Kasus: Tawuran

  • Main Mobile Legends Bisa Masuk Barak? Ini Kata Gubernur Dedi Mulyadi

    Main Mobile Legends Bisa Masuk Barak? Ini Kata Gubernur Dedi Mulyadi

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Rencana Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi untuk memasuki siswa nakal ke Barak Militer masih menjadi perbincangan.

    Kali ini, Dedi Mulyadi membeberkan kriteria siswa yang akan mengikuti program pendidikan dan pembinaan di barak militer atau Polri.

    Beberapa diantaranya seperti, pelaku tawuran, peminum alkohol, hingga siswa yang kecanduan bermain gim daring seperti Mobile Legends.

    “Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam tidak tidur, pagi tidak bangun,” kata Dedi Mulyadi.

    “Orang tuanya dilawan, melakukan pengancaman, bikin ribut di sekolah, bolos terus, dan dari rumah ke sekolah tapi tidak pernah sampai ke sekolah,” ujarnya.

    Adapun rencananya, pembinaan ini akan diterapkan secara bertahap dan dimulai dari daerah rawan kenakalan remaja.

    Dan nantinya bakal diperluas ke seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

    Dengan tujuan untuk membentuk kedisiplinan dan rasa tanggung jawab melalui pola hidup militer.

    “Siswa yang mengalami kenakalan akut, bahkan mengarah ke tindakan kriminal, akan dibina,” sebutnya.

    “Orang tua menyerahkan anaknya melalui surat pernyataan, lalu mengantar ke barak TNI atau Polri,” terangnya.

    (Erfyansyah/fajar)

  • 7
                    
                        Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain "Mobile Legend"
                        Nasional

    7 Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain "Mobile Legend" Nasional

    Kriteria Siswa yang Masuk Barak Militer, Dedi Mulyadi: Tukang Tawuran, Pemabuk, Pemain “Mobile Legend”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat
    Dedi Mulyadi
    membeberkan kriteria siswa nakal yang akan menjalani pendidikan militer di barak.
    “Tukang tawuran, tukang mabuk, tukang main Mobile Legends. Yang kalau malam kemudian bangunnya mau sore,” ujar Dedi di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (29/4/2025).
    Selain itu, Dedi menjelaskan, anak-anak nakal yang akan masuk ke barak adalah mereka yang suka melawan orang tua dan melakukan pengancaman.
    Kemudian, anak-anak itu juga kerap membuat ribut di sekolahnya masing-masing.
    “Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah. Ke sekolah enggak nyampe,” ucapnya.
    “Kan kita semua dulu pernah gitu ya?” imbuh Dedi sambil tertawa.
    Rencana pembinaan siswa di
    barak militer
    ini muncul setelah
    Gubernur Jabar Dedi Mulyadi
    mengusulkan agar siswa yang berulang kali melakukan pelanggaran berat dapat digembleng dalam lingkungan militer untuk menanamkan rasa disiplin dan tanggung jawab.
    Dedi menjelaskan, pelaksanaan program akan dimulai secara bertahap di daerah rawan sebelum diperluas ke seluruh kabupaten/kota.
    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” ujar Dedi, dilansir dari Antara, Senin.
    Dedi mengungkapkan, tiap siswa akan mengikuti program itu selama 6 bulan di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI.
     
    “Selama enam bulan siswa akan dibina di barak dan tidak mengikuti sekolah formal. TNI yang akan menjemput langsung siswa ke rumah untuk dibina karakter dan perilakunya,” kata Dedi.
    Program ini akan dibiayai lewat kerja sama antara Pemprov Jabar dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Siapkan Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah di Jabar, Apa Perlu? – Halaman all

    Dedi Mulyadi Siapkan Pendidikan Militer bagi Siswa Bermasalah di Jabar, Apa Perlu? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tengah menyiapkan program pendidikan militer bagi siswa-siswi SMA sederajat yang bermasalah atau terlibat geng motor. 

    Terutama, bagi siswa-siswi yang kenakalannya tidak terkendali.

    Mereka, kata Dedi Mulyadi, akan ditempa oleh TNI selama beberapa waktu.

    Dedi Mulyadi mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan para bupati/wali kota untuk merealisasikan program ini.

    Teknisnya, siswa-siswi yang terlibat tawuran atau kenakalan lainnya akan dipanggil orang tuanya dan diminta agar dimasukkan ke dalam program pendidikan militer.

    “Nanti ada anak yang tawuran di jalan kita akan bawa, nanti saya panggil orang tuanya mau gimana, masih sanggup mendidik atau kita sekolahkan di sekolah militer,” jelas Dedi Mulyadi, Senin (28/4/2025) melansir Tribun Jabar.

    Jika orang tuanya sudah tidak sanggup memberikan arahan, maka program pendidikan militer bisa dimanfaatkan.

    Untuk mendukung terselenggaranya program ini, Dedi Mulyadi menjelaskan sudah ada beberapa kabupaten kota yang menyiapkan program pendidikan militer. 

    “Sudah ada beberapa kabupaten yang sudah menyiapkan, di Bandung, Pangdam 3 Siliwangi sudah menyiapkan barak-barak, sudah disiapkan.”

    “Nanti sekolah formalnya tetap, mereka berafiliasi pada SMA mana, tapi kelasnya khusus.”

    “Ada beberapa kabupaten yang sudah siap, nanti kita beritahu kabupaten mana siap,” ujar Dedi Mulyadi.

    Saat disinggung kabupaten kota mana saja yang sudah siap, Dedi Mulyadi tidak menjelaskan secara rinci. 

    Lantas, apakah pendidikan militer bagi siswa-siswi SMA dan SMK perlu dilakukan?

    Alasan Ada Pendidikan Militer

    Dedi Mulyadi menjelaskan alasan dirinya menyiapkan program pendidikan militer bagi siswa bermasalah ini.

    Hal ini dilakukan demi menjawab tantangan sekolah dalam menghadapi kenakalan-kenakalan remaja yang sulit diatasi.

    Nantinya anak-anak yang orang tuanya sudah tidak sanggup lagi untuk mendidik akan diminta ikut wajib militer.

    Melalui pendidikan militer ini, Dedi Mulyadi berharap siswa-siswi yang bermasalah dapat terselesaikan.

    “Jadi begini, kan kita ini dari dulu ngomongin geng motor gak selesai-selesai, anak-anak yang mengalami problem di rumah sehingga berdampak tidak sekolah, tidak selesai,” ujar Dedi Mulyadi.

    Sebelumnya, Dedi Mulyadi pernah menjelaskan tentang rencana memasukan program ini ke kurikulum di awal tahun ajaran baru.

    Setiap sekolah akan dilengkapi dengan pembina yang berasal dari anggota TNI dan Polri.

    “Saya serius, mulai tahun ajaran baru, Pemda Provinsi Jabar akan memasukkan kurikulum wajib militer di sekolah-sekolah,” ujar Dedi Mulyadi, Rabu (5/3/2025). 

    Kehadiran anggota TNI dan Polri di sekolah bertujuan membentuk karakter bela negara di kalangan siswa. 

    Siswa diharapkan tidak akan terlibat lagi dalam aktivitas tawuran, perkelahian antar pelajar, atau kenakalan remaja lainnya.

    Selain itu, kurikulum wajib militer ini bertujuan menggali potensi siswa di berbagai bidang, seperti di antaranya dalam bidang pertanian, peternakan dan lain sebagainya.

    Ia menambahkan bahwa wajib militer identik dengan kedisiplinan, sehingga siswa dapat lebih fokus belajar dan menghindari kegiatan yang menimbulkan kerugian.

    “Program ini dirancang untuk membentuk karakter siswa sekaligus menggali potensi mereka dalam berbagai bidang.”

    “Setiap sekolah akan memiliki pembina dari TNI dan Polri yang bertugas membentuk karakter siswa serta memetakan bakat mereka, termasuk bagi yang bercita-cita menjadi tentara atau polisi,” jelas Dedi Mulyadi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Sebut Pendidikan Militer Khusus untuk Siswa Bermasalah atau Terlibat Geng Motor dan Jadwal Pendidikan Militer Siswa SMA Sederajat di Jabar, Dedi Mulyadi: TNI Jemput Langsung ke Rumah

    (Tribunnews.com/Galuh widya Wardani)(TribunJabar.id/Salma Dinda Regina/Nazmi Abduraman)

  • 9 Remaja yang Hendak Tawuran di Kemayoran Ditangkap, Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara – Halaman all

    9 Remaja yang Hendak Tawuran di Kemayoran Ditangkap, Terancam Hukuman 10 Tahun Penjara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Polisi menangkap sembilan remaja yang kedapatan membawa senjata tajam jenis celurit di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Minggu (27/4/2025) dini hari.

    Penangkapan ini dilakukan oleh Tim Patroli Perintis Presisi Ambon saat melaksanakan patroli rutin.

    Kasat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol William Alexander, menjelaskan bahwa penangkapan bermula dari kecurigaan petugas terhadap sekelompok remaja yang berkumpul di lokasi sepi.

    “Petugas mulanya mencurigai sekelompok remaja yang berkumpul di lokasi sepi,” tuturnya, Minggu.

    Ketika dihampiri di lokasi itu, mereka mencoba membuang celurit ke semak-semak.

    “Namun berhasil kami amankan berikut barang bukti.”

    “Patroli akan terus kami intensifkan untuk mencegah kejadian serupa,” jelasnya.

    Sembilan remaja yang ditangkap adalah DP (17), FI (16), MFK (16), MS (16), FP (17), DMS (19), RA (16), MVF (20), dan ME (16).

    Mereka dijerat Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang Kepemilikan Senjata Tajam tanpa izin, yang dapat mengakibatkan hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro, mengungkapkan bahwa pihaknya menyita empat buah senjata tajam jenis celurit, empat unit sepeda motor, dan delapan unit telepon genggam dari para pelaku.

    “Para remaja ini membawa senjata tajam dan hendak melakukan tawuran.”

    “Ini jelas ancaman serius terhadap ketertiban umum,” tegasnya.

    Susatyo juga mengimbau peran aktif orang tua dalam mengawasi anak-anak mereka.

    “Kami mengingatkan kepada seluruh orang tua agar menjaga, mendidik, dan mengawasi putra-putri mereka, terutama bila keluar rumah pada malam hari. Jangan biarkan anak-anak kita terluka bahkan meregang nyawa di jalan akibat tawuran,” imbuhnya.

    Ia menekankan pentingnya memberikan kegiatan positif untuk masa depan anak-anak.

    “Masa depan bangsa kita ada di tangan anak-anak ini,” tutup Susatyo.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Sembilan Remaja yang Diduga Ingin Tawuran di Cikarang Ditangkap
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 April 2025

    Sembilan Remaja yang Diduga Ingin Tawuran di Cikarang Ditangkap Megapolitan 27 April 2025

    Sembilan Remaja yang Diduga Ingin Tawuran di Cikarang Ditangkap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Polres Metro Bekasi menangkap sembilan remaja yang hendak
    tawuran
    di Jalan Sport City, Kecamatan Cikarang Timur, Bekasi, Sabtu (26/4/2025) dini hari.
    Penangkapan ini dilakukan setelah tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi melakukan patroli di sekitar lokasi sekitar pukul 02.15 WIB.
    “Tm berhasil mengamankan sembilan pemuda terduga pelaku tawuran di Jalan Sport City, Kecamatan Cikarang Timur,” kata tim patroli Perintis Presisi Polres Metro Bekasi, IPTU Bernadectus Mega dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/4/2025).
    Dari penangkapan ini, polisi menyita sejumlah sejata tajam yang diduga digunakan para pelaku untuk tawuran.
    “Dalam penindakan tersebut, turut diamankan barang bukti berupa lima bilah senjata tajam dan tiga unit kendaraan roda dua,” ucap Bernadectus.
    Usai ditangkap, sembilan orang itu langsung dibawa ke Polres Metro Bekasi untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
    “Para pemuda tersebut kemudian diserahkan ke Polres Metro Bekasi pada pukul 03.45 WIB untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Polres Metro Bekasi terus berkomitmen untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat,” kata Bernadectus.
    Bernadectus memastikan polisi akan rutin melakukan patroli untuk mengurangi tindak kejahatan di jalanan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 9 Remaja Hendak Tawuran di Jakpus Ditangkap Polisi, Celurit Panjang Disita

    9 Remaja Hendak Tawuran di Jakpus Ditangkap Polisi, Celurit Panjang Disita

    Jakarta

    Satuan Samapta Polres Metro Jakarta Pusat mengamankan 9 remaja yang hendak tawuran di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat pagi tadi. Senjata tajam turut disita dari kelompok remaja itu.

    “Para remaja ini membawa senjata tajam dan hendak melakukan tawuran. Ini jelas ancaman serius terhadap ketertiban umum,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).

    Para pelaku yang diamankan yakni DP (17), FI (16), MFK (16), MS (16), FP (17), DMS (19), RA (16), MVF (20), dan ME (16). Polisi turut mengamankan empat unit sepeda motor dan delapan unit telepon genggam milik para pelaku.

    Susatyo mengatakan mereka ditangkap saat polisi melakukan patroli rutin pada Minggu (27/4) dini hari. Para pelaku mencoba membuang senjata tajam yang dibawanya ke semak-semak di lokasi.

    “Petugas mencurigai sekelompok remaja yang berkumpul di lokasi sepi. Saat dihampiri, mereka mencoba membuang celurit ke semak-semak. Namun berhasil kami amankan berikut barang bukti,” ujarnya.

    Para pelaku dan barang bukti saat ini sudah diamankan di Polres Metro Jakarta Pusat. Mereka terancam jeratan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa izin, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    “Kami mengingatkan kepada seluruh orang tua agar menjaga, mendidik, dan mengawasi putra-putrinya, terutama bila keluar rumah pada malam hari. Jangan biarkan anak-anak kita terluka bahkan meregang nyawa di jalan akibat tawuran,” imbuhnya.

    (wnv/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi tangkap dua remaja bawa celurit yang diduga hendak tawuran

    Polisi tangkap dua remaja bawa celurit yang diduga hendak tawuran

    Sejumlah anggota polisi mengamankan dua remaja yang membawa senjata tajam diduga akan digunakan untuk tawuran di Jakarta, Sabtu (26/4/2025). ANTARA/Ho-Humas Polres Metro Jakpus

    Polisi tangkap dua remaja bawa celurit yang diduga hendak tawuran
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 26 April 2025 – 15:10 WIB

    Elshinta.com – Polres Metro Jakarta Pusat menangkap dua remaja yang membawa senjata tajam jenis celurit di kawasan Jalan Salemba Raya yang diduga hendak dipakai untuk tawuran.

    “Ini bentuk respons cepat kami terhadap potensi gangguan kamtibmas,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, kedua remaja itu masing-masing berinisial MF (22) dan RK (16) dan diamankan Tim Patroli Perintis Presisi Sat Samapta Polres Metro Jakarta Pusat, pada Sabtu dini hari sekitar pukul 02.30 WIB saat tim melakukan patroli rutin di wilayah rawan. Ia mengatakan  petugas mencurigai gerak-gerik sekelompok remaja, lalu melakukan pemeriksaan dan menemukan sebilah celurit yang disembunyikan dari salah satu pelaku.

    Kedua pelaku diketahui tidak bersekolah dan berdomisili di wilayah Kecamatan Senen, Jakarta Pusat. Mereka beserta barang bukti langsung dibawa ke Polsek Senen untuk proses hukum lebih lanjut.

    “Tidak ada ruang untuk aksi tawuran di wilayah Jakarta Pusat, apalagi menggunakan senjata tajam,” ujarnya.

    Kasat Samapta Kompol William Alexander menyatakan bahwa patroli kewilayahan akan terus digencarkan sebagai upaya pencegahan tindak kekerasan jalanan.

    “Kami berkomitmen menjaga keamanan wilayah. Tim Presisi akan terus menyisir titik-titik rawan untuk mencegah aksi premanisme dan tawuran,” katanya.

    Atas perbuatannya, MF dan RK dijerat pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata tajam tanpa hak. Keduanya terancam hukuman penjara maksimal 10 tahun.

    Sumber : Antara

  • Tawuran Pecah 2 Kelompok Pelajar di Jatinegara Jaktim, Polisi Telusuri Informasi Korban Luka

    Tawuran Pecah 2 Kelompok Pelajar di Jatinegara Jaktim, Polisi Telusuri Informasi Korban Luka

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA – Unit Reskrim Polsek Jatinegara, Jakarta Timur masih menyelidiki informasi adanya korban dalam tawuran pelajar di Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina.

    Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono mengatakan pihaknya masih melakukan penyelidikan memastikan informasi karena hingga kini belum menerima laporan terkait adanya korban dalam kasus.

    Hingga kini belum ada laporan dari pihak keluarga pelajar yang terluka, maupun dari rumah sakit (RS) di wilayah Jatinegara dan sekitarnya terkait adanya korban tawuran yang dibawa berobat.

    “Kalau menurut info memang ada korban. Namun kita belum pastikan ya, anggota sedang melaksanakan kepastian itu. Karena informasi ada dibawa ke rumah sakit,” kata Samsono, Rabu (23/4/2025).

    Jajaran Unit Reskrim Polsek Jatinegara menyatakan masih melakukan pemeriksaan terhadap 20 pelajar yang diamankan saat kejadian, maupun warga di sekitar lokasi.

    Pasalnya berdasar rekaman video amatir di media sosial, terdapat seorang pelaku tawuran yang terkapar dalam keadaan mengalami pendarahan di tengah ruas Jalan Otista Raya.

    “Kalau yang untuk diamankan tidak ada (terluka). Masih simpang siur (ada korban atau tidak). Nanti kita periksa, karena kebetulan ada saksi yang mengetahui. Sesuai dengan yang di video,” ujarnya.

    Tangkapan layar rekaman video amatir merekam aksi tawuran di Jalan Otista Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (23/4/2025) (ISTIMEWA)

    Samsono menuturkan Unit Reskrim Polsek Jatinegara juga masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap 20 pelajar yang diamankan untuk memastikan keterlibatan mereka.

    Berdasar hasil pemeriksaan sementara tawuran melibatkan dua pelajar SMK Budi Utomo dan SMK 34 yang membuat janji melakukan tawuran di kawasan permukiman warga Tanjung Lengkong.

    Puluhan pelajar yang saling serang menggunakan senjata tajam tersebut sudah berencana melakukan tawuran, dengan alasan untuk merayakan selesainya ujian di sekolah mereka.

    “Penyelesaian hukum masih dalam pemeriksaan. Karena memang di tempat kejadian itu kita amankan ada senjata tajam, ada gear. Nah ini yang diindikasikan menjadi alat untuk tawuran,” tuturnya.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 2 Kelompok Pelajar Berulah Saling Serang di Jatinegara Jaktim, Tawuran Pecah Perayaan Ujian Sekolah

    2 Kelompok Pelajar Berulah Saling Serang di Jatinegara Jaktim, Tawuran Pecah Perayaan Ujian Sekolah

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA – Tawuran dua kelompok pelajar terjadi di Jalan Otista Raya, Kelurahan Bidara Cina, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur pada Selasa (22/4/2025) malam.

    Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono mengatakan berdasar hasil penyelidikan sementara jajaran Unit Reskrim tawuran melibatkan puluhan pelajar bersenjata tajam diduga sudah direncanakan.

    “Jadi dari SMK Budi Utomo yang di Kemayoran itu, sengaja datang ke (permukiman warga Tanjung Lengkong. Rencana itu mau tawuran dengan SMK 34,” kata Samsono, Rabu (23/4/2025).

    Akibat tawuran tersebut arus lalu lintas di Jalan Otista Raya dari arah Kramat Jati menuju Jatinegara maupun sebaliknya sempat tersendat.

    Tawuran pecah para pelaku saling serang di tengah ruas jalan.

    Tawuran baru berakhir saat jajaran Polsek Jatinegara dan Polres Metro Jakarta Timur tiba di lokasi.

    Kemudian polisi berhasil mengamankan sebanyak 20 pelajar yang diduga terlibat dalam tawuran.

    Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono saat memberi keterangan terkait kasus tawuran di Jalan Otista Raya, Bidara Cina, Jakarta Timur, Rabu (23/4/2025). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

    Dari tangan para pelajar tersebut juga diamankan barang bukti sejumlah senjata tajam, di antaranya celurit dan gir yang digunakan saat saling serang dalam tawuran.

    “Ini antar pelajar, awalnya antar pelajar. Namun tidak menutup kemungkinan ada warga yang ikut (tawuran). Karena mungkin ada yang masuk di wilayah-wilayah Jatinegara,” ujarnya.

    Samsono menuturkan 20 pelajar yang diamankan di Mapolsek Jatinegara mayoritas di antaranya merupakan pelajar SMK Budi Utomo.

    Para pelajar diamankan saat masih menggunakan seragam.

    Berdasar hasil pemeriksaan sementara Unit Reskrim Polsek Jatinegara, para pelajar yang diamankan mengaku sudah merencanakan tawuran untuk merayakan selesainya ujian sekolah.

    “Menurut keterangan mereka memang mereka (awalnya) berkumpul di SMK-nya, yaitu di sekolahnya, dan merayakan. Karena hari terakhir kan mereka melaksanakan ujian,” tuturnya.

    Namun karena masih proses penyelidikan lebih lanjut, untuk sementara Unit Reskrim Polsek Jatinegara belum menetapkan para pelajar sebagai tersangka dalam kasus tawuran.

    Samsono mengatakan Unit Reskrim Polsek Jatinegara masih mendalami peran masing-masing 20 pelajar yang diamankan untuk memastikan keterlibatan mereka dalam kasus.

    “Kita akan lakukan pemeriksaan lebih mendalam dulu. Bagaimana peranannya, atau siapa yang mempunyai senjata tersebut. Masih dalam tahap pemeriksaan. Belum kita bisa menyimpulkan,” lanjut dia.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Polisi tangkap 20 pelaku tawuran di Jalan Otista Raya Jaktim

    Polisi tangkap 20 pelaku tawuran di Jalan Otista Raya Jaktim

    Ilustrasi – Tawuran di Jakarta. ANTARA

    Polisi tangkap 20 pelaku tawuran di Jalan Otista Raya Jaktim
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 23 April 2025 – 12:14 WIB

    Elshinta.com – Polisi menangkap 20 remaja terduga pelaku tawuran di Jalan Otista Raya, Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu dini hari.

    “Yang ditangkap 20 orang. Dari 20 orang itu ada yang anak-anak, namun sebagian besar masih pelajar,” kata Kapolsek Jatinegara Kompol Samsono saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Samsono menyebut, pihaknya masih menelusuri terkait dugaan adanya korban meninggal dalam tawuran tersebut.

    “Saat dilakukan penangkapan semalam, korban belum ada,” katanya. 

    Selain itu, petugas masih menyelidiki untuk memastikan dugaan korban kritis akibat tawuran di Jalan Otista sebagaimana dalam video yang beredar di media sosial.

    “Iya, ada video yang beredar. Namun, kami sedang memastikan dan mencari informasi tersebut,” ucapnya.

    Ia menambahkan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan penyelidikan untuk mendalami penyebab, kronologi dan korban dari peristiwa itu.

    “Kami lakukan penyelidikan dulu, tawuran itu,” katanya.

    Data yang dihimpun dari ANTARA, jumlah kasus tawuran di Jakarta Timur mengalami peningkatan signifikan sepanjang 2024.

    Data dari Polres Metro Jakarta Timur bahkan mencatat tujuh kasus pada Juni, 12 kasus pada Juli dan meningkat menjadi 16 kasus pada Agustus 2024, sehingga total mencapai 35 kasus dalam tiga bulan tersebut.​

    Kawasan Duren Sawit menjadi salah satu titik rawan, dengan lima insiden tawuran terjadi antara November hingga awal Desember 2024 .

    Data itu juga menegaskan, seluruh kecamatan di Jakarta Timur dapat dikategorikan sebagai zona merah tawuran karena tidak ada kecamatan yang bebas dari insiden tersebut .​

    Namun, selama libur Lebaran 2025, terjadi penurunan kasus tawuran di wilayah ini.

    Plt Wali Kota Jakarta Timur, Iin Mutmainnah, menyebutkan bahwa koordinasi antara pemerintah daerah, kepolisian dan masyarakat berperan penting dalam menjaga kondusivitas selama periode tersebut

    Sumber : Antara