Kasus: stunting

  • Kebiasaan ‘Nyirih’ Pada Ibu Hamil Membahayakan Janin, Kepala BKKBN: Ada Zat Besi dan Kapur Masuk – Halaman all

    Kebiasaan ‘Nyirih’ Pada Ibu Hamil Membahayakan Janin, Kepala BKKBN: Ada Zat Besi dan Kapur Masuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji menyoroti kebiasaan budaya tertentu yang dapat meningkatkan risiko stunting pada anak, salah satunya adalah kebiasaan ‘nyirih’ (mengunyah sirih) yang masih dilakukan oleh ibu hamil di beberapa daerah di Indonesia.

    “Beberapa daerah masih ada ibu hamil yang nyir​ih. Kandungan kapur dalam sirih dan zat besi yang masuk saat ‘nyirih’ dapat mempengaruhi kondisi janin. Ini salah satu kultur yang perlu kita edukasi,” kata Wihaji dalam kunjungannya ke Desa Mulyasari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Rabu (4/12/2024).

    Ia menambahkan, kebiasaan tersebut menunjukkan pentingnya edukasi yang menyasar langsung ke masyarakat, terutama ibu hamil, untuk memastikan mereka memahami dampak buruk dari praktik-praktik budaya tertentu terhadap kesehatan ibu dan anak.

    Menurutnya, selain kekurangan gizi dan akses air bersih, faktor budaya juga menjadi salah satu penyebab stunting yang perlu diatasi secara menyeluruh.

    Oleh karena itu, BKKBN mendorong pemerintah daerah dan lembaga terkait untuk memperluas program edukasi yang lebih intensif.

    “Edukasi adalah salah satu langkah utama untuk mencegah stunting. Kita tidak hanya bicara soal nutrisi, tapi juga kebiasaan yang bisa mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak,” jelasnya.

    Ia juga mengingatkan bahwa pencegahan stunting membutuhkan perhatian lintas sektor.

    Selain BKKBN, kementerian lain, pemerintah daerah, serta masyarakat harus bekerja sama untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang berpotensi membahayakan kesehatan.

    Lebih lanjut Wihaji menekankan pentingnya langkah pencegahan yang berbasis data.

    Dengan pendekatan by name by address, BKKBN akan memastikan setiap keluarga yang berisiko stunting mendapatkan perhatian yang sesuai, termasuk edukasi langsung untuk ibu hamil.

    “Kita punya data keluarga risiko stunting (KRS). Hari ini, kita harus turun langsung ke lapangan dan menyelesaikan masalah dengan fokus. Tidak boleh hanya sekadar diskusi atau seminar,” ungkapnya.

    Ia berharap langkah konkret ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan ibu dan anak, sekaligus menekan angka stunting di Indonesia.

    “Stunting bukan hanya soal kekurangan gizi, tapi juga perilaku. Maka dari itu, kita harus sabar, fokus, dan memastikan semuanya kasat mata. Orangnya jelas, alamatnya jelas, dan masalahnya bisa diselesaikan,” pungkasnya.

    Melalui pendekatan edukasi yang lebih menyentuh akar permasalahan, BKKBN optimis angka stunting di Indonesia dapat ditekan, sekaligus mendorong terciptanya generasi muda yang sehat dan berkualitas.

     

  • PT Agincourt Resources raih penghargaan dari Kementerian ESDM

    PT Agincourt Resources raih penghargaan dari Kementerian ESDM

    Tamasya Award dan ISDA menjadi pemicu kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi lebih besar bagi pemberdayaan masyarakat, tentunya berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,

    Medan (ANTARA) – PT Agincourt Resources yang merupakan pengelola tambang emas Martabe meraih dua penghargaan Tambang Menyejahterakan Masyarakat (Tamasya) dari Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    “Kami berkomitmen untuk menciptakan nilai tambah dan dampak positif bagi semua pemangku kepentingan, untuk mendukung pengembangan masyarakat dan ekonomi lokal sekaligus berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup jangka panjang yang berkelanjutan,” ujar
    Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources Ruli Tanio dalam keterangan diterima di Medan, Jumat.

    Serta, mendapatkan tujuh penghargaan di ajang Indonesian Sustainable Development Award (ISDA) 2024, yang diberikan atas program unggulan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang telah dijalankan untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan atau sustainable Development Goals (SDGs).

