Kasus: stunting

  • Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Indonesia Vs Obesitas, ‘Double Burden’ di Tengah Masalah Gizi Anak

    Jakarta

    Obesitas pada anak kini jadi sorotan serius dunia. Laporan terbaru UNICEF menyebutkan sedikitnya satu dari sepuluh anak di dunia mengalami obesitas. Kondisi ini tak hanya dipicu minimnya edukasi gizi di keluarga, tetapi juga gempuran makanan dengan pemrosesan ultra atau Ultra Processed Food (UPF) yang semakin mudah diakses dan kerap lebih murah dibanding buah serta sayur.

    Fenomena ini nyata terjadi di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan, Indonesia menghadapi situasi yang disebut double burden. Artinya, anak-anak tak hanya berisiko mengalami kekurangan gizi hingga stunting, tetapi juga obesitas. Bahkan, di kota besar, prevalensi obesitas anak tercatat lebih tinggi.

    “Kita (Indonesia) menghadapi double burden, disatu sisi kita kekurangan gizi yang menyebabkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu ternyata obesitas,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).

    Definisi Obesitas pada Anak

    Obesitas pada anak bukan sekadar masalah badan gemuk, melainkan kondisi saat lemak tubuh menumpuk secara berlebihan sehingga bisa mengganggu kesehatan. Cara menentukannya pun berbeda dengan orang dewasa. Jika pada orang dewasa cukup dengan menggunakan angka Indeks Massa Tubuh (IMT), pada anak lebih spesifik ukurannya, yaitu dengan menggunakan grafik pertumbuhan yang disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin.

    Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), anak usia 5-19 tahun dikategorikan obesitas bila nilai IMT-nya berada di atas persentil 97 dibanding anak seusianya. Singkatnya, jika berat badan dan tinggi badan seorang anak jauh melampaui sebagian besar teman sebayanya, ada kemungkinan ia sudah masuk kategori obesitas.

    Wamenkes Dante Saksono Harbuwono bicara soal obesitas pada anak. Foto: detikhealth/Nafilah Sri Sagita

    Belajar dari Negara Lain

    Beberapa negara telah berhasil menurunkan angka obesitas anak melalui kebijakan yang tegas. Meksiko misalnya, sejak 2014 memberlakukan pajak 10 persen untuk minuman manis. Jurnal BMC Public Health, mencatat bahwa kebijakan ini menurunkan konsumsi minuman berpemanis hingga 7,6 persen hanya dalam dua tahun.

    Inggris memiliki kebijakan Universal Infant Free School Meal yaitu makan siang gratis untuk anak usia empat sampai tujuh tahun di sekolah dasar sejak tahun 2014. Menu yang disajikan di sekolah mengandung gizi seimbang dan membatasi asupan kalori yang tinggi. Inggris juga menerapkan kebijakan lain di tahun 2018 yaitu Soft Drinks Industry Levy. Alih-alih hanya mengurangi konsumsi, kebijakan ini mendorong produsen untuk reformulasi produk minuman agar kadar gulanya lebih rendah. Hasilnya kadar gula pada minuman ringan berkurang rata-rata 29 persen hanya dalam tiga tahun.

    Chile mengambil langkah lebih progresif dengan mewajibkan label peringatan hitam di depan kemasan untuk produk tinggi gula, garam, dan lemak. Studi ilmiah yang terangkum pada Jurnal Nutrients 2025 menunjukkan kebijakan ini efektif menurunkan konsumsi minuman berpemanis pada anak sebesar 23,7 persen dalam 18 bulan pertama, ditambah lagi larangan iklan junk food di jam tayang anak yang semakin membatasi paparan.

    Singapura juga menjadi contoh menarik dengan program “Healthier Choice Symbol” yang memberi tanda khusus pada produk lebih sehat dan memberi Nutri-grade Label untuk minuman manis. Pemerintah Negeri Singa bahkan melarang semua iklan minuman berpemanis sejak tahun 2020. Pemerintah Singapura juga aktif dalam memberikan edukasi ke sekolah tentang gaya hidup sehat. Keterlibatan komunitas, sekolah, orang tua pada program yang dijalankan pemerintah Singapura menjadi salah satu faktor penting tercapainya tujuan program. Menurut laporan Ministry of Health (MoH) Singapura tahun 2022, kebijakan ini berhasil menahan laju peningkatan obesitas anak.

