Kasus: stunting

  • Anggota DPD Desak Efisiensi Anggaran pada Dana Otsus Papua Ditinjau Ulang

    Anggota DPD Desak Efisiensi Anggaran pada Dana Otsus Papua Ditinjau Ulang

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Papua Barat Filep Wamafma meminta pemerintah meninjau ulang efisiensi anggaran pada dana otonomi khusus (otsus). Hal ini menyusul kebijakan efisiensi anggaram pada transfer ke daerah (TKD) 2025 sebesar Rp 50,59 triliun.

    Menurut Filep, efisiensi tersebut dapat berdampak signifikan pada pendapatan dan belanja daerah di Papua yang masih sangat bergantung pada dana otsus. Pemerintah, kata dia, seharusnya memahami provinsi-provinsi di Papua masih sangat bergantung pada dana otsus.

    “Jika dana ini dikurangi, maka pembangunan Papua bisa terhambat, terutama karena otsus selama ini menjadi pilar utama dalam penguatan APBD,” ujar Filep, Sabtu (1/3/2025).

    Filep menekankan kebijakan efisiensi anggaran seharusnya tidak mengorbankan dana otsus, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

    Menurutnya, ada dua poin utama yang menjadikan dana ini sangat krusial. Pertama, perlindungan hak orang asli Papua (OAP). Dana otsus mendukung hak ekonomi, politik, dan sosial-budaya OAP.

    Kedua, percepatan pembangunan Papua. Dana otsus bertujuan meningkatkan kesejahteraan, layanan publik, dan infrastruktur di Papua.

    “Kebijakan pemotongan dana Otsus justru bertentangan dengan tujuan afirmasi bagi OAP dan percepatan pembangunan di Papua. Ini menjadi kontraproduktif dengan kebijakan efisiensi anggaran,” tegasnya.

    Filep mengkhawatirkan pemotongan dana otsus akan berdampak negatif pada sektor-sektor vital, seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi daerah. “Jika pemerintahan Prabowo melakukan efisiensi dana Otsus, ini sama saja dengan menghambat pembangunan Papua,” ucapnya.

    Selain itu, pemotongan anggaran juga dapat memengaruhi agenda nasional untuk Papua, seperti Papua Cerdas, Papua Sehat, dan Papua Produktif, serta memperburuk tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

    Berdasarkan data BPS per September 2024, semua provinsi di Tanah Papua masuk dalam 10 besar provinsi termiskin di Indonesia. Beberapa di antaranya, Papua Pegunungan 29,66% penduduk miskin, Papua Tengah 27,60%, Papua Barat 21,09%, Papua Selatan 19,35%, Papua 18,09%, dan Papua Barat Daya 16,95%.

    Filep juga menyoroti dampak efisiensi dana Otsus terhadap angka stunting di Papua. Pada 2024, Papua Tengah mencatat angka stunting tertinggi (39,4%), diikuti Papua Pegunungan (37,3%) dan Papua Barat Daya (31%).

    “Jika dana otsus dipotong, upaya mengurangi angka stunting di Papua akan semakin sulit,” jelasnya.

    Sebagai solusi, Filep mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk meninjau ulang kebijakan efisiensi dana Otsus agar afirmasi bagi OAP tetap berjalan optimal.

    “Dana otsus adalah harapan utama bagi masyarakat Papua. Jika efisiensi ini dilakukan, maka afirmasi hanya akan menjadi janji politik tanpa realisasi,” pungkas Filep terkait efisiensi anggaran pada dana otsus Papua.

  • Dinkes Ungkap Tantangan Terbesar MBG di Jatim

    Dinkes Ungkap Tantangan Terbesar MBG di Jatim

    Berdasarkan data dari e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) rata-rata prevalensi stunting Januari-November 2024 di Jatim 5,96 persen.

    Angka ini turun 0,08 persen dari capaian Januari-Juni 2024, yakni 6,10 persen dan sudah di bawah target 14 persen.

    Bila penurunan AKI, AKB, obesitas maupun stunting bisa diatasi, Dinkes Jatim menyoroti risiko anemi yang masih tinggi di kalangan pelajar SD/MI kelas satu hingga enam.

    Pada tahun 2023, jumlah penderita anemia kelompok usia ini 0,52. Sedangkan triwulan ketiga 2024 justru naik menjadi 0,14.

    “Tujuan utama dari program MBG ini untuk meningkatkan pemenuhan gizi, memperbaiki prestasi, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja atau memberantas kemiskinan,” ujar Cici.

    “Adapun sasaran utama program MBG ini anak sekolah dan pesantren di seluruh jenjang; ibu hamil dan balita bermasalah gizi, serta ibu hamil, ibu menyusui, dan balita bergizi normal,” pungkas Cici.

  • APRIL Catat Kemajuan Positif dalam Target Kemajuan Inklusif 2030

    APRIL Catat Kemajuan Positif dalam Target Kemajuan Inklusif 2030

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejalan dengan target Sustainable Development Goals (SDGs), pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan harus berjalan seiring dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Integrasi tujuan sosial ke dalam operasional bisnis adalah langkah penting untuk memastikan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.

