Kasus: stunting

  • Warga Kampung Diajak Manfaatkan Pangan Lokal untuk Tingkatkan Gizi Keluarga dan Cegah Stunting

    Warga Kampung Diajak Manfaatkan Pangan Lokal untuk Tingkatkan Gizi Keluarga dan Cegah Stunting

    Liputan6.com, Kutai Barat – Di banyak daerah, nasi masih dianggap sebagai satu-satunya sumber karbohidrat utama dan simbol “belum makan kalau belum nasi”. Namun anggapan itu perlahan mulai diubah melalui sosialisasi pangan bergizi yang menjangkau kampung-kampung di pedalaman Kutai Barat.

    Masyarakat kini diajak untuk memahami bahwa makanan sehat, bergizi, dan seimbang bisa berasal dari bahan pangan lokal yang tumbuh di sekitar rumah, seperti ubi, jagung, hingga kacang-kacangan.

    Kampung Besiq dan Kampung Muara Bunyut menjadi dua dari beberapa lokasi pelaksanaan sosialisasi program Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), hasil kerja sama Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kutai Barat dan PT Bharinto Ekatama (BEK).

    Sosialisasi ini menyasar kampung-kampung yang berada di area kerja PT BEK, diantaranya Kampung Muara Bunyut, Kampung Besiq dan kampung Bermai. Kegiatan digelar beberapa kali di beberapa tempat sepanjang Mei 2025 lalu. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya memperbaiki pola makan masyarakat sekaligus mendukung program pencegahan stunting di tingkat desa.

    “Bahwa makanan sehat itu tidak harus selalu nasi, tetapi ada makanan-makanan bergizi lain dari sekitar kita. Ini yang ingin kami sampaikan kepada masyarakat lewat kegiatan sosialisasi ini,” jelas Kristinawati, Community Development Head PT BEK, Selasa (28/5/2025).

    Menurutnya, masyarakat selama ini cenderung terpaku pada konsumsi nasi sebagai makanan pokok. Padahal, banyak alternatif lokal yang memiliki nilai gizi seimbang, bahkan dengan kandungan gula yang lebih rendah. Sosialisasi B2SA hadir untuk mengenalkan konsep itu secara langsung dan sederhana kepada warga.

    Sosialisasi di lapangan dilakukan oleh tim dari Dinas Ketahanan Pangan, dengan dukungan fasilitasi dari perusahaan.

    “Perusahaan menyiapkan warga dan tempatnya, sementara penyuluhan teknis dilakukan langsung oleh Dinas. Bahkan, di Muara Bunyut, Besiq dn Bermai Kepala Dinas Ketahanan Pangan sendiri ikut hadir,” kata Kristinawati.

    Program ini juga merupakan lanjutan dari inisiatif ketahanan pangan yang telah dijalankan PT BEK sejak 2023, seiring dengan penetapan program ketahanan pangan provinsi oleh Gubernur Kalimantan Timur. Dalam tahap sebelumnya, warga didorong untuk menanam pohon buah dan tanaman bermanfaat di sekitar rumah. Kini, fokusnya berlanjut ke pengolahan hasil panen tersebut menjadi makanan sehat yang mudah dijangkau.

    “Setelah masyarakat tahu sumber-sumber pangan sehat dari lingkungan sekitar, ke depan kami juga berencana mengadakan pelatihan pengolahan makanan berbasis tumbuhan lokal. Misalnya dari ubi-ubian, singkong, jagung, hingga kacang-kacangan. Tujuannya, selain untuk konsumsi keluarga, juga bisa menjadi produk bernilai jual,” ujarnya.

    Lebih jauh, Kristinawati menekankan program ini tidak hanya menyasar keluarga sebagai konsumen, tetapi juga kader-kader posyandu yang selama ini aktif dalam penyediaan makanan tambahan (PMT) bulanan. Dengan pengetahuan baru, kader diharapkan bisa memilih jenis makanan sehat dan tepat sasaran untuk balita.

    “Harapannya, kader posyandu bisa lebih bijak dalam memilih makanan PMT. Dengan begitu, bantuan yang kami berikan juga bisa benar-benar bermanfaat dan berdampak langsung pada peningkatan gizi anak-anak,” tambahnya.

