Kasus: Tawuran

  • Salah Sasaran, Pria di Jaktim Diserang Kelompok Tawuran hingga Jari Putus

    Salah Sasaran, Pria di Jaktim Diserang Kelompok Tawuran hingga Jari Putus

    Jakarta

    Seorang pria berinisial RR di Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur menjadi korban salah sasaran dan diserang kelompok orang yang tengah tawuran. Korban dianiaya dan dibacok hingga jari tangannya putus.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan peristiwa terjadi pada Sabtu (29/3) dini hari. Korban saat itu mendapati dua kelompok tengah terlibat tawuran

    “Berawal dari korban yang sedang duduk lalu melihat ada 2 kelompok sedang saling lari, membawa senjata tajam,” kata Ade Ary kepada wartawan, Jumat (4/4/2025).

    Merasa takut, korban memutuskan untuk lari menjauh. Namun korban justru dikejar para pelaku, lalu diserang menggunakan senjata tajam hingga jarinya putus.

    “Korban merasa takut lalu korban lari dan menghindari para pelaku tawuran. Tetapi korban malah tertangkap dan dianiaya oleh pelaku tawuran yang mengakibatkan jari korban jempol dan telunjuk putus,” ujarnya.

    Korban sudah melaporkan kasus tersebut ke Polres Metro Jakarta Timur. Saat ini kasus masih diselidiki oleh pihak kepolisian.

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tawuran Pakai Petasan Berujung Laundry Terbakar di Jakpus – Page 3

    Tawuran Pakai Petasan Berujung Laundry Terbakar di Jakpus – Page 3

    Selanjutnya, Ketua RT yang dibantu dengan warga sekitar langsung berusaha memadamkan api dengan air seadanya serta apar satu buah dan dengan di bantu dengan du unit DPK pimpinan Bapak Mahmud.

    Hasilnya, api yang sempat membakar tempat usaha laundry tersebut dapat dipadamkan sekitar pukul 04.05 Wib.

    “(Kasus) Ditangani Polsek Tanah Abang,” pungkasnya.

    Sumber: Nur Habibie/Merdeka.com

  • Pedagang Mainan Pasar Gembrong Ngeluh Omzet Terjun Bebas di Lebaran 2025

    Pedagang Mainan Pasar Gembrong Ngeluh Omzet Terjun Bebas di Lebaran 2025

    Jakarta

    Pedagangan mainan di kawasan Pasar Gembrong, Jatinegara, Jakarta Timur, mengeluhkan omzet penjualan yang terus menurun. Alih-alih ramai pembeli pada momentum Lebaran 2025, pembeli mainan di Pasar Gembrong justru anjlok jika dibandingkan tahun sebelumnya.

    Berdasarkan pengamatan detikcom di lapangan, terpantau hilir-mudik pembeli masuk ke dalam ruko-ruko pedagang mainan. Namun begitu, cenderung terlihat sepi bahkan tak jarang ditemui ruko tanpa pengunjung.

    Salah seorang pedagang mainan, Ice (30), mengaku omzetnya terjun bebas hingga 50% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada momentum Lebaran 2024, ia menyebut omzet penjualan main mencapai Rp 50 juta.

    “Kalau Lebaran biasa kita, hari pertama, hari kedua, hari ketiga bisa sampai Rp 50 juta. Sekarang cuma Rp 15-20 juta,” kata Ice saat ditemui detikcom di rukonya, Pasar Gembrong, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025).

    Tak hanya itu, Ice mengeluhkan penjualan mainan terus menurun terlepas dari momentum Lebaran. Di hari biasa pada tahun lalu, omzetnya bisa menyentuh hingga Rp 8 juta dalam sepanjang Senin hingga Kamis. Kini, pendapatan Ice susut dalam kurun waktu yang sama menjadi Rp 3 juta.

    Ia menilai, penurunan omzet terjadi lantaran wilayahnya berjualan akrab dengan lokasi tawuran warga. Di samping itu, Ice menilai krisis ekonomi hingga e-commerce turut menyumbang anjloknya omzet pedagang mainan di Pasar Gembrong.

