Kasus: penembakan

  • Kopda Bazarsah Penembak Mati 3 Polisi Ngaku Raup Rp 30 Juta Per Bulan dari Judi Sabung Ayam

    Kopda Bazarsah Penembak Mati 3 Polisi Ngaku Raup Rp 30 Juta Per Bulan dari Judi Sabung Ayam

    GELORA.CO – Terdakwa kasus pembunuhan tiga polisi Polsek Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Kopda Bazarsah, mengaku mendapatkan keuntungan mencapai Rp 12 juta per bulan dari bisnis sabung ayam.

    Hal itu disampaikan langsung Kopda Bazarsah dalam sidang yang berlangsung di Pengadilan Militer 1-04 Palembang dalam agenda pemeriksaan terdakwa, Senin (14/7/2025).

    Diungkapkan Kopda Bazarsah, ia telah menjalani bisnis sabung ayam sejak 2023 bersama terdakwa Peltu Yun Heri Lubis di sekitar wilayah Kabupaten Way Kanan.

    Selama berbisnis, ia mematok potongan sebesar Rp 10 persen dari setiap pemain.

    “Kalau dihitung sekitar Rp 12 juta per bulan. Kalau ada event bisa sampai Rp 35 juta, biasanya saya potong 10 persen dari pemain,” kata Kopda Bazarsah.

    Setiap taruhan, para pemain memasang harga Rp 10 juta sampai Rp 20 juta.

    Namun, nilai taruhan itu akan lebih besar ketika adanya event sabung ayam yang digelar.

    “Yang event itu bisa sampai Rp 35 juta kami dapat. Itu dibagi sama Pak Yun Heri,” ujarnya.

    Menurut Bazarsah, ia dan Peltu Yun Heri Lubis awalnya menggelar judi sabung ayam pada Senin dan Kamis.

    Namun, mereka mulai mendapatkan inspirasi untuk meraup untung lebih besar dengan menggelar event judi sabung ayam.

    “Awalnya saya menonton tempat lain, kemudian baru ada inspirasi untuk buat event biar banyak yang datang. Event itu biasanya sebulan dua kali saja,” katanya.

    Pada saat peristiwa penembakan terjadi, Kopda Bazarsah menyebut sudah menyiapkan rencana event sabung ayam dua pekan sebelum kejadian.

    Ia pun menyiapkan segala kebutuhan di lokasi judi sabung ayam dan menyebar undangan kepada pemain melalui status WhatsApp yang diteruskan oleh pemain lain.

    “Enggak di media sosial (TikTok-Instagram), undangannya saya buat di status WhatsApp, kemudian diteruskan oleh pemain yang mau ikut,” ucapnya.

  • Anggota TNI Tembak Mati Bocah SMP Cuma Dituntut 18 Bulan Penjara, Keluarga: Tidak Adil!

    Anggota TNI Tembak Mati Bocah SMP Cuma Dituntut 18 Bulan Penjara, Keluarga: Tidak Adil!

    GELORA.CO – Pengadilan Militer I-02 Medan menggelar sidang tuntutan terhadap dua prajurit Kodim 0204 Deli Serdang yang terlibat kasus penembakan pelajar inisial MAF (13) hingga meninggal dunia.

    Sidang itu dimulai di ruang sidang Sisingamangaraja IXX pada Senin (14/7/2025) sore. Kedua terdakwa hadir dengan mengenakan baju dinas, yakni Serka Darmen Hutabarat dan Serda Hendra Fransisco Manalu.

    Ketua Majelis Hakim, Djunaedi Iskandar membuka sidang. Selanjutnya, Mayor Tecki selaku oditur membacakan tuntutannya, bahwa para terdakwa dengan kelaliannya menyebabkan orang lain mati.

    “Terdakwa Darmen Hutabarat dipidana penjara 18 bulan dan Hendra Manalu dipidana penjara 1 tahun,” kata Tecki.