  • Bukan Sekadar Timbang Balita, Kader Posyandu Juga Tekankan Edukasi dan Inovasi Gizi

    Bukan Sekadar Timbang Balita, Kader Posyandu Juga Tekankan Edukasi dan Inovasi Gizi

    Health, Safety, Environmental and Community Development (HSEC) Head PT BEK, Cipto Hadi Purnomo menjelaskan, posyandu merupakan titik krusial dalam rantai pemenuhan hak dasar masyarakat, khususnya kesehatan anak usia dini.

    “Kalau anak sehat, mereka bisa belajar dengan baik. Kalau ibunya teredukasi, maka keluarganya juga terangkat kualitas hidupnya. Itu sebabnya posyandu jadi pintu masuk utama dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) yakni menghapus kelaparan, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan kesehatan,” terang Cipto.

    Ia menambahkan, BEK menempatkan dukungan terhadap posyandu sebagai bagian dari kontribusi langsung terhadap pencapaian SDGs.

    “Ini bukan sekadar bantuan. Ini upaya konkret untuk ikut mendukung target-target global. Karena kalau masyarakat sehat, mereka bisa belajar, bisa bekerja, dan itu memperkuat keluarga dan komunitasnya,” tambah Cipto.

    PT BEK juga mendorong kreativitas kader agar kegiatan posyandu lebih diminati. Salah satunya melalui pemberian hadiah kecil bagi warga dengan kehadiran rutin setiap bulan.

    “Kita bantu supaya warga makin rajin datang ke posyandu. Karena semakin banyak yang ikut, semakin besar dampaknya bagi pencegahan stunting dan edukasi kesehatan,” ujarnya.

    Posyandu di Besiq, Bermai, dan Muara Bunyut kini rutin mengadakan kegiatan tambahan seperti penyuluhan kebersihan lingkungan, pelatihan gizi keluarga, hingga promosi pemanfaatan lahan pekarangan. Kegiatan ini menjadi bagian dari arahan Menteri Dalam Negeri tentang revitalisasi posyandu sebagai layanan terpadu lintas sektor.

    “Dengan pelatihan dan pembinaan, kader sekarang juga tahu bagaimana menyusun laporan, merencanakan menu PMT, bahkan ikut menyosialisasikan pola makan sehat ke masyarakat. Ini bentuk pemberdayaan yang sangat berarti,” tambah Cipto.

    Seluruh kegiatan posyandu dilaporkan secara rutin setiap bulan, dan digunakan sebagai bahan evaluasi dan pengembangan program di tingkat kampung maupun lintas instansi. Ke depan, para kader juga direncanakan mendapatkan pelatihan lanjutan untuk memperdalam kemampuan komunikasi kesehatan dan pengelolaan program komunitas.

    “Semua upaya ini tujuannya satu, memperkuat posyandu sebagai pilar utama layanan dasar masyarakat. Karena dari sinilah generasi sehat dan kuat bisa dibentuk,” pungkas Cipto.

  • Jatim Ungguli Provinsi Lain, Khofifah Dinilai Berhasil Bangun Kerja Tim dan Tak ‘One Man Show’ – Page 3

    Jatim Ungguli Provinsi Lain, Khofifah Dinilai Berhasil Bangun Kerja Tim dan Tak ‘One Man Show’ – Page 3

    Salah satu bukti nyata keberhasilan Khofifah untuk masyarakat yakni menurunkan angka prevalensi stunting di Jatim. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis oleh Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes RI 26 Mei, prevalensi stunting Jatim turun signifikan menjadi 14,7 persen dari sebelumnya 17,7 persen dan merupakan terbaik kedua setelah Bali.

    Maka dari itu, Adib menegaskan, kepemimpinan Khofifah sudah teruji di tengah tantangan politik dan media sosial yang terlampau ingar bingar. Menurutnya, Khofifah merupakan pemimpin yang bekerja nyata sekaligus mengutamakan kesejahteraan maupun kepentingan rakyatnya.

    “Di tengah tantangan politik, Khofifah menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak harus berakar dari kekuatan partai, melainkan dari legitimasi publik dan kepercayaan rakyat,” tandasnya.

  • Prevalensi Stunting di Sleman Turun Jadi 4,41 Persen

    Prevalensi Stunting di Sleman Turun Jadi 4,41 Persen

    Sleman, Beritasatu.com – Pemerintah Kabupaten Sleman mencatat penurunan prevalensi stunting pada 2024 menjadi 4,41%, berdasarkan data elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM). Angka tersebut menurun 0,10% dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 4,51%.