    “Mungkin faktornya (toko) online bisa jadi, sama krisis, orang sering tawuran di sini. Sama kemarin demo yang masalah undang-undang itu, juga sepi di sini,” ungkapnya.

    Ice menambahkan, rata-rata pedagang mainan di Pasar Gembrong hanya mengambil untuk 20% dari harga modal. Bahkan, keuntungan itu seringkali susut ketika pembeli membandingkan harga jual Ice dengan mainan-mainan di e-commerce.

    “Kadang kalau orang bandingkan ke online, paling kita cuma ambil 10%. Kita ambil untung cuma Rp 5.000 atau Rp 10.000,” tutupnya.

    Ditemui terpisah Alvi (30) mengeluhkan hal yang sama. Ia menyebut, momentum Lebaran tahun ini tidak signifikan mendongkrak penjualan.

    “Masih mending tahun kemarin. (Selisih) penghasilannya jauh, bisa (turun) 50%,” ungkap Alvi.

    Alvi berkisah, pendapatannya pada Lebaran tahun lalu mencapai Rp 15 juta per hari. Sementara saat ini, ia hanya mengantongi pendapatan dari penjualan sekitar Rp 8 juta per hari.

    Sementara hari di luar perayaan Lebaran, Alvi mengaku penghasilannya Rp 500.000 hingga Rp 1 juta. Ia mengatakan, sepinya pengunjung terjadi sejak awal tahun 2025.

    “Sejak awal tahun saja yang beda,” tuturnya.

    Sementara di Pasar Gembrong Baru, pedagang nampak sepi dari pengunjung. Pantauan detikcom mencatat sekitar lima ruko pedagang mainan yang buka di hari ketiga usai Lebaran 2025

    Nasib serupa juga dialami pedagang mainan di Pasar Gembrong Baru, di mana pembeli justru sepi bahkan di hari ketiga usai Lebaran. Salah seorang pedagang mainan di Pasar Gembrong Baru, Ari Rahmat (45), mengaku belum melihat adanya lonjakan pembeli di Lebaran tahun ini.

    “Khususnya day cash, kalau perbandingan dari tahun kemarin menurun. Bagusan Lebaran tahun kemarin,” ungkapnya saat ditemui detikcom.

    Ia mengatakan, penjualan mainan tahun ini cenderung sama seperti hari-hari biasanya. Ari mengatakan, penjualannya meningkat justru sebelum masuk bulan Ramadan.

    Adapun harga mainan yang ia bandrol berkisar di Rp 25.000 hingga Rp 1 juta. Ia mengatakan, penjualan mainan di rukonya menyasar semua kalangan dan juga para kolektor miniatur mobil.

    “Libur hari raya harusnya lebih wah, tapi ini, dibilang dari kemarin, dari sebelum H-2 sampai H+2, nggak terlalu ada lonjakan. Jadi sama kayak weekend biasa,” tutupnya.

    (kil/kil)

  • Tawuran Pecah usai Salat Idulfitri di Senen Jakarta Pusat, Pemicunya Petasan

    Tawuran Pecah usai Salat Idulfitri di Senen Jakarta Pusat, Pemicunya Petasan

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, SENEN – Viral di media sosial tawuran terjadi usai salat Idulfitri di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat pada Senin (31/3/2025) pagi tadi.

    Dalam video yang diunggah di akun instagram @info_jakartapusat bentrok pecah antar sekelompok pemuda yang terlihat masih mengenakan pakaian koko.

    Bahkan, beberapa diantaranya terlihat masih mengenakan sarung.

    Di tengah keramaian itu, terdengar beberapa kali suara petasan, asap putih pun terlihat membumbung di sekitar lokasi.

    Seorang pemuda pun tampak jadi sasaran amuk warga. Pemuda yang tampak mengenakan gamis itu terlihat jadi korban pemukulan.