    Pada 2020 lalu, produsen penghasil kertas “PaperOne”, APRIL Group, merilis komitmen satu dekade APRIL2030 yang mencakup komitmen perusahaan untuk memberikan dampak positif bagi iklim, alam, dan masyarakat pada 2030.

    Salah satu pilar dalam komitmen APRIL2030 adalah Kemajuan Inklusif, yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui prakarsa transformatif.  Selama lima tahun terakhir, APRIL telah menjalankan berbagai upaya untuk memberikan dampak sosial yang lebih besar bagi masyarakat di sekitar area operasionalnya di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.

    Baru-baru ini, APRIL merangkum progress komitmen keberlanjutan satu dekadenya dalam Laporan Kemajuan yang mencatat capaian-capaian penting selama lima tahun implementasi komitmen APRIL2030. Berikut adalah beberapa capaian tersebut : 

    Mengurangi Prevalensi Stunting di Riau

    Mendukung target pemerintah dalam penurunan stunting, dalam komitmen APRIL2030, APRIL berkomitmen untuk menurunkan prevalensi stunting anak balita di desa-desa khususnya di Provinsi Riau hingga 50 persen pada 2030. Pada 2019, angka stunting di Riau mencapai 28 persen, dan APRIL menargetkan angka ini turun menjadi 14 persen, atau lebih rendah pada 2030.

    Berdasarkan Laporan Kemajuan APRIL2030, pada 2024 angka stunting di Riau telah mencapai 13,6 persen, yang melampaui target 2030. Di desa-desa sasaran APRIL, jumlah desa dengan angka stunting 14 persen atau lebih rendah juga telah menunjukkan peningkatan signifikan, dari 16 desa pada 2019 menjadi 74 desa pada 2024.

    Sebagai bagian dari upayanya, APRIL secara rutin menyediakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) serta mengedukasi warga di desa-desa tersebut, terutama keluarga dengan kondisi ekonomi yang rentan terhadap stunting. Tahun lalu, lebih dari 16.000 anak di 73 desa telah mendapatkan manfaat dari program ini.

    Peningkatan Akses Layanan Kesehatan

    Di bidang kesehatan, APRIL juga berkomitmen untuk meningkatkan akses layanan kesehatan primer di desa-desa sasaran di Riau. Pada 2022, APRIL menandatangani perjanjian kerja sama Public-Private Partnership (PPP) pertama dengan Kementerian Kesehatan yang berfokus pada deteksi dini penyakit anak dan kondisi kesehatan ibu.

    Program ini mencakup pengadaan peralatan diagnostik, pelatihan untuk tim medis, serta peningkatan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit. Dari 41 puskesmas yang terlibat, sebanyak 27 puskesmas telah mendapatkan peralatan deteksi dini dan program pelatihan. Dua puskesmas di antaranya bahkan telah memenuhi standar minimum yang ditetapkan oleh pemerintah.

    Mendukung Pendidikan Berkualitas

    Pendidikan berkualitas merupakan salah satu prioritas APRIL dalam mendukung kesejahteraan masyarakat di sekitar area operasional perusahaan. Untuk mencapai komitmen ini, APRIL menjalin kerja sama dengan pemerintah kabupaten Pelalawan, Siak, Kepulauan Meranti, Kampar, dan Kuantan Singingi untuk meningkatkan literasi dan numerasi di sekolah dasar dan menengah.

    Laporan Kemajuan APRIL2030 mencatat bahwa hingga 2023, 55,7 persen sekolah dasar sasaran telah memenuhi standar numerasi nasional (Rapor Pendidikan), meningkat pesat dari 28,3 persen pada 2021. Selain itu, tingkat literasi juga meningkat menjadi 67 persen pada 2023, dibandingkan dengan 52,7 persen pada 2021. Saat ini, 172 sekolah telah terlibat dalam program pengembangan sekolah ini.

    Pada akhir 2024, APRIL juga melakukan survei untuk menilai kualitas dan efektivitas pembelajaran kepada Fasilitator Daerah. Survei ini mencatat peningkatan signifikan dari 35,1 persen pada 2021 menjadi 69,3 persen pada 2024. Capaian ini juga didukung oleh program pelatihan yang diikuti oleh 824 guru di 172 sekolah dasar sepanjang 2024.

    Peningkatan Kesempatan bagi Perempuan

    Dikenal sebagai industri yang didominasi oleh laki-laki, APRIL terus berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi dan memastikan kesetaraan peluang bagi seluruh perempuan. APRIL berkomitmen untuk mencapai 20 persen representasi perempuan dalam tenaga kerjanya. Hingga 2024, sebesar 19,2 persen dari total tenaga kerja APRIL adalah perempuan.

    Untuk terus meningkatkan representasi dan partisipasi perempuan, APRIL meluncurkan Gender Action Plan pada tahun 2023.

    “Rencana Aksi Gender kami, yang dilaksanakan tahun lalu, bertujuan untuk menghilangkan hambatan terhadap kemajuan perempuan dalam organisasi dan menciptakan faktor-faktor yang memungkinkan untuk mendorong perempuan berprestasi agar tetap berada di dunia kerja,” kata Sihol Aritonang, Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), unit operasional APRIL Group.

    Selain itu, APRIL juga memperbanyak fasilitas pendukung untuk perempuan, seperti ruang laktasi hingga pusat penitipan anak yang menjangkau hingga area plantation estate perusahaan.

