Rumah Terbakar dan Mengungsi akibat Tawuran 5 Hari, Warga Makassar: Lapor Polisi, tapi Tak Ada Solusi
Tim Redaksi
MAKASSAR, KOMPAS.com
– Sebanyak 35 jiwa terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman setelah rumah mereka terbakar akibat tawuran antarwarga di Jalan Kandea 3, Kecamatan Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Kebakaran terjadi pada Selasa (23/9/2025) dan melibatkan lima unit rumah semi permanen yang hangus terbakar akibat serangan bom molotov saat dua kubu pemuda terlibat bentrokan.
Salah satu warga yang terkena dampak, H. Sultan (60), mengatakan bahwa ia bersama istri dan kedua anaknya kini mengungsi ke rumah kerabat.
“Sementara mengungsi dulu ke rumah keluarga. (Sekarang) sisa motor saya ambil,” ujarnya.
Sultan menjelaskan bahwa tawuran antarwarga sudah sering terjadi, namun dalam skala kecil dan cepat mereda.
Namun, beberapa hari terakhir, intensitas tawuran meningkat, bahkan melukai warga yang tidak bersalah.
“Sebelum rumahnya terbakar, sekitar pukul 14:00 Wita, tawuran skala kecil sempat terjadi melibatkan beberapa bocah dari Jalan 148 dan Jalan Layang,” tambahnya.
Ia mengaku telah menghubungi Polsek Tallo saat tawuran terjadi, namun tidak ada yang mengangkat telepon.
“Awalnya masih anak-anak yang terlibat perang. Begitu lama-lama tambah banyak,” ungkap Sultan.
Pada pukul 15:00 Wita, tawuran semakin memanas, di mana massa dari kedua kubu mulai berkumpul dan saling serang dengan senjata tajam hingga bom molotov.
Sultan juga mengeluhkan lambannya respons dari pihak kepolisian terkait laporan masyarakat mengenai tawuran yang kerap terjadi.
“Dari kemarin ini, satu mobil habis (terbakar). Tapi tidak ada respons di sini Polsek. (Polisi) menonton di jembatan. Jelas ada pembiaran,” imbuhnya.
Ia berharap agar aparat dan pemerintah segera menyelesaikan konflik ini sebelum menimbulkan korban jiwa lebih banyak.
Senada dengan Sultan, Ani juga mengeluhkan dampak tawuran terhadap anak-anak di wilayah tersebut.
“Anak-anak terlambat terus pergi sekolah, karena begadang, siaga nanti ada menyerang rumah. Dulu kalau perang, datang polisi sudah aman. Sekarang solusinya tidak ada, kita melapor setiap hari, kadang saya pergi ke kantor polisi tapi tidak ada solusi,” keluhnya.
Kekesalan juga dirasakan oleh Sarifah (38), yang kehilangan dua unit motor miliknya yang digunakan untuk mencari nafkah tambahan sebagai ojek online (Ojol).
Ia menceritakan bahwa pada Senin (22/9/2025) malam, segerombolan pelaku melakukan provokasi dan merusak properti warga.
“Banyak menyerang, yang terbakar motorku sama motornya suamiku,” ujarnya.
Sarifah menduga bahwa para pelaku menggunakan bensin dan bom molotov untuk membakar motornya.
“Tidak ada orang-orang waktu membakar jadi bebas. Jualan baksonya juga ini tetangga dirusak. Kosong karena orang-orang sudah istirahat,” ungkapnya.
Aksi tawuran antarwarga di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, telah berlangsung selama kurang lebih lima hari berturut-turut, menyebabkan kerusakan pada berbagai fasilitas milik warga, termasuk dua unit motor, satu mobil, dan rumah semi permanen yang terbakar habis.
Selain itu, empat warga juga mengalami luka akibat anak panah busur yang dilontarkan oleh para pelaku tawuran tersebut.
Kapolrestabes Makassar Kombes Arya Perdana mengatakan, aksi tawuran antarwarga yang terjadi di Makassar selama empat hari terakhir diduga terorganisasi dan didanai oleh pihak tertentu.
Arya mengungkapkan bahwa para pelaku tawuran menggunakan berbagai alat yang cukup memadai, termasuk petasan senilai jutaan rupiah dan senapan angin.