    Terkait video viral tersebut, Kapolsek Senen Kompol Bambang Santoso membantah adanya aksi tawuran antar warga usai salat Idulfitri.

    “Itu bukan tawuran, itu hanya kesalahpahaman saja,” ucapnya saat dikonfirmasi awak media.

    Insiden itu disebut Bambang hanya berlangsung sesaat dan saat ini situasi dan kondisi di lokasi sudah kembali kondusif.

    “Tidak berlangsung lama itu, sudah bisa diselesaikan, situasi sekarang aman terkendali,” ujarnya.

    Bambang menyebut, peristiwa itu bermula dari ulah salah satu warga yang menyalakan petasan setelah pelaksanaan salat Idulfitri.

    Suara bising dari petasan itu pun menimbulkan kegaduhan di sekitar lokasi kejadian.

    “Infonya ada salah satu warga atau orang menyalakan petasan sehingga menimbulkan kegaduhan, namun tidak berapa lama bisa diredam dan diselesaikan,” tuturnya.

    Aparat kepolisian pun akan menyelidiki orang pertama yang menyalakan petasan di lokasi hingga menimbulkan kegaduhan itu.

    “Hanya hitungan menit sudah bisa diselesaikan. Sedang diselidiki (yang menyalakan petasan),” tuturnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Tawuran Antar Warga di Jalan Kramat Raya Senen, Dimulai karena Salah Paham – Halaman all

    Tawuran Antar Warga di Jalan Kramat Raya Senen, Dimulai karena Salah Paham – Halaman all

    Insiden tawuran terjadi di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat pada hari pertama lebaran atau pada Senin (31/3/2025) pagi.

    Tayang: Senin, 31 Maret 2025 10:58 WIB

    Warta Kota

    ILUSTRASI TAWURAN – Insiden tawuran terjadi di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat pada hari pertama lebaran atau pada Senin (31/3/2025) pagi. Awal mula tawuran terjadi karena salah paham antar warga. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Insiden tawuran terjadi di Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat pada hari pertama lebaran atau pada Senin (31/3/2025) pagi.

    Awal mula tawuran terjadi karena salah paham antar warga. 

    Informasi itu dibenarkan Kapolsek Senen Kompol Bambang Santoso.

    “Betul tadi pagi sempat terjadi kesalahpahaman kemudian sudah bisa diselesaikan,” kata dia, saat dihubungi, Senin (31/3/2025). 

    Bambang menyebut dalam aksi tersebut tak ada warga yang ditangkap oleh pihak kepolisian. Dia pun membantah soal adanya aksi saling serang petasan dalam kejadian tersebut.

    “Tidak ada yang diamankan karena kesalahpahaman sudah selesai. Tidak ada yang saling lempar petasan, tidak ada senjata tajam,” tuturnya. 

    Lebih lanjut, Bambang menambahkan, kesalahpahaman sudah diselesaikan. Saat ini situasi di lokasi sudah kondusif. 

    “Tidak berapa lama situasi aman terkendali. Kejadian tidak lama sudah selesai,” ujarnya.

    Aksi tawuran tersebut terekam kamera dan viral di media sosial setelah pelaksanaan salat ied di kawasan tersebut.

    Terlihat sejumlah warga yang berlarian dengan masih mengenakan pakaian muslim dalam keributan tersebut. Terdengar pula bunyi petasan hingga ada kepulan asap di lokasi. 

    Link viral

    https://www.instagram.com/share/reel/BAHWD-KAfa

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Pagi Jelang Lebaran Ada Keributan Tawuran di Jakarta Pusat, Polisi Amankan Senjata Berbahaya

    Pagi Jelang Lebaran Ada Keributan Tawuran di Jakarta Pusat, Polisi Amankan Senjata Berbahaya

    TRIBUNJAKARTA.COM –  Satu hari menjelang Hari Raya Idulfitri atau lebaran, ada keributan terjadi antar pemuda di wilayah, Jakarta Pusat, pada Minggu (30/3/2025) pukul 06.00 WIB.