    Ruli mengatakan, penghargaan ini merupakan bukti nyata dari upaya berkelanjutan dan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan di sekitar wilayah operasional, serta pertumbuhan ekonomi dalam pencapaian SGDs antara lain pada tujuan dua dan 13.

    “Tamasya Award dan ISDA menjadi pemicu kami untuk terus berinovasi dan berkontribusi lebih besar bagi pemberdayaan masyarakat, tentunya berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan demi mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan,” tutur Ruli.

    Tamasya Award yang digelar 26 November 2024, sekaligus penutup Minerba Expo, PT Agincourt Resources meraih dua penghargaan melalui kategori perencanaan dan implementasi bidang kemandirian ekonomi.

    Penghargaan diterima langsung Direktur Agincourt Resources Noviandri. Perusahaan ini juga berpartisipasi di Minerba Expo sebagai peserta pameran yang menyajikan produk kuliner binaan Perusahaan.

    Dengan mendapatkan empat penghargaan gold atas program dukungan terhadap kelompok perempuan melalui pelatihan kuliner dan make-up artis, revitalisasi adat lubuk larangan untuk melestarikan ikan jurung, pembinaan atletik muda berbakat di komunitas lokal.

    Serta peningkatan kualitas pendidikan lewat pengembangan infrastruktur. Adapun, penghargaan Silver diraih atas program media capacity building dan Olympiade Agincourt Resources.

    Sementara, di ISDA yang diselenggarakan 28 November 2024, PT Agincourt Resources membawa pulang penghargaan platinum atas program penanggulangan stunting atau tenkes lewat Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), revitalisasi posyandu, dan pelayanan kesehatan bergerak.

    Manager Community Development Agincourt Resources Rohani Simbolon mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Puskemas Batang Toru, dan perangkat daerah lainnya untuk mengatasi tenkes.

    Tiga program sekaligus digelar, yakni program revitalisasi posyandu yang saat ini ada di 14 desa, program BAAS dan pelayanan kesehatan yang bergerak melalui bakti sosial pengobatan gratis ke desa-desa yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.

    ”Kami memahami bahwa stunting merupakan masalah gizi yang menimbulkan berbagai dampak dan berpengaruh terhadap kehidupan generasi selanjutnya. Penanganan anak stunting tidak hanya berfokus pada tindakan kuratif, melainkan juga pada tindakan preventif dan berkelanjutan,” ujar Rohani.

    PT Agincourt Resources terus meningkatkan program penanganan tengkes dengan berbagai upaya yakni mendorong posyandu yang sudah dibina untuk memiliki program inovasi serta membentuk komunitas kader pembina untuk menjaga keberlanjutan pembinaaan berkonsep peer educator sesama kader.

    Salah satu warga Kecamatan Batang Toru yang mendapatkan manfaat BAAS, Tetty Lanna Sari Hasibuan mengatakan, program tersebut sangat bagus karena setiap dua minggu, anaknya diperiksa dokter spesialis anak dan mendapatkan bantuan susu dan vitamin sesuai resep di Posyandu Batang Toru.

    Pewarta: M. Sahbainy Nasution
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Gibran angkat Tina Talisa sebagai Staf Khusus Wapres

    Gibran angkat Tina Talisa sebagai Staf Khusus Wapres

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka mengangkat Tina Talisa sebagai Staf Khusus Wakil Presiden yang membidangi UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah.

    Informasi tersebut dipublikasikan perempuan yang dikenal publik sebagai presenter televisi swasta itu melalui akun pribadinya di Instagram @tina_talisa yang dilansir di Jakarta, Jumat malam.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden,” demikian petikan keterangan foto dalam akun tersebut.

    Pengangkatan tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024 yang ditetapkan pada tanggal 29 November 2024.

    Dalam pernyataannya, Tina mengungkapkan rasa terhormatnya atas penunjukan tersebut dan komitmennya untuk mengabdi di lingkungan pemerintahan.

    Dalam keterangan itu juga disebutkan bahwa pada tanggal 4 Desember 2024 Tina menerima arahan langsung dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam pertemuan empat mata.

    Pada kesempatan tersebut, Gibran memberikan penugasan penting terkait dengan beberapa isu strategis, termasuk pengembangan UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah.