    Korea Selatan juga menunjukkan langkah strategis. Negara ini melarang iklan junk food di jam tayang anak sejak tahun 2010 dan memperkenalkan konsep Green Food Zones, yaitu area 200 meter di sekitar sekolah, di mana penjualan makanan tinggi gula, garam, dan lemak dilarang.

    Jepang menempuh jalur berbeda melalui pendidikan gizi nasional atau Shokuiku sejak 2005. Setiap sekolah dasar dan menengah wajib menyediakan menu sehat untuk makan siang yang mengikuti standar gizi nasional.

    Upaya Indonesia Mengatasi Obesitas Anak

    Indonesia sebenarnya tidak tinggal diam. Sejumlah program telah digulirkan, meskipun fokus besar pemerintah masih tertuju pada stunting. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) mengajak masyarakat untuk lebih aktif bergerak, rutin mengkonsumsi buah dan sayur, serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Di sekolah, Program Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) menjadi wadah integrasi edukasi gizi, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan anak. Selain itu, pedoman gizi seimbang merupakan program edukasi gizi di sekolah, posyandu, dan fasilitas kesehatan melalui konsep “Isi Piringku” diperkenalkan sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna.

    KEMENKES juga meresmikan “Kantin Sehat” sekolah agar anak-anak tidak terbiasa mengkonsumsi jajanan tinggi gula, garam, dan lemak. Lebih jauh, Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN-PG) 2021-2025 bahkan secara eksplisit memasukkan target penurunan prevalensi obesitas anak yang berfokus pada perbaikan pola konsumsi, peningkatan aktivitas fisik, dan pembatasan pemasaran pangan tidak sehat untuk anak.

    Namun, data riset terbaru menunjukkan prevalensi obesitas anak di Indonesia belum mengalami penurunan signifikan, sehingga implementasi kebijakan ini dinilai belum sekuat negara lain.

    Apa yang Bisa Dipelajari dari Negara Lain?

    Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa kombinasi regulasi tegas dan edukasi gizi sejak dini adalah kunci. Indonesia bisa mencontoh Meksiko dan Inggris yang berhasil menekan konsumsi gula dengan pajak minuman berpemanis.
    Dante menyinggung rencana penerapan regulasi sugar tax pada makanan dan minuman manis di Indonesia sedang dibahas dan segera diproses.

    “Nanti kita sedang membuat regulasi, untuk melakukan sugar tax pada makanan. Sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak kepada sejumlah tertentu gula yang ada. Tapi masih dalam pembahasan, masih dalam proses, nanti akan kita wujudkan kalo sudah diselesaikan,” pungkasnya.

    Pengalaman negara juga Chile membuktikan bahwa label gizi yang jelas di depan kemasan sangat membantu orang tua dalam memilih makanan yang lebih sehat. Di Indonesia, saat ini label gula, garam, lemak (GGL) berada di belakang kemasan, kecil, dan sulit dipahami. Agar lebih sederhana dan tegas, diperlukan adanya front of pack label. Front of pack label adalah informasi sederhana dari nutrisi makanan yang ada di depan kemasan.

    Dari Korea Selatan, Indonesia bisa belajar pentingnya pembatasan iklan dan penjualan junk food di sekitar sekolah. Sementara Jepang memberi teladan lewat program makan siang sekolah yang konsisten menanamkan kebiasaan makan sehat sejak kecil. Saat ini Indonesia sudah ada program Kantin Sehat dan Makan Bergizi Gratis (MBG), hanya tinggal meningkatkan monitoring pelaksanaannya lebih baik lagi.

    Singapura memperlihatkan bagaimana kampanye nasional yang terintegrasi, melibatkan sekolah, industri, hingga masyarakat, mampu mengubah perilaku konsumsi secara bertahap. Jika Indonesia mampu menggabungkan regulasi ketat dengan edukasi dan pengawasan di sekolah, peluang menekan angka obesitas anak akan jauh lebih besar.

    Halaman 2 dari 4

    Simak Video “Video Wamenkes: Anak Gemuk Belum Berarti Sehat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (mal/up)

  • Soroti Obesitas Anak, Wamenkes Bicara Wacana ‘Sugar Tax’ di Indonesia

    Soroti Obesitas Anak, Wamenkes Bicara Wacana ‘Sugar Tax’ di Indonesia

    Jakarta

    Laporan UNICEF belum lama ini menyoroti angka obesitas anak sedikitnya dialami satu dari 10 anak secara global. Hal yang memprihatinkan, pemicunya tidak melulu berkaitan dengan edukasi dan literasi gizi di keluarga.