    Insiden tawuran antar pemuda itu tepatnya terjadi di kawasan Jalan Kali Pasir, Jakarta Pusat.

    Keributan tersebut berhasil dibubarkan oleh Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro mengatakan, pihaknya berhasil mengamankan seorang pemuda berinisial AA (22).

    Petugas juga menemukan sejumlah barang bukti senjata berbahaya berupa lima bilah celurit, satu batang pipa besi panjang, serta dua petasan yang sudah dibakar.

    Susatyo memastikan, pihaknya akan terus bertindak tegas menghalau aksi tawuran yang meresahkan masyarakat.

    “Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku tawuran di Jakarta Pusat,” ujar Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/3/2025).

    “Setiap tindakan kriminal yang mengganggu ketertiban akan kami tindak tegas sesuai hukum yang berlaku,” sambungnya.

    Kasus pria yang mengaku anggota ormas meminta jatah THR kepada tukang cukur di Lebak Bulus diselesaikan secara kekeluargaan. Pria berbaju oranye itu sempat memerah meminta diberikan THR lebaran.

    Sementara itu, Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol William Alexander, mengatakan pihaknya berhasil mengidentifikasi insiden tersebut setelah melakukan pemantauan wilayah.

    Tim patroli mendapati sekelompok pemuda yang terlibat tawuran.

    “Begitu kami tiba di lokasi, kami langsung melakukan pembubaran dan mengamankan seorang pelaku beserta barang bukti,” ujarnya.

    “Untuk proses lebih lanjut, pelaku dan barang bukti kami serahkan ke Polsek Senen,” jelanya.

    Aksi cepat pihak kepolisian ini mendapat apresiasi dari warga sekitar yang merasa resah dengan maraknya tawuran di wilayah tersebut.

    Seorang warga, Budi (45), mengungkapkan rasa terima kasihnya atas tindakan sigap aparat keamanan.

    “Kami sangat berterima kasih kepada polisi yang cepat bertindak. Tawuran ini sangat mengganggu dan berbahaya.”

    “Semoga ke depan bisa lebih banyak patroli untuk mencegah kejadian serupa,” ujar Budi.

    Saat ini, pihak kepolisian masih mendalami motif tawuran dan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kemungkinan adanya pelaku lain yang terlibat.

    Polisi mengimbau masyarakat untuk terus berperan aktif dalam menjaga keamanan lingkungan dan segera melapor jika melihat indikasi tawuran atau tindakan kriminal lainnya.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, pelaku dapat dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa izin dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10 tahun. 

    Polisi memastikan akan terus melakukan patroli intensif untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Berawal Saling Ejek di Warung Kopi, Pecah Bentrok Anggota 2 Perguruan Silat di Tuban – Halaman all

    Berawal Saling Ejek di Warung Kopi, Pecah Bentrok Anggota 2 Perguruan Silat di Tuban – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Muhammad Nurkholis

    TRIBUNNEWS.COM, TUBAN – Perkelahian antarkelompok perguruan silat  terjadi di Jalan Cemoro Sewu, Kelurahan Sukolilo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, Jatim, Kamis (27/3/2025) sekitar pukul 01.00 WIB.

    Pertikaian dipicu saling ejek antarkelompok di sebuah warung kopi.

    Keduanya akhirnya melakukan perkelahian.

    Pertikaian antar dua kelompok tersebut, warga yang merasa resah kemudian melaporkan kejadian ini kepada Satreskrim Polres Tuban.

    Unit Jatanras Satreskrim Polres Tuban yang sedang melakukan patroli malam, kemudian mendatangi lokasi kejadian.

    Namun saat petugas sampai di lokasi kejadian, petugas hanya berhasil mengamankan satu orang saja karena yang lain berhasil melarikan diri.