    Dalam pertemuan itu, kata Tina, Wapres menegaskan bahwa seluruh upaya tersebut sejalan dengan misi Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan maju.

    Tina memulai kariernya di sektor pemerintahan pada bulan Maret 2020 di Kementerian Investasi/BKPM, yang kini dikenal sebagai Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dan menjabat hingga 19 Agustus 2024.

    Kini, Tina siap memulai babak baru sebagai Staf Khusus Wakil Presiden dengan semangat untuk memberikan kontribusi yang lebih luas.

    “Bismillah, kini babak baru dimulai untuk mendedikasikan diri lebih luas dalam pemerintahan. Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ujarnya.

    Pewarta: Andi Firdaus
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2024

  • Bertemu Menkop, Khofifah: NU Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

    Bertemu Menkop, Khofifah: NU Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Muslimat Nahdatul Ulama berkomitmen mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto lewat unit koperasi. Komitmen ini disampaikan oleh Khofifah Indar Parawansa kepada Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi.

    Menkop mengapresiasi komitmen Muslimat NU yang disampaikan oleh Khofifah, apalagi dukungan tersebut dilakukan lewat koperasi.

    “Terlebih lagi, Muslimat NU memiliki Koperasi An-Nisa yang bisa turut serta mendukung berjalannya program melalui koperasi,” kata Menkop, usai menerima kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa, di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12).

    Lebih jauh, Budi Arie menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam penyediaan bahan baku seperti telur, beras, dan susu serta terlibat dalam distribusinya pada program MBG.

    Oleh sebab itu dia meminta agar koperasi-koperasi aktif divalidasi kesiapannya untuk terlibat dalam program tersebut.

    “Kita berharap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini, sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplier effect yang sangat besar bagi masyarakat,” ujar Menkop Budi Arie.

    Menkop Budi Arie menyebut Kabupaten Sukabumi bisa dijadikan sebagai percontohan karena ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik. Bahkan, koperasi-koperasi yang ada di Sukabumi sudah dipetakan untuk terlibat dalam program MBG tersebut.

    Sukabumi dinilai sebagai contoh terbaik dari 85 proyek percontohan lain untuk ditiru Satuan Pelayanan MBG di daerah lain.

    “Yang pasti, keterlibatan masyarakat dan koperasi harus dilakukan. Sebab, salah satu tujuan dari program ini adalah bagaimana perekonomian rakyat bergerak,” kata Menkop Budi Arie.

    Hal itu merujuk pada empat tujuan utama dari program MBG yaitu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, hingga menggerakkan ekonomi rakyat.

    Dalam kesempatan itu, Khofifah mengutarakan bahwa pertemuan ini juga sekaligus mengundang Menkop Budi Arie untuk hadir mengisi materi dalam Kongres ke-XVIII Muslimat NU yang akan dilaksanakan pada 12 -15 Februari 2025 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

    “Rencana yang akan hadir dalam acara kongres tersebut sekitar 2860 orang, yang terdiri dari  Cabang, Pimpinan Wilayah Muslimat se-Indonesia, dan Pimpinan Cabang Istimewa Dunia,” ujar Khofifah.

    (dem/dem)

  • Menkop apresiasi muslimat NU dukung program strategis MBG

    Menkop apresiasi muslimat NU dukung program strategis MBG

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi komitmen Muslimat NU dalam mendukung salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG).

    “Terlebih lagi, Muslimat NU memiliki Koperasi An-Nisa yang bisa turut serta mendukung berjalannya program melalui koperasi,” kata Menkop di Jakarta, Jumat.

    Lebih jauh, Budi Arie menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam penyediaan bahan baku seperti telor, beras, susu dan lainnya hingga terlibat dalam distribusi pada program MBG.

    Dirinya pun meminta agar dilakukan validasi koperasi-koperasi aktif yang siap untuk terlibat dalam program tersebut. “Kita berharap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini, sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplayer effect yang sangat besar bagi masyarakat,” ujarnya lagi.

    Ia menyebut Kabupaten Sukabumi bisa dijadikan sebagai percontohan karena ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik, bahkan koperasi-koperasi yang ada di Sukabumi sudah dipetakan untuk terlibat dalam program makan bergizi gratis (MBG) tersebut.