    Keduanya dijerat dengan Pasal 359 Jo Pasal 55 ayat 1 KUHPidana. Mendapati tuntutan itu, kedua terdakwa pun mengajukan nota pembelaan. Sidang kemudian akan dilanjutkan 17 Juli 2025.

    Keluarga Anggap Tuntutan Oditur Terlalu Ringan

    Fitriyani, ibu kandung MAF, mengaku terkejut mendengar tuntutan yang diajukan oditur. Menurutnya, tuntutan tersebut sangat ringan dan tidak memberi rasa keadilan baginya.

    “Saya gak terima kalau cuma segitu hukumannya. Kok lebih ringan dari pada yang sipil. Sementara dia yang membunuh. Gak etis lah, gimana itu oditur ngasih hukuman seperti itu,” kata Fitriyani saat diwawancarai.

    “Ya seharusnya hukuman mati atau setidaknya 10 tahun lah ke atas. Ya kalau cuma segitu, besok-besok dibuatnya lagi kan. Nampak kali tidak adil pengadilan militer ini,” tambahnya.

    Kronologi MAF Ditembak

    Fitriyani pun menceritakan peristiwa yang menimpa anaknya. Mulanya, korban yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP ini meminta izin bermain ke rumah temannya pada Sabtu (31/5/2024) pukul 20.00 WIB.

    “Kondisinya waktu itu baru sembuh dari demam tapi masih pilek. Jadi dia keluar sambil mau beli obat,” ujar Fitriyani.

    Sekitar pukul 22.00 WIB, Fitriyani menanyakan keberadaan MAF yang belum pulang melalui pesan WhatsApp. MAF membalas dan mengirimkan foto masih berada di rumah temannya.

    Pada Minggu (1/6/2024) sekitar pukul 01.00 WIB MAF tak kunjung pulang. Fitriyani pun mengirim pesan namun MAF tak lagi membalas. Ia tertidur dan subuh hari tiba-tiba ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu rumahnya.

    “Itu lah saya dapat kabar anak kena tembak dan dirawat di RSU Sawit Indah Perbaungan. Pas saya ke sana, dia sudah meninggal dunia. Ada satu luka tembak di bagian dada,” ujar Fitriyah.

    Belakangan Fitriyah mendapati Minggu dini hari itu, MAF diajak nongkrong di Alfamart, simpang Kota Galuh sekitar pukul 04.00 WIB. Lalu, MAF diajak ikut tawuran dekat Hotel Deli Indah, Kabupaten Deli Serdang.

    Setibanya di lokasi, tawuran tidak jadi sehingga MAF dan rekannya berencana pulang. Tiba-tiba, ada dua unit mobil keluar dari arah hotel dan mengejar kawanan MAF. Salah satunya, mobil Avanza yang dibawa Serka Darmen dan Serda Hendra.

    Setibanya di depan Pabrik PTPN IV Adolina Ruko, Kacamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, MAF terkena tembakan Serka Darmen hingga terjatuh.

    “Anak saya dipepet sampai akhirnya ditembak dan jatuh ke parit,” ujar Fitriyani.

    4 Warga Sipil yang Terlibat Sudah Divonis

    Fitriyani menyebutkan, ada empat warga sipil yang terlibat dalam kasus anaknya karena ikut dalam rombongan Serka Darmen. Yakni, Agung Pratama, M Abdillah Akbar, Eduardus Jeriko Nainggolan, Paul M Sitompul.

    Dilihat dari Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) PN Sei Rampah keempatnya telah menjalani persidangan. Agung dan Abdillah divonis 4 tahun penjara dengan denda Rp 50 juta subsider 1 bulan penjara.

    Eduardus divonis penjara 10 bulan dengan denda Rp 10 juta subsider 1 bulan. Sementara Paul dituntut 10 bulan penjara dengan denda Rp 10 juta subsider 3 bulan penjara dan akan menjalani sidang putusan pada 15 Juli 2025.

