TRIBUNNEWS.COM – Perayaan Hari Natal yang akrab kaitannya dengan kedamaian dan ketenangan sepertinya tak menyurutkan langkah Rusia untuk terus membombardir Ukraina.
Hal ini terlihat dalam serangan teranyar Rusia di Hari Natal yang jatuh pada hari Rabu (25/12/2024).
Tak peduli dengan perayaan Natal, Rusia melakukan serangan ke sistem energi dan beberapa kota di Ukraina dengan menggunakan rudal jelajah dan balistik serta drone pada hari Rabu tersebut.
Akibat serangan tersebut, sebanyak setengah juta orang di wilayah Kharkiv kehilangan akses pemanas di tengah suhu musim dingin yang terus turun hingga beberapa derajat Celsius di atas nol.
Serangan Rusia tersebut, juga membuat pemadaman listrik sementara terjadi di ibu kota Kyiv dan daerah lainnya.
Dari angka korban jiwa, serangan tersebut, melukai setidaknya enam orang di kota Kharkiv di timur laut dan menewaskan satu orang di wilayah Dnipropetrovsk, menurut para gubernur setempat.
Tindakan “tidak manusiawi” yang dilakukan pada Hari Natal tersebut pun mendapat kecaman keras dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
“Hari ini, (Presiden Rusia Vladimir) Putin dengan sengaja memilih Hari Natal untuk menyerang. Apa ada orang yang bisa lebih tidak manusiawi? Lebih dari 70 rudal, termasuk rudal balistik, dan lebih dari seratus drone serangan,” kata Zelensky pada hari Rabu.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa pihaknya melakukan serangan “besar-besaran” di Hari Natal.
Pihak Rusia juga mengakui bahwa tujuan utama serangan mereka di Hari Natal dilakukan guna menyabotase fasilitas energi kritis yang mendukung kerja “kompleks industri militer” Kyiv.
“Tujuan serangan ini tercapai. Semua fasilitas telah berhasil dihancurkan,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
Militer Ukraina mengatakan bahwa sistem pertahanan udara mereka berhasil menjatuhkan 59 rudal Rusia dan 54 drone semalam dan pada Rabu pagi.
AS dan Moldova Ikut Kecam Serangan Rusia di Hari Natal
Menanggapi serangan Rusia di Hari Natal tersebut, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden juga mengaku ikut geram.
Biden turut mengecam serangan yang disebutnya “keji” dan menyatakan telah meminta Departemen Pertahanan AS untuk mempercepat pengiriman bantuan militer baru kepada Kyiv.
“Serangan ini memutus akses rakyat Ukraina terhadap pemanas dan listrik selama musim dingin yang sangat mengancam keselamatan jaringan energinya.” ujar Biden, yang akan digantikan oleh Donald Trump bulan depan.
Sementara itu di Moldova, negara tetangga barat Ukraina, juga turut mengecam Rusia.
Hal ini terjadi karena rudal Rusia melanggar kedaulatan Moldova karena melintasi wilayah udaranya tanpa izin.
Selain itu, beberapa serpihan drone serangan Rusia ke Ukraina tersebut juga jatuh di wilayahnya dan mengancam keselamatan warga Moldova.
Presiden Moldova, Maia Sandu, mengatakan bahwa satu rudal Rusia melintasi wilayah udara negaranya selama serangan udara di Hari Natal tersebut.
“Saat negara-negara kita merayakan Natal, Kremlin memilih jalan kehancuran dengan meluncurkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan melanggar wilayah udara Moldova,” tulis Sandu di media sosial.
(Tribunnews.com/Bobby)