JAKARTA – Istri pemain Arsenal, Kai Havertz, telah berbagi pesan-pesan kasar yang diterimanya di media sosial setelah Arsenal kalah dari Manchester United di Piala FA pada Minggu, 12 Januari 2025.
Sophia Havertz membagikan dua unggahan di Instagram Story pada Senin, 13 Januari 2025, termasuk satu unggahan di mana seseorang mengancam akan membantai bayinya yang belum lahir.
Arsenal tersingkir dari Piala FA setelah kalah adu penalti dari Manchester United 3-5 setelah skor imbang 1-1 hingga dua kali babak perpanjangan.
Striker asal Jerman itu kehilangan kesempatan untuk memenangi pertandingan di Stadion Emirates ketika melepaskan tembakan dari jarak dekat dan kemudian penaltinya berhasil ditepis dalam adu penalti.
Sophia Havertz mengungkapkan rasa kecewanya atas pelecehan yang diterima setelah pertandingan tersebut.
“Bagi siapa pun yang berpikir tidak apa-apa untuk menulis sesuatu seperti ini, sangat mengejutkan bagi saya. Saya harap Anda malu pada diri sendiri,” tulis Sophia.
“Saya tidak yakin harus berkata apa, tetapi tolong teman-teman lebih hormat. Kami lebih baik dari ini,” kata Sophia menanggapi ancaman terhadap bayinya.
Otoritas sepak bola dan polisi telah mencoba untuk melawan pelecehan daring terhadap pemain.
Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mengatakan tahun lalu bahwa mereka menyediakan dana sekitar 25.000 pound untuk membantu polisi memberantas insiden di Euro.
Pada Euro edisi 2021, tiga pemain Inggris, Bukayo Saka, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho menjadi sasaran pelecehan rasial di media sosial setelah gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan adu penalti dari Italia di final.
FIFA juga telah menyiapkan Layanan Perlindungan Media Sosial, yang katanya melindungi pemain, tim, dan ofisial dari pelecehan daring dengan menjaga agar mereka bebas dari kebencian.
Pada Piala Dunia Wanita 2023, 20 persen pemain menerima pesan diskriminatif, kasar, atau mengancam. Lalu, sekitar setengahnya dari jumlah itu bersifat anti-gay, seksual, atau seksis.