Kasus: Tawuran

  • Situasi Kondusif, Warga Korban Bentrok di Ambon Dipulangkan ke Desa Hunuth dari Pengungsian
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        24 Agustus 2025

    Situasi Kondusif, Warga Korban Bentrok di Ambon Dipulangkan ke Desa Hunuth dari Pengungsian Regional 24 Agustus 2025

    Situasi Kondusif, Warga Korban Bentrok di Ambon Dipulangkan ke Desa Hunuth dari Pengungsian
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Warga Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku yang merupakan korban bentrokan antarwarga telah kembali ke rumah masing-masing setelah sempat mengungsi.
    Mereka dipulangkan ke desa pada Sabtu (23/8/2025), setelah kondisi berangsur kondusif setelah tercapainya kesepakatan damai antara perwakilan warga Desa Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah dan warga Desa Hunuth di Mapolda Maluku pada Jumat (22/8/2025).
    Pemulangan ratusan pengungsi korban bentrok dari sejumlah lokasi pengungsian mendapat pengawalan dari aparat kepolisian dan TNI hingga sampai ke desa mereka.
    “Ratusan warga Desa Hunuth yang mengungsi akibat dampak bentrokan di beberapa lokasi pengungsian kini sudah dipulangkan. Pemulangan dilakukan sejak kemarin dan hari ini,” kata Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Yoga Putra Prima Setya kepada
    Kompas.com
    , Sabtu.
    Yoga menjelaskan ratusan pengungsi yang dipulangkan itu merupakan warga yang rumahnya tidak terbakar atau mengalami kerusakan saat bentrokan terjadi pada Selasa (19/8/2025) empat hari lalu.
    Adapun ratusan warga Desa Hunuth yang dipulangkan itu sebelumnya mengungsi di gedung serba guna Desa Negeri Lama, Kecamatan Baguala, Kantor Desa Poka, Kecamatan Teluk Ambon dan gedung serba guna Desa Nania.
    “Jumlah warga Hunuth yang telah dipulangkan ke desanya sebanyak 54 keluarga atau sebanyak 200 orang. Itu yang sempat mengungsi di Negeri Lama, Poka dan Nania, dan untuk yang mengungsi di Kantor Desa Poka semuanya sudah dipulangkan,” ungkapnya.
    Sementara warga yang rumahnya rusak dan terbakar masih mengungsi di gedung serba guna di Desa Nania dan sebagian lagi masih mengungsi di rumah kerabat mereka.
    “Saat ini warga Hunuth yang masih mengungsi di gedung serba guna di Desa Nania itu tersisa delapan keluarga atau 36 orang, itu mereka yang rumahnya terbakar,” katanya.
    Ia mengatakan, pemulangan ratusan pengungsi korban bentrok itu dilakukan sebagai upaya untuk memulihkan situasi keamanan yang lebih kondusif pasca-bentrokan.
    “Kami berharap yang sudah kondusif ini dapat dijaga oleh kita semua,” ucapnya.
    Bentrokan antara warga Desa Hunuth Kecamatan Teluk Ambon dan warga Desa Hitu, Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah pecah pada Selasa (19/8/2025).
    Bentokan tersebut dipicu oleh tewasnya seorang siswa SMK Negeri 3 Ambon saat terjadi tawuran antarpelajar.
    Akibat bentrokan tersebut, sejumlah warga terluka dan puluhan rumah terbakar, termasuk sejumlah tempat usaha dan sembilan sepeda motor milk warga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bocah 13 Tahun Dibunuh, lalu Dibuat Skenario Kecelakaan, Keluarga: Hukum Mati, Mereka Kejam
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        24 Agustus 2025

    Bocah 13 Tahun Dibunuh, lalu Dibuat Skenario Kecelakaan, Keluarga: Hukum Mati, Mereka Kejam Medan 24 Agustus 2025