  • Nelayan di Banyuasin Diduga Ditembaki Kapal TNI AL saat Melaut, Satu Orang Kena Peluru di Tenggorokan

    Nelayan di Banyuasin Diduga Ditembaki Kapal TNI AL saat Melaut, Satu Orang Kena Peluru di Tenggorokan

    GELORA.CO – Kapal nelayan yang tengah melaut di perairan Birik, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (Sumsel) diduga ditembaki oleh kapal dari TNI AL pada Sabtu (12/7/2025) siang sekira pukul 13.00 WIB.

    Dikutip dari Tribun Sumsel, kapal nelayan itu ditembak oleh kapal berwarna abu-abu hitam yang diduga milik TNI AL.

    Akibat peristiwa itu, disebut ada satu nelayan bernama Yogi Pratama (26) mengalami luka di bagian tenggorokan akibat terkena peluru karet yang ditembakan.

    Selain itu, menurut kaptel kapal, Rusdianto (53), ada empat nelayan di kapal lain yang disebut olehnya kini masih hilang karena terpisah.

    Lalu bagaiaman kronologi pasti terkait insiden tersebut? Berikut ulasannya.

    Kronologi Penembakan

    Rusdianto mengungkapkan sebelum adanya insiden penembakan, dirinya bersama dengan dua kapal yang totalnya berisi sembilan orang.

    Adapun yang berada satu kapal dengan Rusdianto adalah Yogi (26), Adi (28), Iyan (20), dan Bayu (20).

    Sementara, di kapal lain berisi empat orang bernama Ishak sebagai kapten kapal dan anak buah kapal (ABK) yaitu Ipin, Ipal, dan Kandar.

    Dia mengungkapkan sebelum peristiwa terjadi, ada sebuah kapal melintas berpapasan dan langsung balik arah.

    Rusdianto menduga kapal yang berpapasan tersebut seperti kapal perang.

    “Kami berangkat dua kapal, satu kapal saya isi lima orang satunya lagi berisi empat orang awak. Pas kami lagi jaring ikan arah mau pulang ada kapal perang lewat berpapasan dari arah Bangka, ternyata dia putar balik,” katanya pada Minggu (13/7/2025).

    Setelah melihat kapal itu, Rusdianto meminta kepada ABK di kapalnya agar berhati-hati.

    Ternyata, kapal tersebut justru mendekat ke kapal yang ditumpangi Rusdianto.

    Kemudian, kapal itu tetap mengejar dan akhirnya menurunkan sebuah perahu karet yang berisi sekitar delapan orang dengan pakaian loreng.

    Pada momen itulah, orang yang berada di perahu karet itu menembaki kapal Rusdianto.

    “Tiba-tiba kapal besar itu menurunkan speedboat karet, isinya delapan orang pakai baju seragam loreng. Pas sudah dekat, dari perahu karet itu menembak ke arah kami,” katanya.

    Akibat peristiwa itu ditambah ombak yang besar, kapal Rusdianto terpisah dengan kapal lainnya.

    Nahas, Rusdianto mengungkapkan salah satu ABK-nya yaitu Yogi tertembak di bagian leher saat memindahkan ikan dari jaring ke tempat penyimpanan.

    Kemudian, dia berteriak ke arah orang yang menembak bahwa anak buahnya terkena tembakan.

    Namun, mereka justru mendekat ke kapal lain yang sempat bersama dengan kapal Rusdianto.

    “Yogi ngasih tahu kalau dia kena tembak. Saya teriak ke arah perahu itu ‘ini anak buah saya ada yang kena tembak’ sambil menunjukkan orang dan lukanya.”

    “Tidak lama, perahu karet itu pergi tapi malah mendekat ke arah kapal saya yang satunya,” tuturnya.

    Singkat cerita, datang bantuan dari rekan Rusdianto yang sempat dihubunginya. Setelah itu, Yudi yang menderita luka tembak langsung dibawa ke RS Islam Ar-Rasyid, Palembang.

    Di sisi lain, Yogi sudah dioperasi oleh pihak rumah sakit untuk mengeluarkan proyektil yang berada di lehernya.

