Liputan6.com, Jakarta Dalam upayanya mendorong kemandirian ekonomi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), khususnya bagi komunitas difabel, PT Kereta Api Logistik (KAI Logistik) menggelar Program Pelatihan Difablepreneur.
Program ini menjadi bagian dari komitmen KAI Logistik dalam mendukung pengembangan UMKM yang inklusif, sejalan dengan tanggung jawab sosial perusahaan (TJSL).
Dengan tema “Aksesibilitas untuk Kesetaraan, Inovasi untuk Kemajuan”, program ini berfokus pada pemberdayaan individu penyandang disabilitas untuk meningkatkan kapasitas usaha mereka.
KAI Logistik menggandeng Yayasan Berdaya Menembus Batas sebagai mitra strategis, menjadikan program ini salah satu langkah nyata mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi (SDG 8) serta pengurangan kesenjangan (SDG 10).
Menghadirkan Peluang untuk UMKM Difabel
Direktur Keuangan KAI Logistik, Riki Jayaprawira Suwarna, menegaskan bahwa penyandang disabilitas memiliki potensi besar dalam dunia usaha.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, dari 22,97 juta penyandang disabilitas di Indonesia, lebih dari separuhnya adalah wirausaha.
“Kami ingin memastikan UMKM difabel memiliki daya saing yang setara melalui pelatihan dan dukungan nyata. Ini adalah langkah strategis untuk mendorong produktivitas dan profitabilitas UMKM yang dikelola oleh penyandang disabilitas,” ungkap Riki.
Program Difablepreneur dirancang untuk meningkatkan literasi keuangan, pemasaran digital, dan strategi keberlanjutan bisnis bagi peserta.
Para pelaku UMKM difabel ini mendapatkan pelatihan intensif, termasuk sesi luring dan daring selama tiga hari. Sebagai bentuk dukungan tambahan, KAI Logistik memberikan dana pembinaan bagi peserta terbaik yang mampu menunjukkan inovasi dan keberhasilan dalam pengembangan usahanya.