    Namun, ada ‘taktik’ bisnis yang membuat ultra processed food (UPF) belakangan lebih mudah diakses. UPF juga disebut lebih murah ketimbang buah dan sayur-sayuran.

    Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono membenarkan insiden kasus obesitas belakangan memang relatif tinggi. Menurutnya, situasi di RI kurang lebih serupa dengan apa yang dihadapi secara global, yakni ‘double burden disease’.

    Istilah ini mengacu pada kondisi saat anak menghadapi dua penyakit. Satu, karena malnutrisi. Kedua, akibat obesitas.

    “Jadi Indonesia ini menghadapi double burden, double burden di satu sisi kita kekurangan gizi yang mengakibatkan terjadinya stunting, di sisi lain, anak-anak itu, 1 dari 10 anak obesitas, bahkan di kota-kota besar yang obesitas lebih banyak lagi,” tuturnya saat ditemui di ASEAN Car Free Day, di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (24/9/2025).

    Mengutip salah satu hasil survei di DKI, Dante menekankan 30 persen anak sekolah bahkan teridentifikasi mengidap obesitas.

    “Nah jadi kita imbau ke masyarakat gemuk itu bukan berarti sehat, kadang-kadang kan kalau anak yang kurus tuh takut tuh, mulai sekarang kita harus membiasakan yang ideal, makan yang sehat supaya tidak obesitas,” sambung dia.

    Anak juga disebutnya perlu dibekali pendidikan pola makan sehat sedini mungkin agar tak obesitas.

    Menyoal akses buah dan sayur yang disebut relatif sulit diakses ketimbang makan tak sehat karena harganya mahal, Dante menekankan pemerintah sedang menyusun regulasi pajak.

    Pertama, fokus pada makanan manis.

    “Nanti kita sedang buat regulasi sugar tax pada makanan, sugar tax pada makanan ini akan memberlakukan pajak pada sejumlah gula tertentu yang ada, tapi masih kami proses terus,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: CISDI Ungkap Anak Usia Sekolah Gemar Konsumsi Gula dan Garam”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/up)

  • DKI sepekan, soal tarif parkir hingga target layanan air bersih

    DKI sepekan, soal tarif parkir hingga target layanan air bersih

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa penting dan menarik terjadi di Jakarta selama sepekan terakhir mulai dari Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo membantah isu yang beredar terkait rencana kenaikan tarif parkir hingga layanan air bersih di Jakarta sebesar 80 persen tercapai pada akhir tahun ini.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca.

    1. Rano ingatkan pentingnya pendidikan berbasis budaya untuk bangun DKI

    Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengingatkan pentingnya pendidikan yang berakar pada budaya sebagai fondasi dalam membangun Jakarta sebagai kota global.

    “Dunia pendidikan di Jakarta harus terpanggil untuk mengangkat budaya dalam pendidikan itu sendiri,” kata Rano saat membuka “Canisius Expo (CaniExpo) 2025” di Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    2. Pramono pastikan lokasi baru Pasar Burung Barito lebih strategis

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo memastikan lokasi baru untuk pedagang Pasar Burung Barito lebih strategis karena berada dekat stasiun kereta sehingga diharapkan membuat pasar lebih ramai.

    “Saya meminta untuk dipersiapkan terlebih dahulu tempat untuk pindah. Sekarang sudah hampir selesai,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    3. Sudinsos Jaktim pastikan RT/RW teliti soal data penerima bansos

    Suku Dinas Sosial (Sudinsos) Jakarta Timur (Jaktim) memastikan seluruh ketua RT, RW, dan kader Dasawisma teliti dalam mendata warga penerima bantuan sosial (bansos).

    “Kepada ketua RT, RW dan kader Dasawisma untuk perhatian terhadap data. Mengecek kembali warga yang benar-benar perlu mendapatkan bantuan sosial dari Dinas Sosial atau Kementerian Sosial,” kata Kepala Satuan Pelaksana Sudinsos Kecamatan Kramat Jati Dorman di Jakarta, Jumat.