“Kami petakan siapa saja aktor intelektual, karena ini tidak mungkin tidak ada yang membiayai. Petasan itu nilainya Rp 1 juta dan satu hari bisa ditembakkan sebanyak 20 kali, berarti Rp 20 juta. Senapan angin ini juga dapatnya dari mana, kami masih mendalami,” kata Arya saat dikonfirmasi pada Selasa (23/9/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Kasus: Tawuran
-
/data/photo/2025/09/24/68d2d84dc3d2b.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Rumah Terbakar dan Mengungsi akibat Tawuran 5 Hari, Warga Makassar: Lapor Polisi, tapi Tak Ada Solusi Makassar 24 September 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5359182/original/045609800_1758622614-Untitled.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tawuran Antarwarga di Makassar Dipicu Dendam Sejak 1989, Polisi Sebut Ada Aktor Intelektual
Liputan6.com, Makassar – Tawuran antarwarga yang terjadi di kawasan utara Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), kembali memanas dalam lima hari terakhir. Bentrokan yang melibatkan kelompok pemuda dari Jalan Tinumbu Lorong 148, Jalan Kandea, Jalan Lembo, dan pemuda dari Jalan Layang, Kecamatan Tallo, disebut dipicu konflik lama yang sudah berlangsung sejak 1989.
Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Arya Perdana mengungkapkan, konflik tersebut tak kunjung selesai dan terus diwariskan lintas generasi. Bahkan, sebagian besar pelaku yang terlibat masih berusia sangat muda.
“Itu ada dendam lama sejak tahun 1989. Yang terlibat sekarang ini rata-rata di bawah umur, ada yang 14, 13, bahkan 12 tahun. Mereka tidak main-main karena menggunakan panah busur, bom molotov, petasan, bahkan ada yang memakai senapan angin,” kata Arya, Selasa (23/9/2025).
Dalam insiden terbaru, sedikitnya empat orang menjadi korban terkena panah busur. Selain itu, sejumlah kendaraan dan fasilitas warga ikut rusak. Polisi mencatat, para pelaku kerap memanfaatkan momen ketika situasi sepi dari pengawasan aparat untuk memulai bentrokan.
“Mereka melihat kondisi sepi dari polisi, lalu langsung tawuran. Kami sudah menempatkan anggota, tapi Senin malam saat kegiatan Ngopi Kamtibmas, tawuran kembali terjadi dari lorong sebelah,” jelas Arya.
Lebih jauh, Arya menegaskan, bentrokan yang terus berulang ini diduga bukan sekadar konflik spontan antarwarga. Polisi mencurigai adanya pihak yang sengaja mengorganisir bahkan membiayai aksi tersebut.
“Kami sudah petakan siapa saja aktor intelektual, karena ini tidak mungkin tidak ada yang membiayai. Petasan itu harganya Rp1 juta per buah dan dalam sehari bisa ditembakkan sampai 20 kali, berarti Rp20 juta. Senapan angin ini juga dari mana asalnya, kami masih mendalami,” bebernya.
-
/data/photo/2025/09/20/68ce81ba84a3f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Marak Tawuran Antarkampung, Forkabi: Bukan Budaya Betawi Megapolitan 20 September 2025
Marak Tawuran Antarkampung, Forkabi: Bukan Budaya Betawi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Organisasi masyarakat Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) menyebut maraknya tawuran antarkampung di Jakarta bukan budaya Betawi.
Sekretaris Jenderal DPP Forkabi, Syarif Hidayatullah menyayangkan masih banyak anak muda yang kerap menyalurkan energinya melalui cara-cara yang negatif seperti tawuran.
“Tawuran itu bukan tradisi kaum Betawi. Kaum Betawi itu adalah bangsa yang toleran, suku bangsa yang toleran. Kita ini rukun, damai,” kata Syarif kepada wartawan usai acara Deklarasi Jaga Kampung, Sabtu (20/9/2025).
Tawuran antarkampung yang baru saja terjadi beberapa hari lalu di kawasan Jatipulo, Palmerah, Jakarta Barat pada Selasa (16/9/2025) lalu dan turut merugikan warga.
Menurutnya, apabila mempunyai masalah, maka sesama warga Jakarta harus diselesaikan melalui dialog dan bertukar pikiran, bukan kekerasan.
“Menurut saya, supaya anak Betawi makin maju, budaya bertoleransi, membangun keakraban sosial adalah sesuatu hal yang mesti kita bangun dalam tatanan kita bernegara dan berbangsa,” ujar Syarif.
Sementara itu, Ketua Umum DPP Forkabi, Abdul Ghoni menyebut, Forkabi akan ikut mengaktifkan kembali sistem keamanan keliling (Siskamling) sesuai arahan pemerintah.
“Kita akan laksanakan itu (Siskamling) sebagai cara anak Betawi untuk menjaga kampung dari kerusuhan. Dalam artian anak Betawi bisa ambil bagian menjaga kampungnya sendiri,” kata Ghoni.
