Liputan6.com, Jakarta Pemerintah menargetkan nol truk lebih dimensi dan lebih muatan atau over dimension and overload (ODOL) pada 1 Januari 2027 mendatang. Kebijakan ini dikhawatirkan memicu kenaikan biaya logistik dan inflasi, namun di pada jangka panjang bisa mengahdirkan investasi jumbo.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono tak menampik Zero ODOL bisa mengerek biaya logistik 3,3 persen dan inflasi 0,2-0,4 persen pada jangka pendek.
“Memang, jika diberlakukan, kebijakan Zero ODOL ini, akan terjadi peningkatan biaya logistik, alami, naturally seperti itu, kemudian ada sedikit inflasi, oke,” kata AHY dalam ALFI Convex 2025, di ICE BSD, Rabu (12/11/2025).
Menurutnya, hal tersebut hanya untuk jangka pendek. Sementara itu, ke depannya, penerapan Zero ODOL bisa membawa manfaat seperti menambah pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sampai potensi investasi yang tidak sedikit.
Dia mencatat, sekitar 35 persen asosiasi pedagang, pengusaha besar dan UMKM berminat untuk menanamkan investasinya. Terutama pada aspek logistik seperti truk yang disesuaikan dengan ketentuan Zero ODOL.
“Kemudian juga untuk gudang-gudang dan lain sebagainya bisa generate sekitar Rp 48 triliun,” kata AHY.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5410372/original/000983500_1762930756-Menteri_Koordinator_Bidang_Infrastruktur_dan_Pembangunan_Kewilayahan__Agus_Harimurti_Yudhoyono.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)