Kasus: Tawuran

  • Kesaksian Satpam Soal Insiden Siswa di Semarang Ditembak Polisi, Alasan Tawuran Gangster: Tidak Ada

    Kesaksian Satpam Soal Insiden Siswa di Semarang Ditembak Polisi, Alasan Tawuran Gangster: Tidak Ada

    TRIBUNJATIM.COM – Keterangan satpam perumahan soal Siswa di Semarang Tewas Ditembak Polisi berbeda dengan klaim dari polisi.

    Kabarnya penembakan tersebut karena adanya tawuran gangster.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar membenarkan bahwa seorang anggota polisi terlibat dalam insiden penembakan terhadap seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16).

    Korban diketahui tertembak di bagian pinggul, namun kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan rincian kasus tersebut.

    “Kami sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit. Tampaknya memang ada luka tembak,” ujar Irwan saat ditemui di Mapolrestabes Semarang pada Senin (25/11/2024) malam.

    Irwan menyatakan bahwa korban diduga merupakan anggota kelompok gangster “Pojok Tanggul” yang terlibat bentrokan dengan gangster “Seroja.”

    Tawuran itu terjadi di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Menurut Irwan, saat tawuran berlangsung, seorang anggota penyidik Polrestabes Semarang kebetulan melintas saat hendak pulang ke rumah.

    Anggota polisi tersebut mencoba melerai bentrokan namun justru mendapatkan serangan.

    “Saat anggota melintas, melihat dua kelompok tawuran, ia mencoba melerai. Namun, anggota itu malah diserang hingga akhirnya mengambil tindakan tegas,” terang Irwan.

    Kapolrestabes menyatakan bahwa anggota polisi yang terlibat penembakan telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Anggota tersebut sudah diamankan. Perannya dalam insiden ini sedang diperiksa oleh Paminal,” jelasnya.

    Korban sendiri sempat dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

    Pelajar SMK Semarang, GRO (16), meninggal akibat luka tembak. (Istimewa via Tribun Jateng)

    Uniknya, pihak yang membawa korban ke rumah sakit ternyata adalah lawan tawurannya dan anggota polisi yang terlibat.

    “Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10 pagi. Hal ini karena yang membawanya ke rumah sakit adalah lawan tawurannya,” tambah Irwan.

    Namun, klaim polisi soal lokasi tawuran di Perumahan Paramount dibantah oleh salah satu satpam di kawasan tersebut.

    “Tidak ada tawuran di sini. Rekan saya yang bertugas malam juga memastikan tidak ada kejadian seperti itu. Kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan namanya.

    Pihak sekolah juga membantah dugaan bahwa korban merupakan anggota gangster.

    Staf kesiswaan SMKN 4 Semarang, Nanang Agus B, menyatakan bahwa korban dikenal sebagai siswa berprestasi.

    “Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi dari rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi. Jadi, kesimpulan kami, kecil kemungkinan dia terlibat gangster,” terangnya.

    Kesaksian Satpam

    Klaim polisi bahwa kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, menjadi lokasi tawuran antara gangster Pojok Tanggul dan Seroja bertolak belakang dengan keterangan satpam perumahan.

    “Teman saya yang jaga malam memastikan tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan),” ujar seorang satpam yang enggan disebutkan identitasnya, Senin (25/11/2024).

    Kasus ini mencuat setelah pelajar SMK N 4 berinisial GRO (16) tertembak di bagian pinggul oleh seorang anggota polisi pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebutkan anggota polisi yang melintas mencoba melerai tawuran, tetapi malah diserang sehingga mengambil tindakan tegas dengan menembak korban.

    “Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas,” kata Irwan di Mapolrestabes Semarang.

    Namun, pihak sekolah korban juga meragukan tuduhan polisi yang menyebut korban sebagai anggota gangster.

    “Rekam jejak korban baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster, kesimpulan kami ya tidak,” ujar Nanang Agus B, staf kesiswaan SMK N 4 Semarang.

    Korban sempat dibawa ke RSUP Kariadi oleh anggota polisi dan lawan tawurannya.Hingga saat ini, hasil visum dan pemeriksaan Paminal Propam terhadap anggota yang terlibat masih ditunggu untuk mengungkap kebenaran.

    “Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal,” kata Irwan.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Siswa SMK di Semarang Tewas Ditembak Polisi, Begini Penjelasan Kapolrestabes
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        25 November 2024

    Siswa SMK di Semarang Tewas Ditembak Polisi, Begini Penjelasan Kapolrestabes Regional 25 November 2024

    Siswa SMK di Semarang Tewas Ditembak Polisi, Begini Penjelasan Kapolrestabes
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Siswa SMK Negeri
    anggota Paskibra
    di Semarang berinisial GR (17) disebut terlibat tawuran antarkelompok hingga berakhir meninggal tertembak saat dilerai polisi pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.
    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengungkapkan peristiwa itu terjadi di sekitar jalan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu.
    Irwan mengatakan semula terjadi tawuran antara geng Tanggul Pojok melawan geng Seroja.
    Korban penembakan merupakan anggota geng Tanggul Pojok.
    Dia menyebutkan, para remaja melawan polisi saat dilerai hingga akhirnya dilakukan tindakan tegas berupa tembakan kepada gengster tersebut.
    “Saat kedua kelompok gangster ini melakukan tawuran, muncul anggota polisi. Kemudian dilakukan upaya untuk melerai. Namun, ternyata anggota polisi informasinya diserang, sehingga dilakukan tindakan tegas,” ujar Irwan saat diwawancarai di markasnya, Senin (25/11/2024) malam.
    Dia membeberkan korban terkena tembakan di bagian pinggul. Lalu anggota gengster lawan membantu melarikan korban ke RSUP Kariadi Semarang bersama polisi.
    “Yang tertembak itu korban terkena pinggulnya. Ketika dibawa ke rumah sakit ini yang menolong justru dari kelompok lawannya, kelompok Saroja, plus yang anggota kita ini yang membawa ke RSUP Kariadi,” lanjut dia.
    Oleh karena itu berita duka baru diberitahukan kepada keluarga korban di keesokan harinya lantaran identitas baru diketahui.
    “Makanya sampai malam, sampai jam 10.00 pagi kan belum diketahui identitasnya, dari kelompok Seroja juga ndak mengenali,” imbuh Irwan.
    Dia menyebut korban membawa sajam saat kejadian, tapi saat ini barang bukti tersebut telah diamankan polisi.
    Sementara itu dia juga masih mendalami penyebab kematian korban dengan menunggu hasil visum dari rumah sakit.
    “Nanti saya masih menunggu hasil visum dari rumah sakit, tapi sepertinya ada luka tembak,” ungkap dia.
    Informasinya yang dia peroleh, saat peristiwa terjadi pukul 01.00 WIB dini hari, anggotanya dalam perjalanan pulang ke rumah melintasi jalanan di depan perumahan paramount.
    Saat melihat tawuran anggotanya mencoba melerai. Namun anak buahnya itu harus menembakkan peluru kepada korban. Kini polisi tersebut juga tengah diselidiki perannya.
    “Terkait dengan peran anggota ini sedang dilakukan pendalaman oleh paminal,” ujar dia.
    Lebih lanjut, dia menyampaikan di waktu yang sama terjadi tawuran di Gamyamsari dan Semarang Utara.
    Kini polisi mengamankan 2 remaja dari tawuran Gayamsari dan 4 remaja dari tawuran Semarang Barat yang menewaskan seorang korban.
    “Total 6 di hari yang sama. Polisi masih mendalami peristiwa ini saat ini sedang kita dalami, kita ungkap siapa-siapa saja yang saja yang terlibat,” tandas dia.
    Sebelumnya diberitakan, Pelajar SMK Negeri 4 Semarang berinisial GR (17) yang merupakan
    anggota paskibra
    dikabarkan meninggal usai mendapat luka tembakan di tubuhnya.
    Kerabat GR, yang bernama Umi S menyebut keluarga korban baru mendapat kabar mengejutkan dari Polrestabes Semarang saat dia hendak mengikuti kegiatan pengajian pada pukul 12.30 WIB, Minggu (24/11/2024).
    Umi dan keluarga diminta menjemput jasad korban di RSUP Kariadi Semarang. Dia membenarkan bila GR meninggal akibat luka tembakan. Namun dia belum mengetahui pasti pelaku penembakan terhadap korban dan kronologinya.
    “Betul (karena luka tembak). Tahu tahu meninggal, saya bingung sendiri. Dari Polrestabes beritanya, kurang jelas itu (kronologinya), tolong dibantu. Ini masih berduka. Dari keluarga belum tahu pastinya seperti apa. (Jasad) dibawa ke rumah oleh keluarga, kita jemput dari Rumah Sakit Kariadi,” ujar Umi melalui sambungan telepon, Senin (25/11/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • AKBP Yogen Heroes Baruno Minta Jajarannya Fokus Amankan TPS Saat Pilkada Serentak 2024

    AKBP Yogen Heroes Baruno Minta Jajarannya Fokus Amankan TPS Saat Pilkada Serentak 2024

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – AKBP Yogen Heroes Baruno, mantan Kapolsek Setiabudi yang kini menjabat sebagai Kapolres Pematangsiantar, meminta anggotanya yang bertugas mengamankan Pilkada Serentak 2024 untuk menjalankannya dengan penuh tanggung jawab.

    Yogen mengimbau jajarannya untuk benar-benar serius dan fokus saat mengamankan tempat pemungutan suara (TPS).

    “Saya mengimbau kepada seluruh jajaran anggota Polres Pematangsiantar untuk melakukan pengawasan dan pengamanan di setiap TPS dengan baik dan fokus,” kata Yogen, Senin (25/11/2024).

    Yogen juga mewanti-wanti kepada masing-masing personel agar memahami tugas dan tanggungjawab yang diemban. 

    Selain itu, ia juga mengingatkan terkait pemahaman pola pengamanan di lokasi TPS. Hal itu supaya proses pemungutan dan penghitungan suara bisa berjalan lancar.

    “Saya berharap agar proses pemungutan suara pada Rabu lusa bisa aman dan terkendali tanpa adanya kendala dari pihak-pihak atau oknum yang tidak bertanggung jawab,” ujar Kapolres.

    Di sisi lain, ia mengajak masyarakat untuk datang ke TPS dan menggunakan hak pilihnya.

    “Semoga pemungutan dan penghitungan suara di wilayah Pematangsiantar senantiasa dalam keadaan aman dan terkendali dan berjalan dengan baik. Dan untuk seluruh masyarakat, ayo hadir ke TPS untuk melaksanakan hak pilihnya,” ucap Yogen.

    Saat menjabat sebagai Kapolsek Setiabudi, Jakarta Selatan, Yogen juga sempat mengamankan tiga pelaku tawuran maut yang menewaskan satu orang pada 12 Desember 2020.

    Dalam penanganan Covid-19, Yogen pernah membentuk dua Kampung Tangguh Jaya di Kecamatan Setiabudi untuk lebih meningkatkan sinergitas 3 pilar (TNI-Polri dan Pemerintah) dalam upaya kerja keras mencegah penyebaran Virus Covid-19 di lingkungan warga. 

    Sementara itu, Kasat Intelkam Polres Pematangsiantar Iptu Elga Elite R Satria juga mengajak seluruh masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) jelang hari pencoblosan.

    “Kami berharap persatuan dan kesatuan tetap terjaga. Jangan jadikan momen Pilkada untuk memecah belah persaudaraan. Karena kita semua saudara walaupun berbeda pilihan,” kata Iptu Elga.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Satpam Bantah Tawuran Gangster di TKP Polisi Tembak 3 Pelajar Semarang, Siapa yang Benar?

    Satpam Bantah Tawuran Gangster di TKP Polisi Tembak 3 Pelajar Semarang, Siapa yang Benar?

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Klaim polisi bahwa kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, menjadi lokasi tawuran antara gangster Pojok Tanggul dan Seroja bertolak belakang dengan keterangan satpam perumahan.

    “Teman saya yang jaga malam memastikan tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan),” ujar seorang satpam yang enggan disebutkan identitasnya, Senin (25/11/2024).

    Kasus ini mencuat setelah pelajar SMK N 4 berinisial GRO (16) tertembak di bagian pinggul oleh seorang anggota polisi pada Minggu (24/11/2024) dini hari.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar menyebutkan anggota polisi yang melintas mencoba melerai tawuran, tetapi malah diserang sehingga mengambil tindakan tegas dengan menembak korban.

    “Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas,” kata Irwan di Mapolrestabes Semarang.

    Namun, pihak sekolah korban juga meragukan tuduhan polisi yang menyebut korban sebagai anggota gangster.

    “Rekam jejak korban baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster, kesimpulan kami ya tidak,” ujar Nanang Agus B, staf kesiswaan SMK N 4 Semarang.

    Korban sempat dibawa ke RSUP Kariadi oleh anggota polisi dan lawan tawurannya.

    Hingga saat ini, hasil visum dan pemeriksaan Paminal Propam terhadap anggota yang terlibat masih ditunggu untuk mengungkap kebenaran.

    “Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal,” kata Irwan.

  • WOW! Polisi Tembak 3 Pelajar di Semarang, Para Korban Justru Ditolong oleh Musuh Tawuran?

    WOW! Polisi Tembak 3 Pelajar di Semarang, Para Korban Justru Ditolong oleh Musuh Tawuran?

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Korban penembakan polisi dalam kasus dugaan tawuran di Semarang, pelajar SMK N 4 bernama  Gamma Rizkynata Oktafandy (16), dibawa ke RSUP Kariadi oleh lawan tawurannya.

    Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengungkapkan korban tertembak di bagian pinggul saat kejadian di kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) dini hari.

    “Korban dibawa ke rumah sakit oleh lawan tawurannya dan anggota polisi,” ujar Irwan di Mapolrestabes Semarang, Senin (25/11/2024) malam.

    lihat foto
    Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban.

    Menurut Irwan, saat melintas di lokasi, anggota polisi melihat tawuran dua kelompok remaja, yakni gangster Pojok Tanggul dan Seroja.

    Ia mengklaim anggotanya berusaha melerai namun diserang, sehingga mengambil tindakan tegas dengan menembak.

    “Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas,” katanya.

    Namun, klaim tawuran ini dibantah oleh satpam Perumahan Paramount yang menyebut tidak ada kejadian seperti itu.

    Pihak sekolah juga meragukan tuduhan bahwa korban adalah anggota gangster.

    Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B, menyebut rekam jejak korban baik dan berprestasi.

    “Rekam jejak mereka baik dan berprestasi,” katanya.

    Sementara itu, anggota polisi yang terlibat telah diamankan oleh Paminal Propam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal,” ungkap Irwan.

  • BREAKING NEWS: Polisi Akui Tembak Mati Pelajar di Semarang, Alasan Tawuran Gangster

    BREAKING NEWS: Polisi Akui Tembak Mati Pelajar di Semarang, Alasan Tawuran Gangster

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar membenarkan bahwa seorang anggota polisi terlibat dalam insiden penembakan terhadap seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16).

    Korban diketahui tertembak di bagian pinggul, namun kepolisian masih menunggu hasil visum untuk memastikan rincian kasus tersebut.

    “Kami sedang menunggu hasil visum dari rumah sakit. Tampaknya memang ada luka tembak,” ujar Irwan saat ditemui di Mapolrestabes Semarang pada Senin (25/11/2024) malam.

    lihat foto
    Poster ucapakan duka dari teman-teman paskibra korban.

    Irwan menyatakan bahwa korban diduga merupakan anggota kelompok gangster “Pojok Tanggul” yang terlibat bentrokan dengan gangster “Seroja.”

    Tawuran itu terjadi di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, pada Minggu (24/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Menurut Irwan, saat tawuran berlangsung, seorang anggota penyidik Polrestabes Semarang kebetulan melintas saat hendak pulang ke rumah.

    Anggota polisi tersebut mencoba melerai bentrokan namun justru mendapatkan serangan.

    “Saat anggota melintas, melihat dua kelompok tawuran, ia mencoba melerai. Namun, anggota itu malah diserang hingga akhirnya mengambil tindakan tegas,” terang Irwan.

    Kapolrestabes menyatakan bahwa anggota polisi yang terlibat penembakan telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    “Anggota tersebut sudah diamankan. Perannya dalam insiden ini sedang diperiksa oleh Paminal,” jelasnya.

    Korban sendiri sempat dilarikan ke RSUP Kariadi Semarang.

    Uniknya, pihak yang membawa korban ke rumah sakit ternyata adalah lawan tawurannya dan anggota polisi yang terlibat.

    “Identitas korban baru diketahui sekitar pukul 10 pagi. Hal ini karena yang membawanya ke rumah sakit adalah lawan tawurannya,” tambah Irwan.

    Namun, klaim polisi soal lokasi tawuran di Perumahan Paramount dibantah oleh salah satu satpam di kawasan tersebut.

    “Tidak ada tawuran di sini. Rekan saya yang bertugas malam juga memastikan tidak ada kejadian seperti itu. Kalau ada tawuran, kami pasti tahu dan melapor ke atasan,” ujar satpam yang enggan disebutkan namanya.

    Pihak sekolah juga membantah dugaan bahwa korban merupakan anggota gangster.

    Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B, menyatakan bahwa korban dikenal sebagai siswa berprestasi.

    “Kalau korban tergabung dalam gangster, kami tidak tahu. Tapi dari rekam jejaknya, dia itu anak yang baik dan berprestasi. Jadi, kesimpulan kami, kecil kemungkinan dia terlibat gangster,” terangnya.

  • Keberatan Kotanya Dijuluki Kota Tawuran, Wali Kota Jaktim: Jangan karena Sedikit Orang, Seluruhnya Jadi Rusak
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2024

    Keberatan Kotanya Dijuluki Kota Tawuran, Wali Kota Jaktim: Jangan karena Sedikit Orang, Seluruhnya Jadi Rusak Megapolitan 25 November 2024

    Keberatan Kotanya Dijuluki Kota Tawuran, Wali Kota Jaktim: Jangan karena Sedikit Orang, Seluruhnya Jadi Rusak
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Wali Kota Jakarta Timur
    , M. Anwar, menyatakan keberatannya terhadap julukan “Kota
    Tawuran
    ” yang disematkan kepada kota yang dipimpinnya.
    “Saya sangat keberatan kalau juga Jakarta Timur (dijuluki) kota
    tawuran
    . Jangan karena sedikit orang, (nama) kita jadi rusak seluruhnya,” ujar Anwar usai melaksanakan deklarasi damai di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, Minggu, (24/11/2024).
    Anwar berujar, pihaknya bersama dengan polisi berkomitmen untuk meminimalisir aksi
    tawuran di Jakarta Timur
    . Salah satu langkah yang diambil adalah menggelar acara deklarasi damai antara warga Cipinang Jagal dan warga Kebon Singkong.
    Meskipun deklarasi damai ini tidak melibatkan langsung para pelaku tawuran dan hanya dihadiri oleh tokoh masyarakat serta perwakilan warga, upaya tersebut diharapkan dapat berkontribusi pada terciptanya kondusivitas keamanan di lingkungan setempat.
    “Mudah-mudahan, harapan kami sejak hari ini, ke depannya tidak ada lagi tawuran di tempat ini atau pun di tempat lainnya,” ujar Anwar
    Sebelumya diberitakan, aksi tawuran kembali terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (21/11/2024) malam.
    Tawuran itu melibatkan warga dari Cipinang Jagal dan Kebon Singkong.
    Satu orang meninggal dunia, yakni bernama Taufik Hidayat (52), warga Cipinang, Pulogadung, Jakarta Timur. Ia tewas karena terluka luka akibat lemparan batu.
    Selain itu, aksi tawuran ini juga mengakibatkan tiga orang anak di bawah umur terluka, yakni HW (15), KZA (15), dan A (15). Korban berinisial KZA diketahui terkena busur panah di leher dan dirawat di RS Persahabatan.
    Tawuran antarpemuda dari kedua kampung itu diketahui sudah pecah berkali-kali. Tawuran disebut disebabkan oleh dendam lama.
    (Penulis: Febryan Kevin Candra Kurniawan | Editor: Akhdi Martin Pratama)
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polres Jaktim Akan Ambil Tindakan Tegas jika Deklarasi Damai Dilanggar
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2024

    Polres Jaktim Akan Ambil Tindakan Tegas jika Deklarasi Damai Dilanggar Megapolitan 25 November 2024

    Polres Jaktim Akan Ambil Tindakan Tegas jika Deklarasi Damai Dilanggar
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly menegaskan bahwa pihaknya tidak akan ragu mengambil langkah hukum jika
    tawuran
    kembali terjadi setelah adanya deklarasi damai, Minggu (24/11/2024).
    “Apabila deklarasi ini masih juga dilanggar, kita akan melakukan tindakan represif dan mengenakan pasal-pasal sesuai pelanggaran yang dilakukan,” ujar Nicolas.
    Ia juga menyatakan bahwa dalam kasus tawuran, kedua pihak yang terlibat dianggap sebagai pelaku.
    “Tidak ada yang disebut korban. Kedua belah pihak yang saling serang adalah
    pelaku tawuran
    . Jika ditemukan di tempat kejadian, mereka akan ditangkap,” tegasnya.

    Peristiwa tawuran terakhir yang terjadi pada Kamis (21/11/2024) malam melibatkan warga dari Cipinang Jagal dan Kebon Singkong.
    Dalam insiden tersebut, seorang pria bernama Taufik Hidayat (52), warga Cipinang, tewas akibat luka parah karena lemparan batu.
    Selain itu, tiga remaja berusia 15 tahun, berinisial HW, KZA, dan A, mengalami luka-luka. Salah satu korban, KZA, terkena busur panah di leher dan kini dirawat di RS Persahabatan.
    Tawuran
    di kawasan tersebut diketahui telah berulang kali terjadi, dipicu oleh dendam lama antara kedua kelompok.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dua Admin Medsos yang Kerap Janjian Tawuran di Koja Ditangkap Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        25 November 2024

    Dua Admin Medsos yang Kerap Janjian Tawuran di Koja Ditangkap Polisi Megapolitan 25 November 2024

    Dua Admin Medsos yang Kerap Janjian Tawuran di Koja Ditangkap Polisi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua orang admin media sosial Instagram @kavling501.kids berinisial MI (16) dan RA (16) ditangkap polisi karena kerap melakukan janjian untuk
    tawuran
    .
    Penangkapan
    itu terjadi saat polisi melakukan observasi di Jalan Plumpang Semper,
    Koja
    , Jakarta Utara, Selasa (22/11/2024).
    “Sekitar pukul 23.15 WIB, saat anggota reskrim Polsek Koja melakukan observasi di wilayah tersebut, kemudian mencurigai ada dua orang anak remaja yang sedang nongkrong di daerah Jalan Plumpang Semper,” kata Alex saat dikonfirmasi, Senin (25/11/2024).
    Karena dianggap mencurigakan, polisi pun menghampiri dua orang pemuda itu.
    Polisi langsung melakukan interogasi kepada dua pemuda tersebut.
    “Mereka mengakui akan melakukan tawuran serta menjadi admin akun tawuran @kavling501.kids,” ucap Alex.
    Kemudian, polisi langsung membawa dua pemuda itu ke Polsek Koja guna pengusutan lebih lanjut.
    Sejumlah barang bukti pun ditemukan, mulai dari dua unit handphone, satu unit sepeda motor merek Honda Vario, dan satu unit sepeda motor PCX.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Antisipasi tawuran, Pemkot Jaktim akan tinggikan pagar pembatas jalan

    Antisipasi tawuran, Pemkot Jaktim akan tinggikan pagar pembatas jalan

    Arsip foto – Tawuran antarwarga Kebon Singkong, Klender, Duren Sawit dengan warga Cipinang Jagal, Pulogadung, Jakarta Timur, kembali terjadi di Jalan I Gusti Ngurah Rai, pada Kamis (21/11/2024). ANTARA/HO

    Antisipasi tawuran, Pemkot Jaktim akan tinggikan pagar pembatas jalan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 25 November 2024 – 12:28 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur akan meninggikan pagar pembatas jalan di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit, untuk mengantisipasi tawuran yang kerap terjadi antara warga Kebon Singkong, Klender, Duren Sawit dan Cipinang Jagal, Pulogadung.

    Bahkan, tawuran itu telah memakan dua orang korban, yakni seorang remaja yang tertabrak kereta saat tawuran pada Minggu (10/11) dan warga Cipinang Jagal berinisial TH (52) tewas karena terkena lemparan batu dalam tawuran para Kamis (21/11) malam.

    Wali Kota Administrasi Jakarta Timur M Anwar dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan, selain meninggikan pagar pembatas jalan, pihaknya akan menutup akses pinggir rel kereta di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur.

    “Termasuk tembok di pinggiran rel kereta akan kita tutup, untuk menghindari akses tawuran. Itu kesepakatan kita bersama dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim,” ujarnya.

    Dia mengaku tidak ingin ada stigma bahwa Jakarta Timur sebagai kota tawuran.

    “Bagaimana kita hidup berdamai dengan kreativitas, inovasi pemuda-pemudanya, bukan tawuran. Saya sangat keberatan kalau dibilang Jakarta Timur kota tawuran, Jangan karena sedikit orang, kita jadi rusak seluruhnya,” tegas Anwar.

    Untuk menekan tawuran, kata dia, pihaknya akan mengadakan pertemuan rutin antar warga pada setiap kelurahan.

    “Ini kita akan jadwalkan di tingkat kecamatan serta kelurahan silahturahmi antarlintas RT, RW yang di perbatasan ke empat kelurahan ini. Ada 3 kecamatan, Pulogadung, Duren Sawit dan Jatinegara,” katanya.

    Bahkan, pada Minggu (24/11) malam, Forum Komunikasi Pimpinan Kota (Forkopimko) Jakarta Timur menggelar deklarasi damai yang melibatkan warga di empat kelurahan.

    Yakni Kebon Singkong, Klender (Duren Sawit), Cipinang Jagal (Pulogadung), Cipinang Muara (Jatinegara) dan Jatinegara Kaum (Pulogadung) di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Duren Sawit.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada Forkopimko yang telah menggagas deklarasi damai ini sebagai langkah untuk mengantisipasi tawuran,” kata Anwar.

    Dia berharap sejak penandatanganan deklarasi damai tidak ada aksi tawuran warga yang melibatkan Kebon Singkong, Cipinang Jagal, Cipinang Muara atau kelurahan lainnya.

    “Kami sudah sepakat, bila masih ada tawuran lagi, maka akan di proses hukum sesuai hukum yang berlaku,” katanya.

    Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Polisi Nicolas Ary Lilipaly menuturkan deklrasi damai merupakan upaya preventif untuk mencegah tawuran kembali terjadi.

    “Apabila deklarasi yang sudah dilakukan dan masih juga dilanggar oleh warga, apabila buat kita harus melakukan tindakan represif, kita mengenakan pasal-pasal yang dilanggar oleh warga itu sendiri,” ujarnya.

    Nicolas juga menegaskan, bahwa dalam aksi tawuran tidak ada istilah korban, karena kedua warga yang saling serang merupakan pelaku.

    “Tidak ada yang korban, kedua belah pihak itu adalah pelaku tawuran. Jadi kita dapat mengenakan, apabila kita datang, kita menemukan di TKP dan melakukan penangkapan terhadap mereka,” tegasnya.

    Sumber : Antara