  • Media Asing Soroti Efisiensi Anggaran Prabowo, Disebut Mirip DOGE Elon Musk

    Media Asing Soroti Efisiensi Anggaran Prabowo, Disebut Mirip DOGE Elon Musk

    Bisnis.com, JAKARTA – Media asing The Economist menyoroti kebijakan efisiensi anggaran Presiden Prabowo Subianto yang sebagian hasilnya digunakan untuk mendanai program andalannya, yakni makan bergizi gratis.

    Dilansir pada Jumat (28/2/2025), artikel berjudul ”Prabowo Subianto takes a chainsaw to Indonesia’s budget” menyebutkan makan bergizi gratis merupakan program utama yang dijanjikan Prabowo selama masa kampanye Pilpres 2024.

    Kala itu, Prabowo enggan menjelaskan sumber pendanaan program tersebut, sementara para pakar memprediksi pemerintah harus mengeluarkan anggaran sekitar US$28 miliar per tahun hingga 2029.

    Diungkapkan bahwa empat bulan setelah dia dilantik sebagai presiden, Prabowo meluncurkan upaya pemangkasan biaya hingga US$19 miliar dari anggaran tahun ini, yang berarti sekitar 8,5% dari pengeluaran sektor publik Indonesia.

    Adapun usulan pemangkasan kedua, yang belum dijelaskan lebih lanjut, dapat meningkatkan penghematan menjadi US$37 miliar. Adapun, sebagian dana hasil efisiensi itu akan digunakan untuk membiayai program makan bergizi gratis.

    “Sekitar US$6 miliar dari penghematan tersebut akan mendanai program makan siang di sekolah, yang dilaksanakan secara bertahap. Dua pertiga sisanya, yang diumumkan oleh presiden pada 24 Februari, akan mendanai sovereign wealth fund Indonesia yang baru, yakni Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara atau Danantara,” tulis The Economist.

    Adapun, Danantara rencananya akan mendukung 20 proyek strategis, seperti pabrik pengolahan mineral untuk membantu Indonesia mendapatkan tempat yang lebih menonjol dalam rantai pasokan kendaraan listrik (EV) dunia.

    Mirip Efisiensi DOGE Elon Musk

    The Economist menyebut langkah efisiensi anggaran yang dilakukan Prabowo sekilas serupa dengan yang dilakukan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah Elon Musk, atau DOGE, untuk membuat AS menjadi lebih efisien. Hasil efisiensi yang digunakan untuk MBG dimaksudkan untuk mengurangi stunting pada anak ke depannya.

    Namun, seperti DOGE, The Economist menilai kebijakan Prabowo ini sebagai langkah negatif. Meskipun pegawai negeri tidak dapat dipecat untuk memenuhi target-target baru, tetapi karyawan kontrak dapat dipecat.

    Media tersebut menyoriti anggaran di Kementerian Pekerjaan Umum (PU) yang telah dipotong sebesar 70%. Hal tersebut memaksa mereka untuk menunda puluhan proyek jalan tol, pelabuhan dan proyek-proyek investasi lainnya.

    “Kementerian ini telah memecat lebih dari 18.000 kontraktor,” tulis The Economist.

    Sementara itu, kementerian lain melakukan pemotongan anggaran sebesar 30% hingga 50%. Beberapa departemen mematikan lampu dan pendingin ruangan pada pukul 16.00 dan memulangkan staf lebih awal, yang mungkin tidak membantu produktivitas.

    Anggaran Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), lembaga yang sangat dibutuhkan di negara yang memiliki sekitar 127 gunung berapi aktif, dipotong hingga setengahnya. BMKG pun memperingatkan bahwa penundaan pembaruan sensor tsunami dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan peringatan dari tiga menit menjadi lima menit.

    Sementara itu, Danantara yang baru diluncurkan juga disebut memiliki risiko dikelola dengan buruk. Tidak seperti sovereign wealth fund sebelumnya, Indonesia Investment Authority (INA), dewan direksi Danantara akan melapor langsung kepada Prabowo.

    Media asal Inggris ini juga menyoroti CEO Danantara Rosan Roeslani, yang sebelumnya mengetuai tim kampanye Prabowo dan juga berstatus sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi pada Kabinet Prabowo.

    Selain itu, revisi undang-undang yang disahkan pada Februari terkait Danantara telah mengeluarkan pejabat-pejabat lembaga tersebut dari yurisdiksi auditor dan polisi anti-korupsi pemerintah, dan melindungi para manajernya dari tanggung jawab hukum untuk setiap kerugian.

    “Prabowo membatalkan banyak proyek infrastruktur yang meningkatkan pertumbuhan untuk menciptakan celengan yang dapat dia gunakan sesuka hatinya,” tulis media tersebut.

  • Kemendukbangga Lakukan Pelayanan KB di Pasar Tradisional

    Kemendukbangga Lakukan Pelayanan KB di Pasar Tradisional

    JAKARTA – “Seusai arahan Presiden Prabowo untuk menghindari kegiatan seremonial tetapi fokus pada kegiatan yang berdampak langsung kepada masyarakat, kegiatan pelayanan KB saat ini, dengan adanya mobil pelayanan KB di tengah pasar tradisional Kecamatan Plered, masyarakat bisa mengakses langsung layanan KB MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) seperti Implan dan IUD”

    Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Wakil Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka, saat melakukan peninjauan langsung Pelayanan KB di Pasar Tradisional Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat, pada Rabu (26/02/2025).

