Kasus: stunting

  • Sidoarjo Raih Penghargaan STBM Award Nasional, Bukti Komitmen Hidup Bersih dan Sehat

    Sidoarjo Raih Penghargaan STBM Award Nasional, Bukti Komitmen Hidup Bersih dan Sehat

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kabupaten Sidoarjo menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award Tahun 2024 dengan Kategori Pratama Terbaik I Nasional dari Kementerian Kesehatan RI. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono ke Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi Selasa (10/12/24) di Jakarta.

    Plt. Bupati Sidoarjo, Subandi mengatakan penghargaan ini menjadi bukti bahwa Kabupaten Sidoarjo terus berkomitmen dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat melalui pemberdayaan masyarakat.

    “Alhamdulillah, dengan diterimanya penghargaan ini, menjadi tanggungjawab kita bersama untuk terus berperilaku sehat dan bersih di manapun kita berada,” ucap Subandi melalui rilis resmi Dinas Kominfo Kab Sidoarjo.

    Plt Bupati Sidoarjo mengungkapkan bahwa pendekatan sanitasi kini tidak hanya fokus pada penyediaan fasilitas, tetapi juga pada pemeliharaan, kesinambungan, dan inovasi.

    “Kami berkomitmen untuk memastikan sanitasi yang berkelanjutan, terutama melalui pengelolaan sampah dan limbah yang inovatif,” imbuhnya.

    Subandi juga menekankan bahwa pelaksanaan STBM ini bukan hanya menjadi ajang kompetisi, namun nantinya dapat terus diterapkan untuk investasi kesehatan bersama dalam jangka panjang.

    “STBM ini salah satunya dapat menurunkan angka stunting serta kematian akibat penyakit karena sanitasi yang buruk. Upaya ini juga dapat mendorong masyarakat berperilaku sehat dan mandiri,” jelasnya.

    Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Lakhsmi Herawati Yuwantina mengatakan terima kasih atas dukungan dan kerja sama seluruh lapisan baik pemerintah maupun masyarakat Kabupaten Sidoarjo yang telah bekerja sama dengan baik sehingga mampu meraih penghargaan STBM Award terbaik I (satu) Nasional Tahun 2024 ini.

    “Saya sangat mengapresiasi atas kinerja seluruh jajaran mulai dari pemerintah hingga masyarakat atas apa yang kita raih saat ini. Selanjutnya, mari bersama sama terus tingkatkan kebersihan sehingga mampu meraih STBM Madya hingga Paripurna,” katanya.

    dr. Lakhsmi juga menambahkan STBM ini merupakan pendekatan inovatif yang bertujuan untuk mengubah perilaku hidup sehat dengan melibatkan masyarakat secara langsung.

    “Program STBM mencakup lima pilar utama diantaranya Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS), Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengamanan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga,” tambahnya.

    Diketahui sebelumnya, dalam penilaian STBM Award dilakukan beberapa tahap di antaranya pengajuan dokumen, verifikasi mendalam di lapangan mencakup empat titik lokus di Kabupaten Sidoarjo: RT Sehat Desa Bluru Kidul (pengelolaan sampah dan pemanfaatan lahan terbuka), RT Asri Desa Larangan Mutiara Citra Graha (lomba Bank Sampah Nasional KLHK), Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (UPTD PALD Sidoarjo) yang menjadi rujukan nasional, dan Sungai Sidoresik Desa Sumorame Kec. Candi (wisata edukasi sanitasi). (isa/ian)

  • Pemkab Pasuruan Optimalkan DBHCHT untuk Program Strategis 2024

    Pemkab Pasuruan Optimalkan DBHCHT untuk Program Strategis 2024

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kabupaten Pasuruan berkomitmen untuk memanfaatkan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) secara optimal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan alokasi DBHCHT sebesar Rp372,77 miliar pada 2024, dana ini akan disalurkan ke berbagai sektor strategis yang mendukung pembangunan daerah.

    “DBHCHT dialokasikan ke berbagai program, seperti di bidang kesehatan, kesejahteraan masyarakat, penegakan hukum, dan prioritas daerah lainnya di Kabupaten Pasuruan,” kata Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Nurkholis, seperti dikutip dari detikom (9/12).