    Namun, keluarga Yogi saat ini kebingungan untuk menanggung biaya perawatan dan operasi karena hasil tangkapan melaut belum terjual.

    Kata TNI AL

    Terkait kapal yang menembaki kapal nelayan diduga milik TNI AL, Kepala Penerangan (Kapen) Lanal Palembang, Kapten (P) Heru buka suara.

    Dia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah kapal yang menembaki itu milik TNI AL. Namun, Heru menegaskan kapal tersebut bukan berasal dari Palembang.

    “Betul masih diduga kapal TNI AL. Bukan dari Palembang,” katanya pada Minggu.

    Ketika ditanya soal kepastian titik lokasi  peristiwa dan bagaimana penembakan bisa terjadi saat ini masih menunggu informasi tim Lanal Palembang yang sedang bertugas di lapangan.

    “Soal itu belum ada info dari tim yang di lapangan. Mohon waktu,” tutupnya.

  • Penembakan di Gereja AS Tewaskan 2 Orang, Pelaku Ditembak Mati

    Penembakan di Gereja AS Tewaskan 2 Orang, Pelaku Ditembak Mati

    Kentucky

    Insiden penembakan mematikan terjadi di sebuah gereja di Kentucky, Amerika Serikat (AS), pada Minggu (13/7) waktu setempat. Sedikitnya dua wanita tewas dan tiga orang lainnya, termasuk seorang polisi negara bagian, mengalami luka-luka, dengan sang pelaku penembakan tewas ditembak.

    Kepala Kepolisian Lexington, Lawrence Weathers, seperti dilansir Associated Press, Senin (14/7/2025), menyebut pelaku awalnya membajak sebuah kendaraan saat pencegatan lalu lintas di dekat bandara Lexington, dan melarikan diri ke Gereja Baptis Richmond Road, di mana pelaku kemudian melepaskan tembakan.

    Dua wanita yang berusia 72 tahun dan 32 tahun, menurut petugas koroner setempat, tewas dalam penembakan di gereja tersebut. Dua orang lainnya mengalami luka-luka akibat penembakan di gereja yang sama dan telah dilarikan ke rumah saki setempat.

    Salah satu korban mengalami luka kritis, dan satu korban lainnya dalam kondisi stabil.

    Weathers mengatakan pelaku ditembak oleh polisi dan tewas seketika di lokasi kejadian. Identitas pelaku penembakan juga belum diungkap ke publik.

    Motif di balik insiden pembajakan kendaraan dan penembakan itu belum diketahui secara jelas. Menurut Weathers, informasi awal menunjukkan bahwa pelaku mungkin memiliki hubungan dengan orang-orang di gereja tersebut.

    Seorang polisi negara bagian, yang tidak disebut identitasnya, mengalami luka-luka saat melakukan pencegatan lalu lintas yang melibatkan pelaku. Disebutkan oleh Weathers bahwa polisi negara bagian itu mencegat kendaraan yang digunakan pelaku setelah menerima peringatan soal nomor plat kendaraan itu.

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri ISIS Meledak di Gereja Suriah, 20 Orang Tewas’:

    Polisi negara bagian itu, sebut Weathers, ditembak pada pukul 11.30 waktu setempat. Sang polisi kini dalam kondisi stabil di rumah sakit setempat.

    Dalam penjelasannya, Weathers mengatakan bahwa pihak kepolisian melacak kendaraan yang dibajak itu hingga ke gereja tersebut, yang berjarak sekitar 26 kilometer dari lokasi sang polisi negara bagian ditembak.

    Insiden penembakan ini masih dalam penyelidikan otoritas setempat.

    Lihat juga Video ‘Bom Bunuh Diri ISIS Meledak di Gereja Suriah, 20 Orang Tewas’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem pertahanan udara Rusia mencegat 155 pesawat nirawak Ukraina dalam rentetan serangan semalam. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (11/7/2025).

    Dalam rilis resminya, pencegatan terjadi dari pukul 23.00 waktu Moskow hingga pukul 07.00 pagi. Laporan itu menambahkan bahwa 53 pesawat nirawak ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Gubernur wilayah Lipetsk Barat, Igor Artamonov, mengatakan bahwa satu orang tewas setelah sebuah pesawat nirawak jatuh di area pertanian. Insiden ini terjadi di Khlevensky, yang berjarak sekitar 400 kilometer (250 mil) selatan Moskow.

    “Akibatnya, terjadi kebakaran, yang dengan cepat dipadamkan,” ujarnya, seraya menambahkan satu orang lainnya luka-luka.

    Selain di Moskow dan Lipetsk, satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka dalam serangan pesawat nirawak di wilayah Tula, Rusia Barat. Data ini dirilis oleh Gubernur Dmitry Milyaev di Telegram.

    Di sisi lain, di wilayah Kharkiv, Ukraina, yang berbatasan dengan Rusia, serangan Rusia menghantam kota Chuguiv Jumat dini hari. Serangan itu menghancurkan dua rumah pribadi dan merusak sebuah bangunan rumah sakit.

    “Tiga orang luka-luka akibat serangan itu,” tulis Wali Kota Kharkiv Galyna Minaeva di Facebook.

    Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, mengatakan Jumat pagi di Telegram bahwa setidaknya 28 orang terluka dalam penembakan Rusia pada hari Kamis. Ini termasuk dua anak di bawah umur.

    Selama seminggu terakhir, Moskow telah menggempur Ukraina dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal terbesar sejak mengirim pasukan ke negara tetangganya pada Februari 2022. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) sedang intens berkomunikasi dengan kedua pihak terkait potensi perdamaian.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Zelensky Ngamuk! Ukraina Tembak 155 Drone Serang Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sistem pertahanan udara Rusia mencegat 155 pesawat nirawak Ukraina dalam rentetan serangan semalam. Hal ini disebutkan oleh Kementerian Pertahanan Rusia, Jumat (11/7/2025).

    Dalam rilis resminya, pencegatan terjadi dari pukul 23.00 waktu Moskow hingga pukul 07.00 pagi. Laporan itu menambahkan bahwa 53 pesawat nirawak ditembak jatuh di wilayah Kursk yang berbatasan dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Gubernur wilayah Lipetsk Barat, Igor Artamonov, mengatakan bahwa satu orang tewas setelah sebuah pesawat nirawak jatuh di area pertanian. Insiden ini terjadi di Khlevensky, yang berjarak sekitar 400 kilometer (250 mil) selatan Moskow.

    “Akibatnya, terjadi kebakaran, yang dengan cepat dipadamkan,” ujarnya, seraya menambahkan satu orang lainnya luka-luka.

    Selain di Moskow dan Lipetsk, satu orang tewas dan satu lainnya luka-luka dalam serangan pesawat nirawak di wilayah Tula, Rusia Barat. Data ini dirilis oleh Gubernur Dmitry Milyaev di Telegram.

    Di sisi lain, di wilayah Kharkiv, Ukraina, yang berbatasan dengan Rusia, serangan Rusia menghantam kota Chuguiv Jumat dini hari. Serangan itu menghancurkan dua rumah pribadi dan merusak sebuah bangunan rumah sakit.

    “Tiga orang luka-luka akibat serangan itu,” tulis Wali Kota Kharkiv Galyna Minaeva di Facebook.

    Kepala Administrasi Militer Kota Kyiv, Tymur Tkachenko, mengatakan Jumat pagi di Telegram bahwa setidaknya 28 orang terluka dalam penembakan Rusia pada hari Kamis. Ini termasuk dua anak di bawah umur.

    Selama seminggu terakhir, Moskow telah menggempur Ukraina dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal terbesar sejak mengirim pasukan ke negara tetangganya pada Februari 2022. Hal ini terjadi saat Amerika Serikat (AS) sedang intens berkomunikasi dengan kedua pihak terkait potensi perdamaian.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Keji Israel Gempur Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 6 Orang Tewas

    Gaza City

    Serangan udara Israel kembali menghujani wilayah Jalur Gaza, termasuk menghantam sebuah sekolah yang diubah menjadi tempat penampungan pengungsi Palestina. Sedikitnya enam orang tewas akibat serangan terbaru Israel tersebut.

    Badan pertahanan sipil Gaza, seperti dilansir AFP, Jumat (11/7/2025), melaporkan bahwa rentetan serangan Israel menghantam wilayah Jalur Gaza bagian utara utara dan wilayah Gaza City pada Jumat (11/7) waktu setempat.

    “Lima orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka dalam serangan Israel di Sekolah Halima al-Saadia, yang menampung para pengungsi di area Jabalia al-Nazla, Gaza bagian utara,” sebut badan pertahanan sipil Gaza dalam pernyataannya.

    Serangan terpisah menghantam area Gaza City di wilayah selatan, dengan badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya satu orang tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.

    Di wilayah Jalur Gaza bagian tengah, Rumah Sakit Al-Awda di Nuseirat mengatakan telah menerima beberapa korban setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah warga sipil yang berkumpul di dekat titik distribusi bantuan kemanusiaan.

    Sejauh ini belum ada komentar langsung dari militer Israel terkait laporan serangan mematikan tersebut.

    Baru-baru ini, militer Israel semakin mengintensifkan operasinya di wilayah Jalur Gaza seiring perang melawan kelompok Hamas memasuki bulan ke-22.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan detail yang disampaikan oleh badan pertahanan sipil di daerah kantor Palestina tersebut dan pihak-pihak lainnya.

    Seorang warga Palestina yang berbicara kepada AFP dari wilayah Jalur Gaza bagian selatan, namun enggan disebut namanya, mengatakan bahwa ada serangan yang sedang berlangsung dan kerusakan yang meluas, dengan tank-tank Israel terlihat di dekat kota Khan Younis.

    “Situasinya masih sangat sulit di wilayah tersebut — baku tembak yang intens, serangan udara yang terputus-putus, penembakan artileri, dan buldoser serta penghancuran kamp-kamp pengungsian dan lahan pertanian di selatan, barat, dan utara Al-Maslakh,” sebut warga Palestina tersebut.

    Lihat juga Video Netanyahu: Israel-AS Ingin Akhiri Kekuasaan Hamas di Gaza

    Saksikan juga edisi perdana Shout Out, Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dokter Forensik Ungkap Kondisi Tragis Bripka Petrus Usai Ditembak di Lokasi Judi Sabung Ayam di Lampung

    Dokter Forensik Ungkap Kondisi Tragis Bripka Petrus Usai Ditembak di Lokasi Judi Sabung Ayam di Lampung

    Liputan6.com, Palembang – Penembakan maut yang terjadi di lokasi judi sabung ayam di Kabupaten Way Kanan Lampung pada Senin (17/3/2025) lalu, menewaskan tiga orang anggota kepolisian yang berdinas di Polsek Negara Batin Lampung.

    Salah satunya adalah Bripka Petrus Andriyanto, yang tutup usia usai ditembak di bagian mata oleh anggota TNI Kopka Basarsyah, yang mengelola bisnis judi sabung ayam tersebut.

    Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Militer 1-04 Palembang, dokter forensik Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Lampung I Putu Swartana mengungkapkan kondisi mengenaskan Bripka Petrus Andriyanto.

    Peluru yang ditembakkan menembus rongga bagian mata, menuju ke otak korban yang menyebabkan Bripka Petrus Andriyanto tutup usia di lokasi judi sabung ayam di Way Kanan Lampung.

    “Korban mengalami luka terbuka di kelopak mata menembus mata kiri yang menyebabkan memar di dahi kanan dan kiri, pata tulang mata kanan dan kiri, tulang pelipis dan menembus tulang tengkorak,” katanya, Senin (7/7/2025).

    Luka tembakan tersebut menyebabkan beberapa bagian di area tengkorak kepala korban sangat mematikan, sehingga diperkirakan hal tersebut yang membuat Bripka Petrus Andriyanto meninggal dunia usai ditembak.

    Dari hasil pemeriksaan di dalam tulang tengkorak, ada kerusakan otak akibat pendarahan hebat serta tempurung kepala korban pecah. Bahkan ada pecahan proyektil di bagian kepala korban yang memperparah kondisi korban.

    Peluru yang menembus ke mata korban, diperkirakan berhenti melesat sebelum menembus tulang tengkorak, sehingga hanya menimbulkan retakan di bagian tulang otak saja.

    “Tulang otak itu tebal bukan kuat, bola mata sebelah kiri hancur dan pendarahan di kepala paling vital kematian karena rusaknya otak,” ujarnya.

    Mendengar keterangan dari dokter forensik RS Lampung tersebut, membuat anggota keluarga korban yang hadir di persidangan langsung menangis histeris.

    Terdakwa Kopka Basarsyah yang menembak korban, diduga terpancing emosi saat akan ditangkap aparat kepolisian saat penggerebekan arena judi sabung ayam terjadi. Terdakwa nekat menembak para anggota kepolisian secara membabi-buta, sehingga membuat tiga orang polisi gugur di lokasi.

    Kopda Bazarsah yang dihadirkan dalam persidangan tersebut, didakwa dengan tiga pasal berlapis yakni 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Terdakwa juga dijerat pasal 1 ayat 1 Undang-undang darurat serta pasal 303 KUHP tentang perjudian.

  • Tentara Israel Tembak Mati 2 Pria Palestina di Tepi Barat

    Tentara Israel Tembak Mati 2 Pria Palestina di Tepi Barat

    Tepi Barat

    Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan sedikitnya dua orang ditembak mati oleh tentara Israel dalam insiden yang terjadi di dekat kota Nablus yang ada di wilayah Tepi Barat.

    Dua pria yang tewas diidentifikasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina sebagai Qusai Nasser Mahmud Nassar, yang berusia 23 tahun, dan Wissam Ghassan Shtayyeh, yang berusia 37 tahun. Insiden itu terjadi pada Minggu (6/7) waktu setempat.

    “Mereka ditembak dan dibunuh oleh pasukan pendudukan (Israel) pada Minggu (6/7) sore di desa Salem, sebelah timur Nablus,” sebut Kementerian Kesehatan Palestina, seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2025).

    Tidak disebutkan lebih lanjut alasan penembakan tersebut.

    Militer Israel, saat dihubungi oleh AFP, belum memberikan komentarnya atas insiden tersebut.

    Tindakan kekerasan di wilayah Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak tahun 1967 silam, semakin meningkat sejak perang Gaza berkecamuk pada Oktober 2023, yang dipicu oleh serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

    Sejak saat itu, menurut data Kementerian Kesehatan Palestina, pasukan Israel atau pemukim Yahudi di Tepi Barat telah menewaskan sedikitnya 949 warga Palestina — kebanyakan dari mereka yang tewas adalah militan, tetapi banyak juga warga sipil yang tewas.

    Lihat juga Video: Warga Israel Picu Bentrok di Tepi Barat, 3 Warga Palestina Tewas

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Sementara data resmi otoritas Tel Aviv menyebut setidaknya 35 warga Israel, termasuk warga sipil dan anggota pasukan keamanan, tewas akibat serangkaian serangan Palestina atau dalam operasi militer Israel di wilayah Tepi Barat.

    Pada Jumat (4/7) waktu setempat, menurut laporan AFP, puluhan warga Palestina dan pemukim Israel terlibat bentrok di desa Sinjil, Tepi Barat. Bentrokan itu terjadi saat aksi memprotes serangan pemukim Israel dilakukan oleh warga setempat.

    Laporan jurnalis AFP pada saat itu menyebut penduduk dan aktivis setempat memulai aksi mereka sebelum para pemukim Israel dilaporkan muncul di salah satu bukit milik desa tersebut.

    Menurut laporan AFP, para pemuda Palestina lantas bergerak ke bukit untuk mengusir para pemukim Israel, dan membahas pangkalan mereka sedangkan para pemukim Israel melemparkan bebatuan dari area yang lebih tinggi. Para pemukim Israel juga disebut melakukan aksi pembakaran dalam bentrokan tersebut.

    Bentrokan berakhir saat sejumlah jip militer Israel tiba di lokasi kejadian dan tentara-tentara Israel melepaskan beberapa tembakan ke udara, yang membuat warga Palestina mundur kembali ke area desa.

    Lihat juga Video: Warga Israel Picu Bentrok di Tepi Barat, 3 Warga Palestina Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tragedi HAM di Papua yang masih membekas

    Tragedi HAM di Papua yang masih membekas

    Polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa saat unjuk rasa di Timika, Papua, Indonesia, 10 Oktober 2011. (Reuters) (https://tinyurl.com/mvse578s)

    6 Juli 1998: Tragedi HAM di Papua yang masih membekas
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Dua puluh tujuh tahun telah berlalu sejak peristiwa tragis yang terjadi di Kota Biak, Papua, namun luka dan tuntutan keadilan masih belum juga reda. Pada 6 Juli 1998, pasukan militer Indonesia diduga melakukan penembakan dan kekerasan terhadap warga sipil Papua yang berkumpul secara damai di sekitar Menara Air, Biak, untuk menyuarakan aspirasi politik dan mengibarkan bendera Bintang Kejora sebagai simbol identitas mereka.

    Peristiwa ini bermula sejak 2 Juli 1998, ketika ratusan warga melakukan aksi damai untuk memperingati momen penyerahan Papua dari Belanda ke Indonesia serta menyerukan hak menentukan nasib sendiri. Unjuk rasa berlangsung beberapa hari tanpa kekerasan, namun pada 6 Juli dini hari, aparat gabungan dari TNI dan Polri melakukan operasi penertiban besar-besaran. Banyak saksi mata menyebutkan bahwa pasukan melepaskan tembakan ke arah kerumunan dan menangkap ratusan demonstran.

    Laporan dari berbagai sumber menyebutkan jumlah korban yang tewas mencapai puluhan, bahkan lebih dari seratus jiwa. Sebagian besar jasad korban dilaporkan ditemukan mengambang di laut sekitar Pelabuhan Biak beberapa hari kemudian. Banyak pula yang hilang atau mengalami penyiksaan di luar proses hukum. Hingga kini, tidak ada penyelidikan resmi dan transparan dari negara terhadap tragedi tersebut.

    Organisasi hak asasi manusia, baik nasional maupun internasional seperti KontraS, TAPOL, hingga Amnesty International, telah mendesak pemerintah Indonesia untuk membuka dokumen rahasia dan mengusut pelaku pelanggaran HAM berat dalam peristiwa ini. Namun, tuntutan tersebut belum dijawab secara memadai oleh institusi negara.

    Peristiwa Biak Berdarah 1998 dianggap sebagai salah satu pelanggaran HAM berat yang terlupakan, terjadi di masa transisi pascareformasi ketika Indonesia tengah menghadapi krisis multidimensi. Banyak aktivis menilai bahwa pengabaian terhadap tragedi ini mencerminkan diskriminasi struktural terhadap masyarakat Papua yang masih berlangsung hingga hari ini.

    Peringatan 6 Juli setiap tahun dilakukan oleh masyarakat sipil Papua dan kelompok advokasi HAM untuk menolak impunitas dan menyerukan keadilan bagi para korban. Meski waktu terus berjalan, mereka tetap berharap pemerintah akan memberikan pengakuan, keadilan, dan pemulihan hak bagi para korban serta keluarganya.

    Sumber : Sumber Lain