Atas nama manajemen KEK Gresik dari PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera, kami mengucapkan terima kasih kepada Bisnis Indonesia atas apresiasi ini,” katanya.

Dia menambahkan, pengakuan tersebut menjadi dorongan bagi KEK Gresik untuk terus memperluas perannya dalam pembangunan ekonomi. 

“Penghargaan ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi kami untuk terus menarik investasi sebesar-besarnya, menciptakan lapangan kerja, dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional melalui kawasan ekonomi khusus,” pungkasnya.