    Berita selengkapnya klik di sini

    4. Pemkot Jakbar luncurkan Pos Gizi dan Stunting Balita di Tamansari

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat (Jakbar) meluncurkan Pos Gizi Tamansari Ceria yang berlokasi di halaman Kantor Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, untuk peningkatan status gizi balita dan pencegahan stunting pada Kamis (11/9).

    “Pos itu menyediakan layanan kesehatan dan gizi yang komprehensif, sekaligus pemantau tumbuh kembang balita, edukasi gizi, pemberian suplemen dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kesadaran dan kepedulian dalam pencegahan stunting,” ujar Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Taman Sari Eti Juhariah di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    5. Pramono bantah isu soal kenaikan tarif parkir di Jakarta

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo membantah ada isu yang beredar, terkait rencana kenaikan tarif parkir di Ibu Kota.

    “Jadi, sampai hari ini, belum ada rencana kenaikan tarif parkir. Sehingga apa yang disampaikan, saya nggak tahu siapa yang menyampaikan itu, itu tidak benar,” kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Rabu.

    Berita selengkapnya klik di sini

    6. Pram targetkan 80 persen layanan air bersih tercapai pada akhir 2025

    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menargetkan layanan air bersih di Jakarta sebesar 80 persen tercapai pada akhir tahun ini.

    “Sampai hari ini, layanan air bersih di Jakarta sudah 74,24 persen. Ini adalah hal yang menggembirakan dan mudah-mudahan sampai dengan akhir tahun bisa adalah 80 persen,” kata Pramono saat dijumpai di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 200 Pasien di Indramayu

    Sido Muncul Gelar Operasi Katarak Gratis untuk 200 Pasien di Indramayu

    Jakarta

    PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) menggelar operasi katarak gratis untuk 200 pasien di RS MM Indramayu, pada Jumat (12/9/2025). Kegiatan ini merupakan kolaborasi bersama Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) Pusat.

    Bantuan senilai Rp 400 juta ini diserahkan secara virtual dalam bentuk simbolis oleh Direktur PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk Dr. (H.C.) Irwan Hidayat kepada Direktur RS MM Indramayu dr. Suwardi Astradipura, MARS.

    Irwan mengatakan pelaksanaan operasi katarak gratis ini merupakan bagian dari komitmen Sido Muncul untuk membantu mengurangi jumlah angka penderita katarak di Indonesia yang terus bertambah setiap tahunnya.

    “Saya senang sekali, hari ini kami bisa melakukan operasi katarak di Rumah Sakit MM Indramayu bersama dengan para kawan-kawan Perdami. Saya berharap operasi ini akan memberikan manfaat bagi para pasien,” ujar Irwan saat menyalurkan bantuan Operasi Katarak Gratis secara virtual di Kantor Sido Muncul, Jakarta, Jumat (12/9/2025).

    Terkait jumlah pasien, Irwan mengatakan pihaknya memberikan bantuan untuk 200 pasien di Indramayu. Adapun total bantuan Sido Muncul untuk para penderita katarak pada tahun 2025, sebanyak 664 pasien.

    “Hari ini yang akan dioperasi ada 200 pasien, tahun ini baru 664 pasien. Kenapa jumlahnya sedikit? Karena sebetulnya kami hanya mengisi celah-celah yang tidak bisa di-cover oleh BPJS Kesehatan. Kalau dulu kan belum ada BPJS Kesehatan, kalau sekarang kan sudah ada, cuma masih ada (pasien) yang terlewat,” paparnya.

    Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menyalurkan bantuan ke 200 pasien katarak di RS MM Indramayu (Foto: detikcom/Inkana Putri)

    Terhitung sejak tahun 2011, Sido Muncul bersama Perdami telah mengoperasi sebanyak lebih dari 57.000 mata di seluruh Indonesia. Melalui kegiatan ini, Irwan berharap dapat meningkatkan taraf hidup sekaligus menekan angka kebutaan karena katarak di Indramayu.

    “Selain operasi katarak, kami juga memberikan bantuan untuk stunting sejak tahun 2023 dan operasi bibir sumbing sejak tahun 2018. Kami berharap operasi ini akan bermanfaat,” jelas Irwan.

    Selain membantu para pasien, Irwan mengungkapkan kegiatan operasi katarak ini juga bertujuan membantu Perdami mencetak dokter-dokter spesialis mata.