    “Kalau melihat angka kelahiran saat ini sudah di angka ideal, yaitu 2,1, namun kita harus jaga, apalagi tiap daerah angkanya berbeda, ada yang lebih rendah, ada yang lebih tinggi, tidak bisa ada satu kebijakan untuk semua daerah, masing-masing daerah memiliki keunikannya masing-masing” lanjut Wamen Isyana.

    Wamen Isyana juga menyampaikan saat wawancara bahwa kegiatan Pelayanan KB serentak di pasar tradisional dilaksanakan di 34 Provinsi dengan minimal 1 (satu) Pasar Tradisional disetiap kabupaten/kota dengan target pelayanan KB minimal 50 akseptor tiap titiknya dan diutamakan pelayanan KB MKJP.

    Adapun bentuk kegiatan pada dilakukan seperti promosi kesehatan reproduksi melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) secara kelompok/personal kepada PUS yang dilaksanakan oleh Penyuluh KB, Motivator KB pria atau tenaga kesehatan, serta melakukan sosialisasi kesehatan reproduksi kepada pengunjung pasar/pedagang/masyarakat (PUS dan WUS) dan Pekerja Pasar Tradisional lainnya.

    Sedangkan untuk Pelayanan KB terutama MKJP yang dapat dilaksanakan dengan menggunakan mobil unit pelayanan KB (Muyan KB), puskesmas kelililing (pusling) atau fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) yang terdekat dengan pasar.

    Adapun harapan setelah terselenggaranya kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya program Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi serta kesertaan KB MKJP.

    Distribusi Langsung Makan Bergizi Gratis (MBG) kepada Keluarga Sasaran

    Sebelum memantau pelaksanaan kegiatan Pelayanan KB di Muyan KB (Mobil Unti Pelayanan KB), Wamen Isyana terlebih dulu mendistribusikan MBG kepada keluarga sasaran dan melakukan dialog dengan pengelola Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    Adapun keluarga sasaran yang dikunjungi langsung oleh Wamen Isyana di Kecamatan Purwakarta adalah Ibu hamil Siti Sarah (39 tahun) dengan usia kehamilan 8 bulan, lalu Ibu menyusui Nur Komariah (40 thn) yang memiliki anak usia 2 bulan dan Ibu menyusui Ani Mulyani (34 thn) yang juga memilki anak usia 2 bulan.

    Wamen Isyana menjelaskan bahwa yang paling penting adalah gizi ibu hamil, ibu menyusui dan balita bisa terpenuhi, karena 1000 Hari Pertama Kehidupan adalah masa yang krusial untuk pencegahan stunting.

    “MBG adalah salah satu Program Hasil Terbaik Cepat Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, kami dari Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/BKKBN meiliki tenaga dilapangan yang membantu penyalurkan melalui hasil pendataan keluarga, yang datanya dapat dipergunakan untuk mengetahui keluarga mana yang betul-betul berhak menerima dan memerlukan gizi” lanjut Wamen Isyana.

  • Beri pembekalan retret, Wapres minta kepala daerah satu visi dengan Presiden Prabowo

    Beri pembekalan retret, Wapres minta kepala daerah satu visi dengan Presiden Prabowo

    Foto:Kurniawati/Radio Elshinta

    Beri pembekalan retret, Wapres minta kepala daerah satu visi dengan Presiden Prabowo
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 27 Februari 2025 – 21:58 WIB

    Elshinta.com – Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming memberikan pembekalan kepada para kepala daerah yang mengikuti retret di Lembah Tidar Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/2).

    Dalam sambutannya, Wapres mengajak seluruh kepala daerah untuk bersama-sama menyukseskan berbagai program prioritas pemerintah dalam satu visi dan komando Presiden Prabowo Subianto.

    “Walaupun agama, suku, partai kita berbeda-beda, tapi kita lahir dalam keluarga besar Nusantara. Untuk mengelola negara sebesar Indonesia, kita butuh kolaborasi kuat, kita butuh sinergi erat di bawah satu komando Bapak Presiden Prabowo,” tegasnya, seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Kurniawati.

    Lebih lanjut, Wapres menekankan bahwa keberhasilan program-program prioritas Kabinet Merah Putih sangat bergantung pada sinergisitas pemerintah pusat dan daerah.

    “Program prioritas seperti makan bergizi gratis, hilirisasi, swasembada energi, swasembada pangan, penciptaan lapangan kerja ini harus kita dukung, harus kita keroyok bersama-sama, harus kita monitor bersama-sama implementasinya,” pinta Wapres.

    Ia pun mencontohkan sejumlah dukungan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan berbagai program prioritas nasional tersebut. Seperti untuk program makan bergizi gratis (MBG), Wapres meminta agar para gubernur, bupati, dan wali kota memperhatikan ketersediaan bahan pangan dan infrastruktur pengadaan MBG.

