Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Kebijakan Baru, Hasil Tetap Buram?

Kebijakan Baru, Hasil Tetap Buram?

PIKIRAN RAKYAT – Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) merilis hasil survei terbaru bertajuk ‘Economic Experts Survey’ pada Senin, 17 Maret 2025.

Survei ini menggambarkan pandangan mayoritas pakar ekonomi yang menilai kondisi perekonomian Indonesia semakin memburuk.

Survei yang melibatkan 42 ahli ekonomi dari berbagai latar belakang ini menunjukkan bahwa 55 persen responden atau 23 ahli menyatakan ekonomi Indonesia memburuk dibandingkan tiga bulan sebelumnya.

Bahkan, tujuh di antaranya menilai situasi ekonomi jauh lebih buruk, sementara 11 ahli menilai stagnan. Hanya satu ahli yang optimis melihat perbaikan kondisi ekonomi.

“Dengan interval kepercayaan rata-rata sebesar 7,71 poin, hasil survei ini menunjukkan pandangan yang umumnya pesimis terhadap kondisi ekonomi Indonesia,” ucap laporan LPEM UI, dikutip Rabu 19 Maret 2025.

Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Lesu

Mayoritas responden, yakni 23 ahli, memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang akan lebih rendah dari angka saat ini. Meski demikian, tidak ada yang memprediksi kontraksi besar-besaran.

Sebanyak enam pakar optimistis masih ada pertumbuhan, sementara sisanya memperkirakan kondisi stagnan atau sedikit memburuk.

Tekanan Inflasi dan Pasar Tenaga Kerja Memburuk

Survei juga menunjukkan mayoritas pakar memperkirakan tekanan inflasi tidak banyak berubah atau bahkan lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Sebanyak 9 dari 42 pakar menilai tekanan inflasi meningkat, sementara hanya 2 ahli yang melihat inflasi jauh lebih rendah.

Kondisi pasar tenaga kerja pun dinilai lebih buruk. Sembilan pakar menilai situasi tenaga kerja jauh lebih buruk, 13 pakar menyatakan stagnan, dan hanya satu yang menilai lebih baik. Bahkan, 14 dari 42 ahli memperkirakan kondisi pasar tenaga kerja akan terus memburuk dalam beberapa bulan mendatang.

“Situasi pasar tenaga kerja yang diharapkan masih belum memberikan rasa percaya diri bagi para pencari kerja,” ujar laporan LPEM UI.

Lingkungan Bisnis dan Efektivitas Kebijakan Dipertanyakan

Sebanyak 17 pakar memperkirakan lingkungan bisnis akan memburuk, dengan enam ahli memprediksi situasi akan jauh lebih buruk. Tiga belas pakar menilai lingkungan bisnis tidak akan berubah, dan hanya lima pakar yang optimis akan membaik.

Mayoritas responden juga menilai kebijakan fiskal tidak efektif. Sebanyak 28 persen menyatakan kebijakan tersebut sangat tidak efektif, sementara 60 persen menilai sedikit tidak efektif. Terkait kebijakan moneter, 38 persen pakar menilai kebijakan tersebut tidak berdampak signifikan, dan 31 persen menilai hanya sedikit efektif.

“Nilai rata-rata netral sebesar 0,00 menunjukkan pandangan yang seimbang, bukan kecenderungan kuat ke arah efektivitas atau ketidakefektifan,” kata laporan LPEM UI.

Stabilitas Politik dan Korupsi Jadi Sorotan

Selain ekonomi, survei ini juga menyoroti stabilitas politik dan isu korupsi. Sebanyak 28 dari 42 pakar merasakan kemunduran dalam stabilitas politik, dengan 12 di antaranya menilai kemunduran itu signifikan. Tak ada satu pun responden yang melaporkan adanya perbaikan.

“Tidak ada responden yang melaporkan adanya perbaikan, yang mencerminkan kekhawatiran yang ada atas menurunnya stabilitas,” tutur laporan LPEM UI.

Di sisi lain, masalah korupsi pun menjadi sorotan. Sebanyak 24 ahli menilai korupsi memburuk, 9 ahli melihat sedikit perbaikan, sementara 15 pakar menilai perbaikan signifikan. Namun, mayoritas tetap menilai korupsi stagnan atau memburuk.

Kebijakan 100 Hari Pemerintahan Baru Tidak Efektif

Survei ini juga mengamati persepsi publik terkait arah kebijakan ekonomi dalam 100 hari pertama pemerintahan Prabowo-Gibran. Hasilnya, mayoritas pakar menilai kebijakan ekonomi tersebut gagal memberi dampak positif.

“Dari 42 responden, 36 orang memandang kebijakan ekonomi secara negatif — 21 menilai tidak efektif, 15 sangat tidak efektif — sementara hanya dua orang yang melihat sedikit efektivitas dan empat orang tetap netral,” kata laporan LPEM UI.

Tidak ada satu pun responden yang menilai kebijakan ekonomi sangat efektif. Hal ini mencerminkan skeptisisme yang luas terhadap pemerintahan baru.

Arah Ekonomi Indonesia Diperlukan Perbaikan Serius

Dengan hasil survei ini, terlihat jelas bahwa mayoritas pakar ekonomi memandang prospek ekonomi Indonesia kurang cerah dalam waktu dekat. Persepsi negatif terhadap efektivitas kebijakan fiskal, moneter, pasar tenaga kerja, dan stabilitas politik menjadi tantangan besar yang perlu diatasi.

Pemerintahan baru diharapkan mampu merespons pesimisme ini dengan kebijakan yang lebih efektif, inovatif, dan berorientasi pada pemulihan ekonomi nasional demi mengembalikan kepercayaan publik dan investor.

“Perlu ada langkah nyata untuk memperbaiki arah ekonomi agar optimisme bisa kembali tumbuh,” ucap laporan LPEM UI.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Merangkum Semua Peristiwa