    “Operasi ini juga membantu Perdami menghasilkan dokter spesialis mata. Karena program ini bermanfaat bagi dokter mata yang sedang menempuh pendidikan. Mereka bisa ikut membantu dan belajar langsung dari para seniornya. Karena operasi itu kan butuh praktek, butuh dilakukan. Kalau nggak pernah praktek kan, nggak bisa. Jadi, kontribusi ini tidak hanya untuk masyarakat, tapi juga mendukung pendidikan kedokteran,” paparnya.

    Di akhir sambutannya, Irwan berterima kasih kepada Rumah Sakit MM Indramayu dan Perdami dan berharap Sido Muncul dapat terus memberikan bantuan kepada masyarakat di Indonesia.

    “Terima kasih kepada Rumah Sakit MM Indramayu dan juga Perdami yang selama 14 tahun yang menjadi rekan kami dalam melakukan operasi ini. Dan mudah-mudahan kami akan tetap bisa membantu para pasien katarak dan bibir sumbing,” ungkapnya.

    Penyaluran bantuan operasi katarak dari Sido Muncul untuk 200 pasien di RS MM Indramayu (Foto: detikcom/Inkana Putri)

    Sementara itu, ⁠Direktur RS MM Indramayu dr. Suwardi Astradipura, MARS mengatakan kegiatan operasi katarak kali ini juga bertepatan dengan peringatan Satu Dekade RS MM Indramayu.

    “Dan perlu saya sampaikan bahwa operasi katarak ini dalam rangka satu dekade RS MM Indramayu di bulan Agustus,” ungkapnya.

    dr. Suwardi pun berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan oleh Sido Muncul. Sebab, berkat bantuan ini, operasi katarak tersebut bisa terlaksana.

    “Saya berterima kasih atas partisipasi dukungan dari Perdami, Sido Muncul dan Dinas Kesehatan pada kegiatan ini,” papar dr. Suwardi.

    “Ternyata pesertanya cukup banyak yang terdaftar lebih dari 300 sekian. Setelah diseleksi, sebanyak 200 pasien akan kita operasi katarak hari ini,” lanjutnya.

    Senada, Kabid. Yanmed Dinkes Indramayu, dr. Titin Ning Prihatin juga mengapresiasi bantuan yang diberikan Sido Muncul. Pasalnya, jumlah masyarakat penderita katarak di Indramayu masih cukup banyak sehingga dibutuhkan kolaborasi dari pihak swasta.

    “Saya ucapkan terima kasih kepada Sido Muncul atas supportnya untuk kegiatan bakti sosial operasi katarak untuk masyarakat Kabupaten Indramayu. Ini kegiatan yang luar biasa karena masyarakat bisa melihat kembali. Bisa membantu orang yang tadinya tidak melihat, menjadi bisa melihat itu kan sesuatu yang luar biasa,” ucapnya.

    Ia berharap kedepan kegiatan ini dapat menginspirasi pihak lainnya. Terlebih saat ini, masih ada beberapa masyarakat penderita katarak yang belum mendapatkan layanan operasi dari BPJS Kesehatan.

    “Masyarakat kita kan memang masih banyak yang membutuhkan operasi katarak gratis. (Diharapkan) bisa berkolaborasi dan bisa berkesinambungan untuk memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita. Apalagi kebanyakan yang katarak itu sudah lansia.

    “Jadi memang peran swasta dan rumah sakit swasta rumah juga masih dibutuhkan untuk operasi katarak ini karena BPJS Kesehatan kan ada keterbatasan,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, selain operasi katarak gratis, Sido Muncul juga melakukan kegiatan sosial lainnya antara lain, penanganan stunting dan operasi bibir sumbing di berbagai wilayah Indonesia. Adapun untuk stunting, Sido Muncul telah memberikan bantuan kepada 744 anak sejak tahun 2023, sementara operasi bibir sumbing sebanyak 664 pasien sejak tahun 2018 sampai tahun 2025.

    (adv/adv)

  • Jakut bagikan 1.200 paket makanan berbahan ikan kepada anak-anak

    Jakut bagikan 1.200 paket makanan berbahan ikan kepada anak-anak

    Jakarta (ANTARA) –

    Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian Jakarta Utara membagikan 1.200 paket makanan berbahan ikan kepada anak-anak di Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dalam kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan).