    “Saat tiba di TKP kita hanya mengamankan satu orang,” ujar Kanit Jatanras Satreskrim Polres Tuban, IPDA Moch. Rudi, Kamis (27/3/2025) 

     Kemudian petugas melakukan penyisiran dan melakukan pengembangan, hasilnya 8 orang dari dua perguruan silat yang telah melakukan tawuran tersebut berhasil diamankan.

    Dari hasil perkelahian ini, diketahui ada satu orang yang mengalami luka ringan.

    “Dari Hasil pengembang kita amankan lagi 8 anak yang terlibat tawuran, 1 diantaranya mengalami luka ringan,” imbuhnya

    Untuk memberi efek jera dan tidak mengulangi perbuatannya, 9 anak dibawah umur ini kemudian diberi pembinaan fisik berupa push up.

    Selain pembinaan fisik 9 orang ini juga disuruh melafalkan sumpah pemuda.

    “Satu orang  yang mengalami luka ringan masih dalam kondisi baik-baik saja, kemudian semuanya kita beri pembinaan,” ucapnya.

    Melafalkan sumpah pemuda dilakukan bukan tanpa alasan, hal ini agar para anak-anak memahami betul jika perbedaan bukan berarti permusuhan.

    Usai dilakukan pembinaan, 9 anak-anak ini kemudian diperbolehkan pulang untuk beristirahat, dan berjanji tak akan mengulangi perbuatannya.

    “Kejadian seperti ini terjadi karena para anak-anak sedang mencari jati diri,” bebernya.

    Dari kejadian ini Rudi menghimbau agar para orang tua turut mengawasi anak-anaknya, sebab dikhawatirkan tanpa pengawasan, anak-anak ini bisa terjerumus dalam pergaulan yang salah.  (Tribun Jatim/Muhammad Nurkholis) 

  • Polisi Tangkap 13 Pelaku Perang Sarung di Grobogan, 8 Orang di Antaranya di Bawah Umur – Halaman all

    Polisi Tangkap 13 Pelaku Perang Sarung di Grobogan, 8 Orang di Antaranya di Bawah Umur – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sebanyak 13 pelaku tawuran bersenjata tajam yang beraksi selama bulan Ramadan ditangkap Satreskrim Polres Grobogan, Jawa Tengah (Jateng).

    Hal itu disampaikan Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Agung Joko Haryono di Aula Jananuraga Mapolres, Rabu (26/3/2025).

    Pelaku yang berasal dari beberapa wilayah di Kabupaten Grobogan itu, ditangkap sejak tanggal 1 sampai 20 Maret 2025.

    Aksi tawuran memakai senjata tajam itu, terjadi di Desa Ngraji Purwodadi, Desa Getasrejo Grobogan, Desa Karangwader Penawangan, Desa Pulokulon, dan Desa Sumberjosari Karangrayung.

    “Jumlah tersangka 13 orang terdiri dari 5 orang dewasa dan 8 orang anak di bawah umur,” ucap Agung, dilansir Tribun Jateng.

    Selain menangkap para pelaku, Satreskrim Polres Grobogan mengamankan sebanyak 35 senjata tajam berbagai jenis, mulai celurit, samurai, gerigi besi, hingga busur beserta anak panahnya.

    Menurut Agung, para pelaku berdalih melakukan aksi tersebut hanya sekadar untuk menunjukkan eksistensi diri.

    “Ada komunikasi sebelumnya di antara mereka, baik melalui medsos maupun ketemu langsung untuk melakukan perang sarung,” tutur Agung.

    Para pelaku akan dijerat dengan Pasal 2 ayat (1) UU Darurat RI Nomor 12 Tahun 1951, ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Agung pun mengimbau masyarakat, khususnya para pelajar dan pemuda untuk tak melakukan aksi perang sarung.

    Pasalnya, aksi itu, dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain, apalagi jika membawa senjata tajam atau barang berbahaya lainnya.

    “Kepada orang tua, kami mengimbau untuk senantiasa melakukan pengecekan terhadap anak-anaknya.” 