    Bocah 13 Tahun Dibunuh, lalu Dibuat Skenario Kecelakaan, Keluarga: Hukum Mati, Mereka Kejam
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Muhammad Ilham, bocah 13 tahun di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, tewas dibunuh diduga karena persoalan saling ejek antarteman pada Minggu (13/4/2025).
    Parahnya lagi, usai menghabisi nyawa korban, lima pelakunya membuat skenario seolah-olah Ilham tewas karena kecelakaan lalu lintas.
    Kini polisi telah menangkap empat pelaku, inisial DB (15), AS (18), DRH (15), dan MH (20).
    Satu pelaku lainnya, A, masih buron.
    Kakak korban, Dicky, berharap para pelaku dihukum mati.
    Tindakan pelaku dinilainya sangat keji.
    “Kami berharap dihukum mati sesuai dengan yang mereka lakukan, menghilangkan nyawa orang, kejam itu, mereka menyiksa korban,” ujar Dicky saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (24/8/2025).
    Dicky juga tidak habis pikir dengan pelaku yang begitu tega menghabisi nyawa adiknya.
    Menurutnya, selama ini sang adik dikenal sebagai pribadi yang baik.
    “Di rumah (korban) anaknya bagus,” ujarnya.
    Sebelumnya, Dicky juga mengatakan adiknya ditemukan tewas di parit di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Minggu (13/4/2025).
    Lokasi itu berjarak 700 meter dari rumahnya.
    Sesaat sebelum tewas, pada Sabtu (12/4/2025) sekitar pukul 18.00, Ilham meminjam sepeda motor Honda Supra X miliknya untuk membeli nasi.
    “Setelah itu (Ilham) tidak pulang-pulang, kami cari sampai jam 20.00. Mamak saya nyarinya naik becak keliling, saya juga keliling kota sampai Minggu (13/4/2025) pukul 02.00,” ujar Dicky saat dihubungi melalui telepon seluler, Jumat (22/8/2025).
    Keesokan harinya, keluarga kembali mencarinya.
    Pada pukul 06.00, ayah Ilham melihat banyak warga mengerumuni lokasi kejadian karena ada penemuan mayat.
    Ternyata saat dicek, tubuh Ilham tergeletak tewas dengan posisi motor di atas punggungnya, ketimpa mesin.
    Selanjutnya, jenazah Ilham dibawa ke rumah, lalu saat dimandikan, pihak keluarga melihat banyak kejanggalan pada tubuh Ilham, yakni berupa sayatan benda tajam.
    Namun kala itu, keluarga tetap memercayai Ilham tewas karena kecelakaan.
    Lebih lanjut, kata Dicky, di hari kedua setelah kematian korban, tiba-tiba pelaku DRH, teman sekaligus tetangga korban, datang dan menyebut kalau Ilham menjadi korban tawuran geng motor.
    DRH bilang sebelum Ilham tewas, dia sempat mendapat telepon dari temannya, bahwa korban sempat disekap oleh kawanan geng motor.
    Saat itu, pihak keluarga langsung melapor ke Polresta Deli Serdang.
    Awalnya, penyidikan dilakukan pihak Satlantas. Dalam prosesnya, dilakukan ekshumasi ke jasad Ilham, Rabu (23/7/2025).
    Hasilnya, Ilham dinyatakan tewas karena dibunuh. Kemudian penyidikan diambil alih oleh Satreskrim Polresta Deli Serdang.
    Polisi lalu menangkap empat pelaku di rumahnya masing-masing, di Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Deli Serdang, Minggu (10/8/2025).
    “Si DRH ini rumahnya di belakang rumah, terus DB dan AS ini juga masih satu kampung kami, tapi agak jauh, kurang lebih lokasinya 500 meter dari rumah kami. Kami juga tidak nyangka si DRH ini terlibat. Dia yang kasih tahu informasi, dia pula yang ikut melakukan pembunuhan,” ungkap Dicky.
    Dalam kasus ini, motif pelaku menghabisi nyawa korban karena persoalan saling ejek nama orang tua.
    Namun, kata Dicky, pihaknya tidak serta merta memercayainya.
    “Kalau menurut kami, ini masalah perempuan. Ini masih kami selidiki, kami pihak keluarga cari sendiri informasi soal perempuan ini benar atau tidak,” tambahnya.
    Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Deli Serdang, Kompol Risqi Akbar, mengatakan pemicu pembunuhan diawali dari rasa sakit hati DB, teman sekolah korban.
    “DB sakit hati terhadap korban, di mana korban sering mengejek orangtuanya,” ujar Risqi dalam keterangan persnya, Rabu (22/8/2025).
    Risqi belum merinci bentuk ejekan yang dimaksud, tetapi untuk melancarkan siasatnya, DB mengajak empat pelaku lainnya untuk membunuh korban.
    Lalu, berdasarkan pengamatan, mereka mendapat informasi bahwa korban akan melintasi Jalan Kebun Sayur, Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, pada Sabtu (12/4/2025).
    Kemudian, sekitar pukul 23.00, korban melintasi lokasi kejadian dengan berboncengan tiga dengan dua temannya.
    Saat korban melintas, motornya langsung dihentikan oleh MH.
    “Tersangka MH langsung memukul wajah dan dada korban dengan sekuat tenaga sehingga korban terjatuh,” ungkap Risqi, Rabu (20/8/2025).
    Setelah terjatuh, pelaku DRH langsung menutup mulut korban, sedangkan dua teman korban melarikan diri.
    Setelah korban lemas, MH, DRH, AS, dan DB lalu membawa korban ke arah semak-semak.
    Kemudian, tersangka A menyembunyikan sepeda motor Ilham agar tidak dilihat oleh warga yang melintas.
    Lalu, setelah berada di semak-semak, tubuh korban dilempar ke tanah.
    “Tersangka MH kemudian memerintahkan tersangka DRH untuk mengecek korban, dan tersangka DRH mengecek nadi leher dan menampar pipi korban sambil berkata, ‘masih gerak’,” ujar Risqi.
    Setelah mendengar hal itu, MH lalu mengambil samurai yang sudah disiapkannya. Kemudian, para pelaku menganiaya korban hingga tewas.
    “Setelah itu, tersangka MH, AS, DB, dan A membawa korban ke arah sumur dan memandikan korban, sedangkan tersangka DRH membersihkan TKP,” ungkap Risqi.
    Setelah korban dimandikan, MH merancang skenario agar kematian korban seolah-olah seperti kecelakaan lalu lintas.
    Mulanya, korban dimasukkan ke parit.
    “Setelah itu, tersangka MH membawa sepeda motor korban dengan kecepatan tinggi mengarah parit, lalu melompat dan membiarkan motor jatuh ke parit,” ujar Risqi.
    Kini para pelaku ditahan di Polresta Deli Serdang untuk penyelidikan dan proses hukum lebih lanjut.
    Mereka disangkakan Pasal 340 KUHPidana Subs 80 ayat (3) UU 35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
    Ancaman hukumannya mati, seumur hidup, atau paling lama penjara 20 tahun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7 Pemuda Bersenjata Ditangkap di Cengkareng, Keliling Cari Lawan Tawuran
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 Agustus 2025