    “Ketersediaan bahan pangan, ini di beberapa tempat masih sulit dan mahal. Untuk itu, sekali lagi Bapak-Ibu Kepala Daerah, saya mohon infrastruktur supply chain dan distribusi MBG-nya mohon dimonitor dan dibantu,” ungkapnya.

    Terkait bidang kesehatan, Wapres mengingatkan bahwa penurunan angka stunting juga merupakan salah satu prioritas pemerintah saat ini. Menurutnya, angka stunting dapat diturunkan salah satunya dengan pemberian makanan tambahan, baik bagi ibu hamil maupun balita.

    Selain itu, Wapres mengingatkan para kepala daerah untuk mewaspadai potensi kenaikan harga, khususnya barang kebutuhan pokok, menjelang bulan suci Ramadan. Ia menekankan pentingnya langkah antisipatif guna menjaga stabilitas harga dan memastikan ketersediaan barang di pasaran.

    Tak hanya itu, Wapres juga menyoroti pentingnya kesiapan dalam menghadapi arus mudik menjelang Hari Raya Idulfitri. Ia meminta para kepala daerah untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak guna memastikan kelancaran, keamanan, serta kenyamanan masyarakat dalam menjalankan tradisi tahunan tersebut.

    “Jangan sampai ada kelangkaan bahan bakar, jangan sampai ada penumpukan di exit tol misalnya, hati-hati sekali,” pesannya.

    Selanjutnya, Wapres meminta para kepala daerah agar memberikan perhatian pada pengelolaan anggaran daerah, mulai dari pemanfaatan e-katalog yang melibatkan UMKM, hingga percepatan proses sertifikasi halal.

    “Dan ini perlu saya garis bawahi, Bapak-Ibu. Berdasarkan PP Nomor 42 Tahun 2024, Oktober tahun 2026 nanti barang jasa dengan ketentuan tertentu itu wajib memiliki sertifikat halal,” terang Wapres.

    “Jadi nanti, mohon Bapak-Ibu bisa memberikan penegasan-penegasan dan juga saya mohon kerja sama Bapak-Ibu semua kepala daerah untuk bersinergi dengan Pak Kepala Badan,” imbuhnya.

    Terakhir, sebagai bangsa yang majemuk, Wapres mengajak para kepala daerah untuk senantiasa menjaga dan merawat toleransi di wilayah masing-masing. Ia mencontohkan Kota Singkawang sebagai salah satu teladan harmoni, di mana peringatan hari-hari keagamaan dirayakan dalam semangat kebersamaan dan saling menghormati. Wapres menegaskan bahwa keberagaman harus menjadi sumber kekuatan, bukan perbedaan yang memecah belah, sehingga persatuan dan keharmonisan masyarakat terus terjaga.

    “Indeks kota toleran nomor satu, Kota Singkawang, Bekasi, Salatiga, Manado, Semarang, Magelang, Kediri, Sukabumi, Kupang, Surakarta,” papar Wapres.

    “Ini kalau toleransinya tinggi, itu artinya FKUB-nya jalan, penting sekali FKUB,” tambahnya.

    Di sela pembekalan, Wapres sempat berinteraksi dengan beberapa kepala daerah untuk meminta mereka saling berbagi praktik baik. Adapun setelah sesi pemaparan itu, Wapres melanjutkan agenda berikutnya selama di Magelang. 

    Sumber : Radio Elshinta

  • Masyarakat Adat, Pilar Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal

    Masyarakat Adat, Pilar Kedaulatan Pangan Berbasis Kearifan Lokal

    Liputan6.com, Gorontalo – Masyarakat Adat memainkan peran krusial dalam menjaga kedaulatan pangan nasional melalui sistem pengelolaan sumber daya alam berbasis kearifan lokal. Dengan pengetahuan yang diwariskan turun-temurun, mereka mampu mengelola pertanian, perikanan, dan kehutanan secara berkelanjutan, tanpa merusak keseimbangan ekologi. Di Papua, misalnya, sistem pangan masyarakat adat disesuaikan dengan kondisi geografis.

    “Masyarakat di dataran rendah membangun ‘dusun sagu’ yang dikelola berdasarkan hukum adat, sementara di dataran tinggi, umbi-umbian menjadi makanan pokok,” kata Maria, perempuan Mpur Kebar dari Tambrauw, Papua Barat Daya.

    Sementara itu, di wilayah Kasepuhan, Jawa Barat, sistem ketahanan pangan dijaga melalui pembangunan ‘leuit’ atau lumbung padi komunal. “Leuit dapat menyimpan hasil panen selama bertahun-tahun, tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga untuk ketahanan pangan komunitas,” ujar Sucia Lisdamara, Perempuan Adat Kasepuhan Bayah.

    Ketahanan pangan berbasis kearifan lokal terbukti menjadi solusi efektif saat pandemi Covid-19. Laporan Ahmad Arif (2022) menunjukkan bahwa komunitas adat tetap mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka. Masyarakat Adat Boti di Nusa Tenggara Timur, misalnya, mengelola kebun komunal secara kolektif untuk memastikan tidak ada anggota yang mengalami kelaparan. “Kami memiliki kebun pribadi dan kebun komunal yang hasilnya didedikasikan bagi mereka yang membutuhkan,” ungkap Bebie, anggota Masyarakat Adat Boti.

    Ia juga menekankan bahwa Kabupaten Timor Tengah Selatan memiliki angka stunting tinggi, tetapi tidak ada kasus serupa di komunitas mereka berkat sistem pangan berkelanjutan.

  • Inovasi 5 Siswa SMPI Al-Azhar 13 Surabaya, Sulap Limbah Bandeng Jadi Nugget, Ending Raih Medali Emas

    Inovasi 5 Siswa SMPI Al-Azhar 13 Surabaya, Sulap Limbah Bandeng Jadi Nugget, Ending Raih Medali Emas

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Bobby Koloway

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA – Lima siswa berprestasi dari SMP Islam Al-Azhar (SMPIA) 13 Surabaya sukses menyulap limbah bandeng menjadi bahan makanan premium.

    Melalui terobosan ini, kelompok yang tergabung dalam Five Stars tersebut sukses mendapatkan pengakuan dunia dengan raihan Gold Medali pada kompetisi ilmiah internasional, 5th Youth International Science Fair (YISF).

    Adalah Felio Altaf Prajatara, Muhammad Farzana Admawidya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, Richie Medina Tarwoto, dan Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib yang berjibaku menemukan terobosan ini. Berawal dari banyaknya limbah bandeng di sekitar mereka, siswa kelas VII SMPIA 13 Surabaya kemudian berinisiatif untuk memanfaatkannya.

    “Ide ini berawal saat kami membantu ibu belanja ikan di pasar. Di sana ternyata kami banyak menemukan sisa tulang bandeng, sisik, dan organ lainnya,” kata satu di antara anggota tim, Felio Altaf Prajatara dikonfirmasi di Surabaya.

    Tak hanya di satu pasar, gejala yang sama ternyata ditemukan di sejumlah pasar lainnya. “Kami melihat ini bisa dimanfaatkan,” kata siswa yang akrab disapa Felio tersebut.

    Memang, mengutip data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, ikan bandeng menjadi salah satu ikan budidaya yang digemari masyarakat indonesia. Memiliki kandungan gizi, produksi ikan bandeng di Indonesia sudah mencapai 753.648 ton pada tahun 2023.

    Kemudian, konsumsi olahan ikan Bandeng nasional adalah 652.718 ton di tahun yang sama. “Di Surabaya juga banyak yang suka dengan ikan bandeng,” kata siswa kelas 7A ini.

    Kandungan gizi naget yang dibuat semakin kaya setelah mereka memadukan tulang, sisik, dan organ bandeng ini dengan tepung suweg.  Nama Chranos sebagai kepanjangan Fortifikasi Limbah Ikan Bandeng (Chanos-chanos) dan Tepung Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) dipilih sebagai brand naget yang mereka buat.

    Untuk memastikan produk ini kaya nutrisi, secara khusus mereka mengukur kandungan gizi pada naget. “Kami bawa ke lab untuk melihat kandungannya,” kata Felio.

    Hasilnya, naget ini memiliki kandungan gizi yang lengkap. Di antaranya, terdiri dari karbohidrat sebesar 24,02 persen, lemak 14,82 persen dan protein 20,44 persen.

    Bukan hanya itu, kadar kalsium yang ditemukan dalam nugget ini mencapai 10 mg. Hasil uji organoleptik menunjukkan skor rata-rata 8. “Artinya, produk ini dinilai baik dan dapat diterima oleh masyarakat,” kata Anggota tim yang lain, Muhammad Farzana Admawidya.

    Menurut cowok yang akrab disapa Farzana ini, bentuk naget dipilih karena banyak digemari anak. Dia mencontohkan banyaknya produk siap saji yang berbentuk naget.

    “Kalau konsumsi dalam bentuk naget tentu akan lebih menarik dibanding yang masih berbentuk ikan. Khususnya untuk anak-anak. Apalagi, ini cukup aman apabila dibandingkan naget di pasaran karena memiliki kandungan gizi yang lengkap dan tanpa zat kimia,” kata Farzana.

    Menurut anggota lainnya, Daekenzie Ar Rayyan Adityawarman, butuh 3 bulan bagi mereka untuk meneliti produk ini sebelum akhirnya dipresentasikan di ajang kompetisi ilmiah internasional, YISF. “Juri ternyata menyukai produk kami,” kata Daekenzie dikonfirmasi di tempat yang sama.

    Tak hanya meraih gold medals, mereka juga berhasil mengamankan predikat Special Award dari Malaysia Young Scientists Organization (MYSO). “Tentu ini menjadi kejutan bagi kami karena tim kami relatif baru terbentuk,” katanya.

    Untuk diketahui, 5th Youth International Science Fair (YISF) dan 7th Youth National Science Fair (YNSF) merupakan kompetisi ilmiah bergengsi yang digelar Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bersama Universitas Negeri Malang (UM).

    Acara berlangsung secara hybrid dengan diikuti oleh 350 peserta dari 75 tim, baik dari sekolah dalam negeri maupun luar negeri. Terbagi menjadi 2 sesi, lomba digelar pada 13 Januari hingga 17 Februari secara daring serta 21-25 Februari secara luring.

    Pada ajang YISF, para peserta harus bisa meyakinkan juri melalui presentasi dengan menggunakan bahasa Inggris. “Peserta ada yang datang dari Timur Tengah juga,” katanya.

    Menurut Richie Medina Tarwoto, anggota lainnya, ke depan produk ini akan diusulkan sebagai varian menu dalam program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Menurut siswi kelas VII ini, dengan bentuk naget maka siswa akan lebih tertarik.

    “Apalagi naget ini cukup sehat dengan rasa yang enak. Sehingga, ini juga cocok dengan program pemerintah untuk menyelesaikan stunting,” kata Richie.

    Zivara Rahmalika Alyadeena Maricar Sahib, anggota lainnya, mengungkapkan bahwa produk mereka juga bisa dikonsumsi sebagai makanan olahan rumahan. Dengan mengonsumsi 10 potong naget ini dalam satu hari, maka kebutuhan protein anak akan terpenuhi.

    “Ke depan, kami juga akan mengembangkan untuk soal rasa dan tekstur. Selain sisik, tulang, dan organ bandeng, kami juga memadukannya dengan tepung porang dan berbagai bumbu seperti garam, gula, dan lada sebagai bahan baku naget ini,” tandas Zivara.

  • Ubaya Kukuhkan 3 Guru Besar Baru, Hasilkan Riset dan Inovasi yang Berdampak Jadi Prioritas

    Ubaya Kukuhkan 3 Guru Besar Baru, Hasilkan Riset dan Inovasi yang Berdampak Jadi Prioritas

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa

    TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA– Universitas Surabaya (Ubaya) kukuhkan tiga guru besar dari Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi dan Fakultas Bisnis dan Ekonomika yang digelar di Gedung Perpustakaan Lantai 5, Kampus Ubaya Tenggilis, Kamis (27/2/2025).

    Tiga guru besar yang dikukuhkan yakni Prof. The, Jaya Suteja, Ph.D. dalam Bidang Ilmu Rekayasa Mesin pada Fakultas Teknik) kemudian Prof. Dr. apt. Dini Kesuma, S.Si., M.Si. dalam Bidang Ilmu Pengembangan Obat pada Fakultas Farmasi dan Prof. Aluisius Hery Pratono, Ph.D. dalam Bidang Ilmu Bisnis Digital pada Fakultas Bisnis dan Ekonomika.

    Pengukuhan guru besar tersebut dipimpin oleh Rektor Universitas Surabaya Dr Benny Lianto dan dihadiri Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VII Jatim, Ketua Umum, Dewan Pembina, dan pengurus Yayasan Universitas Surabaya, senat, dosen dan segenap sivitas Ubaya. Para guru besar Universitas Surabaya maupun dari universitas undangan serta keluarga dan kolega guru besar yang tengah dikukuhkan.

    Rektor Benny menuturkan hingga saat ini, Ubaya memiliki sebanyak 29 guru besar dan empat emiritus. Pada tahun 2023, Ubaya mencanangkan sebanyak 55 guru besar baru hingga 2027.

    Ia berharap , guru bespengukuhan guru besar ini bisa menginspirasi dan menjadi teladan calon guru besar lainnya untuk bisa mengikuti jejak guru besar tentunya dalam penyintas keilmuan masing-masing.

    “Seorang guru besar bukan pencapaian karir akhir dari seorang dosen tapi menjadi guru besar justru merupakan awal, memberikan spirit dan inspirasi baru guna melahirkan karya ungul, briliant dan bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap Rektor Benny, Kamis (27/2/2025).

    Bertambahnya jumlah guru besar diharapkan dapat mendorong terciptanya riset dan inovasi unggul. Mencapai jabatan akademik tertinggi dimaknai sebagai tanggung jawab kebermanfaatan dan dampak bagi masyarakat.

    Benny berharap bertambahnya guru besar ini juga diharapkan dapat mendukung program pemerintah seperti swasembada pangan, pengentasan kemiskinan dan stunting.

    “Kita ingin proses menjadi guru besar harus berkualitas, sehingga mereka yang mendapatkan gelar profesor atau guru besar adalah memang para dosen yang benar-benar unggul. Bukan percepatan, tapi angka 55 ini menginspirasi para dosen untuk bergerak mempersiapkan guru besar mereka,” tuturnya.

    Dikatakannya, Benny, Ubaya membuat beberapa pusat riset unggulan antara lain dalam bidang pangan dan kesehatan untuk menjawab berbagai program prioritas pemerintah. Kedua terkait riset energi baru terbarukan, yang dilakukan dengan pendekatan multidisiplin.

    “Awal bulan maret nanti kami akan meresmikan Center for Aging Wellness dan Life Science Integrated Facilities yang kami fokuskan untuk mempersiapkan berbagai kegiatan masyarakat Indonesia memasuki masa mereka menua dengan sehat, dengan bahagia. Jadi semua produk dan topik riset terkait itu akan sangat mendukung,” ungkapnya.

    Tiga guru besar Ubaya memaparkan orasi ilmiah mereka. Prof. The, Jaya Suteja, Ph.D. membahas implementasi pencetakan tiga dimensi di bidang kesehatan melalui judul penelitian Potensi Implementasi 3D printing di Bidang Kesehatan.