    “Ketika anak-anaknya sampai tengah malam tidak pulang, mohon dibantu untuk dicek keberadaannya.”

    “Untuk seluruh masyarakat, apabila mengetahui adanya sekelompok masyarakat yang membawa senjata tajam atau benda berbahaya lainnya, segera laporkan pada kepolisian terdekat atau ke Polres Grobogan melalui hotline 110,” pungkasnya. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Alasan 13 Pelaku Tawuran Perang Sarung di Grobogan, Hanya Untuk Menunjukkan Eksistensi Diri.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJateng.com/Fachri Sakti Nugroho)

  • Polisi Gagalkan Tawuran Antar Perguruan Silat di Tuban Saat Sahur

    Polisi Gagalkan Tawuran Antar Perguruan Silat di Tuban Saat Sahur

    Tuban (beritajatim.com) – Aksi tawuran antar perguruan silat saat sahur berhasil digagalkan Tim Jatanras Satreskrim Polres Tuban di Jalan Cemoro Sewu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, pada Kamis (27/03/2025) dini hari.

    Diketahui, dua kelompok perguruan silat ini sudah bersiap bentrok, yang mana sebelumnya salah satu oknum perguruan silat menantang dua kelompok lain di sebuah warung kopi.

    Namun, saat hendak tawuran, petugas Kepolisian menerima laporan dari warga setempat dan bergegas mengamankan sekelompok remaja tersebut.

    Kanit Tindak Pidana Umum (Tipidum) Satreskrim Polres Tuban, Ipda Moh Rudi, membenarkan adanya aksi tawuran yang hendak dilakukan oleh sekelompok remaja yang berhasil digagalkan.

    “Berdasarkan adanya laporan dari masyarakat terkait aksi tawuran, kemudian kami respon mendatangi lokasi yang menurut warga terjadi bentrok,” ujar Ipda Moh Rudi.

    Sekelompok remaja tersebut diberikan sanksi di tempat berupa hukuman pembinaan seperti 10 kali push-up, 10 kali jumping jack, serta diwajibkan melafalkan Sumpah Pemuda dan Pancasila.

    Namun, saat diminta mengucapkan Sumpah Pemuda, banyak dari mereka malah kebingungan dan tidak mampu menghafalkan.

    “Kami ambil langkah preventif dengan pembinaan fisik, bukan untuk menghukum, tetapi memberi efek jera dan menanamkan semangat persatuan meski mereka berasal dari perguruan yang berbeda,” tegas Rudi.

    Sementara itu, selama bulan Ramadan, petugas Kepolisian rutin melakukan patroli menjelang sahur untuk mengantisipasi kejahatan, kriminalitas, serta kenakalan remaja, baik itu konvoi, balap liar, dan aksi tawuran.

    “Sehingga, setelah kami menerima laporan, kami sisir area Jalan Cemoro Sewu dan betul kami mendapati dua sekelompok remaja dari perguruan silat ini sedang bersitegang,” imbuhnya.

    Setelah diberikan sanksi pembinaan, para remaja ini akhirnya saling meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Mereka diperbolehkan pulang dengan pesan tegas dari kepolisian agar tidak mudah terprovokasi dan menjauhi aksi tawuran.

    “Harapannya, kejadian seperti ini tidak terulang kembali, karena tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga orang lain,” ucap Rudi. [ayu/beq]

  • Lowongan Petugas PPSU dan Damkar Diutamakan untuk Warga Jakarta, Pramono Jelaskan Nasib Pendatang

    Lowongan Petugas PPSU dan Damkar Diutamakan untuk Warga Jakarta, Pramono Jelaskan Nasib Pendatang

    TRIBUNJAKARTA.COM – Jakarta masih menjadi magnet bagi para pengadu nasib dari berbagai daerah. Daya tarik magnet itu semakin kuat pada momen lebaran yang sebentar lagi datang.

    Sementara itu, Gubernur Jakarta, Pramono Anung, tengah menyiapkan ribuan lowongan kerja.

