Kasus: Tawuran

  • 34 Remaja Tawuran Ditangkap Polisi di Cilacap, Rata-rata Berumur 15 hingga 17 Tahun

    34 Remaja Tawuran Ditangkap Polisi di Cilacap, Rata-rata Berumur 15 hingga 17 Tahun

    TRIBUNJATENG.COM, CILACAP – Polsek Jeruklegi Polresta Cilacap berhasil menggagalkan aksi tawuran yang melibatkan puluhan remaja di Jalan Raya Jeruklegi – Kawunganten tepatnya di Desa Jeruklegi Kulon, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap. Sabtu (1/2/2025) sore.

    Dalam operasi tersebut sebanyak 34 remaja berhasil diamankan polisi.

    Kapolsek Jeruklegi AKP Badrun mengungkapkan bahwa penggagalan aksi tawuran itu dilakukan polisi usai menerima laporan dari masyarakat terkait keberadaan puluhan remaja.

    Menerima laporan itu pihaknya kemudian menerjunkan sejumlah anggota ke titik tersebut.

    “Kami menerima laporan adanya sekelompok remaja yang berencana melakukan tawuran. Tim langsung bergerak ke lokasi dan berhasil mengamankan 34 remaja,” ungkapnya kepada Tribunbanyumas.com

    Dari 34 remaja yang diamankan, rata-rata mereja berusia 15-17 tahun.

    Sebagian besar mereka masih berstatus sebagai pelajar dan juga belum bekerja.

    Mereka berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Cilacap seperti Gandrungmangu, Wanareja, Sidareja dan Jeruklegi.

    “Selain mengamankan puluhan remaja, kami juga menyita 10 unit sepeda motor yang diduga akan digunakan untuk menuju lokasi tawuran,” kata AKP Badrun.

    Kapolsek pun menegaskan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan pengawasan dan patroli untuk mencegah aksi tawuran di wilayahnya. 

    “Kami tidak ingin ada korban jiwa atau kerusuhan yang meresahkan masyarakat. Kami akan terus bertindak tegas terhadap pelaku tawuran,” tegasnya.

    Sementara itu Kasihumas Polresta Cilacap, Ipda Galih Soecahyo berharap dengan digagalkannya aksi tawuran ini, kedepan dapat tercipatarasa aman dan tertib di masyarakat.

    Menurut Galih hal tersebut sekaligus memberikan juga membetikan efek jera kepada para pelaku.

    “Kami telah memberikan pembinaan kepada para remaja tersebut dan meminta mereka membuat pernyataan tertulis agar tidak mengulangi perbuatannya,” kata Ipda Galih.

    Atas kejadian tersebut Kasihumas mengimbau kepada orang tua dan pihak sekolah untuk lebih memperhatikan aktivitas anak-anaknya.

    Agar aksi tawuran dan kenakalan remaja maupun aksi kriminalitas lainnya dapat dihindari.

    “Kami harap ada sinergi antara orang tua, sekolah, dan aparat keamanan untuk mencegah tindakan kriminalitas yang melibatkan remaja,” harap dia.

    Adapun kata Galih operasi yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari program Kegiatan Kepolisian yang Dioptimalkan (KKYD).

    Hal itu berdasarkan surat telegram Kapolda Jawa Tengah nomor STR/3/I/HUK.6.6/2025 tanggal 15 Januari 2025. (pnk)

  • Antisipasi Tawuran, Warga Serahkan Golok-Celurit ke Polsek Ciputat Timur

    Antisipasi Tawuran, Warga Serahkan Golok-Celurit ke Polsek Ciputat Timur

    Jakarta

    Polsek Ciputat Timur menerima sejumlah senjata tajam dari masyarakat di kawasan Ciputat, Tangerang Selatan. Pengumpulan senjata tajam itu bagian dari Preventif Strike mencegah terjadinya tawuran.

    “Barang bukti tersebut dikumpulkan serta diamankan di Polsek Ciputat Timur merupakan dari hasil implementasi Preventif Strike yang dilakukan jajaran Polsek Ciputat Timur Polres Tangerang Selatan,” kata Kapolsek Ciputat Timur, Kompol Bambang Askar Sodiq dalam keterangannya, Minggu (2/1/2025).

    Warga secara sukarela menyerahkan sejumlah sajam ke polisi. Penyerahan dibantu Bhabinkamtibmas serta RT dan RW setempat.

    “Yang dengan kesadaran warga menyerahkan ke petugas Babinsa, Bhabinkamtibmas, para ketua RT, Ketua RW, Kecamatan Ciputat dan Kecamatan Ciputat Timur,” ujarnya.

    “Masyarakat secara sukarela dan dengan kesadaran sendiri menyerahkan barang-barang dan senjata tajam yang digunakan untuk melakukan tawuran, sebagai upaya pencegahan tawuran di wilayah hukum Polsek Ciputat Timur menjelang bulan suci ramadhan,” lanjutnya.

    Berikut senjata tajam yang diserahkan:

    – Golok dan samurai 12 buah
    – Corbek 6 buah
    – Golok sisir 1 buah
    – Stik golf 13 buah
    – Celurit 17 buah.

    (dek/aud)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kolaborasi Aksi Tanam, Yayasan Odesa Indonesia dan SMAK 1 BPK Penabur Bandung Bagikan 3.000 Bibit Pohon

    Kolaborasi Aksi Tanam, Yayasan Odesa Indonesia dan SMAK 1 BPK Penabur Bandung Bagikan 3.000 Bibit Pohon

    JABAR EKSPRES – Yayasan Odesa Indonesia kembali melakukan kegiatan aksi tanam, kini berkolaborasi bersama Sekolah Menengah Atas Kristen (SMAK) 1 BPK Penabur Bandung di wilayah Desa Mekar Manik, Desa Cimenyan, Mandala Mekar dan Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung.

    Ketua Odesa Indonesia, Faiz Manshur mengatakan, pada kegiatan ini ada sebanyak 3.000 lebih pembagian bibit pohon untuk petani-petani.

    “Secara simbolis kita bikin kegiatan aksi tanam, sekaligus memperkenalkan warga kota agar ngerti lahan yang kita tanami itu seperti apa,” katanya, Kamis (1/2).

    Faiz menerangkan, kegiatan aksi tanam dilakukan sebagai langkah edukasi, agar warga Kota Bandung yang tidak mengerti keadaan krisis ini supaya melihat langsung.

    BACA JUGA: Peringati HUT ke-52, PDI Perjuangan Jabar bakal Lakukan Penanaman Pohon Serentak

    “Nah, donasi ini dikumpulkan oleh para dermawan dan kita sampaikan langsung ke petani sesuai dengan kebutuhan mereka,” terangnya.

    Faiz menjelaskan, bibit yang dibawa disesuaikan dengan kebutuhan, di antaranya pohon durian, alpukat dan jenis-jenis tanaman lainnya yang diperlukan petani.

    Bibit pohon diberikan ke beberapa petani baik yang memiliki lahan atau petaninya hanya menggarap tanah milik orang lain, dengan catatan pemilik lahan juga setuju kalau ditanami bibit tersebut.

    BACA JUGA: Lestarikan Lingkungan, Pemkab Bogor Bersama KLHK Tanam Pohon di Argowisata Gunung Mas

    “Nah, Terus yang paling penting bersedia merawat. Nah, indikasi atau kriteria kesediaan dia merawat tentu kita dampingi terusn, kita pantau terus. Kalau ini petaninya enggak serius enggak merawat, enggak kita kasih,” jelas Faiz.

    Dia berpesan, bibit pohon yang sudah diberikan supaya jangan hanya tertanam alias tak sebatas tertancap di tanah saja, tapi harus berhasil sampai tumbuh besar bahkan hingga berbuah.

    “Nah, jadi itu namanya selain tepat sasaran, juga harus berkelanjutan dampaknya,” tutup Faiz.

    Diketahui, sejak 2016 lalu, Yayasan Odesa Indonesia terus melakukan kegiatan aksi tanam. Setiap kegiatan melibatkan tiga elemen, yakni pemberi bantuan bibit atau donatur, pengurus dan mahasiswa, serta petani yang menerima bantuan bibit.

    BACA JUGA: Hendak Tawuran, Seorang Remaja Tewas Kecelakaan Tabrak Pohon di Bogor

  • Warga Minta Akses JPO Kolong Kalibata Dibuka: Jalan Kaki di Flyover Bahaya!

    Warga Minta Akses JPO Kolong Kalibata Dibuka: Jalan Kaki di Flyover Bahaya!

    Jakarta

    Warga mengeluhkan penutupan akses jembatan penyeberangan orang (JPO) yang berada di kolong flyover Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan. Warga menyebut tak ada akses lain untuk menyeberangi Sungai Ciliwung di lokasi.

    Sari (44) salah satu warga RT 2 RW 7, Rawajati, menyebut alasan penutupan akses JPO karena adanya tawuran. Penutupan akses JPO bukanlah yang pertama. Pemerintah pernah melakukan hal sama pada tahun 2023 lalu, namun dibuka kembali setahun lalu.
    Pemerintah kembali menutup akses JPO pada pertengahan Januari lalu usai terjadi tawuran.

    “Udah dua minggu, waktu itu Rabu (tanggal 22) malam tawuran, jam 9-an. Pokoknya malam kejadian, besoknya langsung (ditutup) sama kecamatan, lurah,” ucapnya.

    Menurut Sari, penutupan akses jembatan sangat menyulitkan aktivitas warga. Mulai dari membatasi akses anak sekolah hingga akses menuju pasar.

    “Cuma ini buat pejalan kaki, kayak anak saya sekolah di situ kan nggak perlu dianterin, jalan sendiri bisa. Semenjak ditutup jadi ongkos (naik angkot),” jelas Sari.

    “Dari atas (fly over) nggak ada akses pejalan kaki, bahaya banget. Kita (harus) ngangkot, kalau jalan nggak ada trotoar buat jalannya,” tambah dia.

    Sari juga membenarkan masih banyak masyarakat yang memaksa untuk lewat dengan cara memanjat. Sari menilai hal itu cukup berbahaya.

    Akses JPO di kolong flyover Kalibata, Jakarta Selatan ditutup Foto: Rumondang/detikcom

    “Ada aja (yang tetap lewat), orang laki tapi. Terpaksa dia, kadang orang yang belum tau ditutup, dia udah tanggung lewat sini ya loncat, kalau perempuan biasannya pada balik lagi,” jelas Sari.

    “Jadi nggak bisa lewat, ke pasar, ke mana, orang yang bawa dagangan juga jadi susah,” lanjutnya mengeluh.

    Karena itu, Sari berharap pemerintah dapat menjadi opsi solusi lain yang tak mengorbankan masyarakat. Terlebih perihal tawuran, menurutnya, melakukan tindak tegas terhadap pelaku menjadi opsi baik dibanding menutup akses jembatan yang dipakai warga sehari-hari.

    “Kebijakannya sih semoga pintunya dibuka lagi, walaupun sistem tutup buka gitu. Kasian anak sekolah. Masalahnya yang tawuran siapa, yang kena siapa. Di sini tutup juga kan masih ada dari atas (akses tawuran), dilemparin dari atas, lebih bahaya. Ditutup pintu ini bukan solusi,” ungkap Sari.

    “Solusinnya yang tawurannya ditindak tegas lah. Kalau begini jadi susah semua. Memang kecamatan, kelurahan (mikirnya) biar nggak ada korban, tapi kalau begini ya kita jadi susah semua warga nya,” imbuhnya.

    (ond/aik)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Tawuran Bersenjata ‘Tongkat Malaikat’ Diawali Saling Tantang di Medsos

    Tawuran Bersenjata ‘Tongkat Malaikat’ Diawali Saling Tantang di Medsos

    Bekasi

    Satu orang remaja berusia 17 tahun tewas dalam aksi tawuran di Pebayuran, Kabupaten Bekasi. Tawuran bersenjata ‘tongkat malaikat’ itu rupanya diawali dari aksi saling tantang di media sosial.

    “Awalnya tantang-tantangan melalui media sosial,” kata Kapolsek Pebayuran AKP Hotma Sitompul dalam keterangannya kepada detikcom, Jumat (31/1/2025).

    Tawuran tersebut menewaskan korban berinisial MA. Hotma menjelaskan awalnya kelompok korban dan pelaku bertemu di Jalan Pebayuran-Sukatani, Pebayuran, Kabupaten Bekasi, pada Minggu, 26 Januari 2025, dini hari.

    “Grup korban ‘Kidul Junior’ dan grup tersangka ‘Generation Wetan’ bertemu di TKP dan terjadi tawuran,” kata Hotma.

    Hotma menyampaikan kelompok gangster tawuran itu memiliki anggota dari berbagai usia. Tak hanya kalangan pelajar, tetapi juga beberapa orang pria dewasa.

    “Campur aja (anggotanya), ada yang masih sekolah juga,” imbuhnya.

    Kronologi Tawuran

    Sebelumnya, Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa mengungkap kronologi tawuran maut tersebut. Para pelaku mempersenjatai diri dengan berbagai jenis senjata tajam mulai dari corbek hingga ‘tongkat malaikat’.

    Mustofa mengungkap peran tersangka BR. Tersangka BR kemudian saat itu mengambil senjata dan melakukan penyerangan kepada kelompok korban.

    “Tersangka BR mengambil senjata tajam berupa parang atau ‘tongkat malaikat’ yang terbuat dari besi pipih dengan panjang ± 168 cm dengan ujung pelat besi segitiga yang runcing dan tajam dari tangan Tersangka AR,” paparnya.

    Tersangka BR kemudian mengayunkan sajam itu ke arah lawan hingga keduanya saling ‘perang’ sajam. Ayunan sajam tersangka BR kemudian mengenai korban MA.

    “Korban MA jatuh di jalan cor-coran dan kemudian menjatuhkan diri ke sungai dangkal di sebelah jalan yang kemudian berdiri dan lari ke persawahan,” ungkapnya.

    Setelah itu tersangka BR dkk melarikan diri. Sementara itu, korban kembali ke jalan cor-coran dan melambaikan tangan ke arah teman-temannya namun akhirnya terjatuh.

    “Korban saat itu sempat dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal dunia dalam perjalanan,” tutup Mustofa.

    (mei/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Wilayahnya Sering Jadi Lokasi Tawuran, Pemkot Jaktim Janji Tindak Tegas Remaja yang Terlibat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Januari 2025

    Wilayahnya Sering Jadi Lokasi Tawuran, Pemkot Jaktim Janji Tindak Tegas Remaja yang Terlibat Megapolitan 30 Januari 2025

    Wilayahnya Sering Jadi Lokasi Tawuran, Pemkot Jaktim Janji Tindak Tegas Remaja yang Terlibat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Plt Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainah mengungkapkan langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menangani
    tawuran anak muda
    yang belakang kerap terjadi di wilayahnya.
    Seperti diketahui, sejumlah lokasih di Jakarta Timur kerap terjadi tawuran. Baru-baru ini, tawuran terjadi di Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur.
    “Hal yang negatif seperti ini, kami akan terus lakukan mitigasi risiko secara konvensional dengan lingkar cipta kondisi secara rutin,” kata Iin kepada
    Kompas.com,
    Kamis (30/1/2025).
    Iin menjelaskan, penanganan tawuran di Jakarta Timur akan melibatkan seluruh komponen stakeholder.
    Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah pembinaan positif bagi generasi muda.
    “Kemudian melakukan pembinaan-pembinaan yang positif kepada para generasi muda,” ucapnya.
    Selain itu, pemerintah Kota Jakarta Timur berkomitmen untuk menindak secara hukum setiap kejadian yang dianggap negatif dan membahayakan.
    “Jika pelaku ini tentu memang terbukti membawa senjata tajam, melakukan tindakan tawuran yang memang lebih ke arah anarkistis atau kriminal, itu pasti akan ditindak secara hukum dengan tegas,” ujar Iin.
    Iin berharap agar anak muda di Jakarta Timur tidak lagi terlibat dalam tawuran dan menciptakan kerusuhan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satu tewas, polisi tangkap empat pelaku tawuran di Bekasi

    Satu tewas, polisi tangkap empat pelaku tawuran di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Bekasi menangkap empat pelaku tawuran yang terjadi pada Minggu (26/1) di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, yang mengakibatkan satu orang berinisial MA tewas.

    “Empat orang tersangka berinisial BR, AR, AJ dan satu anak berhadapan dengan hukum berinisial MF,” kata Kapolres Metro Bekasi Komisaris Besar (Kombes) Polisi Mustofa dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

    Peristiwa itu bermula ketika korban MA dari kelompok Kampung Kobak Rotan terlibat tawuran dengan kelompok para tersangka, di mana kedua kelompok saling beradu senjata tajam.

    “Kemudian BR datang untuk membantu kelompok tersangka yang kalah, lalu mengambil senjata tajam berupa parang yang terbuat dari besi pipih dengan panjang kurang lebih 168 cm dan mengenai Korban,” kata Mustofa.

    Setelah terkena senjata tajam tersebut, korban saat itu terjatuh di jalan, kemudian menjatuhkan diri ke sungai dangkal di sebelah jalan yang kemudian berdiri dan lari ke persawahan.

    “Setelah para tersangka meninggalkan tempat kejadian, korban kembali ke jalan dan melambaikan tangan ke arah teman-temannya, namun korban kembali terjatuh,” ucapnya.

    Melihat korban terjatuh, teman-temannya membawa korban ke Rumah Sakit DKH Sukatani dan saat itu korban hanya dikasih perban pada luka karena pihaknya rumah sakit menyatakan tidak sanggup menanganinya.

    “Kemudian, korban dibawa ke Rumah Sakit Bakti Husada dan ditolak juga karena tidak sanggup. Korban pun dibawa ke RSUD Cibitung dan dinyatakan sudah meninggal dunia. Setelah korban meninggal dunia, jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara TK I Sukanto Said Pusdokkes Polri (RS Polri) untuk dilakukan Visum et Repertum Luar dan dalam (autopsi),” papar Mustofa.

    Usai kejadian tersebut, Polres Metro Bekasi melakukan penyelidikan dan melakukan penangkapan pada Senin (27/1) terhadap AJ dan MF di wilayah Kecamatan Pebayuran, AR ditangkap di Kecamatan Cabangbungin dan BR di wilayah Kecamatan Sukatani.

    “Selanjutnya terhadap empat pelaku beserta barang bukti di bawa ke Polsek Pebayuran Polres Metro Bekasi untuk penyidikan lebih lanjut,” ujarnya.

    Atas kejadian tersebut para tersangka dikenakan dengan pasal Pasal 170 ayat (2) ke -3 KUHP, Pasal 351 ayat (3) KUHP dan Pasal 2 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 tahun 1951 dengan ancaman maksimal 12 tahun penjara.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tawuran Kembali Pecah di Cipinang Jaktim, di Mana Polisi? 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Januari 2025

    Tawuran Kembali Pecah di Cipinang Jaktim, di Mana Polisi? Megapolitan 29 Januari 2025

    Tawuran Kembali Pecah di Cipinang Jaktim, di Mana Polisi?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tawuran kembali pecah di Cipinang Muara, Jakarta Timur, Senin (27/1/2025). Sehari setelahnya atau Selasa (28/1/2025), tawuran pecah di Cipinang Besar Utara. 
    Tawuran antarwarga di Cipinang Besar Utara melibatkan dua kelompok yang saling serang menggunakan senjata tajam dan kembang api di Jalan DI Panjaitan.
    Pun demikian dengan tawuran di Cipinang Muara. Warga saling serang menggunakan batu dan senjata tajam.
    Tawuran ini terjadi di sebuah gang di tengah pemukiman warga. Bahkan, pelaku sempat menyiarkan aksi tawuran tersebut di media sosial.
    Polisi menyebut, pelaku tawuran di Cipinang Muara dan Cipinang Besar Utara tidak hanya melibatkan remaja, tetapi juga orangtua.
    Aksi tawuran itu berakhir setelah tim patroli perintis dari Polres Metro Jakarta Timur membubarkan kerumunan. Bahkan, polisi sempat menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran.
    Langkah tersebut dilakukan lantaran imbauan polisi terhadap para pelaku untuk bubar dari aksi tawuran tak dihiraukan. 
    “Kami dari pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit serta Polsek Jatinegara telah hadir di TKP dan sudah memberikan imbauan agar para pelaku tawuran membubarkan diri,” ucap Kapolres Metro Jakarta Timur Kombes Nicolas Ary Lilipaly. 
    Oleh sebab itu, tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Timur melakukan tindakan langsung untuk menghentikan tawuran.
    “Namun para pelaku tawuran tidak mau membubarkan diri, selanjutnya tim TP3 melakukan langkah pembubaran paksa terhadap para pelaku tawuran,” ungkap Nicolas.
    Nicolas menyampaikan, tidak ada pelaku yang ditangkap dalam aksi ini.
    “Hanya barang bukti, berupa senjata tajam saja yang diamankan. Para pelaku meninggalkan lokasi kejadian saat dibubarkan oleh tim patroli Perintis Presisi,” ujar Nicolas.
    Untuk mencegah terulangnya kejadian serupa, kata Nicolas, polisi bakal membangun pos pantau di lokasi tawuran.
    “Kami akan membuat pos pantau dan menambah personel penjagaan,” tambahnya.
    Imbas tawuran, polisi sempat menutup jembatan di Cipinang Muara. Jembatan itu ditutup di dua sisi menggunakan pintu besi setinggi dua meter.
    Dengan penutupan ini, warga tidak bisa melintas di atas jembatan dari kedua sisi.
    Biasanya, jembatan ini digunakan warga untuk menyeberangi aliran sungai yang membentang di wilayah itu menuju Pasar Deprok.
    “Iya sementara kita tutup dulu, ini jalan akses yang biasa digunakan anak-anak untuk tawuran, jadi lebih banyak mudaratnya daripada akses warga yang mau ke pasar,” ujar Kabag Ops Polres Metro Jakarta Timur AKBP Rachmat Eko kepada wartawan.
    Usai jembatan ditutup, masyarakat yang hendak ke Pasar Deprok harus memutar melalui Jalan I Gusti Ngurah Rai.
    Namun, terbaru, penutupan jembatan yang baru dilakukan pada Senin (27/1/2025) itu kini telah dibongkar warga setempat.
    Salah satu pedagang sayuran, Kartem (52), mengatakan, penutupan jembatan dibongkar oleh warga sekitar pada Selasa (28/1/2025) pukul 10.00 WIB.
    “Enggak tahu persisnya karena enggak melihat langsung, informasi penutupan semalam. Tadinya dilas, yang bongkar warga jam 10.00 WIB,” ungkap Kartem saat ditemui.
    Kartem mengatakan, tawuran yang kerap terjadi sangat mengganggu usahanya. Pasalnya, tawuran menyebabkan jumlah pembeli di warung Kartem menurun. 
    “Resah, karena tawuran bukan malam doang, siang, maghrib, kemarin tawuran siang pukul 14.30. Kalau kaya gini pasti rugi, karena ibu-ibu dari seberang itu belanja di sini semua,” jelasnya.
    Warga lain bernama Fajar (30) juga mengungkapkan kekhawatirannya akan berulangnya tawuran di wilayah tersebut.
    Dia menyebut, pelaku tawuran bukanlah warga lokal, melainkan orang dari luar wilayah tersebut.
    “Khawatirlah, makanya setiap malam was-was saja kalau ada beginian, jagain rumah juga,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ketua RT Curhat Banyak Warga Pindah gegara Tawuran Berulang di Cipinang Muara

    Ketua RT Curhat Banyak Warga Pindah gegara Tawuran Berulang di Cipinang Muara

    Jakarta

    Tawuran di wilayah Cipinang Muara dan Duren Sawit membuat resah warga yang berada di lokasi. Ketua RT 08/RW 08 di Cipinang Muara, Suryana, bercerita banyaknya warga yang pindah rumah lantaran merasa tempatnya sudah tidak aman lagi.

    “Ya, sering. Sepengetahuan saya ini, tawuran di Cipinang Muara khususnya ini sudah kurang lebih 2 tahun. Karena kalau saya hitung-hitung dari sebelum lapangan RT 08 dibangun, itu sudah tawuran, berarti sekarang lapangan sudah rapi, itu sekitar 2 tahunan. Mungkin sudah 2 tahun lebih,” kata Suryana ditemui di lokasi, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (28/1/2025).

    Suryana menyebut tawuran yang dilakukan oleh anak muda di dua wilayah tersebut sudah mengarah ke tindakan kriminal. Bahkan, katanya, tak jarang yang membawa senjata tajam, air keras hingga pistol rakitan.

    “Tapi ke sini-sininya sekarang sudah beda. Sudah banyak yang menggunakan air keras, menggunakan sajam-sajam yang ke sini-sininya makin seram-seram sajamnya. Yang dulunya cuma dari golok, parang, sekarang sudah panah. Sudah panah, terus sepletan, tambah lagi pistol rakitan, yang lebih sekarang bahayakan lagi molotov,” ujar Suryana.

    Ia menyebut tawuran di wilayahnya berdampak buruk bagi masyarakat sekitar. Suryana mengatakan lantaran kondisi tersebut, banyak warga di RT 08 yang memilih untuk pindah.

    “Ya sudah dua kali tawuran ini sudah sampai ke molotov dilemparnya. Ini untuk kami sebagai yang ketempatan wilayah, itu arena tawuran, ya tentunya semua warga resah. Resah karena apa? Pertama, mengganggu fasilitas jalan,” ujar Suryana.

    Ia mengatakan pelaku usaha di tempatnya juga mengeluh hal serupa. Suryana mengatakan lantaran seringnya tawuran di sana tak sedikit warga yang memutuskan menjual rumah.

    “Sehingga setiap tauran mereka nggak dagang. Yang tadinya sudah dagang masak banyak-banyak, akhirnya belum dimulai, sudah ada berita tawuran, sehingga langsung nggak dagang nutup. Nah ini, ke sini-sini makin besar dampaknya,” kata Suryana.

    Suryana mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah peristiwa tawuran terjadi. Namun, ia menilai para pelaku tak kunjung jera jika bukan polisi yang datang ke lokasi.

    “Sekarang, coba pemerintah daerah, jadi jangan dibalikin ke sini. Bagaimana mereka mencari solusinya? Mereka yang harus bekerja. Pengen saya, ya gitu. Jadi, jaga bukan di tengah-tengahnya. Di antara dua lokasi, dijaga. Jadi ketahuan di mana letak-letaknya,” kata Suryana.

    “Terus yang kedua, para pengurus juga harusnya inilah, jujur, transparan, keterbukaan. Kalau emang ada anak warga yang terlibat atau pengin itu ada kegiatan (tawuran), yang rencana-rencana yang ini akan memicu tawuran, ya segera harusnya. Dia tuh koordinasi,” imbuhnya.

    (dwr/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Polisi bubarkan dua aksi tawuran di Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian dari Polres Metro Jakarta Timur telah memberikan imbauan dan melakukan pembubaran paksa terhadap dua aksi tawuran yang berlangsung selama dua hari berturut-turut di Cipinang Muara dan Cipinang Besar Utara, pada Senin (27/1) dan Selasa (28/1) dini hari.

    “Kami dari pihak Polres Metro Jakarta Timur dan Polsek Duren Sawit serta Polsek Jatinegara telah hadir di tempat kejadian perkara (TKP) dan sudah memberikan imbauan agar para pelaku tawuran membubarkan diri,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur Komisaris Besar Polisi Nicolas Ary Lilipaly saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Namun, imbauan tersebut tidak didengar oleh pelaku tawuran, sehingga Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Jakarta Timur melakukan pembubaran.

    “Namun, para pelaku tawuran tidak mau membubarkan diri, selanjutnya tim TP3 melakukan langkah pembubaran paksa terhadap para pelaku tawuran,” ujar Nicolas.

    Dia menyebut, pelaku tawuran bukan hanya remaja saja, tetapi orang tua juga terlibat dalam aksi saling serang tersebut.

    “Perlu kami sampaikan, pelaku tawuran bukan saja anak-anak remaja dan pemuda, melainkan orang tua juga terlibat dalam tawuran tersebut,” katanya.

    Sebelumnya, tawuran antar warga kembali terjadi di Cipinang Besar Utara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (28/1) dini hari.

    Dari video viral yang beredar kedua kelompok melakukan aksi saling serang menggunakan senjata tajam dan kembang api di Jalan DI Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur.

    Aksi tawuran berhenti usai tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur membubarkan kelompok yang melakukan tawuran dengan menembakkan gas air mata.

    Sebelumnya, aksi tawuran juga terjadi di wilayah Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur, pada Senin (27/1) sekitar pukul 15.30 WIB.

    Berdasarkan video yang beredar di media sosial, kedua kelompok warga itu terlihat saling serang menggunakan batu, kembang api dan senjata tajam.

    Peristiwa tawuran ini terjadi di dalam sebuah gang yang berada di tengah permukiman warga. Belum diketahui pasti apa pemicu tawuran ini dan jumlah korban akibat aksi perkelahian ini.

    Tawuran tersebut baru berakhir setelah tim patroli perintis Polres Metro Jakarta Timur mendatangi lokasi dan membubarkan mereka.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025