    7 Pemuda Bersenjata Ditangkap di Cengkareng, Keliling Cari Lawan Tawuran Megapolitan 24 Agustus 2025

    7 Pemuda Bersenjata Ditangkap di Cengkareng, Keliling Cari Lawan Tawuran
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Jakarta Barat menangkap tujuh pemuda yang membawa senjata tajam untuk tawuran di Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (24/8/2025) pagi.
    Ketujuh pemuda tersebut ditangkap di depan Apartemen Vittoria, Cengkareng, sekitar pukul 04.30 WIB.
    Barang bukti berupa lima buah celurit dengan berbagai ukuran dan empat kendaraan bermotor pun disita polisi.
    “Mereka baru akan melakukan tawuran. Tapi sebelum terjadi sudah berhasil diamankan TP3 dan Polsek Cengkareng,” kata Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, AKP Parman Gultom saat dikonfirmasi
    Kompas.com,
    Minggu.
    Para pemuda tersebut berasal dari Kembangan dan berkeliling menuju Cengkareng untuk mencari lawan tawuran.
    “Mereka ini mencari lawan. Mengitari daerah sini, ketika ketemu kelompok lain saat berpapasan, nah di situlah mereka akan tawuran,” sambung dia.
    Beberapa kelompok remaja yang berkeliling untuk tawuran memang tengah meresahkan warga.
    Kendati demikian, dia menyebut kelompok yang terdiri dari tujuh orang anak muda tersebut baru pertama kali melancarkan aksinya di wilayah Cengkareng.
    “Untuk wilayah Cengkareng, mereka baru kali ini. Tapi, untuk di wilayah lain kami belum bisa konfirmasi,” ucap Gultom.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Tangsel Curhat soal Maling Motor, Polisi Bantu Sumbang CCTV

    Warga Tangsel Curhat soal Maling Motor, Polisi Bantu Sumbang CCTV

    Jakarta

    Warga Pondok Aren, Tangerang Selatan (Tangsel), curhat ke polisi terkait pencurian kendaraan bermotor (curanmor). Polisi pun membantu memberikan CCTV agar bisa melakukan pengawasan lingkungan.

    Hal itu disampaikan warga dalam kegiatan ‘Jumat Curhat’ bersama di Kelurahan Pondok Pucung, Pondok Aren, Jumat (22/8). Kegiatan dipimpin Kapolres Tangsel AKBP Victor Inkiriwang, Kapolsek Pondok Aren Kompol Anne Rose Agripina Putri, Danramil 07/Pondok Aren Mayor (Inf) Dwi Saputro dan jajarannya.

    “Untuk mendukung keamanan, Polres Tangsel juga membantu dua unit CCTV untuk memantau situasi di wilayah Kelurahan Pondok Pucung,” kata AKBP Victor dalam keterangannya, Jumat (22/8/2025).

    Victor mengatakan program ‘Jumat Curhat’ bertujuan untuk mendengarkan keluhan, masukan, serta aspirasi masyarakat. Terkait masalah curanmor, Victor juga mengimbau masyarakat untuk senantiasa menggunakan kunci ganda dan memarkir kendaraan di lokasi yang aman.

    Victor menyebut pihaknya senantiasa melakukan patroli kewilayahan untuk memantau situasi keamanan dan ketertiban masyarakat. Dia juga kembali menekankan program CETAR (Cegah Tawuran Antar Pelajar) sebagai pembinaan terhadap para pelajar.

    “Jumat Curhat merupakan salah satu program Polri untuk hadir di tengah masyarakat, mendengarkan langsung keluhan, serta bersama-sama menjaga situasi kamtibmas yang aman dan kondusif, sesuai arahan Kapolda Metro Jaya, jaga lingkungan, jaga warga,” pungkasnya.

    (wnv/fas)

  • Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        21 Agustus 2025

    Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap Surabaya 21 Agustus 2025

    Pemuda Tawuran Bawa Sajam di Surabaya, Eri Cahyadi Minta Semua Pelaku Ditangkap
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta para pemuda yang terlibat aksi tawuran menggunakan senjata tajam (sajam) di kawasan Surabaya Utara segera ditangkap.
    Video tawuran sekelompok pemuda itu viral di media sosial. Mereka terlibat tawuran dengan mengacungkan sajam berjenis celurit. Aksi tersebut merembet sampai ke jalan raya yang dilintasi warga.
    Eri mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya sudah berkoordinasi dengan Kapolres Tanjung Perak mengenai aksi tawuran yang terjadi di Jalan Kedungmangu, Kenjeran, tersebut.
    “Kemarin saya minta untuk Pak Kapolres Tanjung Perak (AKBP Wahyu Hidayat) untuk menangkap semuanya (pemuda terlibat tawuran),” kata Eri di Tugu Pahlawan, Kamis (21/8/2025).
    Eri menyebut, tawuran antar-pemuda yang beredar di media sosial itu berawal dari permainan sepak bola. Kemudian, ada kesalahpahaman hingga berujung terjadinya perkelahian.
    “Itu kan gara-gara sepak bola, ada yang enggak cocok akhirnya seperti itu. Tapi enggak ada yang sampai pukul-pukulan, cuman kejar-kejaran begitu tapi kan tidak membuat nyaman,” jelasnya.
    Sedangkan, Eri sendiri berniat untuk bertemu dengan sejumlah pemuda yang terlibat aksi tawuran tersebut. Sebab, dia khawatir, para pelaku sudah terbiasa melakukan tindak kekerasan.
    “Jadi kita akan kumpulkan anak-anak (yang tertangkap tawuran) itu, kita berikan kegiatan. Setelah itu orangtuanya harus tahu, dan warga kampungnya juga tahu (tindakannya),” ucapnya.