    Namun, kesempatan kerja itu diprioritaskan untuk warga Jakarta, karena merupakan janji kampanyenya.

    Lantas bagaimana nasib pendatang? 

    Petugas Damkar

    Pramono mengaku akan segera membuka lowongan untuk Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Penyelamatan Jakarta.

    Ia menekankan, lowongan menjadi petugas damkar akan diprioritaskan untuk warga ber-KTP Jakarta.

    “Kami akan membuka secara bertahap untuk anggota ataupun petugas pemadam kebakaran. Tentunya diutamakan yang ber-KTP Jakarta, seperti yang saya sampaikan,” ucap Pramono saat ditemui di Kantor Damkar Jakarta Pusat, Senin (24/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Pram, sapaan karib sang gubernur, tidak menyebut tanggal tepatnya, namun ia memastikan lowongan petugas damkar akan dibuka tahun 2025 ini.

    “Yang jelas akan dibuka tahun ini. Yang jelas segera akan dibuka,” kata dia.

    Politikus senior PDIP itu menjelaskan, saat ini Jakarta memiliki 4.000 petugas damkar.

    Sedangkan, idealnya mencapai 10.000-11.000 petugas.

    “Memang dari segi personel masih sangat kekurangan. Dengan demikian secara perlahan kita akan mempersiapkan supaya kebutuhan personel itu bisa tercukupi,” ucap Pramono.

    Pramono juga mengungkapkan, dari 267 kelurahan di Jakarta, baru sekitar 170 yang memiliki pos damkar.

    Sementara itu, di tingkat kecamatan, seluruhnya atau 44 kecamatan sudah memiliki sektor damkar.

    “Maka untuk itu di daerah-daerah yang padat penduduk seperti Tambora dan sebagainya perlu ada langkah-langkah untuk mempersiapkan sejak dini. Termasuk preventif untuk pencegahan kebakaran,” kata dia.

    Pada kesempatan yang sama, Plt Kepala Dinas Gulkarmat Jakarta, Satriadi menegaskan, calon petugas pemadam kebakaran harus memenuhi dua kriteria kunci.

    Pertama adalah petugas damkar harus sehat. Tentu bertarung melawan api membutuhkan fisik prima.

    Syarat kedua adalah, petugas damkar tidak boleh memiliki trauma tertentu, seperti takut ketinggian ataupun takut gelap.

    “Kriterianya, salah satunya itu pribadi yang sehat, sudah pasti. Terus juga nanti pengetesan lagi, dites lagi apakah trauma dengan ketinggian, trauma dengan gelap. Jadi itu kan tidak boleh jadi petugas pemadam pembakaran. Nanti kita tes lagi,” ucap Satriadi.

    Petugas PPSU

    Selain akan merekrut petugas damkar, Pram juga melonggarkan syarat bekerja menjadi petugas PPSU.

    Siapapun yang ingin menjadi pasukan oranye, hanya membutuhkan ijazah SD.

    Syarat pendidikan itu lebih rendah dari sebelumnya yang mengharuskan pelamar memiliki ijazah sekolah lanjutan tingkatatas (SLTA) atau sekolah menengah atas (SMA).

    Hal itu diumumkan Pram di Balai Kota Jakarta, Minggu (23/3/2025).

    “Saya juga sudah mengubah syarat untuk PPSU dan untuk pasukan oranye. Termasuk sistem penerimaannya. Sistem penerimaannya transparan, syaratnya tidak lagi seperti dulu SLTA, sekarang SD pun cukup,” ucap Pram saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Minggu (23/3/2025), dikutip dari Kompas.com.

    Syarat lain dari Pramono adalah, pelamar PPSU harus memiliki etos kerja yang tinggi.

    “Yang penting bisa baca, tulis, dan rajin bekerja dan kami akan menambah itu,” kata dia.

    Dengan syarat pendidikan diperlonggar, Pramono berharap bisa menurunkan angka pengangguran di Jakarta.

    “Sehingga dengan begitu, mudah-mudahan ini juga akan membuka lapangan kerja baru di Jakarta,” ungkap Pramono.

    Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno juga pernah mengatakan hal serupa.

    Meskipun tanpa syarat ijazah tinggi, gaji petugas PPSU tetap menggiurkan, mengikuti Upah Minimum Regional (UMR) Jakarta.

    Ia menegaskan petugas PPSU bukanlah pekerja rendahan, melainkan bagian penting dalam menjaga kebersihan dan kerapian kota.

     “PPSU bukan pekerja rendah tapi mereka gajinya UMR, jadi bukan dilihat sebelah mata. Artinya, memang tugasnya merapikan kota, segala macam, nah itu juga bagian dari lapangan kerja yang kita ciptakan,” kata Rano.

    Jika berkaca pada UMR Jakarta tahun 2025, gaji PPSU mencapai Rp 5.396.791, atau jika dibulatkan menjadi Rp 5,4 juta.

    Menurut Rano, kebijakan ini merupakan bagian dari target Pemprov Jakarta untuk menciptakan 500.000 lapangan kerja demi menekan angka pengangguran.

    Selain itu, salah satu alasan memperlonggar syarat pendidikan untuk PPSU adalah tingginya angka pengangguran di Jakarta, terutama di kawasan rawan tawuran seperti Cipinang, Jakarta Timur.

    Ia menilai bahwa persoalan ekonomi, pengangguran, dan banyaknya anak putus sekolah menjadi akar masalah yang memicu terjadinya konflik sosial di kawasan tersebut.

    Dengan membuka lebih banyak peluang kerja tanpa mempersoalkan tingkat pendidikan, Rano berharap angka pengangguran bisa ditekan dan potensi tawuran dapat diminimalisir.

    “Inti permasalahan misalnya ekonomi, banyak yang tidak kerja, putus sekolah banyak, ah yuk kita ciptakan, memang tugas kita menciptakan itu (lapangan kerja). Maka dari itu kemarin saya sampaikan Jakarta akan menciptakan 500.000 lapangan kerja,” ungkap Rano.

    Nasib Pendatang

    Di sisi lain, meminta para pendatang yang ingin mengadu nasib di Jakarta untuk melengkapi diri dengan keahlian.

    Sehingga mereka dapat bersaing untuk memperoleh pekerjaan yang layak selama merantau di Jakarta.

    “Bagi siapapun mau datang ke Jakarta monggo saja, tapi tentunya kami sebagai pemerintah Jakarta mengharapkan orang yang datang ke Jakarta bisa capable untuk bekerja dengan baik,”  ucapnya di Balai Kota Jakarta, Jumat (21/3/2025).

    Pramono pun menjanjikan bakal membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk para pendatang dan warga Jakarta yang belum bekerja.

    “Kami akan membuka job fair, kami akan membuka balai latihan kerja, kami akan mempersiapkan memperbaiki kualitas kerja kita,” ujarnya.

    Tak cuma membuka lapangan kerja, Pram juga berjanji bakal memberi pelatihan-pelatihan khusus untuk meningkatkan keahlian masyarakat.

    Sehingga mereka bisa bersaing di bursa kerja dan mampu meningkatkan taraf hidup keluarga.

    “Di dalam balai latihan kerja saya juga sudah meminta untuk diajari belajar bahasa asing, bahasa Korea, Jepang, China. Karena salah satu yang dihadapi kita paling utama adalah di bahasa kalau kota berangkat ke luar negeri,” tuturnya.

    Di sisi lain, Pram juga memastikan, Jakarta terbuka bagi siapapun masyarakat yang ingin mengaku nasib.

    Ia pun memastikan tak akan ada operasi yustisi terhadap para pendatang seperti yang dulu dijalankan di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.

    “Kita tidak boleh tidak memanusiakan orang, sehingga enggak ada operasi justisia yang dulu pernah ada, saya melarang,” kata dia.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya