Kasus: Tawuran

  • Legislator DKI nilai Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi pendidikan

    Legislator DKI nilai Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi pendidikan

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Legislator DKI nilai Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi pendidikan
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 21:55 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta Justin Adrian Untayana menilai Sekolah Rakyat bisa menjadi solusi pendidikan di Jakarta terutama untuk menyasar warga miskin.

    “Sekolah rakyat ini adalah pendekatan pendidikan yang tidak hanya menyentuh otak, tapi juga menyentuh perilaku,” kata Justin di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, program Sekolah Rakyat yang diusung Presiden Prabowo Subianto bisa menjadi solusi pendidikan di DKI Jakarta.

    Karena kata dia, program tersebut bisa menekan anak-anak untuk berbuat negatif seperti tawuran, karena mereka ditempatkan di sebuah asrama yang ada di sekolah.

    Justin mengaku mendukung penuh kehadiran sekolah rakyat di Jakarta, apalagi ini merupakan program dengan arahan Presiden untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga tidak mampu.

    “Konsep sekolah rakyat ini sebenarnya sudah kita kenal melalui  SMK MH Thamrin di Jakarta, yang mengadopsi sistem berasrama dan banyak menerima siswa dari jalur afirmasi,” ujarnya.

    Ia menilai SMK MH Thamrin telah diketahui hasilnya karena banyak anak dari latar belakang yang secara ekonomi sulit justru berhasil mencetak prestasi, sebab diberikan lingkungan belajar yang kondusif dan terarah.

    Menurut dia, dengan skema berasrama, murid-murid tidak hanya dibentuk secara akademik, tapi juga dibina dari sisi kedisiplinan, karakter, dan etika sosial.

    “Sehingga potensi terlibat dalam aktivitas negatif seperti tawuran bisa ditekan secara signifikan. Karena itu, kami menilai sekolah rakyat adalah bagian penting dari solusi atas pendidikan di Jakarta,” katanya.

    Untuk itu, ia meminta pemerintah daerah harus berkolaborasi dan memfasilitasi serta memperkuat inisiatif karena melalui program tersebut negara betul-betul hadir bagi mereka yang paling membutuhkan.

    Sebelumnya, Program Sekolah Rakyat (SR) mulai diberlakukan di tiga lokasi DKI Jakarta pada tahun ajaran 2025/2026 dari tingkat SD, SMP, dan SMA.

    “Kami sedang berproses menyiapkan Sekolah Rakyat,” kata pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sarjoko Rabu (23/4).

    Ia mengatakan  program Sekolah Rakyat yang diadakan di DKI Jakarta ini merupakan tanggung jawab dari Kementerian Sosial dan Disdik DKI membantu dalam proses persiapannya.

    Menurut dia, ada tiga lokasi yang akan didirikan Sekolah Rakyat yaitu jenjang SD dan SMA direncanakan berada di Jakarta Selatan, SMP berada di Sentra Handayani, Jakarta Timur.

    “Untuk pengembangan Sekolah Rakyat akan dimulai di tahun pelajaran baru,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Dedi Mulyadi Klaim Program Pendidikan di Barak Tak Tumpang Tindih Hukum Pidana  

    Dedi Mulyadi Klaim Program Pendidikan di Barak Tak Tumpang Tindih Hukum Pidana  

    Diberitakan sebelumnya, Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menilai kebijakan yang ditujukan bagi pelajar bukanlah hukuman, melainkan bagian dari pendidikan pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab. Jika demikian, kebijakan tersebut tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia.

     “Apa yang dilakukan Pemda Jabar tersebut bukan merupakan Corporal Punishment (hukuman) tetapi bagian dari pembentukan karakter, mental dan tanggung jawab anak. Maka tentu tidak menyalahi standard Hak Asasi Manusia,” kata Pigai seperti dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (6/5/2025). 

    Hukuman, kata Pigai, merupakan penggunaan kekerasan fisik yang menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan pada anak. Bentuknya bisa beragam seperti memukul, menampar, atau menggunakan benda keras untuk memukul anak.

    “Ini kontroversial karena dampaknya yang negatif terhadap kesehatan fisik dan mental anak,” wanti Pigai.

    Namun Pigai percaya, tindakan dilakukan Gubernur Jawa Barat bukanlah demikian.

    “Sepanjang pendidikan menyangkut pembinaan mental, karakter dan nilai-nilai kedisiplinan. Maka hal tersebut sesuai dengan prinsip dan standar HAM,” dia menandasi.

    Sebagai informasi, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkap rencana siswa dibina di barak militer bertujuan agar memperoleh pendidikan karakter yang akan bekerja sama dengan TNI dan Polri.

    Adapun menurut Dedi, rencana ini tak akan dijalankan secara serentak, namun bertahap ke daerah yang dianggap rawan.

    “Tidak harus langsung di 27 kabupaten/kota. Kita mulai dari daerah yang siap dan dianggap rawan terlebih dahulu, lalu bertahap,” kata Dedi.

    Nantinya, menurut Politikus Gerindra itu, para siswa akan mengikuti program itu di sekitar 30 hingga 40 barak khusus yang telah disiapkan oleh TNI. Para siswa, kata Dedi Mulyadi, bakal menjalani pendidikan selama 6 bulan di barak militer. Dedi membeberkan kriteria siswa yang bermasalah dan perlu dibina di barak militer.

    “Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main mobile legend, yang kalau malam kemudian tidurnya tidak mau sore. Ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak sampai. Kan kita semua dulu pernah gitu ya,” beber Dedi.

  • Sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan Dinonatifkan Usai Tembak Mati Remaja Tawuran

    Sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan Dinonatifkan Usai Tembak Mati Remaja Tawuran

    GELORA.CO –  Inilah sosok AKBP Oloan Siahaan, Kapolres Belawan, Medan, Sumatera Utara (Sumut).

    Seperti diketahui, nama AKBP Oloan Siahaan belum lama ini ramai jadi sorotan publik di media sosial.

    Bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan lantaran dirinya baru saja dinonaktifkan sebagai Kapolres Belawan.

    Tidak lain, penonaktifan ini dilakukan usai AKBP Oloan Siahaan telah tembak mati pelaku tawuran remaja MS (15).

    Sebagaimana yang dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform X milik @Heraloebss pada Rabu (7/5/2025).

    Dalam unggahannya, publik ramai menyoroti kasus tersebut yang menyeret sosok Kapolres Belawan.

    Beberapa di antaranya justru mencecar sikap yang diambil Oloan dalam menangani kasus tawuran tersebut.

    “Wajar untuk menyelamatkan diri masyarakat melihat tawuran yang terjadi hampir tiap hari juga masa bodoh,” cuit @kiwalipitu.

    “Unreasonable, kalaupun nembak itu pilih bagian yg melumpuhkan bukan yang menewaskan,” ketik @l0veis_You.

    “Ditembak disalahkan, ga ditembak meresahkan. Emang lu yakin korban bener2 tawuran?,” cuitan @AliviaNaylaw dan ion1positif.

    Insiden penembakan ini bermula ketika Oloan tengah bertugas memantau beberapa wilayah pada Sabtu (3/5/2025).

    Sebab, wilayah yang menjadi perhatian Kapolres Belawan ini disinyalir rentan terjadi aksi kejahatan berupa tawuran.

    Namun, hal yang tidak diinginkan terjadi saat dirinya diadang oleh sekelompok remaja pelaku tawaran pada saat malam hari.

    Seperti diketahui, Oloan bertugas menjaga keamanan wilayah usai memimpin apel malam pukul 19.30 hingga 02.00 WIB.

    Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kabid Humas Polda Sumut Kombes Ferry Walintukan terkait pengadangan tersebut.

    Ferry menjelaskan bahwa mobil dinas yang ditumpangi atasannya itu dijegat oleh sekelompok pemuda di lintasan Tol Balmera.

    Bukan main, para pelaku ini juga disebut melakukan pemberontakan dengan melempar batu ke mobil dinas Oloan.

    “Mereka sekitar 10 orang dan mengayunkan klewang ke mobil dinas Kapolres Pelabuhan Belawan. Selain itu, mobilnya juga terkena tiga lemparan batu,” jelasnya.

    Menyikapi hal ini, Oloan sontak mengambil langkah tegas dengan memberikan peringatan melalui tembakan udara.

    Alih-alih demikian, hal tersebut justru semakin memicu para pelaku melancarkan aksinya hingga berulang kali.

    Tidak tinggal diam, Oloan langsung mengarahkan tembakan ke arah sekelompok pemuda tersebut. ***

  • Tawuran Dua Kali dalam Tiga Hari di Manggarai, Polisi Siapkan Mediasi dengan Tokoh Masyarakat – Halaman all

    Tawuran Dua Kali dalam Tiga Hari di Manggarai, Polisi Siapkan Mediasi dengan Tokoh Masyarakat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan kembali diwarnai aksi tawuran antarwarga yang terjadi dalam kurun waktu 3 hari terakhir. 

    Insiden ini memunculkan kekhawatiran warga dan mendorong aparat kepolisian untuk segera mengambil langkah pencegahan.

    Tawuran pertama pecah, Minggu (4/5/2025) dan kembali terjadi dua hari kemudian, Selasa (6/5/2025).

    Meski tak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka, rentetan bentrok tersebut cukup meresahkan masyarakat sekitar.

    Kapolsek Tebet, Kompol Iwan Gunawan, menegaskan pihaknya telah menyiapkan langkah mediasi sebagai upaya penyelesaian konflik.

    “Iya, nanti kita mediasikan,” kata Iwan saat ditemui pada Rabu (7/5/2025).

    Menurutnya, mediasi akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh pemuda dari kedua kelompok yang terlibat.

    Tujuannya adalah mencari solusi damai yang berkelanjutan agar ketegangan tidak terus berulang.

    “Kita akan coba ketemu sama tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kita carikan solusinya supaya tidak terulang lagi,” ujarnya.

    Kompol Iwan mengungkapkan, tawuran diduga dipicu aksi saling provokasi antara dua kelompok pemuda.

    Salah satu bentuk provokasi yang terjadi adalah pelemparan petasan ke wilayah kelompok lain.

    “Ada provokasi, kampung sebelah lempar petasan. Itu saja,” jelas Iwan.

    Meski situasi sempat memanas, polisi memastikan tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Pihak kepolisian pun belum melakukan penangkapan terhadap pihak manapun.

    “Tidak ada korban, tidak ada yang ditangkap. Kita hanya sarankan mereka kembali ke tempatnya masing-masing,” imbuh Kapolsek.

    Pos Pantau Didirikan, Polisi Siaga

    Sebagai langkah antisipasi, Polsek Tebet telah mendirikan pos pantau di sekitar lokasi tawuran.

    Sejumlah personel kepolisian disiagakan untuk berjaga dan memantau situasi secara langsung, guna mencegah konflik serupa kembali terjadi.

    “Ini kita sudah dirikan pos pantau, jadi ada anggota yang stand by di lokasi,” kata Iwan.

    Konflik antarwarga seperti ini mencerminkan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam menciptakan keamanan lingkungan.

    Kolaborasi antara aparat, tokoh masyarakat, dan warga diharapkan mampu meredam emosi dan memperkuat semangat persaudaraan antarkampung.

    Langkah mediasi yang akan dilakukan Polsek Tebet menjadi harapan baru agar situasi di Manggarai kembali kondusif.

    Pendekatan dialogis dan keterlibatan tokoh-tokoh lokal diyakini lebih efektif dalam menyelesaikan konflik di tingkat akar rumput. (Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim)

     

  • Kementerian HAM Awasi Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak TNI

    Kementerian HAM Awasi Pendidikan Siswa Bermasalah di Barak TNI

    JAKARTA –  Kementerian Hak Asasi Manusia menyatakan akan ikut mengawasi hingga memberikan masukan terhadap pelaksanaan program Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terkait pendidikan siswa bermasalah di barak militer.

    “Kami tidak hanya sekadar mengawasi, tapi kami akan ikut memberikan masukan-masukan. Bahkan, kami sudah diskusi dengan para eselon satu, nanti kita akan berikan masukan,” ucap Menteri HAM Natalius Pigai dilansir ANTARA, Selasa, 6 Mei.

    Pigai menyebut pengawasan dan pemberian masukan itu akan dilakukan ke depan, apabila pendidikan siswa bermasalah di markas TNI ini menjadi sistem yang disepakati secara nasional.

    Menurut dia, pendidikan siswa di barak tidak melanggar HAM selama tidak disertai dengan hukuman fisik (corporal punishment) seperti pemukulan dan pencubitan. Ia menyebut program Gubernur Jawa Barat itu bertujuan membentuk mental, karakter, dan disiplin siswa.

    “Kalau pendidikan yang berorientasi pada pembentukan disiplin, mental, karakter, dan tanggung jawab maka tidak melanggar HAM; dan kami mendukung pemerintah Jabar, itu sikap kami,” ujarnya.

    Jika uji coba di Jawa Barat berjalan bagus, Menteri HAM akan meminta kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti untuk mengeluarkan peraturan agar program tersebut dapat diterapkan di seluruh Indonesia.

    “Kalau bagus. Tetapi, kita semua tentu mendorong supaya sistem pendidikannya terkontrol supaya tidak menabrak nilai-nilai HAM, tidak bertentangan dengan HAM, kemudian di dalam rangka meningkatkan kualitas, kompetensi, karakter, mental, disiplin, dan tanggung jawab,” imbuhnya.

    Di samping itu, Pigai menyebut pendidikan siswa di barak harus dilakukan secara transparan dan terbuka kepada publik. Hal ini mengingat program tersebut dijalankan dengan menggunakan uang rakyat.

     

    Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menggulirkan program untuk “menyekolahkan” siswa bermasalah di provinsi tersebut agar dididik di barak militer yang diterapkan mulai 2 Mei 2025.

    Pelajar bermasalah yang dikirim ke markas TNI di antaranya ialah pelajar yang diduga terlibat tawuran, merokok, hingga menyalahgunakan narkoba. Mereka dikirimkan atas izin orang tua dan akan menjalani pendidikan paling cepat dua pekan hingga enam bulan.

    Saat meninjau pelaksanaan program tersebut di Purwakarta, Sabtu (3/5), Dedi menyebut pembinaan karakter terhadap pelajar di Markas TNI Resimen Armed 1/Sthira Yudha/1 Kostrad Kabupaten Purwakarta berdampak positif pada peningkatan kedisiplinan pelajar.

    “Program ini (pembinaan karakter pelajar di markas TNI) memberikan dampak positif pada peningkatan kedisiplinan pelajar,” kata Dedi.

    Dia menyebut program kedisiplinan ini telah diikuti oleh pelajar dari berbagai kabupaten dan kota di Jawa Barat. Ke depan, kata dia, program akan diperluas hingga ke jenjang SLTA, termasuk kalangan remaja yang telah teridentifikasi melakukan pelanggaran kedisiplinan.

  • Kapolres Belawan Dinonaktifkan karena Penembakan Pengadang Bersajam, Ini Respons Kompolnas

    Kapolres Belawan Dinonaktifkan karena Penembakan Pengadang Bersajam, Ini Respons Kompolnas

    MEDAN – Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menilai tindakan Polda Sumatera Utara (Sumut) melakukan nonaktif terhadap Kepala Kepolisian Resor (Polres) Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan dari jabatannya sebagai langkah positif terkait penembakan yang menyebabkan meninggal dunia remaja berinisial MS yang diduga pelaku tawuran.

    “Menurut saya, ini langkah positif sebagai catatan karena untuk menjamin bahwa semua proses yang kami lakukan tidak ada pengaruh dari kapolres,” ujar Anggota Kompolnas Choirul Anam dilansir ANTARA.

    Ia mengatakan dengan penonaktifan Kapolres Pelabuhan Belawan yang dilakukan pihak Polda Sumut itu juga sebagai langkah untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi.

    Menurut dia, tindakan yang dilakukan pihak Polda Sumatera Utara patut menjadi panutan untuk semua polda atau polres yang lain.

    Termasuk, kata Anam, ketika Kompolnas datang ke Polda Sumatera Utara sangat terbuka yang dinilai sebagai langkah positif jaminan proses tersebut dalam menunjukkan akuntabilitas dan transparansi institusi.

    Ia menjelaskan pihaknya masih melakukan penelitian secara detail terkait penembakan yang dilakukan Kapolres Belawan tersebut, sehingga dapat diketahui persoalan sebenarnya.

    “Kalau ada ancaman tindakan seperti apa, tindakan terukur apa tidak, kalau terukur bagaimana akuntabilitas pertanggungjawaban dalam terkait pelaporan penggunaan senjata dan lainnya, itu yang kami dalami,” ucapnya.

    Sebelumnya, Kapolda Sumatera Utara Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan kronologi tindakan penembakan yang menyebabkan terduga pelaku tawuran remaja berinisial MS, berawal dari tawuran antarkampung di kawasan Kecamatan Medan Labuhan, Medan, hingga sampai tol pada Minggu (4/5) dini hari.

    “Ketika itu Kapolres melintasi tol, terjadi pelemparan terhadap beberapa kendaraan yang melintasi di tempat tersebut,” kata dia.

    Kapolres Pelabuhan Belawan turun di lokasi untuk melerai tindakan tawuran itu, tetapi masyarakat itu melakukan perlawanan

    “Sehingga, Kapolres melakukan diskresi menembak kerumunan masyarakat yang mencoba mengganggu sekitar tol, ada korban. Kami turut berduka cita karena ada yang meninggal tadi pagi di rumah sakit,” ucapnya.

    Kemudian dilakukan penyisiran oleh Polres Pelabuhan Belawan yang dapat mengamankan kelompok yang diduga melakukan penghadangan dan tawuran sebanyak 20 orang.

    “Dari 20 orang tersebut, ada 14 orang positif ganja,” ujarnya.

    Dia menyebut sebanyak dua orang yang tertembak remaja berinisial MS yang meninggal dunia, dan satu orang berinisial B masih dilakukan perawatan intensif di Rumah Sakit Bhayangkara, Medan.

     

  • Polisi Bangun Posko Terpadu Antisipasi Tawuran dan Balap Liar di Manggarai Jaksel – Halaman all

    Polisi Bangun Posko Terpadu Antisipasi Tawuran dan Balap Liar di Manggarai Jaksel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menaruh perhatian terhadap insiden tawuran yang kerap terjadi di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan.

    Konflik antara warga Gang Tuyul  dan warga Tambak bukanlah cerita baru.

    Tawuran kedua kubu ini juga acap kali memakan korban.

    Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal menyiapkan langkah-langkah untuk mengakhiri tawuran di Manggarai.

    Satu di antaranya adalah membangun posko di TKP bentrokan antar warga.

    “Kami membangun posko terpadu antisipasi tawuran maupun balapan liar yang ada di wilayah Manggarai,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).

    Kemudian, melakukan patroli rutin yang dijadikan skala prioritas secara terpadu serta mensosialisasikan nomor telepon darurat bantuan kepolisian 110.

    Selanjutnya, kerjasama dengan semua stakeholder terkait.

    “Hal ini sangat penting dilakukan karena peristiwa tawuran tersebut ada dua wilayah hukum atau wilayah kependudukan yaitu antara warga jalan Tambak Jakarta Pusat dan warga Manggarai Jakarta Selatan,” ucapnya.

    Kapolres menambahkan bawa polisi tidak akan ragu melakukan langkah penegakan hukum jika ditemukan pelaku tawuran membawa parang senapan angin maupun senjata tajam lainnya.

    “(Pasti) proses sesuai aturan hukum yang berlaku,” tandas dia.

    Sebelumnya, polisi menyampaikan tawuran yang terjadi pada Minggu (4/5/2025) di jembatan pintu air Manggarai Jakarta merupakan dua kelompok remaja.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kejadian tawuran berawal dari Remaja Gang Tuyul Tebet yang memancing menyerang Remaja Tambak dengan menggunakan petasan.

    Menurutnya, serangan tersebut membuat Remaja Tambak terpancing hingga terjadilah tawuran saling serang tak cuma petasan tapi juga botol kaca dan batu. 

    “Piket fungsi dan Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat mendatangi TKP tawuran di jembatan pintu air Manggarai,” ungkap Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/4/2025).

    Kemudian aparat kepolisian Polsek Menteng mengimbau agar kedua remaja kmbali masuk ke rumah masing-masing.

    Disusul lalu aparat kepolisian Polsek Tebet yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran. 

    “Pada pukul 19.45 WIB tawuran di Jembatan Pintu Air Manggarai berhasil diredam oleh aparat kepolisian sampai situasi kondusif terkendali. Aparat Kepolisian Polsek Metro Menteng,” paparnya.

    Kasie Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih menjelaskan tawuran di Manggarai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan kemudian diketahui pukul 20.30 WIB.

    “Memang awalnya mancing-mancing hingga terjadilah tawuran dengan media macam-macam pakai batu, ada korban satu kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM,” ucapnya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Pihak kepolisian sudah melalukan tindakan cek TKP dan interogasi terhadap saksi-saksi yang ada.

    “Kita juga sudah buatkan visum, korban itu adalah mereka tawuran yang berada di sekitar itu.Intinya mereka jadi korban di situ,” tambahnya.

    Polisi mengimbau ketua lingkungan untuk mengingatkan warganya agar tidak lagi melakukan keributan dan saling berkordinasi antar warga.

    Murodih berujar pentingnya kesadaran bahwa tawuran tidak bermanfaat dan hanya menimbulkan korban kerugian masyarakat yang lewat jadi terganggu.

  • 30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai cegah tawuran

    30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai cegah tawuran

    Kepolisian melakukan mediasi bersama tokoh masyarakat di kawasan tersebut agar tawuran tak kembali terulang.

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan untuk mencegah kembali berulangnya tawuran antarwarga di kawasan tersebut.

    “Kita sudah dirikan pos pantau, jadi ada anggota yang standby (berjaga) di lokasi. Ada 20 dari Polres Jaksel dan 10 personel Polsek,” kata Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Iwan memastikan Kepolisian melakukan mediasi bersama tokoh masyarakat di kawasan tersebut agar tawuran tak kembali terulang.

    Terkait tawuran yang terjadi pada sore tadi, Kepolisian memastikan saat ini Manggarai telah aman dilewati pengguna jalan. Tidak ada korban maupun pelaku yang ditangkap atas kejadian tersebut.

    “Iya, sebentar saja tapi 10 menit langsung dilerai, udah kembali ke rumahnya masing-masing,” ucapnya.

    Kepolisian mengamankan satu orang korban pembacokan yang merupakan tukang parkir berinisial MLF dari kejadian tawuran Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (4/5) malam.

    Kepolisian mengungkapkan tawuran yang terjadi antarwarga RW 12 dan RW 04 di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dipicu letusan petasan.

    Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan pelaku tawuran yang membawa senjata api (senpi) dan senjata tajam akan terancam unsur pidana sesuai hukum yang berlaku.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        6 Mei 2025

    Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan Medan 6 Mei 2025

    Polisi Didesak Transparan soal Remaja Tewas Ditembak Kapolres Belawan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Sumut menyoroti kasus penembakan yang menewaskan remaja berinisial MS (15) oleh Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan di Jalan Tol Belmera, Kota
    Medan
    .
    Penembakan tersebut terjadi pada Minggu (4/5/2025) dini hari.
    Kepala Operasional
    KontraS Sumut
    , Adinda Zahra Noviyanti, meminta agar penembakan yang dilakukan oleh Oloan terhadap MS diusut secara transparan dan profesional.
    “Jangan sampai korban (MS) dibunuh dua kali. Satu kali dibunuh nyawanya oleh peluru polisi,” kata Adinda melalui saluran telepon kepada Kompas.com pada Selasa (6/5/2025).
    “Kedua kali dibunuh karakternya melalui stigma yang dilekatkan, bahwa MS pelaku tawuran yang pantas mendapatkan tindakan tegas dan terukur,” lanjutnya.
    Adinda menegaskan bahwa seharusnya polisi melakukan penembakan untuk menghentikan aksi terduga pelaku, bukan untuk merenggut nyawa.
    Adinda juga mengapresiasi langkah Kapolda Sumut yang membentuk tim khusus untuk menyelidiki kasus ini, namun ia menekankan agar proses tersebut dilakukan secara transparan dengan standar dan ukuran yang jelas.
    Hal ini, katanya, dapat mengacu pada beberapa aturan konkret, seperti PERKAP 1/2009 tentang Penggunaan Kekuatan, PERKAP 8/2009, dan PERPOL 1/2022.
    “Kami juga ingin mengajak publik untuk mengawal kasus ini. Agar aparat tidak ringan tangan menggunakan senjata api serta lainnya,” sebut Adinda.

    Ia menegaskan bahwa penolakan penggunaan senjata api dalam pengendalian massa tawuran tidak berarti KontraS Sumut mendukung kejahatan.
    Sebaliknya, ia menilai bahwa penggunaan kekerasan tidak akan menyelesaikan akar persoalan utama tawuran.
    “Atas banyaknya letusan senjata api kepolisian yang menyebabkan hilangnya nyawa, sudah sepatutnya penggunaan senjata api oleh personel kepolisian dievaluasi secara total,” tambahnya.
    Insiden penembakan ini bermula ketika Oloan, yang sedang berada di posko pengamanan tawuran, melewati Tol Balmera dan mendapati para pelaku tawuran menyerangnya dengan senjata tajam.
    Oloan melepaskan tiga tembakan peringatan, namun diduga para pelaku menyerang balik dengan melempar mercon dan batu.
    Dalam situasi tersebut, Oloan melepaskan tiga tembakan ke arah kaki, namun tembakan tersebut meleset dan mengenai perut MS serta tangan D (17).
    MS kemudian meninggal dunia, sementara D masih dirawat di RS Bhayangkara.
    Oloan saat ini dinonaktifkan untuk sementara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tawuran di Manggarai Jaksel Kembali Pecah, Polisi: 10 Menit Langsung Dilerai – Halaman all

    Tawuran di Manggarai Jaksel Kembali Pecah, Polisi: 10 Menit Langsung Dilerai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tawuran antarwarga kembali terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (6/5/2025).

    Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan membenarkan adanya tawuran pada sore tadi.

    Menurutnya, tawuran tersebut sudah dapat diatasi setelah anggota turun ke TKP.

    “Iya, sebentar aja tapi 10 menit langsung dilerai sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” ucap Kompol Iwan kepada wartawan Selasa (6/5/2025).

    Dia menambahkan tidak ada korban dari tawuran yang telah terjadi.

    Polisi tidak mengamankan pelaku namun memberikan imbauan agar warga meninggalkan lokasi.

    “Gak ada yang ditangkap hany disarankan saja, kita sarankan untuk kembali ke tempatnya masing-masing. Gak ada korban,” imbuhnya.

    Adapun tawuran pecah akibat provokasi kampung sebelah yang melempar petasan.

    Agar tawuran tidak lagi berulang, polisi mendirikan pos pantau.

    “Ada 20 anggota dari Polres dan 10 anggota dari Polsek juga ada yang stand by,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, polisi akan bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk mencari solusi atas konflik antarwarga.

    Sebelumnya, polisi menyampaikan tawuran yang terjadi pada Minggu (4/5/2025) di jembatan pintu air Manggarai Jakarta merupakan dua kelompok remaja.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kejadian tawuran berawal dari Remaja Gang Tuyul Tebet yang memancing menyerang Remaja Tambak dengan menggunakan petasan.

    Menurutnya, serangan tersebut membuat Remaja Tambak terpancing hingga terjadilah tawuran saling serang tak cuma petasan tapi juga botol kaca dan batu. 

    “Piket fungsi dan Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat mendatangi TKP tawuran di jembatan pintu air Manggarai,” ungkap Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/4/2025).

    Kemudian aparat kepolisian Polsek Menteng mengimbau agar kedua remaja kmbali masuk ke rumah masing-masing.

    Disusul lalu aparat kepolisian Polsek Tebet yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran. 

    “Pada pukul 19.45 WIB tawuran di Jembatan Pintu Air Manggarai berhasil diredam oleh aparat kepolisian sampai situasi kondusif terkendali. Aparat Kepolisian Polsek Metro Menteng,” paparnya.

    Kasie Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih menjelaskan tawuran di Manggarai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan kemudian diketahui pukul 20.30 WIB.

    “Memang awalnya mancing-mancing hingga terjadilah tawuran dengan media macam-macam pakai batu, ada korban satu kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM,” ucapnya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Pihak kepolisian sudah melalukan tindakan cek TKP dan interogasi terhadap saksi-saksi yang ada.

    “Kita juga sudah buatkan visum, korban itu adalah mereka tawuran yang berada di sekitar itu.Intinya mereka jadi korban di situ,” tambahnya.

    Polisi mengimbau ketua lingkungan untuk mengingatkan warganya agar tidak lagi melakukan keributan dan saling berkordinasi antar warga.

    Murodih berujar pentingnya kesadaran bahwa tawuran tidak bermanfaat dan hanya menimbulkan korban kerugian masyarakat yang lewat jadi terganggu.