    Hal ini disampaikan oleh Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, saat memberikan paparan dalam kegiatan Penilaian Kinerja Kabupaten/Kota dalam Pelaksanaan Aksi Konvergensi Penanggulangan Stunting 2024, yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (28/5/2025). Danang hadir dalam kapasitasnya sebagai Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sleman.

    “Penurunan ini menunjukkan efektivitas berbagai langkah konkret yang telah dilakukan Pemkab Sleman di berbagai tingkatan, mulai dari kabupaten, kapanewon, hingga kelurahan,” jelas Danang.

    Pemkab Sleman menjalankan berbagai inovasi untuk menurunkan angka stunting, di antaranya Gambang Stunting atau gerakan ajak menimbang cegah dan atasi stunting, pencegahan rawan stunting hilangkan gizi buruk tingkatkan ekonomi rakyat, program pemberian beras fortifikasi, hingga pencegahan stunting melalui audit kasus stunting berbasis wilayah kelurahan.

    Kegiatan penilaian ini dihadiri oleh para wakil bupati dan wali kota se-DIY yang juga menjabat sebagai ketua TPPS di wilayah masing-masing, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dari lingkungan Pemerintah DIY. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sinergi antarwilayah dalam mempercepat penurunan angka stunting di Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • Mbak Wali dan Ning Faiqoh Berikan Paket Bantuan Pangan Kepada Balita Stunting di Kelurahan Gayam

    Mbak Wali dan Ning Faiqoh Berikan Paket Bantuan Pangan Kepada Balita Stunting di Kelurahan Gayam

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati bersama Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad memberikan paket bantuan pangan secara simbolis kepada 3 balita stunting yang ada di Kelurahan Gayam, Rabu (28/5/2025).

    Saat berbincang untuk mengetahui kondisi para balita, Mbak Wali juga menitipkan pesan kepada ibu balita agar paket bantuan pangan ini dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk mendukung tumbuh kembang balita. “Bahan pangan ini bisa diolah dan dikreasikan, dibuat menarik agar si anak mau makan. Semoga para balita ini selalu sehat dan tumbuh kembangnya baik,” terangnya.

    Wali Kota Kediri menambahkan, dalam paket bantuan pangan Gemarikan ini juga tersedia contoh menu olahan yang mudah, namun tetap mempertimbangkan prinsip pangan yang B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman). Lalu perlu diperhatikan juga tata cara penyimpanan bahan pangan ini apabila tidak segera habis.

    “Perhatikan masa simpan bahan pangan ini, apabila sudah mendekati masa kadaluwarsa segera diolah dan dikonsumsi. Jaga selalu kebersihan dan kesehatan, serta rutin datang ke posyandu,” pesannya.

    Perlu diketahui, para balita stunting tersebut diberikan bantuan makanan tambahan berbahan baku ikan yakni 2 pak Abon Ikan Tuna Kemasan 100 gram, 2 pak Bakso Ikan Lele kemasan 250 gram, 1 pak Otak-otak Ikan Lele 500 gram, 1 pak Ikan Lele Marinasi 700 gram, dan 1 pak Ikan Gurame marinasi 500 gram.

    Selain itu, juga diberikan makanan pendamping (MPASI) yakni 1 pak beras kemasan 3 kg, 1 pak daging ayam beku kemasan 1 kg, 1 pak telur ayam ras kemasan 1 kg, 1 pak nugget ayam kemasan 250 gram, 1 bungkus kacang hijau kemasan 1 kg, 1 bungkus wortel segar kemasan 500 gram, 4 bungkus agar-agar instan, serta 4 bungkus fiber cream.

    Turut mendampingi Ketua TP PKK Kota Kediri Faiqoh Azizah Muhammad, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Muhammad Ridwan, Kepala DP3AP2KB Arief Cholisudin Yuswanto, Kepala Bappeda Chevy Ning Suyudi, Kepala Dinas Kesehatan Muhammad Fajri, Camat Mojoroto Bambang Tri Lasmono, Lurah Gayam Andri, kader kesehatan dan warga. [nm/ian]

  • PKK Jombang Didorong Jadi Garda Terdepan Pembangunan Keluarga Sejahtera

    PKK Jombang Didorong Jadi Garda Terdepan Pembangunan Keluarga Sejahtera

    Jombang (beritajatm.com) – Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK menjadi momentum penting bagi Tim Penggerak (TP) PKK Kabupaten Jombang untuk memperkuat peran strategisnya dalam pembangunan.