    “Sasaran Safari Kampanye Gemarikan tidak hanya untuk anak-anak di Sekolah Dasar (SD), namun juga pada balita yang ada di 60 TK dan PAUD di Jakarta Utara,” kata Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian(KPKP) Jakarta Utara, Unang Rustanto di Jakarta, Sabtu.

    Menurut dia, paket makanan dalam Kampanye Gemarikan dibagikan langsung ke tiap sekolah berupa olahan ikan, yakni “fish katsu” sebanyak 1.200 paket.

    Paket makanan olahan ikan tersebut ada yang diberikan langsung kepada murid maupun dibagikan saat makan bersama. “Distribusi ini telah dimulai dari akhir Agustus 2025 dan selesai Jumat (12/9),” kata dia.

    Ia mengatakan bahwa dalam Safari Kampanye Gemarikan, setiap orang tua pendamping juga diberikan edukasi cara memberikan makanan bergizi dan berprotein tinggi kepada anak.

    Pihaknya ingin para orang tua juga bisa mengolah makanan berbahan dasar ikan menjadi makanan dengan rasa dan bentuk menarik yang disukai anak.

    Selain itu, kandungan gizi pada ikan sangat banyak sehingga dengan sering mengonsumsi ikan, anak-anak bisa tumbuh sehat, kuat dan cerdas serta dapat mencegah stunting.

    “Kami bangga anak-anak selalu semangat saat diajak mengonsumsi ikan. Kami juga berterima kasih kepada pihak sekolah maupun seluruh pihak terkait yang membantu dalam Program Kampanye Gemarikan ini,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video Apoteker: Kekurangan Mikronutrien Jadi Akar Kasus Stunting di Indonesia

    Video Apoteker: Kekurangan Mikronutrien Jadi Akar Kasus Stunting di Indonesia

    Video Apoteker: Kekurangan Mikronutrien Jadi Akar Kasus Stunting di Indonesia

  • Pemkot Jakbar luncurkan Pos Gizi dan Stunting Balita di Tamansari

    Pemkot Jakbar luncurkan Pos Gizi dan Stunting Balita di Tamansari

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat (Jakbar) meluncurkan Pos Gizi Tamansari Ceria yang berlokasi di halaman Kantor Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, untuk peningkatan status gizi balita dan pencegahan stunting pada Kamis (11/9).

    “Pos itu menyediakan layanan kesehatan dan gizi yang komprehensif, sekaligus pemantau tumbuh kembang balita, edukasi gizi, pemberian suplemen dan pemberdayaan masyarakat serta peningkatan kesadaran dan kepedulian dalam pencegahan stunting,” ujar Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Taman Sari Eti Juhariah di Jakarta, Kamis.

    Sementara itu, Camat Taman Sari Tumpal Hasiholan mengatakan pos gizi itu merupakan bentuk kepedulian aparatur sipil negara (ASN) yang diwujudkan melalui sejumlah kegiatan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan di Kecamatan Tamansari. Salah satunya, yaitu Tamansari Peduli di Kantor Kelurahan Tamansari yang sudah dilaksanakan untuk kedua kalinya.

    “Kegiatan pertama telah dilaksanakan di wilayah Kelurahan Krukut dengan menyasar 10 balita stunting. Sekarang, di wilayah Kelurahan Tamansari dengan sasaran tujuh balita stunting dan balita di bawah garis merah (BGM),” kata Tumpal.

    Di sisi lain, Lurah Tamansari Abdul Malik Raharusun menambahkan peluncuran Pos Gizi Tamansari Ceria diisi dengan kegiatan pemberian makanan tambahan (PMT) olahan untuk balita stunting selama 14 hari, yaitu pada 11-24 September 2025.

    PMT tersebut diberikan kepada empat balita stunting dan tiga balita BGM di wilayah Kelurahan Tamansari.

    “Kami berikan edukasi pengolahan makanan sehat dengan menu nasi sup ayam telur fantasi dan buah semangka serta snack perkedel ayam bayam,” imbuh Abdul.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bupati Sidoarjo Ajak Fatayat NU Bersinergi Cegah Stunting

    Bupati Sidoarjo Ajak Fatayat NU Bersinergi Cegah Stunting

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Bupati Sidoarjo, H. Subandi, mengajak kader Fatayat NU di seluruh ranting dan cabang se-Kabupaten Sidoarjo untuk bersinergi dalam upaya pencegahan stunting. Ajakan tersebut disampaikan dalam acara “Gerakan Cegah Stunting bagi Fatayat” yang diselenggarakan di Delta Graha Sekretariat Kabupaten Sidoarjo pada Kamis, 11 September 2025.

    Dalam sambutannya, Subandi menekankan pentingnya peran Fatayat NU yang, menurutnya, memiliki posisi strategis dalam pembinaan keluarga. Fatayat NU dianggap sebagai pondasi keluarga yang memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga ketahanan rumah tangga, khususnya dalam aspek pola asuh, kesehatan ibu dan anak, serta pemenuhan gizi keluarga.

    “Fatayat NU adalah pondasi keluarga. Dari rahim keluarga yang sehat, akan lahir generasi yang sehat pula. Karena itu saya mengajak seluruh kader Fatayat NU di Sidoarjo untuk ikut serta memberikan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat, khususnya ibu-ibu, agar sadar pentingnya gizi, pola asuh, dan kesehatan anak. Dengan kebersamaan ini, angka stunting di Sidoarjo bisa terus ditekan,” ungkap Subandi.

    Menurutnya, penanganan masalah stunting tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran serta seluruh lapisan masyarakat.

    Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, prevalensi stunting yang tercatat dalam Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan angka 16,1 persen, namun berhasil diturunkan menjadi 8,4 persen pada tahun 2023. Pemkab Sidoarjo menargetkan penurunan angka prevalensi stunting hingga di bawah 10 persen pada tahun 2025, sesuai dengan target nasional.

    “Target ini tidak akan tercapai tanpa gotong royong. Peran Fatayat NU yang dekat dengan keluarga dan masyarakat adalah kunci. Bersama PKK, kader posyandu, dan tenaga kesehatan, Fatayat NU bisa menjadi motor penggerak pencegahan stunting di setiap desa,” lanjutnya.

    Subandi juga menegaskan bahwa kekuatan utama dalam pencegahan stunting terletak pada keluarga yang sehat dan kuat. “Jika Fatayat NU menjadi pondasi keluarga yang kokoh, InsyaAllah Sidoarjo akan melahirkan generasi emas yang sehat, cerdas, dan berdaya saing,” katanya optimis.

    Pada kesempatan yang sama, Ketua TP. PKK Kabupaten Sidoarjo, Hj. Sriatun Subandi, juga memberikan penjelasan mengenai pentingnya menjaga nutrisi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Ia menyebut periode ini sebagai masa yang sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anak.

    “Seribu hari pertama kehidupan tidak boleh terlewatkan. Ibu hamil, bayi, dan balita harus mendapatkan asupan gizi seimbang, perhatian, dan pola asuh yang tepat. Jika pondasi keluarga kuat, maka generasi yang lahir akan menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan siap bersaing,” ujar Sriatun.

    Lebih lanjut, Sriatun juga mengingatkan bahwa selain Fatayat NU, seluruh pihak harus melaksanakan sosialisasi mengenai program edukasi gizi seimbang, serta pemanfaatan lahan rumah sebagai sumber pangan bergizi. “Langkah ini akan sejalan dengan peran Fatayat NU sebagai penguat keluarga dan penggerak masyarakat,” pungkasnya. [isa/suf]

  • Alarm Bahaya UNICEF, Makin Banyak Anak-Remaja Obesitas! Ini Dampaknya

    Alarm Bahaya UNICEF, Makin Banyak Anak-Remaja Obesitas! Ini Dampaknya

    Jakarta

    Data terbaru UNICEF melaporkan kasus obesitas telah melampaui kekurangan gizi dan menjadi bentuk malnutrisi utama di kalangan anak dan remaja. Setidaknya 1 dari 10 anak berusia 10-15 tahun hidup dengan obesitas pada saat ini.

    “Makanan ultra-olahan semakin menggantikan buah-buahan, sayur-sayuran, dan protein pada saat nutrisi memainkan peran penting dalam pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan kesehatan mental anak-anak.” Kata Direktur UNICEF, Catherine Russell.

    Laporan berjudul Feeding Profit: How Food Environments are Failing Children oleh UNICEF menggunakan data dari lebih dari 190 negara dan menemukan bahwa prevalensi kekurangan berat badan di kalangan anak-anak berusia 5-19 tahun telah menurun sejak tahun 2000, dari hampir 13 persen menjadi 9,2 persen, sementara tingkat obesitas telah meningkat dari 3 persen menjadi 9,4 persen.

