Kasus: stunting

  • Eks Presenter TV TIna Taliza Kini Jadi Stafsus Wapres Gibran

    Eks Presenter TV TIna Taliza Kini Jadi Stafsus Wapres Gibran

    ERA.id – Tina Nataliza kini menjadi Staf Khusus Wakil Presiden yang membidangi UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah. Dia diangkat oleh Wakil Presiden (Wapres) RI Gibran Rakabuming Raka.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden,” demikian petikan keterangan foto dalam akun Instagram @tina_taliza, yang dilansir di Jakarta, Jumat malam kemarin.

    Pengangkatan tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024 yang ditetapkan pada tanggal 29 November 2024. Dalam pernyataannya, Tina mengungkapkan rasa terhormatnya atas penunjukan tersebut dan komitmennya untuk mengabdi di lingkungan pemerintahan.

    Dalam keterangan itu juga disebutkan bahwa pada tanggal 4 Desember 2024 Tina menerima arahan langsung dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam pertemuan empat mata.

    Pada kesempatan tersebut, Gibran memberikan penugasan penting terkait dengan beberapa isu strategis, termasuk pengembangan UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah.

    Dalam pertemuan itu, kata Tina, Wapres menegaskan bahwa seluruh upaya tersebut sejalan dengan misi Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan maju.

    Tina yang pernah lama mengecap dunia jurnalistik dan presenter tv, memulai kariernya di sektor pemerintahan pada bulan Maret 2020 di Kementerian Investasi/BKPM, yang kini dikenal sebagai Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dan menjabat hingga 19 Agustus 2024.

    Kini, Tina siap memulai babak baru sebagai Staf Khusus Wakil Presiden dengan semangat untuk memberikan kontribusi yang lebih luas.

    “Bismillah, kini babak baru dimulai untuk mendedikasikan diri lebih luas dalam pemerintahan. Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ujarnya.

  • Anak Usaha BUMN Ini Turunkan Angka Stunting Gunakan ‘Kopaja Anting’ – Halaman all

    Anak Usaha BUMN Ini Turunkan Angka Stunting Gunakan ‘Kopaja Anting’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Guna mendukung penurunan angka stunting program pendampingan gizi bakal dilakukan terhadap 20 orang ibu hamil dan 37 balita selama tiga bulan lamanya.

    Kegiatan tersebut dilakukan di Kelurahan Lebak Gede, Kota Bandung, Jawa Barat.

    Program yang menggandeng Kelompok Kerja (Pokja) Posyandu Kelurahan Lebak Gede tersebut diberi nama ‘Kopaja Anting'(Kolaborasi Pengusaha dan Pokja Posyandu Atasi Stunting).

    Selain itu dilakukan pula monitoring dan evaluasi kesehatan, melalui pengukuran berat dan tinggi anak, hingga pengukuran lingkar lengan atas (LiLa) pada ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) untuk mencegah anak lahir dengan risiko tengkes. 

    Kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka meningkatkan integrasi intervensi penurunan stunting bagi kelompok prioritas 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). 

    Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian untuk mengatasi stunting memang diperlukan sinergi dari banyak pihak diantaranya pemerintah, korporasi dan masyarakat.

    “Inisiatif seperti Kopaja Anting menunjukkan bahwa sinergi antara Pemerintah, korporasi, dan masyarakat adalah kunci. Kami sangat mengapresiasi upaya PT Patra Jasa dan Patra Bandung Hotel dalam mendukung prioritas nasional ini,” kata Anhar dalam pernyataannya, Senin(2/12/2024).

    Sementara itu Pjs VP Corporate Secretary, Rina Martha Patra Jasa mengatakan, program ‘Kopaja Anting’ merupakan bentuk komitmen pihaknya dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat dalam menurunkan angka stunting dan Kekurangan Energi Kronis(KEK) pada ibu hamil, mengingat masalah tersebut merupakan salah satu isu serius dan perlu perhatian lebih, karena mempengaruhi kualitas SDM Bangsa Indonesia. 

    “Harapan kami bahwa Program TJSL ini dapat memberikan kontribusi sehubungan dengan intervensi pencegahan, serta kenaikan angka status gizi pada kelompok prioritas beresiko stunting dan menuju Bandung Zero Stunting,” ujar Rina.

    Kegiatan program TJSL yang diadakan merupakan Usulan Program Pemberian Makanan Sehat oleh Kelurahan Lebak Gede, Kota Bandung, Jawa Barat bagi balita yang berisiko stunting dan pemberian bantuan bahan pokok berprotein tinggi bagi Ibu Hamil KEK, serta sosialisasi mengenai gizi yang dilakukan oleh Ahli Gizi UPTD Puskesmas Sekolah.

  • Tidak hanya Fisik, Anemia Bisa Ganggu Kesehatan Mental – Halaman all

    Tidak hanya Fisik, Anemia Bisa Ganggu Kesehatan Mental – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 memaparkan wanita usia remaja (15-24 tahun) memiliki prevalensi anemia atau kurang darah sebesar 15,5 persen  sedangkan prevalensi stunting di Indonesia sebesar 21,5 persen, hanya turun 0,1?ri tahun 2022.