    Bertempat di Pendopo Kabupaten Jombang, Rabu (28/5/2025), Ketua TP PKK Jombang Yuliati Nugrahani menegaskan bahwa PKK telah membuka ruang partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan dan berkontribusi nyata terhadap pembangunan masyarakat.

    “Seperti yang disampaikan Ibu Gubernur Khofifah Indar Parawansa dalam peringatan HKG Jawa Timur di Grahadi Surabaya tempo lalu, PKK bukan lagi mitra pemerintah tetapi merupakan bagian dari pemerintah yang senantiasa berusaha membuat energi baru atas peran sertanya dalam Pembangunan melalui Pemberdayaan Keluarga,” jelas Yuliati.

    Ia menambahkan bahwa melalui pertemuan rutin dan program pemberdayaan, para ibu yang tergabung dalam PKK mampu menyuarakan aspirasinya dan berperan aktif dalam kemajuan pembangunan, khususnya di wilayah Kabupaten Jombang.

    “Di Hari Kesatuan Gerak PKK ini, mari kita bergerak bersama PKK, mewujudkan Asta Cita menuju Indonesia emas,” lanjutnya.

    Bupati Jombang, H Warsubi, turut menyampaikan apresiasi terhadap peran strategis PKK yang kini menjadi bagian integral dari pemerintahan daerah. Menurutnya, Asta Cita bukan sekadar visi, namun panduan untuk aksi nyata yang harus diimplementasikan dalam setiap gerak pembangunan.

    “Asta Cita ini bukan sekedar visi melainkan panduan untuk melakukan aksi nyata yang harus selalu diimplementasikan dalam gerak dan langkah kita,” ujarnya.

    Warsubi berharap PKK Jombang terus menjadi garda terdepan dalam membentuk keluarga yang berkualitas, sebagai pondasi utama dalam mewujudkan perubahan sosial.

    “Berkat peran aktif kader PKK dalam mendukung program-program pemerintah kabupaten Jombang yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, khususnya di tingkat desa dan kelurahan. Maka pembangunan di kabupaten Jombang dapat berjalan baik,” tegasnya.

    Sebagai bentuk apresiasi, TP PKK Kabupaten Jombang memberikan penghargaan kepada sejumlah desa berprestasi. Kelurahan Kaliwungu dinobatkan sebagai kelurahan terbaik dalam mewujudkan Kampung Iklim, Desa Pandanwangi sebagai desa dengan kinerja terbaik dalam penurunan stunting, serta Desa Carangrejo, Kesamben sebagai Desa Peduli Sampah.

    “Saya melihat kerja keras kader-kader semua dalam melakukan sosialisasi ke masyarakat demi lingkungan yang lebih sehat dan sumber daya manusia yang lebih unggul,” ujar Yuliati.

    Di akhir sambutannya, ia mengajak seluruh kader PKK untuk terus bergerak dan memberikan kontribusi nyata dalam peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat. “Demi Jombang Maju dan Sejahtera untuk semua,” pungkasnya. [suf]

  • Angka Stunting di Tuban Turun Drastis Jadi 11,3 Persen Berkat Kolaborasi Lintas Sektor

    Angka Stunting di Tuban Turun Drastis Jadi 11,3 Persen Berkat Kolaborasi Lintas Sektor

    Tuban (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban mencatat keberhasilan signifikan dalam menurunkan angka stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 yang dirilis Kementerian Kesehatan, angka stunting di Kabupaten Tuban turun menjadi 11,3 persen. Penurunan ini diumumkan pada Rabu (28/5/2025).

    Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya penurunan stunting tersebut.

    “Kita tidak bisa bekerja sendiri. Penurunan stunting ini adalah hasil dari kolaborasi luar biasa lintas sektor, baik pemerintah kabupaten, kecamatan sampai di tingkat desa, stakeholder terkait, dan semua elemen masyarakat. Semuanya patut mendapat apresiasi,” ujar Bupati yang akrab disapa Mas Lindra.

    SSGI 2024 mencatat prevalensi stunting di Tuban menurun tajam dari 25,1 persen pada 2021 menjadi hanya 11,3 persen pada 2024. Di tingkat provinsi, angka stunting Jawa Timur turun dari 19,2 persen menjadi 14,7 persen.