    Baginya, piloting (Sukabumi) yang paling bagus dari 85 piloting, dan ini bisa ditiru untuk Satuan Pelayanan MBG di daerah lain.

    Hal itu merujuk pada empat tujuan utama dari program MBG, yaitu menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, hingga menggerakkan ekonomi rakyat.

    Pewarta: Sinta Ambarwati
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Hasil Analisis Medsos dan Media Online, Pemahaman Warga tentang Dampak Stunting Cukup Tinggi – Halaman all

    Hasil Analisis Medsos dan Media Online, Pemahaman Warga tentang Dampak Stunting Cukup Tinggi – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berdasarkan data dan analisis media sosial dan media pemberitaan online,  mulai 1 Agustus 2024 hingga 25 November 2024 menunjukkan isu stunting menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia. 

    Riset perusahaan perusahaan teknologi Big Data dan AI, NoLimit Indonesia menunjukkan bahwa pembicaraan terkait stunting sebanyak 23.135 pembicaraan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online. 

    “Sebetulnya, awareness masyarakat terkait stunting sudah cukup besar, sebesar 68 persen dari semua percakapan dan pemberitaan memperlihatkan pengetahuan masyarakat paham dampak stunting yang paling mendominasi adalah mengganggu tumbuh kembang anak,” kata Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit Indonesia dalam paparannya, Jumat (6/12/2024). 

    Diketahui stunting saat ini menjadi masalah kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak anak-anak, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai.

    Dikatakannya, bila dilihat dari waktu penarikan data, perbincangan terkait stunting meningkat 3x lipat di bulan Oktober 2024.

    “Peningkatan perbincangan ini juga bertepatan dengan pelantikan pemerintahan baru. Ini menunjukan adanya harapan baru terkait stunting dengan program-program yang akan dijalankan pemerintahan barum” kata Aqsath.

    Terdapat 50 persen persepsi masyarakat terkait upaya pemerintah dalam penanganan stunting adalah terkait makan gratis untuk anak sekolah, sedangkat 63 persen peran masyarakat dipersepsikan adalah untuk mengedukasi.

    “Data ini menjadi penting, bahwa pemerintah memiliki peran melalui programnya, dan masyarakat pun memiliki peran untuk mengedukasi terkait stunting di media sosial,” kata Aqsath.

    Namun demikian, masih ada kritik terkait kebijakan yang dianggap belum tepat sasaran.

    Terdapat 57 persen dari seluruh percakapan kontra menilai program makan siang gratis di sekolah-sekolah ini belum tepat sasaran dan belum menjangkau kelompok yang benar-benar membutuhkan. 

    Hasil analisa lainnya dari NoLimit Indonesia juga mengungkapkan bahwa 47% netizen menganggap bahwa solusi yang lebih efektif dalam penanganan stunting adalah dengan meningkatkan jumlah tenaga medis, khususnya dokter, di daerah-daerah terpencil.

    Sebanyak 22 persen lainnya juga menilai pentingnya perbaikan birokrasi agar masyarakat miskin dan terpencil bisa mendapatkan layanan kesehatan yang lebih mudah diakses dan fasilitas yang nyaman. 

    “Harapannya dengan temuan ini, pemerintah bisa lebih mendengar masukan-masukan dari masyarakat, khususnya melalui media sosial, dan tentunya masyarakat pun bisa menggunakan media sosial dengan bijak untuk berkomunikasi dengan pemerintah, sehingga komunikasi ini bisa berjalan lebih baik dan penanganan isu stunting bisa lebih tepat sasaran,” kata Aqsath.
     

     

  • Ikhtiar Membangun Masa Depan Lewat Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sokawera – Halaman all

    Ikhtiar Membangun Masa Depan Lewat Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sokawera – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Stunting telah menjadi masalah yang dihadapi bersama oleh banyak negara, termasuk Indonesia.

    Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

    Anak stunting ditandai dengan tinggi badan yang lebih pendek dari standar pertumbuhan anak dibandingkan usia dan jenis kelaminnya. 

    Kondisi stunting membuat sebagian anak memiliki kesempatan lebih kecil untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. 

    Di Indonesia, angka prevalensi stunting anak balita sudah menunjukkan tren penurunan, meski masih jauh dari target penurunan sebesar 14 persen pada 2024. 

