Kebakaran Hanguskan Rumah Petani di Bojonegoro, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Kebakaran Hanguskan Rumah Petani di Bojonegoro, Diduga Akibat Korsleting Listrik

Bojonegoro (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik seorang petani di Dusun Klampisan, Desa Mlinjeng, Kecamatan Sumberrejo, ludes dilalap si jago merah pada Jumat (5/9/2025) dini hari. Kebakaran yang diduga berasal dari korsleting listrik itu menimbulkan kerugian material mencapai Rp 155 juta.

Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Agus Salim, mengatakan pihaknya menerima laporan kebakaran pada pukul 03.20 WIB dari seorang pelajar bernama Rizal (19).

Usai mendapat laporan, petugas dari Pos Sumberrejo langsung bergerak menuju lokasi dua menit kemudian, pukul 03.22 WIB. “Tim tiba di Titik Konsentrasi Kebakaran (TKK) pukul 03.35 WIB setelah menempuh perjalanan sekitar 11 kilometer,” jelas Agus kepada awak media.

Dengan dikerahkan tiga unit mobil pemadam—satu unit dari Pos Sumberrejo dan masing-masing satu unit dari Pos Kedungadem dan Pos Baureno—serta sepuluh personel, api berhasil dipadamkan secara penuh pada pukul 04.43 WIB.

Rumah milik Sumari (50), seorang petani, hangus terbakar 100 persen. Bangunan berukuran 5×18 meter beserta seluruh isinya itu diperkirakan mengalami kerugian senilai Rp 150 juta. Kebakaran juga merambat dan merusak sekitar 5 persen bagian rumah tetangga milik Darto, dengan estimasi kerugian Rp 5 juta.

“Penyebab kebakaran diduga kuat akibat korsleting listrik. Pemadaman berjalan lancar dan aman terkendali,” ujar Agus menambahkan.

Meskipun menimbulkan kerugian material yang tidak sedikit, peristiwa ini berlangsung tanpa korban jiwa maupun luka-luka. Yang patut disyukuri, upaya pemadaman yang cepat dan terkoordinasi berhasil mencegah api menjalar ke rumah-rumah di sekitarnya.

Petugas berhasil menyelamatkan aset warga sekitar yang nilainya sangat signifikan, termasuk rumah dan harta benda milik Wawan (senilai ±Rp250 juta), Darto (±Rp80 juta), Yakop (±Rp250 juta), dan Ibu Surati (±Rp150 juta).

Usai memadamkan api, petugas tidak langsung beranjak. Mereka memberikan sosialisasi kepada warga setempat tentang pencegahan kebakaran, penanganan awal saat kebakaran terjadi, serta tugas dan fungsi dari Dinas Damkarmat setempat. [lus/aje]