    “Keberhasilan ini merupakan wujud nyata dari kerja bersama dan komitmen kuat yang terus dikawal oleh Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tuban,” imbuhnya.

    Mas Lindra menegaskan bahwa upaya Pemkab Tuban tidak hanya fokus pada intervensi gizi langsung, tetapi juga mencakup edukasi, perbaikan lingkungan, dan pola asuh anak yang baik.

    “Saya menyampaikan terima kasih kepada Tim TPPS, OPD terkait, para camat, kepala desa, PKK, tenaga kesehatan, kader posyandu, tokoh masyarakat, serta seluruh elemen yang bergerak bersama dari hulu ke hilir. Ini adalah kerja kolaboratif yang nyata, dan harus terus kita jaga,” lanjutnya.

    Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Tuban, Dra. Esti Surahmi, Apt., menambahkan bahwa penurunan dari 17,8 persen menjadi 11,3 persen dalam setahun adalah pencapaian luar biasa.

    “Berbagai program telah dilakukan, termasuk edukasi gizi kepada remaja, calon pengantin, ibu hamil, dan balita,” ungkap Esti Surahmi.

    Ia juga menekankan pentingnya penguatan sanitasi dengan menjadikan Kabupaten Tuban sebagai wilayah layak Open Defecation Free (ODF).

    “Alhamdulillah, ini hasil dari kerja hebat bersama. Tapi perjuangan belum selesai. Kita harus terus menjaga momentum ini dan memperkuat pencegahan sejak dini,” pungkasnya. [dya/beq]

  • Penyebab Kasus TBC di Indonesia Ranking 2 di Dunia, Tembus 1 Juta Kasus

    Penyebab Kasus TBC di Indonesia Ranking 2 di Dunia, Tembus 1 Juta Kasus

    Jakarta

    Indonesia menjadi salah satu negara dengan kasus tuberkulosis (TBC) terbanyak di dunia. Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia, di bawah India, dengan total 1.090.000 kasus dan 125 ribu kematian.

    India diperingkat pertama memiliki 2,8 juta kasus dengan 315 ribu angka kematian dan di bawah Indonesia ada China dengan 741 kasus dengan 25 ribu angka kematian.

    Sebenarnya apa yang membuat kasus TBC di Indonesia begitu tinggi?

    Spesialis paru dr Erlang Samoedro, SpP(K) berpendapat ada banyak faktor yang memicu tingginya kasus TBC di Indonesia. Beberapa di antaranya status gizi yang cenderung rendah dan angka stunting yang masih cukup tinggi.

    Selain itu, ia juga menyoroti masih banyaknya orang dengan penyakit penyerta atau komorbid yang masih belum tertangani dengan baik, misalnya orang yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV) atau pengidap diabetes.

    “Komorbid yang menyebabkan terinfeksi TB lebih rentan ya. Terus kemudian ada, karena kita penduduknya padat, itu juga memudahkan terjadinya transmisi antara orang, penularan TB jadi lebih cepat,” jelas dr Erlang ketika dihubungi detikcom, Selasa (27/5/2025).

    “Sehingga Indonesia ini sebenarnya sudah jadi endemik ya, karena kita penduduknya cukup padat, sehingga penyakit-penyakit seperti TB ini jadi penyakit yang ada di mana-mana gitu, pada semua kalangan,” sambungnya.

    dr Erlang juga menyoroti pentingnya vaksin TBC M72 yang kini sedang masuk dalam tahap uji klinis fase 3. Indonesia menjadi salah satu negara yang melaksanakan uji klinis tersebut.

    Ketika di sebagian kalangan masyarakat masih ada keraguan, ia menekankan vaksin yang diberi nantinya sudah melalui uji keamanan dan efikasi yang panjang. Meski kemungkinan efek samping selalu ada, vaksin hanya akan dibagikan pada masyarakat saat sudah terbukti aman.

    Sehingga, masyarakat sebenarnya tidak perlu khawatir secara berlebihan.

    “Ya (pasti diperiksa dulu), itu dari protokolnya. Kemudian semua yang dilakukan apabila ada sesuatu yang di luar (perkirakan), misalnya ada alergia dan segala macam, itu harus cepat diatasi dan peneliti bertanggung jawab untuk itu,” kata dr Erlang.

    “Begitu, ada kejadian satu kejadian saja itu langsung distop biasanya. Jadi ada protokol-protokol keamanan, uji coba keamanannya,” tandasnya.

    (avk/kna)

  • Bebas Stunting 2030, Pentingnya Edukasi Gizi

    Bebas Stunting 2030, Pentingnya Edukasi Gizi

    Jakarta: Kondisi malnutrisi yang masih melanda anak-anak Indonesia menjadi tantangan serius, terutama dengan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.

    Target pemerintah untuk bebas stunting pada 2030 adalah tanggung jawab bersama, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya.

    Sekretaris Perusahaan PNM, L Dodot Patria Ary, menekankan pentingnya menciptakan generasi emas yang berkualitas, upaya konkret terus dilakukan untuk menangani masalah stunting.

    Pembangunan generasi yang lebih sehat, kata Dodot, menjadi alasan lahirnya Aksi PNM: Cegah Stunting dan Imunisasi Gratis.

    Program kolaboratif ini dirancang untuk menjangkau lebih dari 7 ribu anak dari keluarga prasejahtera.

    Pihaknya bekerja sama dengan lebih dari 250 puskesmas dan posyandu serta melibatkan 1.200 tenaga kesehatan untuk memberikan layanan terpadu.

    Mulai dari imunisasi gratis, edukasi tentang gizi, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, hingga distribusi makanan tambahan bergizi, semua diarahkan untuk mendukung tumbuh kembang anak Indonesia.

    “Setiap anak berhak tumbuh sehat, dan setiap ibu berhak merasa aman dan tidak sendiri,” ujarnya.

    Program ini memprioritaskan ibu hamil dan balita, khususnya dari keluarga nasabah PNM Mekaar.

    “Tujuannya memastikan anak Indonesia menuju masa depan yang cerah. Dimulai dengan tubuh yang sehat dan gizi yang cukup,” kata Dodot.

    Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari seberapa banyak wilayah yang dijangkau atau data statistik yang diraih. Di balik setiap layanan imunisasi yang diberikan, ada harapan besar untuk tumbuh kembang anak yang lebih baik.

    “Kami percaya, perubahan besar dimulai dari sentuhan kecil yang konsisten. Dari awal kehidupan yang layak hingga tumbuh kembang yang optimal,” ujar Dodot.

    Jakarta: Kondisi malnutrisi yang masih melanda anak-anak Indonesia menjadi tantangan serius, terutama dengan angka prevalensi stunting yang cukup tinggi.
     
    Target pemerintah untuk bebas stunting pada 2030 adalah tanggung jawab bersama, melibatkan pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak lainnya.
     
    Sekretaris Perusahaan PNM, L Dodot Patria Ary, menekankan pentingnya menciptakan generasi emas yang berkualitas, upaya konkret terus dilakukan untuk menangani masalah stunting.

    Pembangunan generasi yang lebih sehat, kata Dodot, menjadi alasan lahirnya Aksi PNM: Cegah Stunting dan Imunisasi Gratis.
     
    Program kolaboratif ini dirancang untuk menjangkau lebih dari 7 ribu anak dari keluarga prasejahtera.
     
    Pihaknya bekerja sama dengan lebih dari 250 puskesmas dan posyandu serta melibatkan 1.200 tenaga kesehatan untuk memberikan layanan terpadu.
     
    Mulai dari imunisasi gratis, edukasi tentang gizi, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak, hingga distribusi makanan tambahan bergizi, semua diarahkan untuk mendukung tumbuh kembang anak Indonesia.
     
    “Setiap anak berhak tumbuh sehat, dan setiap ibu berhak merasa aman dan tidak sendiri,” ujarnya.
     
    Program ini memprioritaskan ibu hamil dan balita, khususnya dari keluarga nasabah PNM Mekaar.
     
    “Tujuannya memastikan anak Indonesia menuju masa depan yang cerah. Dimulai dengan tubuh yang sehat dan gizi yang cukup,” kata Dodot.
     
    Keberhasilan program ini tidak hanya diukur dari seberapa banyak wilayah yang dijangkau atau data statistik yang diraih. Di balik setiap layanan imunisasi yang diberikan, ada harapan besar untuk tumbuh kembang anak yang lebih baik.
     