Nantinya, kegiatan Siskamling itu juga disebut akan digerakkan untuk menjaga kerukunan kampung dan meminimalisir potensi terjadinya bentrokan tawuran antar kampung di Jakarta.
Sebelumnya diberitakan, Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi) menggelar deklarasi gerakan bertajuk “Jaga Kampung” di Slipi, Jakarta Barat pada Sabtu (20/9/2025) siang.
Deklarasi itu disebut sebagai langkah anak Betawi asli untuk menjaga keamanan Jakarta dari tindak kerusuhan usai gelombang demonstrasi pada Agustus 2025 lalu.
Abdul Ghoni, mengajak anak Betawi—baik yang tergabung dalam Forkabi maupun tidak, untuk turut aktif menjaga kampungnya agar kerusuhan beberapa pekan lalu tak terulang kembali.
“Deklarasi Jaga Kampung ini suara anak Betawi, kami tidak mau lagi terulang seperti beberapa minggu yang lalu. Terjadinya kerusuhan yang begitu masif, ya di kampung kita,” kata Ghoni kepada wartawan, Sabtu.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/07/30/6889fc04418e7.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
12 Remaja Tawuran di Pesanggrahan Ditangkap, Polisi Imbau Orangtua Awasi Anak Megapolitan 17 September 2025
12 Remaja Tawuran di Pesanggrahan Ditangkap, Polisi Imbau Orangtua Awasi Anak
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly meminta para orang tua meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka menyusul kasus tawuran remaja di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Sebanyak 12 remaja ditangkap setelah terlibat tawuran di dua kelurahan pada Minggu (14/9/2025) subuh.
Dari rekaman CCTV yang diterima polisi, remaja dari tiga sekolah di Pesanggrahan itu terlihat saling berkejaran di kawasan RW 9 Petukangan Utara dan RW 8 Ulujami.
Dalam rekaman tersebut, sejumlah remaja tampak membawa senjata tajam, seperti celurit, stik golf, hingga pelat besi. Mereka juga saling melontarkan umpatan kasar sambil berlari.
Nicolas menjelaskan, tawuran ini dipicu oleh ajakan sejumlah anak melalui media sosial. Karena itu, ia menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi aktivitas anak remaja.
“Jangan terlarut menghakimi anak. Harus orang tua yang mengoreksi diri. Kenapa bisa begini, anak-anak ini remaja yang mau semua dicoba. Itu butuh pengawasan orang tua,” kata Nicolas saat sosialisasi di Kantor Lurah Petukangan Utara, Rabu (17/9/2025).
Secara hukum, kata Nicolas, para pelaku seharusnya dijatuhi hukuman penjara. Namun, dengan mempertimbangkan faktor usia, polisi memilih langkah pembinaan.
“Jadi memang kemarin mereka sedang melakukan tawuran. Karena masih di bawah umur, maka dilakukan pembinaan di Polsek Pesanggrahan,” ujar Nicolas kepada wartawan.
Ke-12 remaja tersebut sempat dibina selama empat hari di Mapolsek Pesanggrahan sebelum akhirnya dikembalikan ke keluarga masing-masing.
Di hadapan guru dan orang tua, para remaja mendapat nasihat langsung dari Kapolres. Mereka hanya bisa kembali ke rumah setelah menandatangani surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatannya.
“Hari ini kami kembalikan kepada orang tuanya, disertai mereka membuat surat pernyataan tidak mengulangi perbuatannya,” kata Nicolas.
Selain faktor usia, pertimbangan lain yang melatarbelakangi pemulangan mereka adalah keterbatasan fasilitas. Baik Mapolsek Pesanggrahan maupun Mapolres Jakarta Selatan tidak memiliki ruang tahanan khusus anak.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5352000/original/048752300_1758089833-Untitled.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polisi Tangkap 5 Pelaku Tawuran Maut di Medan, Senjata yang Disita Mengerikan
Liputan6.com, Medan – Tim Gabungan Polres Pelabuhan Belawan bersama Brimob Polda Sumut yang diperbantukan ke Polres Pelabuhan Belawan, berhasil melakukan penangkapan terhadap lima pemuda terduga pelaku aksi tawuran maut yang terjadi di Medan pada Minggu (7/9/2025) silam.
Kelima pelaku yang ditangkap masing-masing berinisial RM (18), APP (20), RS (23), ACP (19), dan HN (20).
Plt. Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Wahyudi Rahman, melalui Kabag Ops Kompol Jan Piter Napitupulu, menjelaskan penangkapan dilakukan dalam dua tahap.
Pada Selasa (16/9/2025) sekitar pukul 22.00 WIB, Unit Pidum Sat Reskrim berhasil mengamankan tiga terduga pelaku yaitu RM, AP, dan RS di Kelurahan Tanah 600 Marelan.
Selanjutnya, dari hasil interogasi, tim melakukan pengembangan pada pukul 00.30 WIB di Jalan Selebes, Belawan, dan bersama personel Brimob berhasil menangkap 2 pelaku lainnya yakni ACP dan HN.
Dari penangkapan tersebut, petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa 7 senjata tajam berupa kelewang, 4 pelontar panah, dan 6 anak panah beracun yang diduga digunakan saat aksi tawuran berlangsung.
“Barang bukti ini memperkuat dugaan keterlibatan para pelaku dalam aksi tawuran maut tersebut,” jelasnya, Rabu (17/9/2025).
Kompol Jan Piter menambahkan, saat ini kelima pelaku masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui peran masing-masing.
“Apabila terbukti melakukan tindak pidana, maka kasus ini akan dilanjutkan ke proses penyidikan sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat agar bersama-sama menjaga situasi kamtibmas agar tetap aman dan kondusif. Pihaknya berharap dukungan penuh dari masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi.
“Hindari aksi kekerasan, dan segera melaporkan jika mengetahui adanya potensi tawuran atau gangguan kamtibmas lainnya. Dengan kebersamaan, kita bisa menjaga Belawan tetap aman,” pungkasnya.
-

Ada Festival Dayung di KBT Duren Sawit
Jakarta (ANTARA) – Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (Fasta) DKI Jakarta menggelar Festival Dayung di Kanal Banjir Timur (KBT) Duren Sawit, Jakarta Timur, yang diikuti oleh 280 Siswa Pencinta Alam (Sispala) dari 36 sekolah di lima wilayah Jakarta pada Sabtu.
“Festival Dayung Sispala DKI Jakarta ini akan berlangsung hari ini hingga Minggu (14/9). Hari ini dilakukan acara pembukaan dan ‘coaching clinic’ dan besok untuk perlombaan,” kata Ketua Fasta Jakarta Adjie Rimbawan saat pembukaan kegiatan itu.
Yerdapat lima kategori lomba dalam festival dayung ini. Yakni, Kayak Putra, Kayak Putri, Pitkano Putra, Pitkano Putri dan Dayung beregu. “Untuk lomba menempuh jarak 200 sampai 350 meter sesuai kategorinya,” ujarnya.
Adjie berharap kegiatan ini dapat mendukung pembinaan untuk mencari bibit-bibit atlet di cabang olahraga dayung atau arung jeram.
“Selain itu, kita juga ingin agar KBT ini menjadi ikon destinasi wisata dengan banyak aktivasi kegiatan positif,” tuturnya.
Ketua Dewan Pembina Fasta Jakarta, Komjen Pol (Purn) Boy Rafli Amar menekankan pentingnya kegiatan seperti ini dalam membangun karakter generasi muda.
“Ini adalah tanggung jawab kita bersama. Kita tidak bisa membiarkan generasi muda disorientasi terhadap alam dan lingkungannya. Melalui kegiatan ini, kita siapkan mereka menjadi pemimpin masa depan dengan karakter cinta tanah air dan cinta alam,” katanya.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Dapil DKI Jakarta, Dailami Firdaus yang hadir sebagai Penasihat Sispala Jakarta juga menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah daerah dengan komunitas pemuda.
Kegiatan seperti lomba dayung ini sangat positif. Selain promosi BKT sebagai destinasi juga menciptakan suasana kondusif di masyarakat.
“Kami di DPD tentu siap mendukung dan berkolaborasi dengan pemkot, khususnya bersama Wali Kota Jakarta Timur,” katanya.
Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (Fasta) DKI Jakarta Adjie Rimbawan saat memberikan keterangan di sela-sela kegiatan Festival Dayung yang digelar di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT) Duren Sawit, Jakarta Timur, Sabtu (13/9/2025). Festival dayung itu diikuti oleh 280 Siswa Pencinta Alam (Sispala) dari 36 sekolah di lima wilayah Jakarta. ANTARA/HO-Fasta DKI Jakarta
Wali Kota Jakarta Timur Munjirin mendukung kegiatan festival dayung tersebut. Dia pun menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Fasta dan Sispala DKI Jakarta yang sudah mengadakan kegiatan positif di KBT.
“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bahwa BKT telah dipilih menjadi lokasi Festival Dayung ini. Saya mohon festival ini dibuat kalender rutin, tidak hanya tahun ini saja,” ujarnya.
Ia juga berharap dengan peserta pelajar dari usia Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat dapat menanamkan sejak dini kecintaan terhadap lingkungan.
“Kalau sejak usia muda sudah diterapkan cinta kepada alam, cinta kepada tanah air, saya yakin semuanya ke depan akan lebih baik dalam menata kepemudaan agar mereka tidak terjerumus dalam perilaku negatif, termasuk tawuran dan narkoba,” katanya.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/13/68c53ac21b7ca.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Walkot Jaktim Usul Festival Dayung Sispala di KBT Jadi Agenda Tahunan Megapolitan 13 September 2025
Walkot Jaktim Usul Festival Dayung Sispala di KBT Jadi Agenda Tahunan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Wali Kota Jakarta Timur Munjirin mengusulkan agar Festival Dayung Siswa Pencinta Alam (Sispala) yang digelar di Banjir Kanal Timur (BKT) dijadikan agenda tahunan.
Usulan ini ia sampaikan sebagai bentuk apresiasi kepada Forum Alumni Siswa Pecinta Alam (FASTA) dan Sispala Jakarta yang telah memanfaatkan BKT untuk kegiatan positif.
“Saya ucapkan terima kasih bahwa BKT telah dipilih menjadi lokasi Festival Dayung ini. Saya mohon festival ini dibuat kalender rutin, tidak hanya tahun ini saja,” kata Munjirin dalam keterangannya, Sabtu (13/9/2025).
Munjirin berharap, kegiatan ini bisa menumbuhkan rasa cinta lingkungan di kalangan pelajar SMA dan sederajat.
“Kalau sejak usia muda sudah diterapkan cinta kepada alam, cinta kepada Tanah Air, saya yakin semuanya ke depan akan lebih baik,” ucapnya.
Ia juga menilai Festival Dayung mampu menjadi wadah alternatif bagi siswa agar terhindar dari perilaku negatif seperti tawuran maupun penyalahgunaan narkoba.
Ajang ini berlangsung pada Sabtu (13/9/2025) dan Minggu (14/9/2025).
Festival mempertandingkan lima kategori lomba, yakni Kayak Putra, Kayak Putri, Pitkano Putra, Pitkano Putri, dan Dayung Beregu.
“Untuk lomba menempuh jarak 200 sampai 350 meter sesuai kategorinya,” ujar Adjie.
Adjie berharap Festival Dayung tidak hanya membina pelajar, tetapi juga menjaring bibit atlet baru di cabang olahraga dayung maupun arung jeram.
“Selain itu, kita juga ingin agar KBT ini menjadi ikon destinasi wisata dengan banyak aktivitas kegiatan positif,” tegasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
-

Satlantas Polres Tuban Amankan 65 Kendaraan Berknalpot Brong
Tuban (beritajatim.com) – Satlantas Polres Tuban kembali melakukan razia kendaraan bermotor di wilayah hukumnya. Dari operasi yang digelar beberapa hari terakhir, sebanyak 65 kendaraan berhasil diamankan lantaran melakukan pelanggaran lalu lintas.
Mayoritas pelanggaran tersebut didominasi oleh penggunaan knalpot brong yang kerap menimbulkan keresahan masyarakat di Kabupaten Tuban. Wakapolres Tuban, Kompol Achmad Robial menegaskan bahwa operasi ini merupakan bagian dari upaya menciptakan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas).
“Dari 65 kendaraan bermotor, mayoritas kendaraan yang diamankan menggunakan knalpot brong saat tengah malam,” ujar Wakapolres Tuban, Senin (8/9/2025).
Penindakan ini dilakukan melalui patroli skala besar serta operasi mandiri sejak 1 hingga 7 September 2025. Hal tersebut merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat, baik melalui media sosial maupun call center 110.
“Selain itu juga adanya laporan dari masyarakat melalui call center 110 yang mengeluhkan adanya konvoi knalpot brong, sehingga masyarakat terganggu,” imbuhnya.
Kendaraan yang terjaring razia dikenakan tilang dan akan diamankan di Polres Tuban selama dua bulan. Pemilik kendaraan yang ingin mengambil kembali motornya diwajibkan melengkapi kelengkapan sesuai standar.
Ia juga mengimbau agar masyarakat selalu mematuhi aturan berlalu lintas serta tidak ragu untuk melapor apabila terjadi gangguan di lingkungan sekitar.
“Memang yang diamankan ini khawatirnya digunakan untuk melakukan aksi balap liar dan juga terindikasi adanya rencana tawuran antar kelompok pemuda, sehingga kami mengimbau bijaklah berkendara. Kami selalu siap menindaklanjuti setiap keluhan masyarakat,” pungkasnya. [dya/suf]