    Secara rinci, Asisten Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Pasuruan, Diano Vela Fery Santoso, menyebutkan di sektor kesehatan Pemkab Pasuruan mengalokasikan dana sebesar Rp224,17 miliar, atau 60,14%, untuk berbagai program unggulan.

    Program-program tersebut antara lain pembayaran Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKM), penanganan stunting, pengadaan obat dan alat kesehatan dan pembangunan fasilitas kesehatan di berbagai wilayah.

    “Total dana yang dialokasikan untuk bidang ini mencapai Rp224.173.241.373 (60,14%) yang dilaksanakan oleh tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yaitu Dinas Kesehatan (39,37%), RSUD Bangil (14,82%), dan RSUD Grati (5,94%),” paparnya.

    Di sisi lain, sektor kesejahteraan masyarakat menerima alokasi sebesar Rp91,55 miliar (24,56%). Dana ini digunakan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan, dukungan bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM), pelatihan kerja bagi tenaga kerja lokal, hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk buruh pabrik rokok dan petani tembakau.

    Program-program ini dilaksanakan oleh lima OPD yaitu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketenagakerjaan, Dinas Sosial, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag).

    “Kita juga gunakan Dinas Bina Marga dan Dinas Bina Konstruksi. Karena DBHCHT ini semacam CSR, jadi dikembalikan untuk pembangunan dan pemeliharaan jalan yang menuju industri maupun yang banyak pekerja rokok atau petani tembakau,” jelas Diano.

    Di bidang hukum, Kabupaten Pasuruan juga serius dalam memberantas peredaran rokok ilegal dengan mengalokasikan Rp6,9 miliar (1,85%) untuk sosialisasi, operasi pemberantasan, dan pemantauan. Langkah ini diharapkan dapat mendukung penerimaan negara sekaligus melindungi industri tembakau yang legal.

    Sementara itu, program prioritas daerah yang menyasar pembangunan infrastruktur mendapatkan alokasi Rp50,14 miliar (13,45%). Beberapa program utamanya meliputi pembangunan jalan dan drainase, renovasi rumah tidak layak huni (RTLH), penyediaan jamban keluarga, serta pengadaan fasilitas air minum dan sanitasi berbasis masyarakat (SPAM).

    Dengan alokasi dana yang terarah dan program-program yang menyentuh kebutuhan masyarakat, penggunaan DBHCHT tahun 2024 di Kabupaten Pasuruan diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Pemerintah daerah terus berkomitmen untuk memastikan bahwa setiap rupiah dari dana ini digunakan secara transparan dan akuntabel.

    (rir/rir)

  • Pemprov Jateng Terima Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    Pemprov Jateng Terima Penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

    loading…

    Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan di Hotel St Regis, Jakarta pada Selasa, (10/12/2024). (Foto: Istimewa)

    JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah (Jateng) menerima penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dari Kementerian Kesehatan. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono kepada Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana di Hotel St Regis, Jakarta pada Selasa, (10/12/2024).

    Pemprov Jateng menerima penghargaan kategori tersebut karena memenuhi kriteria terverifikasi 100 persen kepala keluarga (KK) Stop Buang Air Besar Sembarangan di seluruh kabupaten/ kota. Selain itu juga memiliki komitmen/kebijakan tingkat provinsi dan memiliki minimal tiga inovasi pembinaan ke kabupaten/kota.

    Nana menuturkan, STBM merupakan bagian dari upaya menurunkan angka stunting, sehingga Jateng memberi perhatian khusus pada persoalan tersebut. Dia membeberkan upaya yang dilakukan Pemprov Jateng dalam program STBM adalah dengan mengubah perilaku masyarakat menjadi higienis dan saniter. Mekanismenya melalui pemberdayaan masyarakat.

    Output dari upaya tersebut meliputi stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengelolaan sampah rumah tangga, serta pengelolaan air limbah domestik rumah tangga.

