Jakarta, Beritasatu.com – Kebakaran hutan menyumbangkan emisi karbon paling tinggi di Indonesia. Menurut data Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK), jumlah emisi karbon akibat kebakaran hutan tersebut mencapai 924.853 gigaton CO2 ekuivalen.
Kepala Sub Kelompok Kerja Pengembangan Data Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Imam Setyo Hartanto mengungkapkan Indonesia memiliki cadangan gambut yang sangat besar, mencapai 57 gigaton.
“Cadangan gambut ini menjadi aset penting yang harus dijaga dengan baik untuk mencegah risiko kebakaran hutan dan gambut. Kebakaran pada lahan gambut tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga melepaskan sejumlah besar karbon ke atmosfer, yang dapat memperparah pemanasan global,” ujar Imam dalam diskusi Green Collabs di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (28/11/2024).
Menurut Imam, gambut memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon. Dikatakannya gambut memiliki kemampuan hingga 20 kali lebih besar dibandingkan dengan hutan tropis biasa dalam menyerap karbon. Oleh karena itu, perlindungan dan pengelolaan gambut yang berkelanjutan menjadi kunci penting dalam upaya mitigasi perubahan iklim.
Untuk mencegah kebakaran hutan gambut, Imam menyebutkan bahwa ada tiga langkah utama yang dilakukan. Tiga hal itu adalah rewetting, revegetasi dan revitalisasi. Upaya terpadu ini menjadi langkah strategis untuk menjaga ekosistem gambut yang kaya karbon, sekaligus mencegah dampak buruk yang ditimbulkan dari kerusakan lahan ini.
“Rewetting atau membasahi lahan gambut kuncinya di tata air. Kalau gambut kering bisa mengeluarkan Co2 dan gas-gas lain yang mudah terbakar,” ujar Imam.
Rewetting merupakan pembasahan kembali lahan gambut yang mengering untuk menjaga kelembapan dan mencegah risiko kebakaran. Rewetting bisa dilakukan dengan membangun sumur bor.
Kedua, revegetasi, yang melibatkan penanaman kembali tumbuhan di area gambut untuk memulihkan ekosistemnya. Menurut dia, setiap lahan gambut memiliki kondisi yang berbeda, sehingga jenis tanaman yang dipilih juga harus disesuaikan dengan kondisi tapak di sekitarnya. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan tanaman dapat tumbuh optimal dan mendukung keberlanjutan ekosistem gambut.
Langkah penting lainnya adalah revitalisasi, yaitu upaya untuk meningkatkan dan memberdayakan perekonomian masyarakat di sekitar lahan gambut. Revitalisasi tidak hanya membantu menjaga keberlanjutan lingkungan, tetapi juga memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal. Dengan tiga langkah tersebut Imam berharap dapat mencegah kebakaran hutan gambut