Jakarta, CNBC Indonesia – Nvidia menjadi sorotan dunia gara-gara kinerja moncer selama beberapa kuartal terakhir. Perusahaan yang sebelumnya fokus merancang chip gaming tersebut berhasil menangkap peluang emas dengan memproduksi chip AI pada waktu yang tepat.
Alhasil, Nvidia sempat menggeser posisi Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia. Saat ini, Apple kembali memimpin dan Nvidia berada di urutan kedua dengan kapitalisasi pasar US$3.399 triliun, menurut data Companies Market Cap.
CEO dan pendiri Nvidia, Jensen Huang, juga mencatat peningkatan harta yang signifikan akibat popularitas AI. Berdasarkan daftar Forbes Real-Time Billionaires, kekayaannya di atas kertas diprediksi mencapai US$117,9 miliar atau setara Rp 1.876 triliun.
Sosok Jensen dikenal eksentrik dengan gayanya yang khas menggunakan jaket kulit. Ia juga kerap melontarkan opini-opini yang memotivasi anak muda.
Kisah hidupnya juga inspiratif. Sebelum bergelimang harta, Jensen pernah bekerja sebagai tukang cuci piring di restoran waralaba cepat saji Denny’s.
Dalam memimpin perusahaan, Jensen juga memiliki pendekatan tak biasa untuk menciptakan iklim kerja ideal. Tak seperti banyak korporasi besar yang memiliki sistem hierarki, Jensen menilai semua opini karyawan dari berbagai level penting untuk didengarkan.
Salah satu metode yang digunakan Jensen dalam memimpin Nvidia selama bertahun-tahun adalah meminta email berisi ‘5 Hal Teratas’ (Top-5 Things/T5T) dari para karyawan. Dari situ, Jensen bisa mengetahui pemikiran karyawan dari berbagai tingkat dan divisi.
Dalam Buku terbaru berjudul ‘The Nvidia Way; yang ditulis oleh penulis senior Barrons, Tae Kim, dijelaskan seperti apa konsep email T5T yang diterima Jensen setiap hari.
Email itu menjadi cara Jensen menjaga agar jajaran atas, bawah, dan tengah perusahaan tetap terhubung dan bergerak ke arah yang sama. Itu adalah bagian dari pendekatan manajemen Jensen yang disebut Kim, “tidak seperti pendekatan apa pun di perusahaan Amerika Serikat (AS).”
Dalam artikel Wall Street Journal terkait buku Kim, Jensen mengatakan email harian T5T bertujuan menghimpun informasi ujung-ke-ujung dari semua elemen di Nvidia.
Ia mengatakan opini-opini tertentu biasanya tersingkir oleh obsesi pejabat-pejabat perusahaan. Padahal, banyak opini-opini dari bawah yang bisa menjadi cikal-bakal kesuksesan Nvidia di masa depan.
“Strategi tidak berasal dari apa yang saya katakan, tetapi apa yang mereka [para karyawan] kerjakan,” kata Jensen dalam acara AI Summit 2023 yang di-quote WSJ, dikutip dari Inc, Rabu (11/12/2024).
“Jadi, sangat penting bagi saya untuk mengetahui apa yang dikerjakan semua orang,” ia menambahkan.
Email T5T itu tak seperti laporan kerja harian. Jensen membebaskan pemikiran para karyawan terkait apa saja, bisa berbentuk argumentasi atau spekulasi. Sebab, Jensen menilai bisa jadi pesan-pesan itu relevan untuk bisnis.
Lebih lanjut, Jensen juga lebih memilih menggelar diskusi terbuka di ruang konferensi, ketimbang menggelar pertemuan dalam kelompok kecil di ruang tertutup.
Saat menemukan ide besar secara kolektif, para manajemen atas bisa kembali ke ruangan mereka untuk mempertajam ide itu melalui riset dan proposal yang akan dipresentasikan beberapa hari atau minggu ke depan.
(fab/fab)