    (Foto: Istimewa)

    Penghargaan STBM ini, lanjut Nana, selain diterima Pemprov Jateng, juga diterima 8 kabupaten/kota di wilayahnya, meliputi Batang, Purworejo, Pekalongan, Sragen, Pemalang, Boyolali, Sragen, dan Kota Semarang.

    “Penghargaan ini tentunya merupakan sesuatu kebanggaan bagi provinsi dan kabupaten di Jawa Tengah, khususnya di bidang kesehatan. Dan tentunya penghargaan ini akan menambah semangat dan menambah motivasi,” tutur Nana.

    Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yunita Dyah Suminar menambahkan, upaya membangun kesadaran masyarakat untuk hidup bersih tidaklah mudah. Namun, Pemprov Jateng terus melakukan edukasi di tingkat kabupaten/kota dengan mengkoordinasikan strateginya.

    “Kita sebagai pembina harus terus mengedukasi teman-teman kabupaten/kota, mengkoordinasikan bagaimana strateginya supaya masyarakat memiliki kesadaran pada sanitasi total berbasis masyarakat,” ujarnya.

    Selain meraih penghargaan STBM, Pemprov Jateng juga mendapatkan penghargaan sebagai Pembina Terbaik Tingkat Provinsi dalam Program Keamanan Pangan Olahan Siap Saji

    (skr)

  • Pemkot Kediri Manfaatkan Aplikasi Walidata

    Pemkot Kediri Manfaatkan Aplikasi Walidata

    Kediri (beritajatim.com) – Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri menyelenggarakan rapat koordinasi manajemen data stunting dan integrasi aplikasi Papiasik, Selasa (10/12/2024). Rapat menindaklanjuti arahan dari Sekretaris Daerah Kota Kediri sekaligus Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting.

    Kegiatan yang mengundang 11 OPD yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Kediri ini diikuti secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan luring dari Ruang Command Center, Balaikota Kediri.

    Ditemui di tempat terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Kediri Apip Permana mengatakan rapat ini untuk merumuskan manajemen data penanganan stunting agar data bisa terlihat secara realtime setiap bulan. Bukan hanya data balita stunting, melainkan intervensi yang dilakukan untuk keluarga stunting tersebut. Sehingga semua bisa termonitor dan dipantau oleh TPPS kelurahan, kecamatan dan kota.

    “Melalui data itu kita bisa melihat bahwa balita tersebut sudah mendapat intervensi apa saja. Selain itu dengan adanya data realtime kita bisa memantau kehadiran balita di posyandu sehingga jika ibu dan balita tersebut tidak datang ke posyandu maka di bulan berikutnya bisa langsung kita datangi,” tuturnya.

    Dalam kegiatan manajemen data stunting ini, OPD yang masuk dalam TPPS kota, kecamatan dan kelurahan berperan untuk melaporkan setiap kegiatan atau intervensi yang dilakukan terhadap balita stunting.

    Apip menargetkan kegiatan monitoring dan intervensi yang dilakukan semua perangkat daerah untuk balita stunting tersebut sudah terangkum dalam aplikasi Walidata dan bisa rampung pada bulan Januari 2025. Untuk itu diharapkan OPD terkait segera melaporkan hasil kegiatannya berupa data ke Dinas Kominfo agar bisa segera direkam di dalam aplikasi monitoring kegiatan stunting.

    Sedangkan peran Dinas Kominfo dalam penanganan stunting dikatakan Apip adalah melakukan monitoring dan evaluasi data. Mengumpulkan, mengalisa dan mengolah data-data yang dikirimkan OPD.

    “Setelah kita kumpulkan dan kelola ,data tersebut kemudian kita sajikan dalam aplikasi. Dari tampilan platform aplikasi tersebut kita bisa mengetahui data mikro by name by address balita stunting dalam satu bulan terakhir dan kita bisa melihat intervensi apa saja yang sudah didapat oleh balita stunting dan perkembangannya setelah mendapat intervensi secara realtime setiap bulannya,” terangnya.

    Dengan terintegrasinya data balita stunting dalam aplikasi walidata, Apip berharap penanganan stunting bisa dilaksanakan secara komprehensif, menyeluruh, realtime. Selain itu penanganan balita stunting bisa dilakukan secara kolaborasi dan harmonisasi antar semua OPD demi terwujudnya zero stunting di Kota Kediri. [nm/but]

  • Pj. Wali Kota Malang Ajak Kolaborasi Perangkat Daerah dan Swasta dalam “Ngalam Gesit”

    Pj. Wali Kota Malang Ajak Kolaborasi Perangkat Daerah dan Swasta dalam “Ngalam Gesit”

    Malang (beritajatim.com) – Penjabat (Pj.) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, menggelar acara bertajuk “Ngalam Gerakan Sosial Terpadu” atau Ngalam Gesit pada Selasa (10/12/2024) sebagai upaya menyalurkan bantuan sosial dan gerakan pangan murah bagi masyarakat Kota Malang. Acara ini melibatkan perangkat daerah, Baznas, serta sektor swasta untuk berkolaborasi demi memberikan manfaat positif kepada warga yang membutuhkan.

    Dalam acara tersebut, berbagai bantuan sosial disalurkan kepada 20.810 warga Kota Malang. Bantuan yang diberikan bervariasi, mulai dari sembako, uang tunai, beasiswa pendidikan, hand tractor, bedah rumah, alat bantu disabilitas, hingga alat sekolah dan seragam. Bantuan secara simbolis diserahkan kepada 69 penerima yang beruntung.

    “Saya meletakkan lesson learned saya sebagai penjabat Wali Kota, mengajak kepala perangkat daerah dan pihak swasta untuk memberikan manfaat yang positif bagi masyarakat. Alhamdulillah, acara ini bisa terlaksana dengan baik berkat partisipasi dari perangkat daerah dan pihak swasta, seperti Hermina dan Indomaret,” ujar Iwan.

    Iwan menjelaskan bahwa Ngalam Gesit merupakan implementasi dari instruksi Menteri Dalam Negeri untuk menguatkan peran Pemerintah Daerah (Pemda) dalam mendukung prioritas nasional, termasuk penanganan stunting, kemiskinan ekstrem, dan inflasi. Kolaborasi antara pemerintah daerah dan sektor swasta diharapkan bisa mengintegrasikan bantuan agar lebih efisien dan tepat sasaran.

    “Harapan saya kepada Pak Sekda dan seluruh jajaran yang membantu masyarakat hari ini, agar terus dipertahankan dan ditingkatkan. Kami berharap program ini dapat direncanakan lebih matang dan lebih banyak lagi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” lanjut Iwan.

    Salah satu penerima bantuan beasiswa, Casandra, mahasiswi Universitas Negeri Malang, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pj. Wali Kota Malang. Casandra yang baru pertama kali menerima bantuan beasiswa mengungkapkan bahwa bantuan ini sangat bermanfaat bagi dirinya dan keluarganya.

    “Terima kasih kepada Pak Wali Kota, saya bersyukur mendapatkan beasiswa ini karena ini pertama kalinya saya menerima bantuan beasiswa. Ini sangat membantu dan memotivasi saya, apalagi saya hanya tinggal bersama mama,” ujar Casandra dengan penuh haru.

    Pj. Wali Kota Malang berharap acara Ngalam Gesit ini dapat menjadi contoh kolaborasi yang berkelanjutan antara pemerintah daerah dan sektor swasta dalam menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat. Ia juga berharap program ini dapat terus berkembang dan memberi manfaat yang lebih luas di masa depan. [luc/beq]

  • Jakbar uji coba aplikasi pemantau stunting di tiga kecamatan

    Jakbar uji coba aplikasi pemantau stunting di tiga kecamatan

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat melakukan uji coba aplikasi bernama Sistem Terkini Pemantauan Stunting (Si-Terpenting) untuk memantau status dan pelayanan gizi anak stunting di tiga kecamatan di wilayah tersebut.

    Aplikasi terobosan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari itu kini diterapkan di Kecamatan Tambora dan secara bertahap diterapkan di Kecamatan Grogol Petamburan dan Kecamatan Tamansari.

    “Saat ini sudah di Tambora. Selanjutnya di Grogol Petamburan dan Tamansari, menunggu jadwal evaluasi implementasi Tambora,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat Erizon Safari melalui pesan singkat di Jakarta pada Selasa.

    Aplikasi tersebut, kata Erizon, mesti melewati tahap implementasi terlebih dahulu agar bisa dievaluasi kendala teknis yang ditemukan.

    “Saat ini masih tahapan implementasi di tiga kecamatan dahulu. Selanjutnya akan dievaluasi termasuk bila ada kendala teknis sudah bisa dicari solusinya,” tutur Erizon.

    Dengan demikian, lanjut Erizon, aplikasi tersebut dapat digunakan untuk memantau status dan pelayanan gizi anak stunting di seluruh Jakarta Barat. “Aplikasi yang baik ini saya rasa bisa saja direplikasikan di RSUD lainnya,” katanya.

    Sebelumnya, RSUD Tamansari membuat terobosan dengan meluncurkan aplikasi Sistem Terkini Pemantauan Stunting (Si-Terpenting) berbasis Excell untuk memantau status dan pelayanan gizi anak stunting.

    Direktur RSUD Tamansari, dr. Agus Ariyanto Haryoso menyebutkan aplikasi tersebut dapat memberikan notifikasi status anak stunting berupa potensi drop out dan lulus pengobatan.

    “Aplikasi Si-Terpenting dibuat untuk memberikan informasi tentang pemantauan dan pelayanan gizi anak stunting dapat menjadi lebih optimal, tidak butuh biaya, dan mudah untuk dioperasionalkan serta direplikasi,” kata Agus di Jakarta pada Kamis (28/11).

    Agus menjelaskan bahwa aplikasi Si-Terpenting memiliki sejumlah fitur, seperti jadwal kontrol pasien stunting, edukasi gizi, notifikasi status pasien stunting (berupa potensi ‘drop out’ dan lulus).

    Semua data itu dapat dipantau secara langsung (real time) oleh Puskesmas dan kader yang turut membantu pemantauan pengobatan anak stunting.

    Adapun berdasarkan data elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) Dinas Kesehatan Jakarta, angka kejadian/prevalensi stunting di Jakarta, masih 14 persen.

    Per Juli 2023, misalnya, sebanyak 39.793 balita di Jakarta tercatat memiliki permasalahan gizi dengan rincian, 5.753 balita kurang berat badan, 9.191 balita kurang gizi, 2.026 balita idap gizi buruk dan 22.823 balita lainnya masuk kategori stunting.

    Sementara data e-PPGM per Agustus Tahun 2024, sebanyak 5.688 anak sunting di Jakarta.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • LLDIKTI 9 Ungkap 30 Persen dari 229 Perguruan Tinggi Aktif Dalam MKBM Mandiri

    LLDIKTI 9 Ungkap 30 Persen dari 229 Perguruan Tinggi Aktif Dalam MKBM Mandiri

    Dalam MBKM Mandiri, ada delapan bentuk kegiatan pembelajaran (BKP) yang bisa dijalankan perguruan tinggi, mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, asistensi mengajar, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi atau proyek independen, dan kuliah kerja nyata tematik (KKN Tematik). 

    Ketua Tim MBKM LLDikti 9, Muliyadi Hamid, mengatakan, bentuk kegiatan pembelajaran yang paling banyak dilakukan di MBKM Mandiri adalah KKN Tematik.

    Diikuti kemudian oleh kewirausahaan dan asistensi mengajar atau kampus mengajar. 

    “Itu yang paling mendominasi,” tuturnya. 

    Untuk KKN Tematik, Muliyadi menuturkan, belum lama ini tema yang diusung adalah soal stunting dan pernikahan dini. “

    Semua PT yang melaksanakan KKN Tematik, kami minta melaksanakan tema itu. Kami fasilitasi mereka untuk berkoordinasi dengan BKKBN dan Dinas Kesehatan di masing-masing daerah,” tuturnya. 

  • UBK Cabang Subang Gelar Edukasi Gizi Periode Emas untuk Cegah Stunting di Desa Sanca

    UBK Cabang Subang Gelar Edukasi Gizi Periode Emas untuk Cegah Stunting di Desa Sanca

    JABAR EKSPRES – Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dilaksanakan oleh kelompok 30 yang terdiri dari dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Kebidanan Bhakti Kencana (UBK) Cabang Subang di Desa Sanca Kecamatan Ciater Kabupaten Subang pada tanggal 30 Oktober-30 November 2024.

    Sebelum dilakukan pengmas, Tim dosen melakukan penjajakan terlebih dahulu kepada Kepala Desa Sanca dan Kepala UPTD Puskesmas Palasari Kecamatan Ciater Kabupaten Subang.

    Kegiatan pengabdian masyarakat ini merupakan kegiatan rutin dalam menjalankan Tridharma Perguruan Tinggi yang dilakukan oleh Dosen dan kegiatan ini didukung penuh oleh Universitas Bhakti Kencana melalui program hibah dari DRPM Universitas Bhakti Kencana.

    Pada program “Penguatan Pengetahuan Maternal dan Kader Tentang Pemenuhan Gizi Pada Periode Emas Sebagai Upaya Pencegahan Stunting di Desa Sanca Kecamatan Ciater Kabupaten Subang”, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya Ibu hamil dan Kader dalam pemenuhan gizi pada periode emas sebagai upaya pencegahan stunting.

    Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Sanca, Kepala UPTD Puskesmas Palasari beserta jajaran, Ibu Hamil dan Kader.

    (Foto: Dosen & Mahasiwa UBK cabang Subang)

    Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh Karimah, SST., M.Tr.Keb, Bdn. Fatmawati Karim, SST., M.Tr.Keb, Melysa, SST., M.KM, Siti Rokmah, SST., M.Keb, Mela Mustika Sari, SST., M.Tr.Keb, Sri Soleha, SST, Yani Enita, SST, serta Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Kebidanan Bhakti Kencana (UBK) Cabang Subang.

    Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana, Kepala Cabang Universitas Bhakti Kencana Cabang Subang, Kepala UPTD Puskesmas Palasari, Kepala Desa Sanca, yang mengapresiasi upaya UBK Cabang Subang dalam memberikan edukasi terkait penguatan pengetahuan maternal dan kader tentang pemenuhan gizi pada periode emas sebagai upaya pencegahan stunting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

    (Foto: Dosen & Mahasiwa UBK cabang Subang)

    Acara dimulai dengan pemberian edukasi kepada Ibu hamil dan Kader mengenai tentang pemenuhan gizi pada periode emas sebagai upaya pencegahan stunting.

  • DKI kemarin, operasi modifikasi cuaca hingga jabatan kosong di Pemprov

    DKI kemarin, operasi modifikasi cuaca hingga jabatan kosong di Pemprov

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta selama Senin (9/12) mulai dari efektivitas operasi modifikasi cuaca (OMC) atau rekayasa cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) hingga Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan mengidentifikasi masalah adanya jabatan yang masih kosong di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. DKI sebut rekayasa cuaca kurangi signifikan intensitas hujan

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan operasi modifikasi cuaca (OMC) atau rekayasa cuaca yang dilakukan bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada 7-9 Desember 2024 mampu mengurangi intensitas hujan di Jakarta secara signifikan.

    “Rekayasa cuaca tidak berarti akan menghentikan hujan tapi paling tidak mengurangi intensitas hujan secara signifikan. Kita lihat tanggal 7, 8 Desember 2024, InsyaAllah hari ini juga akan hujan relatif ringan,” kata Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Pertamanan DKI pangkas 76 ribu pohon sepanjang 2024 antisipasi tumbang

    Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta telah memangkas sebanyak 76.865 pohon selama periode Januari hingga November 2024 untuk mengantisipasi tumbang akibat hujan deras dan angin kencang.

    Kegiatan ini dilakukan di lokasi prioritas yakni jalur hijau lima wilayah kota terutama di sisi tepian dan median jalan dan lebih intensif dilakukan pada Agustus hingga November, dengan jumlah pemangkasan mencapai 26.182 pohon.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Pemkot Jakpus pantau keluarga risiko stunting hingga sanitasi buruk

    Suku Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) memetakan potensi stunting di wilayahnya dengan melakukan pemantauan keluarga risiko stunting (KRS) hingga lokasi dengan sanitasi buruk.

