Sumenep (beritajatim.com) – Kapal Yacht ‘Australian’ asal Australia, terdampar di Perairan Pulau Giliyang Kecamatan Dungkek Kabupaten Sumenep Madura, sekitar 100 meter dari pantai.
“Kapal itu sekarang kandas di pinggir pantai. Ada dua awak kapal, semuanya warga Australia,” kata Kasi Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti S, Kamis (30/1/2025).
Dua awak kapal tersebut masing-masing bernama Watt Peter John (64) dan Delves Catherine Winifred (62). Keduanya dalam keadaan selamat, hanya masih trauma.
Musibah laut itu pertama kali diketahui oleh masyarakat yang sedang menyebrang menuju Pulau Giliyang. Mereka melihat tembakan sejenis suar sebanyak 5 kali dari kapal yang tidak diketahui identitasnya.
Jarak tembakan suar tersebut cukup jauh dari penglihatan, sekitar 5 mill dari arah timur perairan Lapa Timur Kecamatan Dungkek. Warga langsung melaporkan ke Satpol Air dan Polsek Dungkek terkait tembakan suar tersebut.
Setelah dilakukan pengecekan, ternyata memang ada kapal sejenis kapal Yacht yang terombang ambing diduga akibat mesin mati. Masyarakat pun berusaha mencari solusi untuk menyelamatkan kapal tersebut.
“Saat kejadian itu, cuaca memang buruk. Ombak tinggi dan angin kencang. Jadi tidak ada kapal kecil yang berani ke tengah,” terang Widiarti.
Para perangkat Desa Banraas Pulau Giliyang berusaha membantu mengevakuasi menggunakan kapal Taxi KM Sriwijaya. Namun ketika hampir mendekat ke kapal Yacht, KM Sriwijaya tidak sanggup lagi karena ombak semakin tinggi. KM Sriwijaya akhirnya kembali menuju dermaga barat. Sedangkan kapal Yacht tersebut terseret arus semakin mendekati karang dangkal dan hampir kandas .
“Akhirnya masyarakat berusaha membantu mengevakuasi 2 awak kapal Yacht dengan cara menggunakan jeriken dan pelampung untuk dibawa ke pantai,” ungkap Widiarti.
Dua warga Australia itu pun selamat dan saat ini berada di rumah warga Giliyang yang bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris yakni Harianto Hari, di Desa Bancamara.
Menurut pengakuan dua warga Australia itu, kapal Yacht milik mereka itu berangkat dari Australia akan ke Kupang NTT, kemudian dilanjutkan ke Bali, dan ke Kalimantan. Namun di tengah perjalanan, kapal mereka dihantam badai hingga mesin mati dan terdampar di Sumenep.
“Akibat musibah itu, Kapal Australia ini mengalami kerusakan yang cukup parah. Kerugian materialnya diperkirakan mencapai Rp 8 miliar,” terang Widiarti. (tem/but)