    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi stunting nasional sebesar 21,5 persen, turun sekitar 0,8 persen bila dibandingkan tahun sebelumnya.

    Untuk itu, perlu langkah yang lebih serius lagi untuk mempercepat penurunan kasus stunting. Sebab menurunkan angka stunting bukanlah persoalan yang mudah.

    Pemerintah pun tak bisa menyelesaikan isu ini sendirian. Perlu dilakukan kerjasama dengan berbagai sektor seperti yang dijalankan Tanoto Foundation. 

    Tanoto Foundation berkomitmen mendukung target pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting balita di Indonesia menjadi 14 persen pada tahun 2024.

    Lembaga filantropi yang didirikan Sukanto Tanoto bersama Tinah Bingei Tanoto pada 1981 ini memiliki program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP).

    Melalui program SIGAP, Tanoto Foundation melakukan sejumlah program peningkatan pemahaman dan pengetahuan tentang stunting.

    Jalan yang ditempuh adalah mendirikan Rumah Anak SIGAP di sejumlah daerah, termasuk Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas.

    Desa di kaki Gunung Slamet ini menjadi penyumbang prevalensi stunting di Banyumas yang kini berada di angka 20,9 persen berdasarkan SKI 2023.

    Kepala Desa Sokawera, Mukhayat mengatakan, ada sekitar 114 anak di desanya yang berpotensi stunting. 

    “Dari 114 anak ini masuk kategori stunted dan kurang lebih 10 persen berpotensi menuju stunting,” kata dia saat peresmian Rumah Anak SIGAP Sokawera pada 10 September 2023.

    Mukhayat menjelaskan, kasus balita stunting di desanya disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah pola makan yang tidak baik dan kurangnya asupan protein hewani

    “Kondisi mereka terkait pola makan misalnya males makan. Kedua adalah protein yang kurang seperti protein hewani,” ucapnya.

    Sementara itu, dari hasil kajian tim pakar Audit Kasus Stunting (AKS) Kabupaten Banyumas, kondisi anak gagal tumbuh bisa dilihat dari usia 0-6 bulan. 

    Tim AKS, dr Agus Fitrianto mengatakan pentingnya asupan gizi di 1.000 hari pertama kehidupan (HPK). 

    Nah, keberadaan Rumah Anak SIGAP pun menjadi wujud intervensi dari pemerintah setempat bersama Tanoto Foundation terhadap pentingnya nutrisi dan gizi di 1.000 HPK.

    Koordinator Rumah Anak SIGAP Sokawera, Ani mengatakan, program yang dijalankan pihaknya berfokus pada upaya pencegahan stunting. 

    Upaya ini dilakukan dengan strategi mengubah perilaku masyarakat dalam hal pola makan, pola asuh, serta pola hidup bersih dan sehat.

    “Jadi fokus kami adalah perubahan pola asuh pada penerima manfaat seperti ibu hamil, ibu dengan anak usia 0-3 tahun,” tutur Ani.

    Di Rumah Anak SIGAP Sokawera, para ibu akan mendapatkan ilmu tentang pencegahan stunting dari sejumlah narasumber berkompeten.

    Misalnya dengan materi pemberian ASI eksklusif, pemenuhan kebutuhan gizi sejak hamil, kehamilan yang sehat, mempersiapkan kelahiran, hingga menikmati proses mengasihi.

    “Meski materi atau informasi tersebut bersifat dasar, nyatanya banyak ibu yang belum mengetahui,” ujar dia.

    Landscape sekitar bangunan Rumah Anak SIGAP Sokawera Desa Sokawera, Cilongok, Banyumas, Selasa (19/11/2024). (Tribunnews.com/Chrysnha Pradipha)

    Materi lain yang berkaitan dengan pencegahan stunting juga diberikan kepada para ibu yang memiliki anak usia 0-6 bulan. Yaitu pentingnya imunisasi dan vitamin A untuk anak usia dini; gizi seimbang untuk keluarga, dan Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    “Ibu dengan anak usia 6-12 bulan, usia 12-24 bulan, dan usia 24-36 bulan mendapatkan materi yang berbeda, tetapi saling berkaitan dengan pencegahan stunting,” tambahnya.

    Bentuk dukungan lain yang diberikan Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah rutin memantau tinggi dan berat badan anak secara berkala.