    “Kami percaya, perubahan besar dimulai dari sentuhan kecil yang konsisten. Dari awal kehidupan yang layak hingga tumbuh kembang yang optimal,” ujar Dodot.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • Kemendukbangga Luncurkan Program Daycare TAMASYA Secara Serentak

    Kemendukbangga Luncurkan Program Daycare TAMASYA Secara Serentak

    Jakarta

    Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN meluncurkan program Taman Asuh Sayang Anak (TAMASYA) di Tempat Penitipan Anak (TPA) Tunas Harapan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSN), Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Peluncuran ini dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia.

    Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji meyakini kehadiran TAMASYA dapat menjawab isu pemanfaatan bonus demografi dengan meningkatkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan dan isu kerentanan keluarga.

    “Harapan saya (perusahaan) yang pekerjanya banyak perempuan dan punya anak semoga bisa tetap kerja. Kenapa? Ada juga karena gara-gara ini langsung keluar. Setelah menikah, setelah (melahirkan dan punya anak) itu keluar (tidak bekerja). Itu mengurangi angka produktivitas,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/5/2025).

    Terkait hal ini, Wihaji sudah mendiskusikan dan mendapat dukungan Menteri Ketenagakerjaan. Program TAMASYA diharapkan dapat menjaga penduduk tumbuh seimbang yang ditandai dengan TFR di angka 2,1, tetapi juga mampu mendongkrak Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan menjadi 70%, Indeks Pembangunan Kualitas Keluarga mencapai 80%, serta menekan angka stunting menjadi 5% pada tahun 2045.

    “Pemerintah hadir memberikan solusi salah satunya adalah TAMASYA,” tuturnya.

    Selain penurunan TFR, Wihaji pun menyoroti lonjakan penduduk usia produktif, namun belum dimanfaatkan secara maksimal di pasar kerja. Selain itu persistensi kesenjangan gender juga dinilai menjadi isu penting dalam kependudukan dan pembangunan keluarga.

    “Saya menjalankan Asta Citanya Pak Presiden Pak Prabowo dan Wapres Mas Gibran. Tugas saya mengerjakan dua hal. Satu tentang pengembangan SDM, dan kedua pengentasan kemiskinan,” imbuhnya.

    Lebih lanjut Wihaji menjelaskan pemilihan PT DSN sebagai tempat peluncuran TAMASYA. Adapun alasannya karena perusahaan tersebut telah banyak berkontribusi positif bagi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Selain itu, komitmen dalam pemenuhan hak pekerja dalam pengasuhan anak tidak diragukan.

    Sementara itu, TFR provinsi Kalimantan Timur juga mengalami penurunan dari 2,18 (2022) menjadi 2,17 (2024).

    Didukung Enam Kementerian

    Kemendukbangga/BKKBN turut menggandeng sejumlah kementerian, seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Sosial, serta Kementerian Ketenagakerjaan

    Keenam kementerian ini telah menerbitkan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Pembentukan dan Penyelenggaraan Tempat Penitipan Anak (TPA) di lingkungan kementerian/ lembaga, pemerintah daerah, BUMN/D, swasta, dan masyarakat.

    Pihaknya akan memastikan TPA mendapatkan pendampingan pengasuhan yang baik, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang RPJMN Tahun 2025-2029.

    “Melalui penyediaan pelayanan pengasuhan anak yang terjangkau, aman dan berkualitas, kami yakin program ini akan berdampak positif pada produktivitas pekerja, khususnya pekerja perempuan yang memiliki anak. Dengan adanya TAMASYA para pekerja akan lebih tenang dan fokus dalam bekerja tanpa mengesampingkan peran penting mereka dalam keluarga,” ujar Menteri Ketenagakerjaan RI Yassierli.

    Sebagai informasi, program TAMASYA merupakan penerjemahan dari implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase Seribu Hari Pertama Kehidupan yang menjamin terpenuhinya hak dan kebutuhan dasar ibu dan anak. Selain itu, program TAMASYA juga sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang menyatakan bahwa pengusaha wajib menyediakan fasilitas kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, termasuk tempat penitipan anak.

    Selain itu, misi TAMASYA juga bersandarkan pada Asta Cita keempat, yaitu memperkuat Pembangunan sumber daya manusia (SDM), sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender, serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas. Dan misi keenam, yaitu membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan didukung oleh program pembangunan keluarga berbasis siklus hidup.

    (prf/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini