Kasus: Tawuran

  • Kisah Ibu di Karawang Temui Dedi Mulyadi, Minta Anaknya Diikutkan Pendidikan Militer di Barak TNI – Halaman all

    Kisah Ibu di Karawang Temui Dedi Mulyadi, Minta Anaknya Diikutkan Pendidikan Militer di Barak TNI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang ibu di Karawang, Jawa Barat (Jabar), bernama Juju, ingin anaknya juga diikutsertakan dalam program pendidikan di barak militer.

    Bahkan, Juju sampai menemui Gubernur Jabar, Dedi Mulyadi, dan Bupati Purwakarta, Saepul Bahri Binzein, agar permintaannya itu terwujudkan.

    Juju ingin menitipkan anaknya di barak TNI untuk mengikuti program pendidikan militer gagasan gubernur yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu.

    Harapan besar itu disampaikan langsung oleh Juju saat mendatangi lokasi pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Jabar pada Sabtu (3/5/2025).

    “Saya cuma ingin anak saya jadi lebih baik, Pak. Namanya orang tua, meski capek, tetap harus kuat demi anak,” kata Juju kepada TribunJabar.id, Sabtu.

    Sebagaimana diketahui, program gagasan KDM ini diprioritaskan untuk diikuti oleh siswa yang sulit dibina, terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas, dan tindakan kriminal.

    Adapun Juju menyebutkan, anaknya yang kini telah berusia 20 tahun itu sering melakukan sejumlah kenakalan, seperti mengonsumsi obat-obatan terlarang.

    “Anak saya itu seperti kenakalan remaja lainnya. Kadang suka sulit diatur, terus suka konsumsi eksimer juga. Saya ingin dia dibina, diawasi, dan diarahkan,” ungkap Juju.

    Selain itu, Juju juga mengaku dirinya sudah melakukan berbagai upaya agar anaknya bisa berubah menjadi lebih baik.

    “Sudah banyak cara, sudah bayar ke kiai juga, ke dokter juga, ke psikolog, juga masih sama saja, engga berubah,” tuturnya.

    PENDIDIKAN MILITER SISWA- Para pelajar saat mengikuti pendidikan berkarakter di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Kabupaten Purwakarta, Kamis (1/5/2025). Mereka dilatih bersama anggota TNI. Orang tua berharap anaknya dapat berubah menjadi siswa yang baik di sekolah (TribunJabar.id)

    Meski saat ini belum ada program untuk orang dewasa, Juju berharap, pemerintah bisa segera mengadakan program pendidikan berkarakter serupa seperti yang saat ini dijalani oleh para pelajar.

    “Iya tadi kata Pak Gubernur juga disuruh tunggu dulu, nanti disiapkan program yang serupa buat orang dewasa,” sebut Juju.

    Senada, Kang Dedi Mulyadi juga menyatakan pihaknya segera mempersiapkan program pendidikan berkarakter untuk orang dewasa.

    “Bahkan saya berencana setelah SMP dan SMA setelah sebulan ke depan, bila ini berhasil, maka nanti ada yang untuk dewasa,” ujar Dedi Mulyadi.

    “Yang suka nongkrong di perempatan, mabok-mabok, tawuran yang susah ditindak pidana karena pidananya ringan. Kalaupun dipidana, malah naik tingkatan kejahatannya nah itu nanti saya akan siapkan konsepnya,” lanjutnya.

    Sementara itu, Om Zein, sapaan akrab Bupati Purwakarta, menegaskan selama menjalani pendidikan karakter ini, seluruh hak siswa tetap dipenuhi. 

    “Kami pastikan hak-hak siswa seperti kesehatan, kebebasan bertanya, dan pendidikan tetap dijaga. Dokter dan psikolog siaga setiap hari,” kata Om Zein, Sabtu, dilansir TribunJabar.id.

    Kegiatan belajar tetap berjalan dan para guru didatangkan dari sekolah terdekat, bahkan sebagian siswa tetap mengikuti ujian. 

    “Dari total 18 siswa yang jadwalnya bentrok dengan ujian, dua sudah mulai ikut. Sisanya menyesuaikan dengan jadwal sekolah masing-masing,” paparnya.

    Om Zein berharap program ini dapat menanamkan nilai-nilai disiplin, tanggung jawab, dan cinta Tanah Air kepada para siswa, sekaligus menjadi alternatif pembinaan yang humanis serta edukatif.

    Untuk diketahui, sebanyak 39 siswa tingkat SMP mulai menjalani pendidikan karakter selama 14 hari di Resimen Artileri Medan 1 Sthira Yudha, Batalyon Artileri Medan 9, Desa Ciwangi, Kecamatan Bungursari, Purwakarta, pada Kamis (1/5/2025) lalu.

    Peserta pendidikan militer tersebut dipilih berdasarkan kesepakatan antara sekolah dengan orang tua.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ibu di Karawang Datangi Armed 9 Purwakarta, Temui Dedi Mulyadi Minta Anaknya Diikutkan Program

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJabar.id/Deanza Falevi)

  • Viral Kenakalan Remaja di Jabar, Curi Mobil hingga Bacok Teman, Dedi Mulyadi: Cerita Menyedihkan – Halaman all

    Viral Kenakalan Remaja di Jabar, Curi Mobil hingga Bacok Teman, Dedi Mulyadi: Cerita Menyedihkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menanggapi berita viral yang menyangkut remaja di Jawa Barat, ada yang curi mobil hingga bacok teman karena kerap diejek.

    Sebelumnya, diberitakan dua remaja mencuri mobil di Apartemen Bandung pada Kamis (24/4/2025).

    Diketahui, pelaku masih di bawah umur, mereka adalah A (13) dan saudaranya S (10).

    Kasus ini diungkap Polsek Cicendo, setelah petugas menangkap dua pelaku di Calincing, Cianjur.

    Peristiwa pencurian terjadi saat dua pelaku menyewa kamar di sebuah apartemen di Kota Bandung, pada Rabu (23/4/2025).

    “Pelaku mengambil kendaraan itu memang kendaraan dalam kondisi hidup.”

    “Pemilik mengakui mobil dalam keadaan hidup karena mau dipanasi, lalu ditinggal berenang di sekitar situ,” ungkap Kapolsek Cicendo, Kompol Dadang Gunawan, pada Kompas TV.

    Mobil yang dibawa pelaku sempat kejar-kejaran dengan polisi.

    Hingga, kedua pelaku yang disebut anak putus sekolah tersebut tertangkap di wilayah Calincing, Cianjur.

    Menurut pemaparannya, mobil tersebut sengaja dicuri untuk jalan-jalan dan keliling Bandung.

    Namun, karena pelaku anak di bawah umur, pihak kepolisian mengembalikannya ke pihak orang tua untuk dibina.

    Setelah viral, kasus tersebut terdengar sampai telinga Dedi Mulyadi.

    Dedi Mulyadi mengaku sudah berkomunikasi dengan kedua orang tua pelaku.

    “Pagi hari ini kita mendapat banyak hal atau cerita atau berita yang menyedihkan, menyangkut remaja,” ungkap Dedi Mulyadi, dikutip dari Instagram @dedimulyadi71 pada Minggu (4/4/2025)

    “Ada remaja yang mencuri mobil dan kemudian tertangkap di Cianjur. Orang tuanya sore hari nanti akan menemui saya untuk mendiskusikan jalan keluarnya,” tambahnya.

    Dedi Mulyadi tak menampik apa yang dilakukan dua remaja tersebut adalah tindakan hukum.

    Namun, Dedi Mulyadi menilai harus ada pembimbingan lanjutan untuk kedua pelaku yang masih di bawah umur tersebut.

    “Betul, itu kriminal iya. Tapi, penanganan pasca-proses pidananya dan proses bimbingan berikutnya harus dilakukan,” tegasnya.

    Selain kasus pencurian mobil, Dedi Mulyadi juga mendapat kabar ada anak yang membacok temannya karena kerap diejek.

    “Yang kedua, remaja SMP anak yatim piatu karena diejekin terus sama temennya, akhirnya dia membacok orang yang mengejek,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Dedi Mulyadi berharap para remaja yang terseret kasus pidana masih memiliki masa depan.

    “Hari ini orang tua (red-wali) mau dateng dalam proses pidana dan saya akan mendampinginya. Agar dia tetap punya masa depan,” terangnya lagi.

    Hal ini mengingatkan dia tentang kebijakan Barak Militer yang baru dia gaungkan.

    Mendisiplinkan anak yang memiliki gejala ‘nakal’ dengan Barak Militer bertujuan agar anak memiliki benteng dan menahan godaan untuk melakukan kenalan atau bahkan tindak pidana.

    “Dan proses-proses yang saya jalani barak militer sesungguhnya adalah upaya pencegahan. Jadi anak-anak SMP yang masih gejala, diperlukan upaya-upaya kita untuk gejala itu dihilangkan. Dan dia punya antibody sehingga ke depan dia tahan terhadap godaan. Sesunguhnya itu tujuannya,” tungkasnya.

    Komnas HAM sebut Kebijakan Barak Militer Langgar Hak Anak

    Komnas Hak Asasi Manusia (HAM) tidak setuju dengan kebijakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang mengirim siswa nakal ke barak militer.

    Ketua Komnas HAM RI, Atnike Nova Sigiro, menyatakan hal tersebut dianggap melanggar hak anak.

    Atnike pun memperingatkan, mengirim siswa ke barak militer sebagai bentuk hukuman adalah bentuk penegakan hukum yang tidak sah. 

    Terlebih, jika dilakukan kepada anak-anak di bawah umur yang seharusnya mendapatkan perlindungan hukum.

    “Oh iya dong (keliru). Itu proses di luar hukum kalau tidak berdasarkan hukum pidana bagi anak di bawah umur,” tegasnya saat ditemui di kantor Komnas HAM RI, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025).

    Selain itu, TNI juga tidak mempunyai kewenangan untuk mendidik pelajar dalam bentuk ‘wajib militer’.

    “Itu bukan kewenangan TNI melakukan edukasi-edukasi civic education,” ujar Atnike. 

    Pelibatan TNI dalam kegiatan pendidikan hanya dapat dibenarkan jika bersifat mengenalkan profesi, seperti melalui kunjungan ke markas TNI atau lembaga publik lain.

    Namun, jika dilakukan dalam bentuk pendidikan militer, apalagi sebagai bentuk hukuman, maka hal itu keliru dan melanggar prinsip hak anak.

    “Pendidikan karier ke markas TNI, rumah sakit, atau tempat kerja itu boleh saja. Tapi kalau dalam bentuk pendidikan militer, itu mungkin tidak tepat,” katanya.

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi meluncurkan program wajib militer untuk pelajar pada Jumat, 2 Mei 2025 lalu.

    Program ini diluncurkan Dedi Mulyadi sebagai respons terhadap meningkatnya kasus kenakalan remaja, termasuk penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan seks bebas.

    Dalam program ini, pelajar yang dianggap bermasalah akan dijemput langsung oleh personel TNI dari rumah masing-masing untuk mengikuti pembinaan selama enam bulan di barak militer. 

    Di sana, mereka akan dilatih oleh TNI dan Polri dengan fokus pada karakter dan disiplin.

    Namun, kebijakan tersebut menuai pro dan kontra.

    Sebagian pihak mendukung program tersebut sebagai solusi tegas untuk menekan kenakalan remaja.

    Sebagian lainnya lagi, termasuk Komnas HAM menganggap bahwa pendekatan militeristik bertentangan dengan prinsip pendidikan dan perlindungan anak. (*)

    (Tribunnews.com/Siti N/ Rifqah/Fersianus Waku)

  • Miris, Pelajar di Kota Serang Telah Konsumsi Narkoba Hingga Obat Keras

    Miris, Pelajar di Kota Serang Telah Konsumsi Narkoba Hingga Obat Keras

    Liputan6.com, Serang – Pelajar Kota Serang, Banten, telah mengkonsumsi narkoba serta obat keras jenis hexymer maupun tramadol. Sehingga berpengaruh terhadap tingginya angka tawuran hingga balap liar. Selain itu, tingginya angka kriminalitas juga dipengaruhi oleh barang haram tersebut. “Sangat-sangat mengkhawatirkan, karena untuk menjatuhkan suatu bangsa pasti salah satunya dengan generasi-generasi muda kita dicekoki dengan narkotika,” ujar Kapolresta Serkot, Kombes Pol Yudha Satria, Jumat, (2/5/2025).

    Daerah merah peredaran narkoba di Ibu Kota Banten salah satunya di Kecamatan Cipocok Jaya. Setidaknya terlihat dari banyaknya pengedar yang ditangkap Satresnarkoba Polresta Serkot. Setidaknya, dalam satu bulan terakhir ada 17 pengedar yang ditangkap Satresnarkoba Polresta Serkot dengan barang bukti 144 gram sabu serta 657 butir obat jenis jenis heximer dan tramadol. “Bahwa penyebab 80 persen terjadinya tawuran, perkelahian pelajar maupun balap liar itu anak-anak yang mengkonsumsi obat-obatan,” terangnya.

    Polresta Serkot menyatakan sudah saatnya memerangi narkoba di wilayah Ibu Kota Banten, demi menjaga generasi penerus bangsa. Polisi berjanji akan terus mengembangkan peredaran narkotika dari 17 pengedar yang berinisial AF (28), FC (22), MM (19), RG (20), PA (28), MI (28), MY (40), RF (30), NS (28), EM (28), ZS (34), UK (22), ES (30), AY (28), MYH (25), SY (32) dan AR (25).

    Untuk pengedar sabu diatas 5 gram dikenakan Pasal 114 ayat 2 dan Pasal 112 ayat 2, Undang – undang RI nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika diancam penjara paling singkat 6, paling lama 20 tahun atau seumur hidup. “Tersangka pengedar obat keras dikenakan Pasal 435 dan Pasal 436, Undang-undangnya RI nomor 17 tahun 2023 tentang kesehatan, denhan ancaman penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar,” jelas Kasatresnarkoba Polresta Serkot, AKP Dimas Arki Jatipratama, Jumat, (2/5/2025).

  • Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menjelaskan kebijakan mengirim siswa nakal ke barak militer sebagai bagian dari program pendidikan karakter.

    Ia menilai program ini berhasil membentuk generasi muda yang lebih disiplin dan semangat.

    Dedi Mulyadi, yang akrab disapa KDM, menyampaikan pandangannya saat meninjau kegiatan di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Purwakarta, pada Sabtu, 3 Mei 2025.

    Ia mengungkapkan, siswa yang sebelumnya sulit diatur kini menunjukkan perubahan signifikan.

    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang jam 8 malam sudah terlelap. Dulu susah bangun, sekarang jam 4 pagi sudah bangkit,” ungkapnya dengan antusias.

    KDM menekankan bahwa program ini bukan hanya pendidikan keras, melainkan juga terapi kejut bagi siswa.

     “Coba lihat tempat nongkrong sekarang bersih. Anak-anak yang biasanya bolos enggak kelihatan,” tambahnya.

    Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa efek siswa ditempatkan di barak militer sangat nyata.

    “Kalau disuruh guru mereka diledek, tapi begitu ketemu jajaran TNI langsung nurut. Ada efek kejut di sana,” jelasnya.

    Program ini direncanakan akan diperluas ke Bandung, Bekasi, dan Sumedang, serta seluruh kabupaten/kota di Jawa Barat.

    Dedi juga mengungkapkan bahwa Subang telah menjalin kerja sama dengan Lanud Kalijati untuk pelatihan yang tidak hanya ditujukan bagi siswa SMP dan SMA.

    KDM menambahkan, jika program ini berhasil, ia akan menyiapkan konsep serupa untuk orang dewasa yang terlibat dalam kenakalan, seperti nongkrong, mabuk, dan tawuran.

    “Sebulan ke depan, kalau ini berhasil, saya akan siapkan konsep untuk orang dewasa, yang suka nongkrong, mabuk, tawuran. Saya akan tangani juga,” ujarnya.

    Selain itu, Dedi Mulyadi berharap program ini dapat mempersiapkan generasi muda untuk dunia kerja.

    “Saya ingin anak-anak yang baik ini bisa terhubung dengan industri. Kita siapkan pelatihan berpola militer sebelum masuk ke dunia kerja,” tuturnya.

    Dedi Mulyadi menaruh harapan besar pada program pendidikan karakter ini, berharap anak-anak akan menjadi disiplin, terarah, dan memiliki visi untuk masa depan.

    “Ini bukan soal keras, ini soal masa depan,” tegasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Tengok Siswa di Barak Militer Purwakarta, Sebut Jadi Efek Kejut Siswa Lain.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tinjau Siswa di Barak Militer, KDM: Dulu Mereka Sulit Tidur, Sekarang Jam 8 Malam Sudah Terlelap – Halaman all

    Tengok Siswa di Barak Militer, KDM: Kalau Ini Berhasil, Saya Siapkan Konsep untuk Orang Dewasa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi buka suara perihal kebijakannya mengirim siswa nakal ke barak militer.

    Menurutnya, lewat program pendidikan karakter yang melibatkan TNI itu, generasi muda yang dahulu sulit diatur itu kini menjadi pribadi disiplin dan penuh semangat.

    Hal tersebut disampaikan Dedi Mulyadi saat meninjau kegiatan di Resimen Armed 1 Sthira Yudha, Kabupaten Purwakarta, Sabtu (3/5/2025).

    “Dulu mereka sulit tidur, sekarang jam 8 malam sudah terlelap. Dulu susah bangun, sekarang jam 4 pagi sudah bangkit,” ucap pria yang akrab disapa KDM itu dengan antusias, dilansir Tribun Jabar.

    KDM mengatakan, program tersebut bukan sekadar pendidikan keras, melainkan terapi kejut.

    Ia menyebut, anak-anak yang terbiasa bolos, tawuran, dan nongkrong sembarangan kini mulai berubah. 

    “Coba lihat tempat nongkrong sekarang, bersih. Anak-anak yang biasanya bolos, enggak kelihatan,” ungkap Dedi Mulyadi.

    Eks Bupati Purwakarta itu menegaskan bahwa efek siswa ditempatkan di barak militer ternyata tak main-main.

    “Kalau disuruh guru, mereka diledek. Tapi begitu ketemu jajaran TNI, langsung nurut. Ada efek kejut di sana,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Dedi berujar bahwa program ini akan dilaksanakan di Bandung, Bekasi, Sumedang dan merambah ke seluruh kabupaten/kota di Jabar. 

    Ia berujar, Subang menjalin kerja sama dengan Lanud Kalijati dan pelatihan ini tak berhenti untuk siswa SMP dan SMA.

    “Sebulan ke depan, kalau ini berhasil, saya akan siapkan konsep untuk orang dewasa, yang suka nongkrong, mabuk, tawuran. Saya akan tangani juga,” ujarnya.

    Bukan hanya menyasar kenakalan, ia menyatakan program ini juga mempersiapkan generasi siap kerja.

    “Saya ingin anak-anak yang baik ini bisa terhubung dengan industri. Kita siapkan pelatihan berpola militer sebelum masuk ke dunia kerja seperti BYD atau industri lainnya,” terangnya.

    Dedi Mulyadi pun menaruh harapan besar dengan program pendidikan karakter ini.

    “Mudah-mudahan anak-anak kita jadi disiplin, terarah, dan punya visi. Ini bukan soal keras, ini soal masa depan,” ucapnya.

    Didukung Anggota DPRD Cirebon

    Di sisi lain, gagasan KDM mengirim siswa nakal ke barak militer juga memperoleh dukungan dari sejumlah pihak, termasuk anggota DPRD Kota Cirebon, Subagja.

    Ia bahkan mengusulkan agar program tersebut ditambah dengan pembinaan melalui olahraga keras seperti tinju.

    “Ya, saya sebagai anggota DPRD Kota Cirebon sangat setuju sekali, karena setiap ada pelaku perang-perang konten yang dilakukan oleh pelajar, tidak ada tindakan tegas dari aparat hukum. Maka saran Kang Dedi itu memang bagus,” ujar Subagja, Sabtu.

    Subagja menilai, selain disiplin ala militer, olahraga keras seperti gulat, boxing, karate dan muay thai juga penting dalam membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke arah positif.

    “Karena olahraga dengan unsur body contact dapat membentuk karakter dan menyalurkan energi anak-anak ke hal positif.”

    “Termasuk saya sendiri sebagai Ketua Pertina (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) Kota Cirebon. Kami gratiskan untuk siapa pun yang ingin belajar tinju, asal syaratnya satu yakni salat,” ucapnya.

    Ia juga menyinggung penyebab kenakalan remaja saat ini yang dipicu oleh penyalahgunaan obat-obatan serta kurangnya penegakan hukum terhadap narkoba.

    Oleh sebab itu, menurutnya Pertina Kota Cirebon secara rutin menggelar pertandingan setiap dua bulan demi menarik minat pelajar pada olahraga.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Dedi Mulyadi Tengok Siswa di Barak Militer Purwakarta, Sebut Jadi Efek Kejut Siswa Lain.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJabar.id/Deanza Falevi)

  • Tawuran Antar Kelompok Pecah di Tanjung Priok, 2 Orang Diamankan Polisi – Page 3

    Tawuran Antar Kelompok Pecah di Tanjung Priok, 2 Orang Diamankan Polisi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan aksi penyerangan oleh sekelompok pemuda terhadap permukiman warga di Kebon Bawang, Jakarta Utara. Dalam insiden tersebut, beberapa warga dilaporkan terluka akibat sabetan senjata tajam.

    Kapolsek Tanjung Priok, Kompol R. Sigit Kumono, menyampaikan bahwa peristiwa tersebut terjadi pada Kamis, 1 Mei 2025, sekitar pukul 02.30 WIB, dan telah dilaporkan dengan nomor LP/B/413/2025/Polsek Tanjung Priok/Polres Metro Jakarta Utara.

    Peristiwa itu terjadi tepatnya di Jalan Swasembada Barat X, RT 07/RW 13, Kelurahan Kebon Bawang, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Berawal dari kelompok Empang, Kelompok Subam dan Kelompok Bonpis melalui dunia sosial media atau Instagram, janjian untuk melalukan penyerangan kepada Kelompok Bakti. Kemudian kelompok Subam berkomunikasi dengan kelompok Bakti rombongan, akan melalukan penyerangan terhadap kelompok Bakti,” kata Sigit kepada wartawan, Sabtu (3/5).

    “Kemudian kelompok Subam dan kelompok Bonpis lima motor, sedangkan kelompok Empang 3 sepeda motor dengan jumlah 8 orang, sekitar pukul 02.30 WIB sudah melalukan penyerangan kepada kelompok Bakti,” sambungnya.

    Kemudian, untuk kelompok Empang membantu kelompok Subam melakukan penyerangan terhadap kelompok Bakti.

    Setelah menyerang kelompok Bakti dan mundur serta mengejar hingga masuk ke dalam portal. Sehingga, salah satu dari kelompok Bakti inisial DA jatuh.

    Saat itu, tiga orang langsung melayangkan senjata jenis corbek atau celurit, dan mengakibatkan DA mengalami luka sobek pada bagian pundak kanan.

    “Pada saat sobek, warga melaporkan kepada Polsek Tanjung Priok. Ungkap kasus semalam diungkap atas nama MT, 20 tahun, untuk pelakunya yang diamankan pada tanggal 1, RB, 17 tahun, di bawah umur,” ujarnya.

     

  • Tawuran Antarkelompok Pecah di Kebon Bawang Jakut, Satu Warga Terluka Kena Corbek – Halaman all

    Tawuran Antarkelompok Pecah di Kebon Bawang Jakut, Satu Warga Terluka Kena Corbek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Peristiwa tawuran antarkelompok terjadi di Jalan Swasembada Barat, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (1/5/2025) dini hari.

    Polsek Tanjung Priok langsung bergerak menangkap dua pelaku pembacokan MT (20) dan RB (15) terhadap korban DA dalam aksi tawuran tersebut.

    “Tawuran ini melibatkan dua kelompok yakni kelompok Empang gabung kelompok Kebon Pisang (Bonpis) melawan kelompok Bakti,” ucap Kapolsek Tanjung Priok Kompol R Sigit Kumono dalam keterangan Sabtu (3/5/2025).

    “Mereka komunikasi melalui media sosial Instagram,” tambahnya.

    Kelompok Empang bersama kelompok Bonpis janjian dengan kelompok Bakti untuk tawuran di tempat kejadian perkara.

    Kompol Sigit berujar kelompok Empang menggunakan tiga motor dan kelompok Bonpis mengendarai 5 motor.

    Pada pukul 02.30 WIB kelompok Empang dan kelompok Bonpis bertemu kelompok Bakti, dan terjadilah tawuran. 

    Karena kalah jumlah, kelompok Bakti mundur namun kelompok Bonpis terus mengejar hingga seorang anggota dari kelompok Bakti terjatuh dan dibacok menggunakan celurit.

    “Kelompok Bakti berinisial DA (22) terjatuh dan dihajar menggunakan celurit,” kata Sigit.

    Warga inisial LF yang mengamankan pelaku RF mengalami luka sobek pada bagian tangan sebelah kiri akibat terkena senjata tajam jenis corbek (cocor bebek).

    Kemudian warga melaporkan kejadian ke Polsek Tanjung Priok  membuat laporan dan langsung dilakukan pengejaran hingga pada hari yang sama ditangkap dua pelaku.

    Dari kedua terduga pelaku, anggota mengamankan dua unit senjata tajam jenis celurit dan cocor bebek, sarung senjata tajam, dan sepeda motor sebagai barang bukti.

    Unit Reskrim Polsek Tanjung Priok juga masih mengejar dua pelaku lain yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut.

    Kedua pelaku dijerat pasal 351 KUHP dan pasal 2 ayat 1 UU Darurat tahun 1951 dengan ancaman pidana penjara 10 tahun.

    Polisi memastikan pelaku yang masih di bawah umur akan didampingi Balai Pemasyarakatan (Bapas) dan YLBHI.

  • Polisi Tangkap 2 Pelaku Pembacokan Tawuran Antarkelompok di Jakut

    Polisi Tangkap 2 Pelaku Pembacokan Tawuran Antarkelompok di Jakut

    Jakarta

    Polsek Tanjung Priok mengamankan MT (20) dan RB (17) diduga sebagai pelaku pembacokan terhadap salah satu warga, DA, saat bentrok antarkelompok terjadi di Kebon Bawang, Jakarta Utara. Kedua pelaku diamankan kurang dari 24 jam setelah kejadian.

    Kapolsek Tanjung Priok, Kompol R Sigit menjelaskan bentrok antarkelompok ini terjadi pada Kamis (1/5/2025) sekitar pukul 02.30 WIB di Jalan Swasembada Barat X, RT 07/RW 13, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Dia menyebut kedua pelaku diamankan di hari yang sama usai kejadian.

    “Atas nama MT, 20 tahun, untuk pelakunya yang diamankan pada tanggal 1. RB, 17 tahun, di bawah umur,” kata Kompol R Sigit kepada wartawan, Sabtu (3/5/2025).

    Dia mengatakan kelompok-kelompok yang terlibat bentrok ini sudah lebih dulu janjian lewat media sosial. Dia menyebut, mulanya dari kelompok Empang, Kelompok Subam dan Kelompok Bonpis melalui dunia sosial media atau Instagram, janjian untuk melalukan penyerangan kepada Kelompok Bakti.

    “Kemudian kelompok Subam dan kelompok Bonpis lima motor, sedangkan kelompok Empang tiga sepeda motor dengan jumlah delapan orang sekitar pukul 02.30 WIB sudah melalukan penyerangan kepada kelompok Bakti,” jelas Kompol R Sigit.

    Dia mengatakan usai menyerang, tiga kelompok tersebut mengejar kelompok Bakti hingga masuk ke dalam portal. Dia menjelaskan salah satu anggota dari kelompok Bakti inisial DA terjatuh.

    Dia mengatakan dari hasil penyelidikan, masih ada dua orang lainnya yang diduga juga sebagai pelaku masih dalam pengejaran. Sementara untuk korban total ada dua orang yang mengalami luka akibat kejadian ini.

    “Yang sudah kita amankan dua orang, dan sisanya masih ada dua lagi dalam proses pengejaran kami. Korban sementara dua dan sudah di rumah,” imbuhnya.

    (zap/zap)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Menanti Wujud Baru JPO Cakung yang Tadinya Bikin Ngeri

    Menanti Wujud Baru JPO Cakung yang Tadinya Bikin Ngeri

    Jakarta

    Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Tipar Cakung, Jakarta Timur (Jaktim) dalam proses renovasi. JPO ini rusak cukup parah sehingga warga yang menyeberang seperti sedang uji nyali.

    Kondisi JPO Tipar Cakung yang mengerikan akan dihapus dalam masa 2 bulan perbaikan. Kini, JPO masih ditutup selama renovasi berjalan.

    Dinas Bina Marga DKI Jakarta sudah memulai perbaikan sejak Senin (28/4) lalu. Tali pengaman dipasang di sepanjang JPO agar akses tertutup selama perbaikan.

    Tanda-tanda perbaikan JPO mulai tampak. Namun, perbaikan yang dilakukan belum signifikan. Bina Marga menyebut perbaikan dilakukan bertahap.

    Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (2/5/2015) pagi, kondisi JPO belum banyak berubah. Perbaikan baru terlihat pada sisi pegangan tangga yang posisinya berada di pinggir ruas Jalan Raya Bekasi mengarah ke Jakarta.

    Atap JPO juga belum terlihat adanya perbaikan. Atap-atap JPO belum sepenuhnya dipasang lagi sehingga hanya menyisakan tiang-tiang penyangga atap.

    Bagian alas jembatan yang dipakai warga untuk menapak juga belum terpasang. Besi-besi pembatas penjaga jembatan masih terpasang.

    Spanduk peringatan JPO ditutup dipasang pada tiap sisi akses masuk. Terpasang spanduk bertuliskan ‘Mohon Maaf JPO ini Ditutup’.

    Warga Harapkan Perbaikan

    Foto: JPO Rusak di Cakung yang Sedang Diperbaiki (Fadil/detikcom)

    Kerusakan JPO di Tipar Cakung, Jakarta Timur, sudah lama terjadi. Rusaknya jembatan ini membuat warga kesusahan untuk menyeberang.

    Salah satu warga, Wila, sebelum perbaikan, sejumlah warga masih menggunakan JPO untuk menyeberang jalan. Namun syaratnya warga harus sangat berhati-hati karena banyak besi pembatas serta atap yang rusak.

    “Pas udah ditutup mah ya nggak (nyeberang), sebelumnya iya (masih ada yang pakai nyeberang). Pelan-pelan mungkin, soalnya nyeberang lewat bawah juga ngeri, kan truk mulu di sini mah,” kata Wila di lokasi, Jumat (2/5).

    Wila mengaku enggan menggunakan JPO saat kerusakan semakin parah. Namun, dia terpaksa tetap melintasi JPO karena takut jika menyeberang di jalan.

    Warga lainnya, Dini, mengatakan JPO ini rusak sejak lama dan sejak saat itu juga dirinya lebih memilih menyeberang menggunakan sepeda motor dengan alasan takut jika harus nyeberang lewat jalan raya yang ramai truk melintas.

    “Sempet, tapi pas udah pada copot mah ngeri. Jarang nyeberang sih, paling juga pake motor,” ujar Dini.

    Perbaikan JPO Tipar Cakung Dilakukan Bertahap

    Foto: Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Tipar Cakung yang rusak cukup parah masih diperbaiki. Perbaikan dilakukan bertahap selama 2 bulan. (Kurniawan F/detikcom)

    Proses perbaikan JPO di Tipar Cakung masih berjalan. Perbaikan dilakukan bertahap dalam kurun waktu 2 bulan.

    “Saat ini JPO Tipar Cakung sedang dalam proses perbaikan oleh Dinas Bina Marga,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Simpang dan Jalan Tak Sebidang, bidang pemeliharaan Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Ahmad Sapii, saat dikonfirmasi, Jumat (2/5).

    Dia menjelaskan sampai saat ini proses perbaikan masih dilakukan. Dia menyebut perbaikan JPO ini dilakukan secara bertahap.

    “Perbaikan dilakukan secara bertahap,” terang Sapii.

    Warga belum bisa menggunakan JPO Tipar Cakung selama proses perbaikan yang diperkirakan memakan waktu dua bulan. Selama proses perbaikan itu Satgas Bina Marga akan berjaga dan membantu warga untuk menyeberangi jalan.

    “Kami perkirakan perbaikan ini akan memakan waktu sekitar 1 hingga 2 bulan untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan masyarakat,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Bina Marga Jakarta Wiwik Wahyuni saat dihubungi detikcom, Senin (28/4).

    CCTV Akan Dipasang

    Foto: Jembatan penyeberangan orang (JPO) di Tipar Cakung yang rusak cukup parah masih diperbaiki. Perbaikan dilakukan bertahap selama 2 bulan. (Kurniawan F/detikcom)

    Pemerintah Kota Jakarta Timur (Pemkot Jaktim) mengatakan JPO Tipar Cakung akan dipasang CCTV untuk keamanan. Pemasangan CCTV dilakukan agar sejumlah pemangku kepentingan bisa aktif memantau situasi.

    “Iya memang konsepnya ke depan, Pemprov DKI akan concern dengan CCTV. Di seluruh area dan di titik-titik yang rawan, di wilayah itu akan dikuatkan,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Jakarta Timur Iin Mutmainnah di Jakarta, dikutip Antara, Jumat (2/5).

    Pemkot Jaktim juga sudah memasang CCTV di enam titik sekitar Mal Bassura sebagai upaya mitigasi tindakan tawuran. Prioritas pemasangan CCTV di kawasan rawan tawuran itu juga upaya koordinasi dengan Polres Metro Jakarta Timur.

    “Di Bassura ya kita sudah memasang CCTV untuk pengamanan potensi tawuran di wilayah tersebut nantinya ini akan menjadi concern Pemerintah Provinsi DKI secara keseluruhan, apalagi kita akan mendukung Jakarta Kota Global,” ucap Iin.

    Halaman 2 dari 4

    (jbr/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dua Pemuda Alami Luka Bacok Akibat Tawuran di Duren Jaya Bekasi, 6 Pelaku Ditangkap – Halaman all

    Dua Pemuda Alami Luka Bacok Akibat Tawuran di Duren Jaya Bekasi, 6 Pelaku Ditangkap – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, BEKASI – Aksi tawuran antar-kelompok pemuda terjadi di kawasan Duren Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (1/5/2025) dini hari.

    Akibat insiden tersebut, dua orang mengalami luka-luka cukup serius dan enam orang telah diamankan pihak kepolisian.

    Kapolsek Rawalumbu, AKP Ririn Sri Damayanti mengatakan bahwa dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa.

    “Itu tidak ada yang meninggal dunia, cuman ada dua orang mengalami luka-luka pada bagian tangan dan juga pinggang. Untuk yang di tangan delapan jahitan, yang di pinggang enam jahitan,” ujar AKP Ririn kepada wartawan, Jumat (2/5/2025).

    Kedua korban diketahui berinisial A (18) dan B (19).

    A mengalami luka bacok di bagian pinggul kiri, sementara B menderita luka sayat di lengan kanan.

    Korban diketahui berasal dari wilayah Cibitung dan Tambun, Kabupaten Bekasi.

    Menurut keterangan polisi, tawuran melibatkan dua kelompok pemuda, yakni ‘Duren Official’ asal Duren Jaya dan ‘Senggoldong’ dari Setia Mekar.

    “Secara rutin kami lakukan setiap harinya, pada dua kecamatan itu setiap malam yang piket kami bagi dua. Yang satu ke Kecamatan Bekasi Timur dan satu tim ke Kecamatan Rawalumbu,” ujar Kapolsek.

    “Kemudian kami Bimaspol dibantu dengan POKDAR melakukan Patroli. Cuma kan itu kalau kejadian dini hari menjelang subuh. Mereka tawuran pada saat anggota sudah melakukan patroli,” jelasnya.

    Polisi telah mengamankan enam orang terkait peristiwa tawuran ini, termasuk dua korban yang mengalami luka.

    Saat ini para pelaku tawuran masih menjalani pemeriksaan di Polsek Rawalumbu.