    Obesitas kini melampaui kekurangan berat badan di seluruh wilayah dunia, kecuali Afrika sub-Sahara dan Asia Selatan.

    Angka ini, yang semuanya telah berlipat ganda sejak tahun 2000, sebagian besar didorong oleh peralihan dari pola makan tradisional ke makanan impor yang murah, padat energi, dan berkalori tinggi.

    Sementara itu, banyak negara berpenghasilan tinggi masih memiliki tingkat obesitas yang tinggi, misalnya 27 persen anak usia 5 hingga 19 tahun di Chili mengalami obesitas, 21 persen di Amerika Serikat, dan 21 persen di Uni Emirat Arab.

    Bahaya obesitas pada anak

    Meskipun kekurangan gizi seperti wasting dan stunting masih menjadi masalah yang signifikan di kalangan anak balita di sebagian besar negara berpenghasilan rendah dan menengah, prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas meningkat di kalangan anak usia sekolah dan remaja.

    Menurut data terbaru yang tersedia, 1 dari 5 anak dan remaja berusia 5-19 tahun di seluruh dunia atau 391 juta mengalami kelebihan berat badan, dengan sebagian besar dari mereka kini diklasifikasikan sebagai pengidap obesitas.

    Anak-anak dianggap kelebihan berat badan ketika berat badan mereka secara signifikan melebihi berat badan sehat untuk usia, jenis kelamin, dan tinggi badan mereka.

    Obesitas adalah bentuk kelebihan berat badan yang parah dan menyebabkan risiko lebih tinggi terkena resistensi insulin dan tekanan darah tinggi, serta penyakit yang mengancam jiwa di kemudian hari, termasuk diabetes tipe-2, penyakit kardiovaskular, dan kanker tertentu.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Bupati Sampang Resmikan Program Makanan Bergizi Gratis, Targetkan 93 Dapur SPPG

    Bupati Sampang Resmikan Program Makanan Bergizi Gratis, Targetkan 93 Dapur SPPG

    Sampang (beritajatim.com) – Bupati Sampang H. Slamet Junaidi meresmikan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Kolaborasi Ekosistem Masyarakat Indonesia Desa Kotah, Kecamatan Jrengik, Selasa (9/9/2025) di Gedung PKPRI Kecamatan Jrengik.

    Turut hadir dalam kegiatan tersebut Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur H. Agus Wahyudi, Ketua DPRD Kabupaten Sampang, Dandim 0828/Sampang, Wakapolres Sampang, Forkopimcam Jrengik, serta tokoh masyarakat.

    Dandim 0828/Sampang Letkol Czi Dika Catur Yanuar Anwar menyampaikan apresiasinya atas bertambahnya jumlah SPPG di Kabupaten Sampang. Menurutnya, semakin banyak SPPG yang mendapat izin penyelenggaraan program MBG menjadi indikator positif atas kepercayaan pemerintah pusat kepada Sampang.

    “SPPG Desa Kotah menyasar tiga desa di Kecamatan Jrengik dengan jumlah penerima manfaat sebanyak 3.026 orang. Kami berharap pelaksanaannya berjalan baik, memastikan makanan yang disalurkan layak konsumsi, serta distribusinya akurat dan tepat sasaran,” ujarnya.

    Bupati Sampang H. Slamet Junaidi dalam sambutannya menegaskan bahwa MBG merupakan program nasional yang harus mendapat dukungan penuh dari pemerintah daerah. Menurutnya, keberadaan MBG diharapkan dapat menekan angka stunting di Kabupaten Sampang.

    “Sampang membutuhkan sekitar 93 SPPG untuk memenuhi target. Saat ini sudah ada 30 dapur yang berjalan, 45 dapur baru mendapat izin, sehingga masih ada kekurangan yang perlu dipenuhi,” jelasnya.

    Ia menambahkan bahwa program MBG tidak hanya berfungsi untuk pemenuhan gizi masyarakat, tetapi juga diharapkan mampu menggerakkan perekonomian lokal melalui keterlibatan para pengusaha lokal dan masyarakat sebagai penyedia bahan pangan.

    “Saya berharap program ini dapat berjalan dengan baik, menjaga kualitas makanan, serta benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Sampang,” pungkasnya. [adv/sar]