    “Kami akan bekerja sama dengan Sudin Kesehatan. Peran kami menyediakan data-data KRS,” kata Kepala Suku Dinas (Sudin) PPAPP Kota Administrasi Jakarta Pusat, Dwi Wahyu Riyanti saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. BKD DKI akan identifikasi masalah terhadap jabatan yang masih kosong

    Badan Kepegawaian Daerah (BKD) akan mengidentifikasi masalah adanya jabatan yang masih kosong di lingkungan Pemprov DKI Jakarta agar dapat segera teratasi sehingga pelayanan terhadap masyarakat berjalan secara optimal.

    “Insyaallah ke depannya kita akan mengisi seluruh jabatan yang ada dan bisa berjalan organisasi dan birokrasi secara baik,” ujar Kepala BKD DKI Jakarta Chaidir dalam keterangan di Jakarta, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. 500 personel gabungan siaga untuk tangani bencana di Jaktim

    Sebanyak 500 personel gabungan dari sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) serta instansi terkait lain di Jakarta Timur bersiaga untuk menangani bencana di musim hujan.

    Kesiapsiagaan personel gabungan itu ditunjukkan dalam apel pasukan di halaman kantor Wali Kota Jakarta Timur, Senin.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: M. Hari Atmoko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tekan Prevalensi Stunting, Para Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi – Halaman all

    Tekan Prevalensi Stunting, Para Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi – Halaman all

    Tekan Prevalensi Stunting, Orang Tua di Kudus Dapat Edukasi Soal Makanan Bergizi

    Willem Jonata/Tribunnews.com

    TRIBUNNEWS.COM – Kondisi gizi buruk dapat berdampak pada kesehatan dan kecerdasan anak-anak di masa depan.

    Sebagai faktor penentu kesehatan anak-anak, para orang tua hendaknya memiliki pengetahuan yang cakap tentang makanan bergizi, cara pengolahan, hingga aturan makannya.

    Berangkat dari kesadaran itu, maka Milklife Festival Keluarga Sehat 2024, digelar di Alun-alun Simpang Tujuh, Kudus, 7-8 Desember 2024.

    Talkshow dan Edukasi Pelayanan Kesehatan Keluarga bertema “Cegah Stunting Sebelum Genting” juga diadakan sebagai bagian acara kolaborasi Bakti Sosial Djarum Foundation dan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, itu. 

    Tema “Cegah Stunting Sebelum Genting” menjadi bentuk ajakan kepada seluruh elemen masyarakat Kudus agar bersama-sama berperan mencegah bahaya stunting. 

    Ribuan warga mulai dari remaja putri, pasangan usia subur, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga ibu balita, turut hadir. 

    Penjabat (Pj) Bupati Kudus Muhammad Hasan Chabibie mengemukakan peran masyarakat, khususnya orang tua sangat krusial mencegah stunting.

    “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran orang tua dalam memerangi stunting,” ucapnya.

    Menurut dia, kondisi gizi buruk dapat berdampak pada kesehatan dan kecerdasan anak-anak di masa depan.

    “Harapannya kita dapat bersama-sama mempersiapkan Indonesia Emas dengan mengurangi angka prevalensi stunting hingga menjadi sekecil mungkin ,” kata Muhammad Hasan Chabibie.

    Deputy Program Director Bakti Sosial Djarum Foundation Achmad Budiharto mengatakan, diselenggarakannya ini merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan memperluas kesadaran tentang pencegahan stunting. 

    “Kami sadar angka prevalensi stunting di Kudus cukup tinggi dan sulit turun. Salah satu penyebabnya adalah pemahaman masyarakat masih kurang terhadap bahaya dan risiko yang akan menimpa anak-anak mereka. Lewat kegiatan ini kami ingin memberikan edukasi, penanganan, dan pencegahan stunting kepada masyarakat agar semakin waspada terhadap bahaya gizi buruk,” ujar Budiharto.

    Pihaknya telah mengawali berbagai program pencegahan stunting sejak tahun 2018 melalui Gerakan Menjaga Periode Emas (GEMAS) dengan target ibu-ibu pekerja di lingkup karyawan perusahaan.

    Sejak itu, program tersebut telah memantau kehamilan 5.476 ibu, pertumbuhan 8.339 baduta (bawah dua tahun), serta memfasilitasi laktasi 4.715 ibu menyusui.

    Tercatat hingga September 2024, prevalensi stunting di dalam internal perusahaan sudah menurun hingga 7,5 persen, dari awalnya sebesar 18 persen. 

    Lebih lanjut, Budiharto juga mengatakan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting yakni Stimulasi, Deteksi, Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).

    Ini adalah pembinaan tumbuh kembang di masa lima tahun pertama kehidupan anak. SDIDTK adalah tindakan memantau pertumbuhan balita agar berkembang secara optimal.

    “Selain SDIDTK, Imunisasi Wajib Balita, Vaksin Calon Pengantin, Screening Triple Eliminasi, Activity Edukasi terkait Stunting, kondisi psikologis Ibu Hamil dan menyusui juga sangat penting dipantau. Kami akan bekerja sama dengan posyandu/PKK dan puskesmas yang tersebar di Kabupaten Kudus, Kelompok PAUD Kabupaten Kudus, serta seluruh Unit Kerja Djarum Group dalam rangka menekan angka gizi buruk di Indonesia,” ujar Budiharto.

    Field Promotion Manager Milklife Danang Adityo Pramandaru berharap dengan adanya Milklife Festival Keluarga Sehat 2024 di Kabupaten Kudus, seluruh warga masyarakat semakin sadar akan bahaya yang mengancam anak-anak dengan gizi buruk.

    Harapannya masyarakat di Kabupaten kudus akan lebih memperhatikan kebutuhan gizi dan nutrisi anak-anak, khususnya di seribu hari pertama kehidupan.

    “Target acara ini tidak hanya ibu hamil, ibu menyusui dan balita, namun juga remaja putri dan pasangan subur karena mereka ini bakal orang tua yang nantinya bertanggung jawab terhadap kecukupan gizi anak-anaknya. Milklife Festival Keluarga Sehat 2024 gratis dibuka untuk umum. Di sini kami menyediakan booth pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan menyusui, balita, juga playground bermain anak yang bisa langsung diakses oleh para pengunjung,” kata Danang.

    Sementara, salah satu ibu hamil, warga dusun Jetak, Kedungdowo, Fitria Setya Permana mengatakan, dirinya merasa sangat terbantu dengan berbagai fasilitas yang didapatkan secara gratis, seperti pemeriksaan Ultrasonography (USG) dan Hemoglobin (HB). 

    Fitria juga mengemukakan bahwa pengetahuan tentang pendidikan gizi sangat penting diketahui ibu hamil sejak anak belum lahir.

    Menurut Fitria yang kini usia kehamilannya memasuki 15 minggu, gizi buruk pada anak sangat mungkin terjadi karena ketidaktahuan ibu dan pengasuh utama terhadap kebutuhan gizi anak-anak sejak dini.

    Jika terjadi secara berkelanjutan, kondisi anak-anak yang stunting dapat semakin parah, karena tubuhnya tidak memiliki imunitas yang kuat untuk menangkal penyakit yang datang.

    Ia bersyukur dengan adanya kegiatan ini. Diakuinya mendapat banyak informasi soal asupan gizi Makanan Pendamping ASI (MPASI).

    Terutama bagaimana seharusnya ia mementingkan protein hewani dibanding serat yang terkandung pada sayur dan buah untuk MPASI.

    “Saya juga mendapatkan ilmu baru memasak MPASI, aturan makan sampai cara penyimpanan bahan-bahan makanannya. Dari sisi ibu hamil, saya juga disarankan makan makanan bergizi dan minum susu. Ilmu ini nanti juga akan saya bagi kepada anggota keluarga di rumah sehingga mereka juga paham akan bahaya stunting dan pencegahannya,” ujar Fitria.