    Mari ngono
    (setelah itu) ayo
    dibenakno
    (dibertulkan), karena ini menjadi menjadi tugas kita bersama. Tidak bisa pemerintah saja, setelah itu dikasih hukuman, ya enggak bisa, enggak berubah,” tambahnya.
    Sementara itu, Kasi Humas Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu Suroto mengungkapkan, pihaknya sudah menangkap dua pelaku, yakni berisinial NA (18) dan FA (18) di rumahnya masing-masing.
    “Sudah ada yang diamankan. Masih dilakukan pemeriksaan,” ucap Suroto.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Agustus 2025

    Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat Megapolitan 20 Agustus 2025

    Edarkan 13.361 Butir Obat Keras Tanpa Izin, Tiga Pemuda Diciduk di Ciputat
    Tim Redaksi
    TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com –
    Polisi menggerebek rumah di Gang H. Saodah, Rengas, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, dan menemukan 13.361 butir obat keras daftar G tanpa izin edar.
    Tiga orang pelaku berinisial RK (33), SPU (21), dan FY (23) ditangkap dalam penggerebekan yang berlangsung pada Senin (18/8/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.
    Kapolsek Ciputat Timur Komisaris Bambang Askar Sodiq mengatakan, ribuan obat keras tersebut telah dipasarkan secara
    online
    menggunakan sistem pembayaran di tempat (COD) maupun jasa ekspedisi.
    “Ketiga pelaku kami tangkap bersama ribuan butir obat keras yang dipasarkan secara
    online
    dan dikirim melalui sistem COD maupun jasa ekspedisi,” ujar Bambang kepada
    Kompas.com,
    Rabu (20/8/2025).
    Bambang merinci, obat keras yang disita terdiri dari 2.600 butir trihexyphenidyl, 4.700 butir tramadol, 5.315 butir hexymer, dan 746 butir yarindu.
    Selain obat-obatan, polisi juga menyita sejumlah barang bukti, antara lain telepon genggam, printer label, bubble wrap, tas, koper, serta uang tunai Rp 2,3 juta yang diduga hasil penjualan.
    Menurut Bambang, kasus ini terungkap berkat laporan masyarakat mengenai aktivitas penjualan obat daftar G di kawasan Ciputat Timur. Polisi kemudian melakukan penyelidikan, hingga akhirnya menangkap para pelaku.
    “Obat-obatan keras ini berbahaya jika dikonsumsi tanpa pengawasan medis. Bahkan, kerap disalahgunakan oleh kalangan pelajar dan bisa menjadi pemicu tawuran,” tegas Bambang.
    Ia menambahkan, dari hasil pemeriksaan awal, obat-obatan tersebut dipasarkan melalui media sosial tanpa izin edar resmi dari instansi terkait.
    Ketiga pelaku kini ditahan di Polsek Ciputat Timur. Mereka dijerat Pasal 435 jo Pasal 138 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan.
    “Kasus ini akan kami kembangkan dan koordinasikan dengan BPOM,” kata Bambang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Selidiki Tawuran Siswa Penyebab Bentrok di Ambon, Polisi Periksa Sejumlah Saksi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Agustus 2025

    Selidiki Tawuran Siswa Penyebab Bentrok di Ambon, Polisi Periksa Sejumlah Saksi Regional 19 Agustus 2025

    Selidiki Tawuran Siswa Penyebab Bentrok di Ambon, Polisi Periksa Sejumlah Saksi
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Aparat Kepolisian Daerah Maluku kini tengah menyelidiki kasus kematian seorang siswa SMK Negeri 3 Ambon berinisial AP.
    AP tewas diduga akibat ditikam saat terjadi tawuran antar-pelajar di kawasan Durian Patah, Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku, pada Selasa (19/8/2025) siang. 
    Aksi tawuran yang menewasakan AP ini, memicu terjadinya bentrokan antara warga Desa Hunuth dan warga Desa Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah.
    “Bapak Kapolda Maluku telah memerintahkan untuk menyelidiki kasus tawuran antar-pelajar SMK Negeri 3 Ambon hingga tuntas,” ungkap Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Rositah Umasugi kepada wartawan, Selasa malam.
    Sejauh ini, pelaku yang menusuk korban hingga tewas belum diketahui identitasnya. Polisi telah meminta keterangan dari sejumlah saksi terkiat kasus tersebut.
    Rositah menegaskan, siapa pun yang terlibat dalam kasus tersebut akan diproses secara hukum.
    “Saat ini sejumlah pihak telah dimintai keterangannya,” katanya.
    Ia memastikan, situasi keamanan di Desa Hunuth, tempat terjadinya bentrokan warga, telah aman terkendali. Ratusan personel gabungan TNI dan Polri disiagakan di lokasi itu.
    “Saat ini situasi di TKP aman terkendali. Arus lalu lintas telah berjalan normal, rekan-rekan kami dari TNI juga sudah dikerahkan,” ungkapnya.
    Ia pun mengimbau masyarakat untuk dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak menginginkan perdamaian di Maluku.
    “Kami imbau masyarakat agar tetap tenang. Jangan mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar. Saat ini kasus tersebut sudah kami tangani. Dan jangan main hakim sendiri, karena hal itu juga melawan hukum,” tegasnya.
    Diberitakan sebelumnya, bentrokan antara warga Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon dan warga Desa Hitu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah pecah pada Selasa (19/8/2025).
    Bentrokan yang dipicu oleh tewasnya seorang siswa SMK itu menyebabkan dua orang terluka dan belasan rumah warga dibakar massa.
    Saat ini warga yang rumahnya terbakar memilih mengungsi ke lokasi aman.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Keributan Warga di Jasinga Bogor: Satu Orang Tewas, Polisi Minta Warga Tahan Diri
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        18 Agustus 2025

    Keributan Warga di Jasinga Bogor: Satu Orang Tewas, Polisi Minta Warga Tahan Diri Bandung 18 Agustus 2025

    Keributan Warga di Jasinga Bogor: Satu Orang Tewas, Polisi Minta Warga Tahan Diri
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan keributan antar warga di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Kejadian tersebut mengakibatkan satu orang meninggal dunia.
    Video tersebut diunggah akun Instagram @Jasinga_Cigudeg pada Minggu (17/8/2025) dan memperlihatkan momen menegangkan. Sejumlah orang diduga terlibat dalam aksi saling serang di tengah jalan raya.
    Dalam video itu, terlihat beberapa orang membawa benda tumpul seperti kayu. Mobil patroli polisi juga tampak berada di lokasi kejadian.
    Hingga saat ini, kronologi dan penyebab keributan tersebut belum diketahui, namun dilaporkan satu orang meninggal dunia dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
    “Terjadi tawuran antar-warga bahkan ada korban jiwa dan luka-luka di Jalan Raya Kalong Sawah, Jasinga,” tulis keterangan video yang dikutip Kompas.com, Senin (18/8/2025).
    Kapolres Bogor, AKBP Wikha Ardilestanto, telah mengonfirmasi adanya keributan yang menewaskan satu orang tersebut.
    Ia menyatakan, pihaknya segera menuju lokasi untuk melakukan penanganan dan mengumpulkan tokoh masyarakat, tokoh agama, serta tokoh pemuda setempat.
    “Semalam saya sudah langsung ke sana, ke rumah duka dan saya sampaikan agar semua tokoh dapat mengimbau warganya supaya semua menahan diri, agar tidak kembali terjadi gesekan,” kata Wikha.
    Ia menambahkan, para tokoh berjanji akan membantu pihak kepolisian dalam menyelesaikan permasalahan yang ada.
    Polisi pun segera melakukan penyelidikan untuk mencari pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
    “Saya beserta jajaran Polres Bogor segera melakukan penyelidikan guna mencari dan menangkap pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sembunyi di Kuburan, Empat Remaja yang Hendak Tawuran Diringkus Polisi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Agustus 2025

    Sembunyi di Kuburan, Empat Remaja yang Hendak Tawuran Diringkus Polisi Megapolitan 17 Agustus 2025

    Sembunyi di Kuburan, Empat Remaja yang Hendak Tawuran Diringkus Polisi
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Tim Patroli Perintis Presisi Polres Metro Jakarta Selatan menggagalkan aksi tawuran di wilayah Kebayoran Baru.
    Dalam peristiwa ini, polisi menangkap empat pemuda berinisial MD (16), SIBS (20), RN (20), dan FZR (24) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kober, Kemang Village, Sabtu (16/8/2025) dini hari.
    “Mereka diduga sedang bersiap melakukan tindakan kriminal, termasuk rencana tawuran antarkelompok,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Nicolas Ary Lilipaly, dilansir dari
    Tribun Jakarta,
    Minggu (17/8/2025).
    Nicolas menjelaskan Tim Presisi awalnya menemukan sekelompok pemuda yang tengah berkumpul di area pemakaman sekitar pukul 03.45 WIB.
     
    Saat polisi mendekat, para pemuda berlarian dan bersembunyi di antara makam.
    “Setelah melakukan penyisiran, petugas berhasil mengamankan empat orang pemuda,” ujar Kapolres.
    Dari penangkapan itu, Tim Presisi menyita barang bukti berupa tujuh senjata tajam dan dua botol minuman keras (miras).
    Keempat pelaku kemudian digiring ke Polsek Kebayoran Baru untuk pemeriksaan lebih lanjut.
    “Ini bukti keseriusan kami dalam menjaga keamanan warga. Kami akan terus meningkatkan patroli untuk meminimalisasi tindakan anarkis seperti tawuran,” tutur Nicolas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alasan Polisi Tembak 2 Pelaku Tawuran di Depok
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        16 Agustus 2025

    Alasan Polisi Tembak 2 Pelaku Tawuran di Depok Megapolitan 16 Agustus 2025

    Alasan Polisi Tembak 2 Pelaku Tawuran di Depok
    Editor
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Kasi Humas Polres Metro Depok AKP Made Budi mengungkapkan alasan anggota Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok menembak dua pemuda terduga pelaku tawuran di Sukmajaya, Kota Depok, Sabtu (9/8/2025).
    Mulanya, Tim Perintis Presisi Polres Metro Depok mendapatkan laporan dari warga mengenai adanya tawuran di Sukmajaya pada pukul 02.00 WIB.
    “Sampai di sana, mereka (terduga pelaku tawuran) ada di sana, langsung kita lakukan pembubaran. Kita kejar. Namun pada saat itu, kita berusaha dekatin, mereka kabur,” kata Made, Jumat (15/8/2025).
    “Sudah kita berhentikan, namun mereka tidak menggubris, tidak mengiraukan, tetap aja langsung jalan gitu, sambungnya.
    Made menjelaskan, sebelum dilakukan penembakan ke arah kedua terduga pelaku tawuran, anggota sudah melepaskan tembakan peringatan.
    Namun, tembakan peringatan itu tak dihiraukan. Terduga pelaku tetap mencoba kabur dengan terus memacu kendaraannya.
    “Sudah ada, sudah ada upaya dari tim melakukan tembakan peringatan untuk membubarkan mereka sebanyak tiga kali ke arah udara,” ujar Made.
    Tembakan yang dilepaskan petugas pada akhirnya mengenai dua terduga pelaku tawuran hingga mengalami luka.
    Salah satu pemuda yang tertembak adalah R (20), sedangkan identitas terduga lainnya belum disebut polisi.
    “Korban dirawat di rumah sakit Kramat Jati dan Mitra Keluarga (Depok),” ujar Made.
    Polres Metro Depok hingga saat ini masih melakukan pendalaman terkait insiden penembakan tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.