    Sementara Prof. Aluisius Hery Pratono, S.E., M.D.M., Ph.D., sebagai guru besar dalam bidang Ilmu Bisnis Digital menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul “Cognitive Bias dalam Ekonomi Digital: Sebuah Refleksi”.

    Dari penelitian tersebut, ia memprediksi bahwa digitalisasi bukan lagi konsep yang populer di masa mendatang.

    Dari Prof. Dr. apt. Dini Kesuma, S.Si., M.Si., membahas mengenai “Inovasi dalam Kimia Medisinal: Harapan Baru dalam Pengobatan Kanker Payudara”.

    Ia menerangkan, dalam dunia medis, kimia medisinal memainkan peran sentral sebagai jembatan antara ilmu kimia dan ilmu farmasi.

    Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VII Dyah Sawitri yang turut hadir dalam pengukuhan guru besar Ubaya menuturkan, sebagai profesor yang memiliki jabatan akademik tertinggi harus memiliki multiplier effect dan memiliki dampak dalam kehidupan masyarakat.

    Ia berharap tiga profesor ini berkolaborasi dalam riset unggulan kampus dan membawa Ubaya mendunia. Pihaknya berharap melalui riset unggulan yang dilakukan oleh Ubaya dapat difokuskan untuk mendukung program pemerintah.

    “Profesor tidak hanya di Strata 2 (S2) dan Strata 3 (S3) tapi Strata 1 (S1) sebagai tolak ukur dan pondasi ilmu untuk science, knowledge, dan skillnya juga mengajar di S1. Ini penting sekali dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045. Yang utama kami tunggu karya nyata para profesor dari Ubaya untuk riset unggulan kampus yang berdampak bagi masyarakat, bangsa dan negara, berkontribusi nyata untuk pengentasan kemiskinan, stunting, dan untuk swasembada yang berkelanjutan,” tutupnya.

  • Kukuhkan Lima Guru Besar, UKSW Salatiga Kembali Tak Terima Ucapan Papan Karangan Bunga

    Kukuhkan Lima Guru Besar, UKSW Salatiga Kembali Tak Terima Ucapan Papan Karangan Bunga

    TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga kembali tidak menerima ucapan dalam bentuk papan karangan bunga yang terdapat styrofoam pada acara Pengukuhan Lima Guru Besar UKSW di Balairung UKSW, Kota Salatiga pada Kamis (27/2/2025).

    Sebagai gantinya, ucapan-ucapan yang dikirimkan berbentuk pot bunga tanaman hidup.

    Tampak sebagian besar di antaranya merupakan bunga anggrek, sedangkan sebagian lainnya berbagai jenis bonsai dipajang di meja depan Balairung UKSW.

    Rektor UKSW, Prof Intiyas Utami mengatakan, gerakan tersebut merupakan komitmen pihaknya untuk mewujudukan kampus hijau, menjaga ketahanan ekosistem dan pertobatan lingkungan, melestarikan bumi.

    Komitmen tersebut termasuk dalam program sustainable development goals.

    “Karena styrofoam tidak bisa dicerna oleh bumi, maka satu di antara cara kami dengan menerima ucapan bentuk pot bunga,” ungkap Prof Intiyas.

    UKSW sudah beberapa kali tidak menerima karangan bunga dalam bentuk papan pada setiap acaranya.

    Prof Intiyas menambahkan, nantinya tanaman-tanaman tersebut sebagiannya akan ditanam di lingkungan kampus.

    “Akan kita bagikan ke semua sudut di UKSW, ada yang diterima teman-teman ke fakultas masing-masing dan juga diletakkan di pohon-pohon supaya bisa menyatu dengan alam di UKSW,” imbuh dia.

    Prof Intiyas berharap, aksi tersebut juga bisa dicontoh dan diimplementasikan oleh instansi pemerintahan.

    Perlu diketahui, dalam acara tersebut, UKSW mengukuhkan lima akademisi menjadi guru besar.

    Kelima orang tersebut yakni Prof Dr Hanna Arini Parhusip, MSc, Nat dari Fakultas Sains dan Matematika sebagai Guru Besar bidang Ilmu Matematika, Prof Dr Maria Rio Rota, SE, MSi dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Keuangan Kewirausahaan, Prof Albert Kriestian Novi Adhi Nugraha, SE, MM, PhD dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Perilaku Konsumen, Prof Dr Christina Maya Indah, SH, MHum dari Fakultas Hukum sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Hukum Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak, dan Prof Darmawan Utomo, MEng, PhD dari Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Deep Learning.

    Rektor Intiyas mengungkapkan rasa bangganya lantaran pihaknya telah kembali menghasilkan akademisi yang disebut creative minority dengan produk-produk inovasi dan karya yang dinilai bisa membantu menyelesaikan permasalahan bangsa.

    Total guru besar yang dimiliki UKSW saat ini mencapai 29 orang, 19 di antaranya dihasilkan pada masa era kepemimpinan Rektor Intiyas.

    “Target pencapaian guru besar kami sudah kami capai dan kami yakin upaya kami bisa membantu menyelesaikan persoalan stunting, kemiskinan, keadilan, gender, teknologi informasi termasuk artificial intelligence (AI) untuk memecahkan berbagai masalah,” pungkas Prof Intiyas. (*)