Kasus: Tawuran

  • Penggunaan obat keras ilegal dinilai berkaitan dengan kasus tawuran di Jakarta

    Penggunaan obat keras ilegal dinilai berkaitan dengan kasus tawuran di Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta mengaitkan pengedaran ilegal obat keras seperti tramadol dan trihexyphenidyl (trihex) dengan fenomena tawuran yang marak terjadi di wilayah setempat.

    Ketua Tim Cegah Tangkal dan Siber BBPOM Jakarta Andrianto Nur Ichsan menyebut bahwa obat keras seperti tramadol dan trihex yang diminum dapat mengurangi rasa sakit, ketergantungan, halusinasi dan percaya diri yang tinggi.

    “Jadi dia kalau dipakai orang tawuran atau geng motor yang dia nanti jatuh, yang berdarah, tawuran berdarah, itu enggak akan sakit. Tapi itu sesaat, jadi kalau obatnya nanti sudah efeknya habis, itu akan hilang efeknya,” ungkap Andrianto usai menangkap dua orang penjual obat keras ilegal di Palmerah, Kamis malam.

    Namun demikian, kata Andrianto, obat keras yang dipakai berlebihan dapat menimbulkan risiko yang berbahaya, bahkan kematian.

    “Karena ini obat-obat yang masuk golongan obat-obat tertentu yang harus dengan resep dokter, tidak bisa dijual bebas, harus sesuai aturan dokter,” ujar Andrianto.

    Selama ini, kata dia, obat-obat keras ilegal itu dikonsumsi di kalangan remaja. “Kalau selama ini umum, tapi kebanyakan memang remaja,” kata dia.

    Pihaknya terus berkoordinasi lintas sektor untuk menanggulangi pengedaran ilegal barang berbahaya tersebut.

    “Kita tentunya melakukan langkah-langkah pengawasan, bekerjasama dengan lintas sektor. Karena kan itu ada di mana-mana, tidak mungkin BBPOM sendiri. Jadi tentunya bekerjasama dengan lintas sektor, terutama pemerintah, Suku Dinas Soail, Satpol PP, bisa dari PPKUKM juga, atau dari kepolisian,” ujar Andrianto.

    BBPOM, kata dia, juga rutin mengadakan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) tentang potensi bahaya dari konsumsi obat-obat tersebut secara ilegal.

    “Jadi tujuannya kan juga untuk efek jerak atau mendidik masyarakat agar tidak menyalahgunakan obat-obat seperti itu,” pungkas Andrianto.

    Diketahui, Dua orang pria yang menjual obat keras tramadol, trihexyphenidyl (trihex) dan jenis lain secara ilegal disergap aparat gabungan di wilayah Palmerah, Jakarta Barat pada Kamis (13/2) malam.

    kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (KasatPol PP) Jakarta Barat Agus Irwanto menyebut kedua pria tersebut disergap saat tengah menjajakan obat-obat keras ilegal tersebut.

    “Mereka sedang menjajakan dan sesuai dengan pengakuannya mulai dari (Kamis) sore dan kita tangkap sekitar jam 20.00 WIB lewat,” ucap Agus kepada wartawan di Jakarta pada Kamis malam.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dua pengedar obat keras ilegal disergap aparat di Palmerah

    Dua pengedar obat keras ilegal disergap aparat di Palmerah

    Jakarta (ANTARA) – Dua orang pria yang menjual obat keras tramadol, trihexyphenidyl (trihex) dan jenis lain secara ilegal disergap aparat gabungan di wilayah Palmerah, Jakarta Barat pada Kamis (13/2) malam.

    kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (KasatPol PP) Jakarta Barat Agus Irwanto menyebut kedua pria tersebut disergap saat tengah menjajakan obat-obat keras ilegal tersebut.

    “Mereka sedang menjajakan dan sesuai dengan pengakuannya mulai dari (Kamis) sore dan kita tangkap sekitar jam 20.00 WIB lewat,” ucap Agus kepada wartawan di Jakarta pada Kamis malam.

    Pihak Agus bersama petugas gabungan dari TNI-Polri, Suku Dinas Sosial, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Jakarta, dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNN) Jakarta mengamankan 120 butir pil tramadol dan 110 butir pil trihex dalam penyergapan tersebut.

    “Ada 200 lebih ya, 200 lebih butir atau kurang lebih ada 22 lembar tramadol dan trihex,” ungkap Agus.

    Meskipun sempat mau kabur, kata Agus, kedua pria berhasil diamankan tanpa tindakan fisik berbahaya.

    “Ya, kita sudah lakukan upaya untuk tidak sampai mereka melakukan tindakan yang membahayakan mereka sendiri dan alhamdulillah memang tidak terjadi dan kita persuasif ya melakukan untuk masuk dengan kendaraan, kita tangkap,” tutur Agus.

    Kedua pria yang ditangkap pun dibawa ke Suku Dinas Sosial Jakarta Barat untuk dibina lebih lanjut.

    “(Barang bukti) Ya, kita akan serahkan kepada intansi yang memang berhak ya, apakah BNN nanti Sudin Sosial, apakah dimusnahkan atau bagaimana nanti,” kata Agus.

    Lebih lanjut, Agus meyakini bahwa konsumsi obat-obat keras tersebut berkaitan erat dengan terjadi tawuran, aktivitas geng dan pelanggaran hukum lainnya.

    “Kita akan secara acak dan konsisten tentunya dukungan dari tiga pilar akan lakukan kegiatan ini baik di Palmerah dan di tempat-tempat lain,” pungkas Agus.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pekerja perahu eretan di Pesanggrahan dapat penghasilan Rp50 ribu/hari

    Pekerja perahu eretan di Pesanggrahan dapat penghasilan Rp50 ribu/hari

    Jakarta (ANTARA) – Pekerja perahu eretan di Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Hermawan (29) mengaku mendapatkan penghasilan sebesar Rp50 ribu per harinya untuk menyeberangkan penumpang yang didominasi siswa sekolah.

    “Iya, sebesar Rp100 ribu perkiraan untuk berdua. Apalagi, kalau hari Sabtu, Minggu, kan pada libur tuh. Kita pernah dapat Rp50 ribu hanya untuk makan,” kata Hermawan di Jakarta, Kamis.

    Perahu eretan yang menjadi transportasi penyeberangan itu letaknya strategis yang menghubungkan sekolah MTsN 13 Jakarta Kelurahan Ulujami dan SMPN 31 Jakarta, Kebayoran Baru. Warga merasa terbantu dengan adanya perahu tersebut.

    Hermawan mengatakan, sebetulnya dia bisa mendapatkan lebih dari itu, namun karena dia bekerja bersama kawannya, maka harus membagi penghasilan dari perahu eretan itu.

    Tak hanya itu, dia juga harus menyetorkan uang itu kepada pemilik perahu.

    Dia mengaku pendapatannya pribadi tidak menentu, tergantung pada banyak atau tidaknya siswa yang menumpang untuk menyebrang Kali Pesanggrahan.

    “Kalau masalah uang mah enggak mesti sih, soalnya kan dari anak sekolahan banyak liburnya. Apalagi, sekarang Sabtu dan Minggu libur,” ujarnya.

    Dari penghasilan itu, kata dia, digunakan untuk makan dan biaya kehidupan sehari-hari.

    Sementara untuk tempat tinggal, Hermawan dan kawannya tidur di perahu itu semalaman selama 20 hari. Setelah 20 hari, ada jam kerja bergilir (shift) untuk berjaga.

    “Dulu mah ngontrak, cuma karena airnya sering banjir kan, kita enggak bisa ninggalin perahu ini. Dulu pernah hanyut gara-gara ditinggal, makanya sekarang tidur di sini,” ujarnya.

    Sementara itu, Lurah Ulujami, Yudha Irawan mengatakan rencana pembangunan jembatan sempat digaungkan pada tahun 2005, namun penempatan jembatan di depan MTsN 13 Jakarta disebut berpotensi memperbesar angka tawuran di kalangan pelajar.

    “Pertimbangan waktu itu, karena diapit banyak sekolah, yang pada saat itu tawuran lagi tinggi-tingginya di kalangan pelajar,” kata Yudha.

    Sebelumnya, anggota Komisi E DPRD DKI Astrid Khairunnisha atau disapa Astrid Kuya mengajak Komisi D untuk membangun jembatan di Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan sebagai solusi bagi anak sekolah yang masih memanfaatkan perahu eretan.

    “Jembatan perorangan besok nanti saya ngobrolin dengan Komisi D kan terkait pembangunan,” kata Astrid.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Ojol Curhat Masalah Keamanan di Kampung Bahari, Ini Solusi Polisi

    Ojol Curhat Masalah Keamanan di Kampung Bahari, Ini Solusi Polisi

    Jakarta

    Polda Metro Jaya dicurhati driver ojek online (ojol) yang khawatir terhadap keamanannya saat mengantar-jemput pesanan dari dan ke Kampung Bahari, Jakarta Utara. Pihak kepolisian menegaskan siap menjaga keamanan dan ketertiban.

    Hal tersebut disampaikan dalam program ‘Ngopi Kamtibmas’ di Pademangan Timur, Jakarta Utara, Rabu (12/2) malam. Turut hadir di lokasi Dirintelkam Polda Metro Jaya Kombes Dekananto Eko Purwono, Dirresnarkoba Kombes Ahmad David, Dirbinmas Kombes Harri Muharram Firmansyah, Kabid Humas Kombes Ade Ary Syam Indradi hingga Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Ahmad Fuady.

    “Kalau ada kejadian, segera laporkan. Kami akan tindaklanjuti secepatnya,” kata Ahmad Fuady dalam keterangannya, Kamis (13/2/2025).

    Dalam pertemuan itu, warga RW 12 juga mengeluhkan kumpul-kumpul remaja di jembatan penyeberangan orang (JPO) yang kerap meresahkan.

    Pada kesempatan yang sama, Dirbinmas Kombes Harri Muharram juga menyoroti tiga isu utama yang kerap terjadi. Mulai dari tawuran remaja, kebakaran akibat kelalaian hingga pencurian kendaraan bermotor. Dia mengingatkan warga untuk selalu waspada.

    “Tawuran biasanya dipicu oleh aksi yang hanya untuk tampil di media sosial. Mari bersama-sama mencegah hal ini agar tidak menjadikan wilayah kita zona merah,” ujar Harri.

    Sementara itu, Kabid Humas Kombes Ade Ary Syam Indradi mengajak masyarakat untuk sama-sama menjaga ketertiban untuk menjaga kondusifitas lingkungan. Dia meminta masyarakat untuk melapor jika ada indikasi perilaku tindak pidana di lingkungan mereka.

    “Kami berharap kegiatan seperti ini terus mempererat sinergi antara polisi dan masyarakat,” kata Ade Ary.

    (wnv/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • DKI kaji buka lagi JPO Kolong Jalan Layang Kalibata

    DKI kaji buka lagi JPO Kolong Jalan Layang Kalibata

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan mengkaji untuk membuka kembali atau tidak, akses jalan jembatan penyeberangan orang (JPO) di kolong Jalan Layang Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan.

    “Nanti kami akan berkoordinasi dulu ya dengan Wali Kota (Jakarta Selatan), dengan pengamanan di situ, juga dengan Dinas Bina Marga dan Dinas Perhubungan serta Satpol PP. Kami cek-cek,” kata Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta Timur, Kamis.

    Akses jalan JPO di kolong Jalan Layan Kalibata, Rawajati, Jakarta Selatan ditutup sejak awal Februari 2025 karena sering terjadi tawuran di lokasi tersebut.

    Selain itu, Pemprov DKI Jakarta juga akan mencarikan solusi terbaik terkait pengamanan di sekitar JPO.

    “Paling tidak apa yang akan kami lakukan adalah yang terbaik, tapi juga dilihat semata-mata itu suatu kebijakan yang sifatnya reaktif, kami juga harus mengkajinya kalau itu dibuka. Nanti kita lihat,” ujar Teguh.

    Lebih lanjut, Teguh juga menyoroti soal seringnya terjadi tawuran di Jakarta yang bisa saja terjadi akibat adanya bentrokan antar lingkungan masyarakat ataupun hanya sebagai konten media sosial.

    “Kami akan cek lebih lanjut terkait masalah tawuran. Kemarin juga kami sempat membahas beberapa tawuran yang ada di wilayah DKI Jakarta mungkin bukan hanya di Kalibata, betul-betul apakah itu tawuran yang sesuatu yang alami karena suatu masalah-masalah tertentu, ataukah tawuran juga karena masalah konten,” jelas Teguh.

    Beberapa waktu lalu, Teguh mengaku sudah bertemu dengan beberapa platform media sosial untuk membicarakan masalah tersebut.

    “Kami sempat bicarakan juga di beberapa kali pertemuan, termasuk kami kemarin juga bicara dengan misalnya TikTok, kami juga akan undang Instagram atau platform yang lain, termasuk juga pastinya kami sangat berharap juga nanti dengan komunikasi terkait tawuran,” ucap Teguh.

    Sebelumnya, DPRD DKI akan melakukan evaluasi terkait penutupan JPO di bawah Jalan Layang Kalibata, Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan agar bisa menemukan solusi cepat untuk masyarakat sekitar.

    “Kita coba evaluasi bersama-sama dengan aparat untuk bisa dikaji ulang,” kata Ketua DPRD DKI Khoirudin di SDN Cipulir 01 Pagi Jakarta Selatan, Rabu (12/2).

    Khoirudin mengatakan itu menanggapi keluhan warga terkait penutupan jembatan sebagai akses pejalan kaki penghubung wilayah Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dengan Jakarta Timur oleh Polres Jaktim lantaran kerap dijadikan lokasi tawuran.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pj Gubernur: Tawuran di Jakarta Tak Hanya karena Konflik, tapi Juga Demi Konten
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Februari 2025

    Pj Gubernur: Tawuran di Jakarta Tak Hanya karena Konflik, tapi Juga Demi Konten Megapolitan 13 Februari 2025

    Pj Gubernur: Tawuran di Jakarta Tak Hanya karena Konflik, tapi Juga Demi Konten
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi menilai, tawuran yang semakin marak di Jakarta terjadi bukan hanya karena konflik sosial.
    Menurutnya, tawuran juga dipicu oleh motif lain, salah satunya untuk mencari perhatian di media sosial.
    “Beberapa tawuran yang ada di wilayah DKI Jakarta mungkin bukan hanya di Kalibata, betul-betul apakah itu tawuran sesuatu yang alami karena suatu masalah-masalah tertentu, ataukah tawuran juga karena masalah konten,” ucap Teguh saat ditemui di Jakarta Timur, Kamis (13/2/2025).
    Oleh karenanya, kata Teguh, pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah pihak, termasuk media sosial seperti TikTok, guna membahas fenomena ini.
    Ke depan, Pemprov Jakarta berencana mengundang pihak Instagram dan platform lainnya untuk berdialog terkait peran media sosial dalam meningkatkan angka
    tawuran di Jakarta
    .
    “Jadi ada tawuran yang memang itu alami karena masalah-masalah persinggungan sosial sebagainya, tapi ternyata juga ada tawuran yang karena konten,” ungkap Teguh.
    Teguh menambahkan, maraknya tawuran juga berdampak pada infrastruktur publik.
    Salah satu dampaknya adalah penutupan permanen jembatan penyeberangan orang (JPO) Rawajati-Cililitan.
    Penutupan dilakukan oleh petugas menyusul meningkatnya insiden tawuran antar-remaja di wilayah tersebut.
    Di lain sisi, penutupan JPO Rawajati menuai keluhan dari warga sekitar yang biasa menggunakan jembatan.
    Terkait ini, Teguh belum bisa memastikan kapan jembatan kembali dibuka.
    “Nanti kami akan berkoordinasi dulu ya dengan wali kota dengan pengamanan di JPO juga dengan Dinas Binamarga dan Dinas Perhubungan, serta Satpol PP. Kami cek-cek,” kata Teguh.
    Menurutnya, tindakan penutupan JPO jadi solusi terbaik untuk mencegah terjadinya tawuran.
    “Paling tidak apa yang akan kami lakukan adalah yang terbaik, tapi juga dilihat semata-mata itu suatu kebijakan yang sifatnya reaktif, kami juga harus mengkajinya kalau itu dibuka, nanti kita lihat,” ungkap Teguh.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kriminal kemarin, enam wartawan gadungan dan DPO 10 tahun ditangkap

    Kriminal kemarin, enam wartawan gadungan dan DPO 10 tahun ditangkap

    Jakarta (ANTARA) – Beragam pemberitaan kriminal di Jakarta tersaji di kanal Metro pada Rabu (12/2), mulai dari polisi tangkap enam wartawan gadungan yang memeras warga. Selain itu Kejati DKI tangkap DPO lebih dari 10 tahun.

    Berikut lima berita pilihan yang dapat Anda simak kembali untuk menemani aktivitas pagi hari;

    1. Polisi tangkap enam wartawan gadungan yang diduga peras warga

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menangkap enam wartawan gadungan yang diduga memeras seorang warga di Jakarta Timur sebesar Rp30 juta dengan modus mengancam akan memviralkan korbannya dengan alasan pelanggaran undang-undang.

    Selanjutnya

    2. Polisi tangkap pasutri penganiaya dua ART di Kelapa Gading

    Jakarta (ANTARA) – Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Utara menangkap pasangan suami istri (pasutri) terduga penganiaya dua asisten pembantu rumah tangga (ART) rumah mereka di kawasan Kelapa Gading Jakarta Utara.

    Selengkapnya

    3. Sembilan pelaku tawuran antar geng ditangkap di Jakarta Utara

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Utara menangkap sembilan orang terduga pelaku tawuran antar geng bersenjata tajam (sajam) di Penjaringan Jakarta Utara yang menyebabkan satu orang berinisial RH meninggal dunia dan tiga korban luka yakni MR, AT dan A.

    Selanjutnya

    Petugas Kejati DKI Jakarta saat membawa DPO kasus tindak pidana penghinaan yang dilakukan pelaku pada 2012 silam di Jakarta, Rabu (12/2/2025). ANTARA/HO-Humas Kejati

    4. Kamis, PN Jaksel bacakan putusan gugatan praperadilan Hasto

    Jakarta (ANTARA) – Hakim tunggal Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Djuyamto mengatakan pembacaan sidang agenda putusan gugatan praperadilan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pada Kamis (13/2).

    Selengkapnya

    5. Kejati Jakarta ringkus DPO tindak pidana penghinaan setelah 10 tahun

    Jakarta (ANTARA) – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Daerah Khusus Jakarta, menangkap pria berinisial PLL yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) dengan kasus tindak pidana penghinaan yang dilakukannya saat Musyawarah Nasional Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) di Solo pada 2012

    Selanjutnya

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pendekar Silat Tawuran di Tandes Surabaya, Polisi Amankan 3 Remaja

    Pendekar Silat Tawuran di Tandes Surabaya, Polisi Amankan 3 Remaja

    Surabaya (beritajatim.com) – Usai melakukan serangkaian penyelidikan terhadap peristiwa tawuran di Jalan Manukan Kulon, Tandes, Surabaya, Kamis (06/02/2025) kemarin, Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya menangkap 3 remaja. Mereka diduga melakukan pengeroyokan terhadap remaja berinisial NI. Diketahui, dalam bentrok antara dua kelompok pendekar silat itu, NI menjadi korban pengeroyokan dan harus mendapat perawatan di rumah sakit.

    Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Aris Purwanto mengatakan setelah menerima laporan dari kakak korban terkait pengeroyokan terhadap NI, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dengan memeriksa saksi dan rekaman video camera closed circuit television (CCTV) di sekitar lokasi. Dari hasil penyelidikan itu, petugas mengamankan 3 orang dari kelompok pendekar silat yang mengeroyok NI.

    “Kami mengamankan 3 orang berinisial DE (20), MS (20) dan RA (17) yang masih berusia anak-anak,” kata Aris, Rabu (12/02/2025).

    Aris menjelaskan, IN merupakan kelompok dari salah satu kelompok silat yang melakukan aksi di Gresik. Saat itu rombongan kelompok pesilat IN melintas warkop di Klakahrejo, Benowo.

    “Di dua warkop itu, kelompok pesilat korban IN terprovokasi oleh kelompok pesilat lain yang sedang nongkrong. Sehingga ada penyerangan terhadap 2 warung itu,” imbuh Aris.

    Mendengar ada anggota yang diserang daat nongkrong, kelompok silat yang lain lalu standbye di Jalan Manukan Kulon tepatnya depan SPBU Banjar Sugihan. Diketahui, di depan SPBU Banjar Sugihan itu merupakan markas dari salah satu kelompok pesilat ditandai dengan tugu besar.

    “Usai menyerang warung di Benowo, kelompok silat yang dari Gresik itu dicegat kelompok silat lain di Manukan Kulon. Lalu terjadi bentrokan itu hingga membuat 1 korban harus dilarikan ke rumah sakit,” tutur Aris.

    Saat ini, petugas kepolisian masih mendalami kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat pengeroyokan terhadap NI. Sehingga, Aris meminta agar masyarakat bersabar dan menghimbau kepada siapapun agar tidak mengganggu situasi Kamtibmas di Kota Surabaya.

    “Kami masih mendalami adanya kemungkinan pelaku lain. Kami masih dalami alat bukti yang sudah kami amankan agar kasus ini terang benderang,” pungkas Aris.

    Diketahui sebelumnya, dua kelompok remaja terlibat bentrok di Jalan Raya Manukan Kulon, Tandes, Kota Surabaya, Kamis (06/02/2025) dini hari. Dari informasi yang dihimpun Beritajatim.com, bentrokan itu melibatkan pendekar perguruan pesilat.

    Dalam bentrokan antar dua kelompok itu timbul satu korban berinisial NI (21) asal Tarokan, Kediri. Ia babak belur dan mendapat luka di bagian kepala setelah dikeroyok belasan pemuda dalam bentrokan itu. Dari informasi yang dihimpun, korban tergabung dalam salah satu kelompok pesilat. (angbut)

  • Kerap digunakan tawuran, JPO Jalan Layang Kalibata ditutup

    Kerap digunakan tawuran, JPO Jalan Layang Kalibata ditutup

    Selasa, 4 Februari 2025 20:49 WIB

    Dua pelajar memanjat kerangka jembatan penyeberangan orang (JPO) di bawah Jalan Layang Kalibata, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Warga mengeluhkan penutupan jembatan sebagai akses pejalan kaki penghubung wilayah Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dengan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur yang ditutup karena kerap dijadikan lokasi tawuran. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

    Warga memanjat kerangka jembatan penyeberangan orang (JPO) di bawah Jalan Layang Kalibata, Jakarta, Selasa (4/2/2025). Warga mengeluhkan penutupan jembatan sebagai akses pejalan kaki penghubung wilayah Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan dengan Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur yang ditutup karena kerap dijadikan lokasi tawuran. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/foc.

  • Meski Ada Jembatan, Siswa Pilih Naik Perahu Eretan Seberangi Kali Pesanggrahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Februari 2025

    Meski Ada Jembatan, Siswa Pilih Naik Perahu Eretan Seberangi Kali Pesanggrahan Megapolitan 12 Februari 2025

    Meski Ada Jembatan, Siswa Pilih Naik Perahu Eretan Seberangi Kali Pesanggrahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com 
    – Sekitar 900 meter dari lokasi para siswa biasa naik perahu eretan menyeberangi Kali Pesanggrahan, Jakarta Selatan, ternyata terdapat sebuah jembatan.
    Meski demikian, untuk berangkat dan pulang sekolah, beberapa siswa memilih menyeberangi kali naik perahu eretan dari Jalan Inspeksi ke Jalan Peninggaran Barat III, atau sebaliknya. 
    Lurah Ulujami, Yudha Irawan mengatakan, pada tahun 2005, pemerintah sempat hendak membangun jembatan yang menghubungkan Kelurahan Ulujami dan Kelurahan Kebayoran Lama Utara di depan MTS Negeri 13 Jakarta.
    Namun, rencana tersebut urung karena keberadaan jembatan dikhawatirkan meningkatkan tawuran antarsiswa. 
    “Pertimbangan waktu itu, karena diapit banyak sekolah, yang pada saat itu tawuran lagi tinggi-tingginya di peserta didik,” kata Yudha saat ditemui di Ulujami, Rabu (12/2/2025).
    Pada tahun yang sama, dibangun jembatan sekitar 900 meter dari titik awal. Jembatan tersebut kini menghubungkan ke arah TPU Tanah Kusir.
    Meski ada jembatan, sejumlah warga masih memanfaatkan perahu eretan untuk menyeberangi kali hingga saat ini.
    Yudha mengatakan, pihaknya telah mengusulkan ke pemerintah agar membangun jembatan di titik strategis agar warga bisa menyeberang tanpa menggunakan perahu eretan lagi.
    “Tadi juga sudah kita sarankan kepada ibu dewan, alangkah baiknya dibuatkan jembatan penyeberangan yang tipikal untuk pejalan kaki,” tambah dia.
    Sebelumnya diberitakan, jasa penyeberangan menggunakan perahu eretan masih populer di kalangan murid di wilayah Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
    Pengamatan
    Kompas.com
    di lokasi Kamis (6/2/2025), perahu ini berada di Kali Pesanggrahan, di antara Jalan Inspeksi dan Jalan Peninggaran Barat III.
    Perahu yang memiliki lebar sekitar 2,5-3 meter ini mengapung di kali selebar hampir 20 meter itu.
    Tak lupa tali berbahan tambang membentang di atas air kali, sebagai kemudi menggerakkan perahu.
    Lokasi ini terlihat strategis sebab titik penyeberangan perahu dihapit oleh MTSN 13 Jakarta dan SMPN 31 Jakarta.
    Di setiap sisi kali, sudah terpasang tangga kayu yang sengaja disusun agar para pengguna tidak kesulitan saat menaiki atau keluar perahu eretan.
    Di dalam perahu, dua sosok yang bertanggungjawab dalam mengendarai perahu eretan juga terlihat sedang bergantian berjaga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.