    “Jika ada anak yang berat badan dan tinggi badan tidak naik sebulan saja, kami sarankan untuk segera konsultasi dengan bidan atau dokter,” tambahnya.

    Berdasarkan data terbaru, jumlah anak stunting di Desa Sokawera per Desember 2023 kini mencapai 84 balita.

    Keberadaan Rumah Anak SIGAP sebagai usaha percepatan penurunan stunting di Desa Sokawera mendapatkan apresiasi dari Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan.

    Novita mengaku salut dengan langkah para pengurus Rumah Anak SIGAP Sokawera. Terlebih pendampingan yang diberikan berfokus pada anak-anak dengan masalah gizi.

    “Permasalahan gizi atau stunting erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat karena akan ada investasi jangka panjang. Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya.

    Novita pun berharap, intervensi semacam ini dapat diadopsi di banyak desa di Banyumas. 

    Hal senada juga disampaikan Kepala Bidang KKB Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Banyumas, Diah Pancasila Ningrum.

    Diah berharap, sejumlah program percepatapan penurunan stunting yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera terus berjalan dan berkelanjutan.

    “Saya berharap, program di Rumah Anak SIGAP Sokawera tidak berhenti serta bisa menjadi program yang berkelanjutan,” kata dia.

    Lebih lanjut Diah menjelaskan, program Rumah Anak SIGAP Sokawera pun melengkapi usaha lain yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyumas demi mempercepat penurunan angka stunting.

    Di antaranya pemberian makanan tambahan (PMT) yang dibagikan secara berkala, Orang Tua Asuh/Bapak dan Bunda Asuh Anak Stunting, serta Program Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).

    “Kami juga mendampingi para ibu hamil agar mereka tidak melahirkan anak stunting,” ucapnya.

    Sementara itu, Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry berharap melalui program Rumah Anak SIGAP, orang tua mendapatkan edukasi dan informasi seputar pengasuhan sehingga khususnya usia 0-3 tahun, bahkan sejak dari dalam kandungan. 

    “Masa-masa ini merupakan usia krusial di mana anak perlu mendapatkan gizi dan stimulasi yang cukup sehingga tumbuh kembangnya dapat optimal dan tidak menjadi stunting,” pungkasnya. (*)

  • Eks Presenter TV Tina Talisa Ditunjuk Jadi Staf Khusus Wakil Presiden – Page 3

    Eks Presenter TV Tina Talisa Ditunjuk Jadi Staf Khusus Wakil Presiden – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Mantan presenter televisi (TV) Tina Talisa kini menjabat sebagai staf khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka.

    Informasi ini dibagikan Tina melalui akun Instagramnya @tina_talisa pada Jumat (6/12/2024). Nampak, Tina mengunggah dua slide potret dirinya bersama Gibran Rakabuming Raka dan saat berada di Kompleks Kantor Wakil Presiden.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden,” kata Tina.

    Tina menyampaikan, penugasannya sebagai Stafsus Wapres ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024, tertanggal 29 November 2024, tentang Pengangkatan Staf Khusus Wakil Presiden Periode Tahun 2024–2029.

    Selain itu, Tina juga bercerita pertemuan dengan Gibran pada 4 Desember 2024. Tina mengaku, dipanggil Gibran untuk diberikan arahan dan penugasan mengawal isu-isu penting, seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), digitalisasi, stunting, ekonomi dan keuangan syariah.

    “Beliau menegaskan bahwa kesemuanya adalah upaya konkret untuk mewujudkan misi Asta Cita Bapak Presiden Prabowo Subianto,” ucap Tina.

  • Gibran Tunjuk Tina Talisa Jadi Staf Khusus Wakil Presiden

    Gibran Tunjuk Tina Talisa Jadi Staf Khusus Wakil Presiden

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjuk mantan presenter televisi Tina Talisa sebagai staf khusus wakil presiden. Tina mengungkap penunjukan itu melalui media sosial.

    Tina mengunggah foto bersama Gibran. Dia menjelaskan Gibran memanggilnya pada Rabu (4/12) ke Istana Wakil Presiden.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden. Penugasan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024, tertanggal 29 November 2024, tentang Pengangkatan Staf Khusus Wakil Presiden Periode Tahun 2024-2029,” kata Tina dalam akun Instagram @tina_talisa, Jumat (6/12).

    Tina menyampaikan penugasan dari Gibran berkaitan dengan Asta Cita. Dia ditugaskan untuk menangani isu-isu UMKM, digitalisasi, stunting, ekonomi, dan keuangan syariah.

    Dia bercerita telah berpengalaman membantu pemerintah dengan menjadi staf khusus Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sejak 2024. Dia menatap kesempatan baru dengan menjadi stafsus Gibran.

    “Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan, berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ujar Tina.

    Tina Talisa dikenal publik sebagai presenter televisi. Dia pernah bergabung dengan Trans TV dan menjadi presenter di program Reportase Sore.

    Pada 2007, ia bergabung dengan Lativi yang kemudian berganti nama menjadi tvOne. Dia menjadi presenter program Apa Kabar Indonesia Malam.

    Tina meninggalkan tvOne dan bergabung dengan Indosiar pada 2011. Kemudian Tina pindah ke NET TV pada 2015.

    Tahun 2020, Tina Talisa menjadi staf khusus Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Dia juga dipercaya Bahlil saat menjadi Menteri ESDM.

    [Gambas:Instagram]

    (dhf/fra)

    [Gambas:Video CNN]

  • Program Rumah Anak SIGAP: Inisiatif Tanoto Foundation Siapkan Generasi Berkualitas – Halaman all

    Program Rumah Anak SIGAP: Inisiatif Tanoto Foundation Siapkan Generasi Berkualitas – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Mempersiapkan masa depan anak Indonesia merupakan tanggung jawab bersama, baik oleh orang tua, masyarakat, maupun pemerintah.

    Semua pihak perlu bekerja sama untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Tujuannya adalah menghasilkan generasi muda yang berakhlak mulia, cerdas, dan berwawasan luas.

    Tanoto Foundation, lembaga filantropi yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto pada 1981, turut mengambil peran dalam upaya tersebut.

    Melalui program Siapkan Generasi Anak Berprestasi atau SIGAP, Tanoto Foundation berinisiatif untuk berkontribusi di bidang pengembangan dan pendidikan anak usia dini guna mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas.

    Program Manager SIGAP Tanoto Foundation, Irwan Gunawan, menjelaskan bahwa SIGAP adalah inisiatif untuk menyediakan akses dan fasilitas bagi anak usia 0-3 tahun.

    “Tanoto Foundation ingin memastikan setiap anak Indonesia tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai tahapan usianya serta siap bersekolah,” ujar Irwan kepada sejumlah awak media melalui sambungan Zoom, Rabu (13/11/2024).

    Untuk mencapai tujuan tersebut, Tanoto Foundation memfokuskan strategi pada tiga aspek pengembangan dan pendidikan anak usia dini yang holistik dan integratif, yaitu:

    Penurunan angka stunting.
    Peningkatan kualitas pengasuhan anak usia dini.
    Peningkatan akses ke layanan pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

    Rumah Anak SIGAP sebagai Komitmen Nyata

    Salah satu wujud nyata komitmen ini adalah pendirian Rumah Anak SIGAP, sebuah model inovasi hasil kolaborasi Tanoto Foundation dengan pemerintah di tingkat nasional, regional, lokal, dan desa.

    Rumah Anak SIGAP memberikan akses kepada orang tua yang memiliki anak usia di bawah tiga tahun untuk mendapatkan layanan pengasuhan dan stimulasi yang sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak.

    “Rumah Anak SIGAP merupakan pusat layanan pengasuhan dan pembelajaran dini untuk anak usia 0-3 tahun,” jelas Irwan.

    Saat ini, terdapat 29 Rumah Anak SIGAP yang tersebar di lima provinsi, yaitu Jakarta, Banten, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, dan Riau.

    Selain anak-anak usia dini, para orang tua juga menjadi penerima manfaat melalui edukasi tentang pola pengasuhan yang baik. Targetnya adalah meningkatkan kualitas pola asuh anak usia dini.

    Irwan menambahkan bahwa perhatian besar terhadap pengembangan anak usia dini berkaitan dengan usia emas atau golden age, yang merupakan tahapan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Penelitian menunjukkan bahwa usia 0-5 tahun merupakan periode terbaik untuk pembentukan dasar fisik dan perkembangan otak anak. Jika tahapan ini berjalan dengan baik, anak berpotensi sukses di sekolah, dunia kerja, dan masyarakat di masa depan.

    “Sebagai lembaga filantropi yang berfokus pada pendidikan, upaya ini adalah investasi terbaik untuk anak usia dini,” tutur Irwan.

    Kerja Sama dengan Pemerintah Daerah

    Irwan menjelaskan bahwa pendirian Rumah Anak SIGAP melibatkan kerja sama antara Tanoto Foundation dan pemerintah daerah.

    Selanjutnya, pemerintah daerah menunjuk organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan, atau dinas lainnya, untuk mendukung program tersebut hingga ke tingkat desa atau kelurahan.

    Setelah berdiri, pengelolaan Rumah Anak SIGAP diserahkan kepada masyarakat setempat, yaitu para kader desa yang telah menjalani seleksi dan pelatihan sebagai fasilitator.

    Meski demikian, Tanoto Foundation tetap memberikan pendampingan, monitoring, dan membiayai operasional hingga Rumah Anak SIGAP berstatus mandiri.

    “Mandiri di sini berarti Rumah Anak SIGAP menjadi aset desa dan dapat dibiayai melalui APBDes atau sumber dana lainnya,” jelas Irwan.

    Pada 2025, empat Rumah Anak SIGAP—di Semarang, Brebes, Tegal, dan Banyumas—dipastikan mencapai status mandiri. Sementara itu, tujuh Rumah Anak SIGAP lainnya ditargetkan mandiri pada kuartal kedua 2025.

    Sumber Informasi dan Wadah Edukasi

    Rumah Anak SIGAP menyediakan layanan kelas pengasuhan untuk orang tua dan kelas stimulasi bagi anak-anak.

    Dalam kelas pengasuhan, orang tua diberi edukasi mengenai pola asuh, pola makan, pola hidup bersih sehat, ASI eksklusif, dan lain-lain. Tujuannya agar mereka lebih mudah mengakses informasi terkait pengasuhan anak.

    Sementara itu, kelas stimulasi berfokus pada kegiatan yang merangsang kemampuan dasar anak usia dini melalui pembelajaran berbasis permainan, seperti mengenal warna, berhitung dasar, dan bersosialisasi.

    “Tanoto Foundation ingin memastikan anak usia dini mendapatkan stimulasi yang optimal untuk tumbuh kembangnya,” tegas Irwan.

    Jika ditemukan anak dengan keterlambatan perkembangan, fasilitator akan melakukan kunjungan rumah untuk memberikan pendampingan intensif.

    Sejak berdiri pada 2021 hingga 2024, lebih dari 2.000 anak telah merasakan manfaat program ini. Dampak terhadap tumbuh kembang anak pun lebih signifikan.

    Irwan mengatakan, sejak berdiri tahun 2021 hingga 2024, lebih dari 2000-an anak sudah merasakan manfaat program Rumah Anak SIGAP. 

    Keterampilan anak-anak dalam berpikir kritis, pemecahan masalah, dan kesiapan sekolah kian meningkat.

    Mereka juga pandai bersosialiasi atau berinteraksi dengan orang lain dengan banyak, memiliki banyak kemampuan baru, berani. Dan yang pasti, tumbuh kembang anak-anak sesuai dengan tahapan dan usianya.

    “Manfaat seperti ini dapat meningkatkan kepedulian orang tua agar lebih aware lagi dengan pengasuhan anak,” kata dia.

    Selain itu, bisa menjadi motivasi bagi orang tua lain yang sebelumnya enggan mengikutkan anaknya dalam kegiatan di Rumah Anak SIGAP. 

    Sebab mereka telah melihat manfaat keberadaan Rumah Anak SIGAP secara nyata.

    Menurut evaluasi dari Australian Council for Educational Research (ACER), program ini meningkatkan pertumbuhan dan kemampuan belajar anak dibandingkan mereka yang tidak mengikuti program.

    Irwan berharap Rumah Anak SIGAP dapat terus berkembang dan diadopsi lebih luas oleh pemerintah daerah sebagai aset desa, serupa dengan posyandu.

    “Kami berharap Rumah Anak SIGAP dapat menjadi Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang memberikan layanan pendidikan berkualitas untuk anak usia 2-4 tahun,” tutupnya. (*)