    Titik awal pencegahan stunting dapat dimulai sejak remaja, di mana para remaja nantinya melanjutkan dan melahirkan generasi maju yang sehat, unggul, dan berkarakter sehingga menurunkan prevalensi anemia menjadi penting. 

    Praktisi kesehatan, Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi mengatakan, berdasarkan pengamatan dan penelitian yang telah dilakukan, anemia bukan saja keadaan kurang darah tapi berdampak pada siklus hidup, termasuk siklus hidup remaja. 

    “Anemia dapat menurunkan imunitas, yang membuat gampang terkena infeksi, kondisi ini juga berdampak pada kemampuan aktivitas fisik dan performa yang menurun,” kata dr Ray saat disela-sela pelaksanaan program Generasi Sehat Indonesia (GESID) di Jakarta belum lama ini.

    Program GESID yang menyasar remaja dan mengintegrasikan berbagai elemen sebagai langkah pencegahan anemia dan stunting dalam upaya mencapai gagasan Generasi Emas Indonesia 2045. 

    Aanemia,  kata Medical and Science Director Danone Indonesia ini  tidak hanya berdampak pada kesehatan secara fisik melainkan juga bisa berdampak pada kesehatan mental.

    “Kurangnya zat besi menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anemia defisiensi besi dan perlu diingat, bahwa hormon kebahagiaan atau dopamine dapat diproduksi jika zat besinya cukup,” kata Ray.

    Jika dopaminenya tidak diproduksi, kata dr Ray maka dapat terjadi kecemasan, mudah mengantuk, suka marah atau emotionally unstable yang merupakan gangguan mental.

    Dalam kesempatan sama, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN, Nopian Andusti mengatakan, permasalahan stunting akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dan mencegahnya, dibutuhkan kolaborasi antar pihak.

    “Stunting mempengaruhi kualitas sumber daya manusia, di mana stunting mempengaruhi kemampuan kognitif juga dapat menyebabkan berbagai penyakit tidak menular,” katanya.

    Sementara itu, kata dia periode remaja jadi salah satu periode paling kritis dalam perkembangan manusia dan status kesehatannya akan berdampak pada tahapan fase kehidupan berikutnya, termasuk paska saat menikah, hamil dan melahirkan.

    “Percepatan penurunan stunting jadi salah satu prioritas pembangunan sehingga, kita perlu terus berkolaborasi untuk mengatasi permasalahan ini, termasuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman para remaja, anak-anak kita, tentang pentingnya pemenuhan gizi seimbang,” katanya.

    Saat ini, kata Nopian ada 4 provinsi binaan program GESID yang termasuk dalam 12 provinsi prioritas pencegahan stunting yang dikembangkan BKKBN.

    Sementara Lead Kemitraan PDM.11 Gerakan Sekolah Sehat, Direktorat Jenderal PAUD Dikdasmen, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RepubIik Indonesia, Catur Budi Santosa mengapresiasi inisiatif dan dukungan Danone Indonesia dalam program pemerintah mencegah permasalahan anemia dan stunting. 

    “Salah satu upaya yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah status kesehatan peserta didik,” katanya. 

    Sejak tahun 2021 hingga 2024, program GESID berhasil menyasar 613 SMP dan SMA, 6.133 duta GESID, lebih dari 70.000 siswa/i, serta menjangkau amplifikasi digital dan social media  lebih dari 3 juta.

  • Mengenal Rumah Anak SIGAP Sokawera, Pusat Pengasuhan untuk Cegah Stunting di Lereng Gunung Slamet – Halaman all

    Mengenal Rumah Anak SIGAP Sokawera, Pusat Pengasuhan untuk Cegah Stunting di Lereng Gunung Slamet – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Sri Juliati dan Facundo Chrysnha P

    TRIBUNNEWS.COM – Jarum jam hendak menuju angka 10 saat Daryati tengah bersiap pergi ke Rumah Anak SIGAP Sokawera, Selasa (19/11/2024).

    Ia pun mengajak sang anak, Moh Candra untuk ikut bersiap-siap. “Mayuh (Ayo), Dek, siap-siap. Hari ini ketemu lagi sama teman-teman dan bunda-bunda,” ujarnya.

    Candra, bocah berusia 2 tahun 8 bulan itu langsung berseru gembira. Melupakan sejenak mobil-mobilan yang sedari tadi dimainkan, lalu mengikuti langkah sang ibu.

    Tak lama, keduanya sudah berada di atas sepeda motor yang kini membelah jalanan di Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.

    Butuh waktu sekira 5 menit bagi warga Dusun Semingkir itu untuk sampai di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Suasana di sana pun telah ramai dengan celotehan anak-anak.

    “Ayo, ayo, salim dulu sama bunda-bunda, terus nanti mainan di dalam ya,” ujar Parsini, salah satu fasilitator Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Bergegas, Candra bersalaman dan mencium tangan bunda satu per satu, sebelum akhirnya bergabung dan bermain bola dengan teman-temannya.

    Begitu juga dengan Daryati yang ikut masuk dan duduk bersama para ibu yang datang membersamai anak-anak mereka.

    Ya, Daryati dan 64 warga lainnya adalah para penerima manfaat Rumah Anak SIGAP Sokawera. Begitu juga dengan anak-anak mereka yang berusia 0 hingga 36 bulan.

    Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah bagian dari program Siapkan Generasi Anak Berprestasi (SIGAP) yang didirikan Tanoto Foundation.

    Sesuai namanya, Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah tempat bertumbuh anak-anak usia dini di Desa Sokawera, sebuah desa yang berada di lereng Gunung Slamet.

    Di Rumah Anak SIGAP Sokawera , anak-anak tak hanya bermain, tetapi juga belajar agar mereka bisa berkembang sesuai dengan tahapan usianya serta siap menempuh pendidikan dasar.

    Jika bagi anak-anak tempat ini adalah rumah, maka bagi orang tua, Rumah Anak SIGAP Sokawera adalah sekolah. 

    Mereka belajar kembali tentang pola pengasuhan yang mendukung tumbuh kembang optimal anak, langsung dari narasumber serta fasilitator yang berkompeten.

    Rumah Anak SIGAP Sokawera juga menjadi ruang bagi mereka untuk berbagi pengalaman tentang pengasuhan anak atau meluruskan informasi yang selama ini beredar di media sosial.

    “Selama ini kami mendapat banyak informasi tentang pengasuhan salah satunya dari media sosial. Lewat kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, kami tanyakan langsung, bener nggak sih tentang informasi parenting dari medsos.”

    “Misalnya lagi ramai tentang minuman-minuman dengan pemanis buatan, saya tanyakan di sini sehingga bisa dapat info yang lebih meyakinkan,” ujar Daryati kepada Tribunnews.com.

    Hal serupa juga disampaikan Efi Muslimah. Melalui sejumlah kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, ia dapat lebih mengerti tentang bagaimana cara mengasuh anak yang benar.

    “Banyak banget hal baru yang didapat di Rumah Anak SIGAP Sokawera. Yang awalnya nggak tahu ilmu-ilmu parenting zaman sekarang gimana, jadi lebih banyak tahu,” kata dia.

    Bahkan, lanjut Efi, kegiatan di Rumah Anak SIGAP juga menjadi sarana me time-nya di tengah kesibukan mengurus keluarga di rumah.

    “Rumah Anak SIGAP juga bisa jadi sarana buat me time ibu-ibu biar nggak di rumah terus. Bisa ketemu teman, sharing pengalaman atau pendapat, sambil momong juga tetap dapet ilmu,” ucapnya.

    Desa dengan Kasus Stunting Tertinggi

    Antusias anak-anak saat menjalani pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan di Rumah Anak SIGAP Sokawera, Selasa (19/11/2024).

    Secara geografis, Desa Sokawera berada di ujung utara Kabupaten Banyumas dengan ketinggian 1099 mdpl sekaligus menjadi desa tertinggi di Kecamatan Cilongok. 

    Desa Sokawera berbatasan langsung dengan wilayah kehutanan milik Perhutani di sebelah utara. Sementara di sisi timur dan selatan, berbatasan langsung dengan Desa Sunyalangu dan Desa Singasari, Kecamatan Karanglewas. Batas desa di sebelah barat adalah Desa Gununglurah.

    Berdasarkan data per 31 Desember 2023, Desa Sokawera dihuni 8.957 jiwa dan tersebar di 64 RT. Mayoritas warganya berprofesi sebagai petani dan penderes kelapa.

    Di balik damai dan tenangnya daerah tersebut, ada satu masalah besar di Desa Sokawera yang mendesak untuk segera diatasi.

    Masalah tersebut erat kaitannya dengan masa depan anak-anak yaitu tingginya jumlah kasus anak stunting. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis. 

    Jumlah balita stunting per Desember 2023 mencapai 84 anak dari 388 balita. Jumlah ini menjadikan Desa Sokawera sebagai salah satu desa ‘penyumbang’ angka stunting tertinggi di Banyumas.

    Berangkat dari hal tersebut, Tanoto Foundation mendirikan Rumah Anak SIGAP sebagai bentuk komitmen dan dukungan kepada Pemerintah Banyumas dalam program pencegahan stunting serta memajukan sumber daya manusia melalui peningkatan pola pengasuhan anak usia dini.

    “Sebenarnya ada tiga desa di Banyumas yang saat itu diasesmen oleh pihak Tanoto Foundation. Yang dipilih adalah Sokawera karena kasus stuntingnya paling tinggi,” kata Ani, koordinator Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Pada Mei 2023, terjalinlah kesepakatan antara Tanoto Foundation, Pemkab Banyumas, dan Pemerintah Desa Sokawera untuk mendirikan Rumah Anak SIGAP. Lokasinya dipilih di samping Balai Desa Sokawera, menggunakan bangunan Pusat Kesehatan Desa (PKD). 

    Hingga akhirnya pada 10 Agustus 2023, Rumah Anak SIGAP Sokawera diresmikan secara langsung oleh Bupati Banyumas saat itu, Ir Achmad Husein bersama Head of Early Childhood Education and Development (ECED) Tanoto Foundation, Eddy Henry.

    Saat Tribunnews.com berkunjung ke sana, suasana nyaman dan ceria langsung terasa di bangunan yang didominasi warna putih ini.

    Ada tiga ruangan di Rumah Anak SIGAP Sokawera yang berfungsi sebagai akses dan fasilitas stimulasi bagi anak usia 0-3 tahun.

    Ruangan pertama adalah ruang utama yang menjadi pusat segala kegiatan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Di sini, terdapat kolam bola serta sejumlah mainan edukasi yang menjadi favorit anak-anak.

    Di setiap sudut ruangan ini juga terdapat headboard atau bantalan dinding yang berfungsi melindungi anak-anak dari cedera saat terantuk di dinding.

    Kemudian ada ruangan stimulasi satu dan dua. Sesuai namanya, ruangan ini dikhususkan bagi anak-anak yang mendapat stimulasi tambahan untuk mengejar tumbuh kembangnya.

    Semua kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera dijalankan oleh seorang koordinator dan dibantu empat fasilitator setiap Senin hingga Jumat mulai pukul 09.00 hingga 10.00 WIB.

    Mereka adalah kader Posyandu Desa Sokawera yang terpilih mengikuti pelatihan terkait modul dan manajemen operasional Rumah Anak SIGAP dari Tanoto Foundation. 

    “Setiap bulan, kami juga selalu mengikuti coaching terkait tema dan modul pembelajaran yang akan disampaikan,” ujar Ani.

    Ani menjelaskan, ada 65 anak usia dini di Desa Sokawera yang menjadi penerima manfaat atau binaan Rumah Anak SIGAP.

    Mereka terbagi menjadi empat kelompok berdasarkan usia sesuai dengan sasaran Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Kelompok pertama adalah Bintang Kecil untuk anak usia 0-6 bulan dengan jumlah peserta 3 anak. 

    Kelompok kedua adalah Bintang Ceria yang diikuti 10 anak berusia 7-12 bulan.

    Kelompok ketiga yaitu Bintang Pijar untuk anak usia 13-24 bulan. Ada 22 anak yang masuk dalam kelompok Bintang Pijar sekaligus yang terbanyak di Rumah Anak SIGAP Sokawera.

    Terakhir, ada Bintang Terang untuk anak usia 25-36 bulan. Jumlah pesertanya 19 anak.

    “Kemudian ada kelas tambahan dari usia 12-36 sebanyak 19 peserta. Setiap kelompok memiliki kegiatan seminggu sekali sesuai dengan jadwal masing-masing dan didampingi oleh seorang fasilitator,” tutur Ani.

    Ada lima kegiatan utama yang dilakukan di Rumah Anak SIGAP yaitu Kelas Tematik; Kelompok Bermain Bersama; Kuliah Umum; Kunjungan Rumah; dan Pendampingan Individu.

    Pada Kelas Tematik dan Kuliah Umum, sasarannya adalah para orang tua. Mereka akan mendapatkan materi tentang tata cara pengasuhan serta pola asuh.

    “Termasuk saat kuliah umum, kami menghadirkan sejumlah narasumber seperti dari Puskesmas atau tokoh agama untuk memberikan materi tentang hak-hak anak, perlindungan anak, hari pertama kelahiran, peran gender dalam pengasuhan, atau materi lain yang berkaitan tentang pengasuhan anak,” jelasnya.

    Sementara kegiatan Kelompok Bermain Bersama diikuti oleh anak-anak lewat sejumlah aktivitas sebagai sarana stimulasi sesuai usia masing-masing.

    Di antaranya tengkurap, merangkak, mengambil benda, menempel, mencoret-coret, menendang, berlatih mengenal warna, berhitung, atau melompat.

    “Ada modul tersendiri untuk kegiatan Kelompok Bermain Bersama dan disesuaikan dengan usia,” kata dia.

    Selanjutnya ada Kunjungan Rumah yang dilakukan oleh Ani dkk sebulan sekali. Mereka akan mengetuk satu per satu pintu rumah para penerima manfaat untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mereka.

    “Sekaligus kami mengulas kembali materi apakah sudah dilakukan di rumah atau belum,” tambahnya.

    Jika dirasa masih kurang atau belum sesuai, maka dilakukanlah Pendampingan Individu. 

    “Tujuannya supaya tumbuh kembang anak bisa terkejar sesuai dengan usianya. Misal anak usia 12 bulan seharusnya sudah bisa mengambil benda-benda kecil. Jika ternyata belum bisa, kami bantu terus untuk stimulasinya,” kata Ani.

    Selain itu, untuk mempersiapkan anak menuju usia pra-sekolah atau menuju PAUD.

    Keberadaan Rumah Anak SIGAP Sokawera pun menuai apresiasi dari sejumlah kalangan. Satu di antaranya Kepala Bidang Kesehatan Masyarat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr Novita Sabjan.

    Novita mengaku salut dengan langkah-langkah yang dilakukan Rumah Anak SIGAP Sokawera. Terlebih pendampingan yang diberikan terfokus pada anak-anak dengan masalah gizi.

    “Permasalahan gizi atau stunting erat kaitannya dengan pola asuh, sehingga intervensi ini lebih tepat karena akan ada investasi jangka panjang. Tidak hanya satu atau dua bulan, tapi implementasinya pun akan long lasting melalui sejumlah program yang dilakukan,” katanya.

    Akan Jadi Rumah Anak SIGAP Mandiri

    Sementara itu, SIGAP Program Manager at Tanoto Foundation, Irwan Gunawan menjelaskan, untuk saat ini, seluruh kegiatan di Rumah Anak SIGAP Sokawera masih dibiayai sepenuhnya oleh Tanoto Foundation.

    Namun mulai tahun depan, Rumah Anak SIGAP Sokawera akan berstatus mandiri. Sebagai bentuk keberlanjutan, operasional Sokawera Rumah Anak SIGAP Sokawera akan mendapat dukungan oleh pemerintah desa.

    “Mandiri di sini berarti Rumah Anak SIGAP akan menjadi aset desa dan dapat dibiayai melalui APBDes atau sumber dana lainnya,” jelas Irwan. (*)

  • Gibran Tunjuk Tina Talisa Jadi Stafsus Wapres

    Gibran Tunjuk Tina Talisa Jadi Stafsus Wapres

    JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka mengangkat Tina Talisa sebagai Staf Khusus Wakil Presiden yang membidangi UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden,” kata Tina Talisa lewat akun Instagram pribadinya dikutip ANTARA, Jumat, 6 Desember.

    Pengangkatan tersebut sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024 yang ditetapkan pada tanggal 29 November 2024.

    Dalam pernyataannya, Tina mengungkapkan rasa terhormatnya atas penunjukan tersebut dan komitmennya untuk mengabdi di lingkungan pemerintahan.

    Dalam keterangan itu juga disebutkan pada tanggal 4 Desember 2024 Tina menerima arahan langsung dari Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam pertemuan empat mata.

    Gibran memberikan penugasan penting terkait dengan beberapa isu strategis, termasuk pengembangan UMKM, digitalisasi, penanganan stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah.

    Dalam pertemuan itu, kata Tina Talisa, Wapres menegaskan seluruh upaya tersebut sejalan dengan misi Astacita Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan maju.

    Tina memulai kariernya di sektor pemerintahan pada bulan Maret 2020 di Kementerian Investasi/BKPM, yang kini dikenal sebagai Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dan menjabat hingga 19 Agustus 2024.

    Kini, Tina siap memulai babak baru sebagai Staf Khusus Wakil Presiden dengan semangat untuk memberikan kontribusi yang lebih luas.

    “Bismillah, kini babak baru dimulai untuk mendedikasikan diri lebih luas dalam pemerintahan. Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ujarnya.

  • Tina Talisa Jadi Stafsus Gibran Tangani UMKM hingga Keuangan Syariah

    Tina Talisa Jadi Stafsus Gibran Tangani UMKM hingga Keuangan Syariah

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka resmi menunjuk mantan presenter televisi Tina Talisa sebagai salah satu Staf Khusus Wakil Presiden.

    Penunjukan ini diungkapkan Tina melalui akun media sosialnya, Jumat (6/12), yang disertai unggahan foto bersama Gibran di Istana Wakil Presiden.

    “Merupakan kehormatan besar bagi saya untuk memulai pengabdian sebagai staf khusus wakil presiden,” tulis Tina dalam unggahannya di Instagram @tina_talisa.

    Tina menjelaskan penugasan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024, tertanggal 29 November 2024, tentang Pengangkatan Staf Khusus Wakil Presiden Periode Tahun 2024-2029.

    Dalam kapasitasnya sebagai staf khusus, Tina ditugaskan menangani isu-isu strategis yang berkaitan dengan Asta Cita. Mulai dari pengembangan UMKM, digitalisasi, stunting, ekonomi, dan keuangan syariah.

    Tugas ini, menurut Tina, merupakan lanjutan dari kontribusinya selama menjadi staf khusus Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sejak 2024.

    “Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan, berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ujar Tina.

    Karier Tina Talisa

    Tina Talisa bukanlah nama baru di dunia publik. Sebelum meniti karier di pemerintahan, Tina lebih dulu dikenal sebagai presenter televisi.

    Dia memulai debutnya di Trans TV dengan membawakan program Reportase Sore. Pada 2007, ia bergabung dengan Lativi, yang kemudian berganti nama menjadi tvOne, dan menjadi pembawa acara Apa Kabar Indonesia Malam.

    Pada 2011, Tina bergabung dengan Indosiar, lalu melanjutkan perjalanan kariernya di NET TV pada 2015. Selain dikenal sebagai jurnalis, Tina juga memiliki latar belakang pendidikan yang kuat, sehingga kerap dipercaya mengemban tugas di bidang pemerintahan.

    Pada 2020, Tina bergabung dengan Kementerian Investasi sebagai staf khusus, dan melanjutkan perannya saat Bahlil Lahadalia menjabat sebagai Menteri ESDM.

    (tst/pta)

  • Pemberian Nutrisi Optimal Jadi  Solusi Masalah Imunitas, Alergi, dan Pertumbuhan Anak – Halaman all

    Pemberian Nutrisi Optimal Jadi  Solusi Masalah Imunitas, Alergi, dan Pertumbuhan Anak – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA –  Riset kesehatan dasar 2018 dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menemukan prevalensi persalinan dengan metode c-section (operasi cesar) dalam skala nasional meningkat dari 17,6 persen tahun 2018 menjadi 25,9 persen pada tahun 2023.

    Persalinan caesar dikaitkan memberikan pengaruh gangguan komposisi mikrobiota usus pada bayi yang berpotensi memengaruhi kesehatan jangka panjang.

    Pasalnya,  bayi yang lahir secara normal (vaginal) akan memiliki paparan mikroorganisme yang berbeda dengan bayi yang lahir melalui operasi caesar.

    Mikrobiota usus bayi yang lahir caesar cenderung kurang beragam dan didominasi oleh bakteri yang kurang menguntungkan yang berisiko mengganggu keseimbangan bakteri di dalam usus (disbiosis) pada anak dan kesehatan anak di kemudian hari.

    Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. dr. Anang Endaryanto, Sp.A(K) mengatakan, kondisi disbiosis dapat meningkatkan risiko bayi mengalami berbagai masalah alergi (seperti pilek, batuk kronik berulang, dan asma) dan gangguan imunitas tubuh (seperti infeksi, autoimun, dan penyakit inflamasi).

    “Sementara saat bayi lahir secara normal, akan terpapar mikroorganisme yang ada di jalan lahir dan saluran cerna ibunya dan paparan bakteri ini membantu membentuk mikrobiota usus bayi yang sehat dan beragam, didominasi oleh bakteri baik seperti Bifidobacterium dan Bacteroides,” kata Anang saat dalam sesi pertemuan ilmiah Expert Scientific Lecture yang diadakan di Pusat Riset dan Inovasi Global Danone, beberapa hari lalu di Utrecht, Belanda.

    Dikatakannya, mikrobiota usus yang sehat ini akan mendukung perkembangan sistem kekebalan tubuh bayi yang protektif dan seimbang, sehingga tubuh lebih tahan terhadap penyakit infeksi, kanker, alergi, dan autoimun, serta mendukung pertumbuhan yang optimal.

    “Dampak penting pasca operasi cesar adalah tantangan kesehatan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak seperti alergi. Alergi makanan berpotensi mempengaruhi status nutrisi dan pertumbuhan,” katanya.

    Salah satu contohnya adalah isu alergi susu sapi pada anak, yang mana kasus ini mencapai 0,5-7,5 persen per tahun dari jumlah kelahiran bayi di Indonesia. Alergi susu sapi (ASS) yang dimediasi IgE sering terjadi pada masa anak, mempengaruhi sekitar 1,9-4,9 persen anak di seluruh dunia.

    “Alergi protein susu sapi yang dimediasi IgE merupakan salah satu alergi makanan yang paling umum terjadi pada anak usia dini dan penatalaksaan anak dengan alergi protein susu sapi yang terpenting adalah dengan menghindari alergen yaitu protein susu sapi dan memberikan penggantinya,” katanya.

    Para ibu yang menyusui juga disarankan menghindari konsumsi protein susu sapi dan turunannya.

    Faktor risiko terjadinya alergi protein susu sapi meliputi kelahiran prematur, alergi makanan pada ibu, pemberian antibiotik selama kehamilan, dan pengenalan makanan pendamping saat anak berusia kurang dari 4 bulan serta kelahiran melalui operasi caesar.

    Sebagian besar dokter anak di Indonesia sudah cukup memahami alergi susu sapi dan rekomendasi yang disusun IDAI. Namun, upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan keakuratan dalam diagnosis alergi susu sapi akan terus dilakukan.

    Untuk meminimalisir dampak alergi ini, pedoman European Society for Pediatric Gastroenterology, Hepatology, and Nutrition (ESPGHAN) merekomendasikan eHF berbasis protein susu sapi sebagai pengobatan lini pertama untuk anak-anak dengan kondisi alergi protein susu sapi.

    Bagi anak yang memiliki alergi susu sapi seperti ini, direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter dalam memberikan formula pengganti berupa formula protein susu sapi yang terhidrolisis ekstensif (eHF), formula asam amino (AAF), atau formula isolat protein soya atau kedelai (SIF).

    Masalah yang tidak optimal juga merupakan isu penting karena dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam jangka panjang. Masalah pertumbuhan terbanyak di Indonesia adalah stunting, yaitu panjang/tinggi badan kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) grafik WHO14 yang disebabkan oleh malnutrisi kronik.

    Masalah gizi lainnya adalah weight faltering, gizi kurang, dan gizi buruk. Semua masalah gizi tersebut akan menyebabkan dampak jangka pendek, yatu menurunnya imunitas dan dampak jangka panjang, yaitu risiko sindrom metabolik dan gangguan perkembangan kognitif.

    “Oleh karena itu penting untuk mencegah stunting dengan cara mendeteksi weight faltering/berat badan kurang dan tata laksana segera,” kata Anang.

    Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Tata Laksana Stunting, maka pencegahan stunting dimulai dari tingkat Posyandu, yaitu dengan pemberian makanan yang mengandung protein hewani yang cukup.

    Penelitian di 54 negara berkembang pada tahun 2001 menunjukkan bahwa weight faltering dan length deceleration (kenaikan panjang yang tidak adekuat) banyak terjadi pada masa pemberian MPASI.

    Anak  yang telah mengalami weight faltering, berat badan kurang, atau gizi kurang harus ditangani di Puskesmas oleh dokter umum. 

    “Pada anak tersebut, dibutuhkan pemberian makanan terapeutik, misalnya susu formula pertumbuhan. Anak yang telah mengalami stunting harus dirujuk ke Rumah Sakit untuk ditangani dokter anak segera, karena penatalaksanaan stunting memberikan hasil terbaik bila dilakukan sebelum usia 2 tahun,” katanya.

    Terapi untuk anak yang mengalami stunting meliputi pemberian makanan yang mengandung kalori, protein hewani, dan mikroutrien cukup serta pangan keperluan medis khusus (PKMK). Namun, penting untuk diperhatikan bahwa pemberian PKMK harus diresepkan oleh dokter anak karena dosis harus dihitung sesuai dengan kondisi klinis pasien.

    Dokter Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik, dr. Klara Yuliarti, Sp.A(K) mengatakan, tata laksana stunting yang dilakukan dokter spesialis anak berupa asuhan nutrisi pediatrik, yang terdiri dari 5 langkah, yaitu penilaian adakah penyakit medis dan status gizi, penentuan kebutuhan /kalori dan protein, penentuan rute pemberian nutrisi, pemilihan jenis nutrisi (makanan padat dan PKMK), serta pemantauan dan evaluasi.

    Terapi stunting membutuhkan asupan kalori yang cukup dengan protein energy ratio (PER) 10-15 persen. Pemilihan PKMK didasarkan pada kebutuhan pasien, densitas energi, protein-energy ratio, persyaratan kandungan sukrosa, dan palatabilitas.

    Persayaratan komposisi PKMK diatur dalam Perka BPOM No. 24 tahun 2020 tentang perbaikan ke-2 Perka No.1 tahun 2018 tentang PKMK. Densitas energi pada PKMK untuk dukungan nutrisi (disebut juga oral nutrition supplement, ONS) minimal 0,9 kkal/mL.

    “Berdasarkan densitas energi, ONS dikategorikan menjadi ONS energi tinggi (1.5 kkal/mL atau lebih) dan ONS energi standar,” kata Klara.

    Healthcare Nutrition Director Danone SN Indonesia, dr. Ashari Fitriyansyah mengatakan, pihaknya mengajak Healthcare Professional Tanah Air untuk bertukar pikiran dan berdiskusi secara aktif melalui forum scientific yang membahas berbagai topik terkait isu kesehatan serta nutrisi anak.

    “Diantaranya mengenai dampak kelahiran pasca c-section, hubungan imunitas serta alergi dan gangguan pertumbuhan, stunting dan malnutrisi serta anemia defisiensi besi,” katanya.

  • Menkop apresiasi dukungan Muslimat NU dalam program Makan Bergizi Gratis

    Menkop apresiasi dukungan Muslimat NU dalam program Makan Bergizi Gratis

    Sumber foto: Istimewa/elshinta.com.

    Menkop apresiasi dukungan Muslimat NU dalam program Makan Bergizi Gratis
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 06 Desember 2024 – 20:57 WIB

    Elshinta.com – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi komitmen Muslimat NU dalam mendukung salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yaitu Makan Bergizi Gratis (MBG). 

    “Terlebih lagi, Muslimat NU memiliki Koperasi An-Nisa yang bisa turut serta mendukung berjalannya program melalui koperasi,” kata Menkop, usai menerima kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa, di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12).

    Lebih jauh, Menkop Budi Arie menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam penyediaan bahan baku seperti telor, beras, susu dan lainnya hingga terlibat dalam distribusinya pada program MBG. 

    Oleh sebab itu dia meminta agar dilakukan validasi koperasi-koperasi aktif yang siap untuk terlibat dalam program tersebut. “Kita berharap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini, sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplayer effect yang sangat besar bagi masyarakat,” ujar Menkop Budi Arie.

    Menkop Budi Arie menyebut Kabupaten Sukabumi bisa dijadikan sebagai percontohan karena ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik. Bahkan, koperasi-koperasi yang ada di Sukabumi sudah dipetakan untuk terlibat dalam program MBG tersebut.

    Bagi Menkop Budi Arie, ini piloting (Sukabumi) yang yang paling bagus dari 85 piloting, dan ini bisa ditiru untuk Satuan Pelayanan MBG di daerah lain. “Yang pasti, keterlibatan masyarakat dan koperasi harus dilakukan. Sebab, salah satu tujuan dari program ini adalah bagaimana perekonomian rakyat bergerak,” kata Menkop Budi Arie.

    Hal itu merujuk pada empat tujuan utama dari program MBG. Yaitu, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, hingga menggerakkan ekonomi rakyat.

    Dalam kesempatan itu, Khofifah mengutarakan bahwa pertemuan ini juga sekaligus mengundang Menkop Budi Arie untuk hadir mengisi materi dalam Kongres ke-XVIII Muslimat NU yang akan dilaksanakan pada 12 -15 Februari 2025 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

    “Rencana yang akan hadir dalam acara kongres tersebut sekitar 2860 orang, yang terdiri dari Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah Muslimat se-Indonesia, dan Pimpinan Cabang Istimewa Dunia,” ujar Khofifah. 

    Sumber : Elshinta.Com

  • Menkop Apresiasi Dukungan Muslimat NU di Program Makan Bergizi Gratis

    Menkop Apresiasi Dukungan Muslimat NU di Program Makan Bergizi Gratis

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi komitmen Muslimat NU dalam mendukung makan bergizi gratis (MBG) yang merupakan salah satu program strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    “Terlebih lagi, Muslimat NU memiliki Koperasi An-Nisa yang bisa turut serta mendukung berjalannya program melalui koperasi,” kata Budi Arie usai menerima kunjungan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa, di kantornya, Jakarta, Jumat (6/12).

    Budi Arie menekankan pentingnya keterlibatan koperasi dalam penyediaan bahan baku seperti telor, beras, susu dan lainnya hingga terlibat dalam distribusinya pada program MBG.

    Oleh sebab itu dia meminta agar dilakukan validasi koperasi-koperasi aktif yang siap untuk terlibat dalam program tersebut. “Kita berharap koperasi menjadi bagian dari ekosistem ini, sehingga harus diorganisir secara bagus karena ini program nasional yang memiliki multiplayer effect yang sangat besar bagi masyarakat,” ujar Budi Arie.

    Budi Arie menyebut Kabupaten Sukabumi bisa dijadikan sebagai percontohan karena ekosistemnya sudah terbentuk dengan baik. Bahkan, koperasi-koperasi yang ada di Sukabumi sudah dipetakan untuk terlibat dalam program MBG tersebut.

    Bagi Menkop Budi Arie, ini piloting (Sukabumi) yang yang paling bagus dari 85 piloting, dan ini bisa ditiru untuk Satuan Pelayanan MBG di daerah lain. “Yang pasti, keterlibatan masyarakat dan koperasi harus dilakukan. Sebab, salah satu tujuan dari program ini adalah bagaimana perekonomian rakyat bergerak,” kata Menkop Budi Arie.

    Hal itu merujuk pada empat tujuan utama dari program MBG. Yaitu, menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, menurunkan angka stunting, menurunkan angka kemiskinan, hingga menggerakkan ekonomi rakyat.

    Dalam kesempatan itu, Khofifah mengutarakan bahwa pertemuan ini juga sekaligus mengundang Menkop Budi Arie untuk hadir mengisi materi dalam Kongres ke-XVIII Muslimat NU yang akan dilaksanakan pada 12 -15 Februari 2025 di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur.

    “Rencana yang akan hadir dalam acara kongres tersebut sekitar 2860 orang, yang terdiri dari Pimpinan Cabang, Pimpinan Wilayah Muslimat se-Indonesia, dan Pimpinan Cabang Istimewa Dunia,” ujar Khofifah.

    (tim/isn)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jadi Stafsus Gibran, Tina Talisa: Wapres Panggil Saya, Disuruh Kawal Isu Penting

    Jadi Stafsus Gibran, Tina Talisa: Wapres Panggil Saya, Disuruh Kawal Isu Penting

    Jadi Stafsus Gibran, Tina Talisa: Wapres Panggil Saya, Disuruh Kawal Isu Penting
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan presenter TV
    Tina Talisa
    ditunjuk menjadi Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka.
    Kepala Biro Pers, Media dan Informasi, Sekretariat Wakil Presiden Rusmin Nuryadin telah mengonfirmasi penunjukan Tina Talisa itu.
    “Iya benar,” ujar Rusmin kepada
    Kompas.com
    , Jumat (6/12/2024) malam.
    Dalam Instagram resminya, Tina Talisa menyatakan dirinya merasa terhormat untuk memulai pengabdian sebagai Staf Khusus Wakil Presiden.
    Penugasan ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 83/M Tahun 2024, tertanggal 29 November 2024, tentang Pengangkatan Staf Khusus Wakil Presiden Periode Tahun 2024–2029.
    “Pada 4 Desember 2024, Bapak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memanggil saya dan dalam pertemuan empat mata tersebut Beliau memberikan arahan dan penugasan yang jelas untuk mengawal isu-isu penting, di antaranya UMKM, digitalisasi, stunting, serta ekonomi dan keuangan syariah,” tulis Tina.
    Ia mengatakan, Gibran memberi penegasan bahwa semua isu di atas itu merupakan upaya konkret untuk mewujudkan misi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
    Dia lantas mengungkit pengalamannya sejak 2020 dalam membantu pemerintah.
    “Bulan Maret 2020 saya memulai perjalanan membantu pemerintah, tepatnya di Kementerian Investasi/BKPM, yang saat ini menjadi Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM. Masa itu berlangsung sampai 19 Agustus 2024,” kata dia. 

    Bismillah
    kini babak baru dimulai untuk mendedikasikan diri lebih luas dalam pemerintahan. Dengan kerendahan hati, izinkan saya memohon dukungan, berupa masukan, kritik, nasihat, dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan, untuk Indonesia yang kita cintai dan banggakan,” ucap Tina. 
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.