kab/kota: Beijing

  • China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    China Tak Takut Perang Dagang, Serukan AS Berhenti Mengancam!

    Jakarta

    Pemerintah China menyatakan bahwa mereka “tidak takut” untuk berperang dagang dengan Amerika Serikat, dan menegaskan kembali seruan untuk berdialog. Hal ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Beijing harus datang ke meja perundingan.

    “Jika AS benar-benar ingin menyelesaikan masalah melalui dialog dan negosiasi, AS harus berhenti memberikan tekanan ekstrem, berhenti mengancam dan memeras, dan berbicara dengan China atas dasar kesetaraan, rasa hormat, dan saling menguntungkan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian dilansir kantor berita AFP, Rabu (16/4/2025).

    Beijing mengatakan bahwa “AS-lah yang memulai perang tarif ini”.

    “Posisi China sudah sangat jelas. Tidak ada pemenang dalam perang tarif atau perang dagang,” ujar Lin. “China tidak ingin berperang, tetapi tidak takut berperang,” tandasnya.

    Trump awalnya mengenakan tarif pada impor dari China atas dugaan perannya dalam rantai pasokan fentanil — dan baru-baru ini meningkatkan tarif tersebut secara tajam atas praktik perdagangan yang dianggap tidak adil oleh Washington.

    Tahun ini, Trump telah mengenakan tarif tambahan sebesar 145 persen pada banyak barang dari China.

    Pada hari Selasa (15/4) waktu setempat, Trump mengatakan bahwa “bola ada di tangan China.”

    “China perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump dalam pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Karoline Leavitt.

    “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain kecuali mereka jauh lebih besar,” imbuhnya.

    Hal ini disampaikan Trump setelah dia mengatakan bahwa China telah “mengingkari” kesepakatan besar dengan raksasa penerbangan AS Boeing. Hal ini menyusul pemberitaan Bloomberg bahwa Beijing memerintahkan maskapai penerbangan China untuk tidak menerima pengiriman jet perusahaan tersebut lebih lanjut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tarif Trump: EU Tunda Tarif Balasan hingga Juli – Halaman all

    Tarif Trump: EU Tunda Tarif Balasan hingga Juli – Halaman all

    Komisi Eropa pada Senin (14/04) menyatakan akan menunda penerapan tarif balasan terhadap barang-barang Amerika Serikat (AS) senilai €21 miliar (sekitar Rp357 triliun) hingga 14 Juli. Penundaan ini bertujuan memberi waktu dan ruang bagi negosiasi antara Uni Eropa (UE) dan AS. Kebijakan tersebut mulai berlaku secara hukum pada Selasa (15/04), menurut pernyataan resmi dari Komisi Eropa.

    Langkah ini mengonfirmasi pernyataan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen pekan lalu, yang menyatakan bahwa UE akan menangguhkan tindakan balasan sebagai bagian dari upaya meredakan ketegangan dagang.

    Langkah-langkah tarif dari pihak UE merupakan tanggapan atas kebijakan Presiden AS Donald Trump yang memberlakukan tarif atas impor baja dan aluminium dari Eropa sejak Februari. Selain itu, Trump juga mengumumkan tarif universal sebesar 20% atas barang-barang UE pada 2 April sebagai bagian dari paket tarif “resiprokal” besar-besaran.

    AS dan UE menuju meja perundingan

    Komisioner Perdagangan UE, Maros Sefcovic, melakukan perjalanan ke Washington DC pada hari yang sama untuk mengadakan pembicaraan langsung dengan pejabat AS. Misinya adalah mencegah terjadinya perang dagang skala besar dan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu 90 hari yang telah disepakati.

    Sefcovic menyatakan bahwa UE siap bernegosiasi secara konstruktif dan terbuka terhadap kesepakatan yang adil. UE mengusulkan penghapusan tarif timbal balik (zero-for-zero) atas produk industri serta kerja sama dalam mengatasi hambatan non-tarif.

    “UE menganggap tarif AS tidak berdasar dan merugikan,” kata Komisi Eropa. “Kebijakan ini berisiko menimbulkan kerugian ekonomi tidak hanya bagi kedua belah pihak, tapi juga bagi perekonomian global.”

    Penasihat ekonomi Gedung Putih, Kevin Hassett, menyampaikan optimisme terhadap kemajuan perundingan. Dalam wawancara dengan Fox Business Network, ia mengatakan bahwa diskusi dengan UE berjalan dengan baik dan menunjukkan kemajuan signifikan. Menurutnya, kesepakatan tersebut akan sangat menguntungkan pekerja AS, terutama di sektor industri otomotif.

    Menkeu AS: Kesepakatan tarif AS-Cina masih dimungkinkan

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut bahwa kesepakatan dagang dengan Cina masih mungkin terjadi meskipun tensi meningkat. Ia mengatakan, “Akan ada kesepakatan besar pada waktunya. Pemisahan tidak harus terjadi, tapi bisa saja.”

    Bessent menyoroti kompleksitas hubungan AS-Cina yang tidak hanya bersifat ekonomi, tetapi juga strategis dan militer. Ia menyebut bahwa perang tarif antara kedua negara “bukan lelucon,” mengingat dampaknya yang luas.

    Saat ini, AS telah menaikkan tarif hingga 145% terhadap berbagai produk Cina, yang kemudian dibalas Beijing dengan tarif balasan sebesar 125%. Namun, AS memberikan pengecualian sementara terhadap beberapa produk penting seperti ponsel dan laptop. Meskipun demikian, Presiden Trump menegaskan bahwa tarif tambahan tetap sedang dipertimbangkan.

    Cina: “Langit tidak akan runtuh”

    Ekspor Cina pada Maret tercatat naik 12,4%, melampaui ekspektasi pasar. Kenaikan ini disebabkan oleh percepatan pengiriman oleh perusahaan sebelum tarif baru diberlakukan. Namun para analis memperkirakan pertumbuhan ekspor ini tidak akan berlangsung lama.

    “Ekspor akan melemah seiring kenaikan tarif AS,” ujar ekonom Zhiwei Zhang.

    Di sisi lain, impor Cina turun 4,3% secara tahunan. Meskipun angka ini negatif, penurunan tersebut lebih kecil dibanding dua bulan pertama tahun ini, yang menunjukkan adanya tanda pemulihan konsumsi domestik.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    “Ekspor Cina memang menghadapi tekanan global, tapi langit tidak akan runtuh,” kata Lyu Daliang, juru bicara Bea Cukai Cina.

    Dalam kunjungannya di Asia Tenggara, Presiden Cina Xi Jinping menegaskan, “Tidak ada pemenang dalam perang dagang dan tarif. Proteksionisme bukan jalan keluar.”

    Xi mendorong penguatan kerja sama dengan Hanoi, terutama dalam rantai pasokan, kecerdasan buatan, dan ekonomi hijau, sambil menekankan pentingnya kemitraan produksi di tengah tekanan global.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris

  • Trump Melunak, Ajak China Negosiasi Tarif Dagang usai Patok Tarif Impor 145 Persen – Halaman all

    Trump Melunak, Ajak China Negosiasi Tarif Dagang usai Patok Tarif Impor 145 Persen – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi yang bertujuan menyelesaikan eskalasi perang dagang.

    “Bola sekarang ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Trump lewat pernyataan yang disampaikan Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt.

    Trump menambahkan sangat menghormati Presiden China Xi Jinping. Trump mengaku menantikan negosiasi dengan China.

    “Saya sangat menghormati Presiden Xi. Dia telah menjadi teman saya dalam jangka waktu yang lama. Dan saya pikir kami akan berhasil mencapai sesuatu yang sangat baik bagi kedua negara. Saya menantikannya,” pungkasnya.

    Mengutip laporan Bloomberg, pernyataan tersebut diungkap pasca AS memberlakukan  tarif impor terhadap China sebesar 145 persen.

    Setelah awal Februari kemarin Trump telah mengenakan tarif 10 persen untuk semua barang China tanpa pengecualian.

    Trump berdalih penerapan tarif impor bertujuan untuk memaksa China mengubah kebijakan perdagangan yang dianggap merugikan Amerika Serikat. 

    Lantaran selama beberapa tahun terakhir Trump melihat defisit perdagangan yang besar dengan China sebagai masalah utama.

    Dengan mengenakan tarif tinggi, ia berharap dapat menurunkan impor dari China dan meningkatkan ekspor AS.

    Sehingga mengurangi ketimpangan perdagangan yang dianggap merugikan ekonomi domestik.​

    Namun pasca Trump mengumumkan tarif tersebut, China lantas melakukan pembalasan dengan tarif tambahan sebesar 125 persen atas barang-barang asal AS

    ​China memberlakukan tarif impor sebesar 125 persen terhadap barang-barang asal AS sebagai respons terhadap kebijakan tarif tinggi yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump.

    Selain itu langkah ini ditujukan untuk menyeimbangkan ketimpangan tarif dan menunjukkan ketegasan terhadap kebijakan perdagangan AS yang dianggap tidak adil.

    China berharap dengan meningkatkan tarif, ekonomi AS, terutama sektor-sektor yang bergantung pada ekspor ke China, akan merasakan dampak negatif yang signifikan.

    China Ogah Berunding

    Merespons ajakan Trump terkait perundingan tarif impor yang memicu terjadinya perang dagang, China dengan tegas menolak ajakan tersebut.

    China menjelaskan bahwa pihaknya hanya akan terlibat dalam perundingan dengan AS jika para pemimpinnya menunjukkan rasa hormat kepada Beijing. 

    Pernyataan ini disampaikan oleh mantan pejabat ekonomi tinggi China,  Zhu Guangyao, dalam wawancara di Singapura.

    Zhu mengatakan, saat tim teknis dari kedua negara tetap melakukan kontak.

    Perundingan mengenai tarif “resiprokal” Trump harus didasarkan pada rasa saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan pola pikir saling menguntungkan. 

    Sikap tegas China ini didasari oleh penilaian bahwa kebijakan tarif AS merupakan tindakan unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi ekonomi yang melanggar aturan WTO, merusak sistem perdagangan multilateral, dan mengganggu stabilitas ekonomi global.

    China Stop Beli Pesawat dan Suku Cadang Boeing

    Terpisah, selain memberlakukan tarif balasan, China juga turut menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar ‘entitas yang tidak dapat diandalkan’.

    Memberlakukan pembatasan ekspor tujuh unsur tanah jarang, menambahkan 27 perusahaan ke dalam daftar perusahaan yang menghadapi pembatasan perdagangan.

    Terbaru China turut menginstruksikan maskapai-maskapai nasionalnya untuk tidak menerima pengiriman pesawat Boeing. 

    Tak hanya itu, pemerintah China juga meminta maskapai nasionalnya untuk menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan AS.

    Instruksi tersebut dilakukan sebagai respons atas keputusan Amerika Serikat yang memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China

    Imbas penangguhan tersebut, tiga maskapai besar China yakni, maskapai Air China, China Eastern Airlines dan China Southern Airlines harus membatalkan rencananya mereka untuk menerima 45, 53, dan 81 pesawat Boeing antara tahun 2025 hingga 2027.

    Meski pembatasan ini diprediksi akan memberikan dampak besar terhadap biaya operasional maskapai-maskapai China yang menggunakan pesawat Boeing. 

    Namun langkah ini memperkuat sinyal bahwa China serius dalam menanggapi apa yang mereka sebut sebagai “perundungan” dari pihak Washington. 

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam

    Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam

    Anda sedang menyimak Dunia Hari Ini, rangkuman sejumlah berita pilihan dari berbagai negara yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

    Kita akan mengawali edisi Kamis, 16 April 2025 ini dengan informasi dari daratan Eropa.

    Siap perang, warga Eropa diminta sisihkan bekal

    Merasa ancaman perang langsung yang ada di depan mata, warga Eropa telah diperingatkan untuk bersiap menghadapi yang terburuk.

    Sosok yang bertanggung jawab atas manajemen krisis untuk Komisi Eropa, Hadja Lahbib, telah menyarankan 450 juta penduduk Uni Eropa (UE) untuk mengemas tas perlengkapan untuk bertahan hidup selama 72 jam.

    Ini karena blok tersebut bersiap menghadapi ancaman “yang lebih kompleks dari sebelumnya.”

    “Selama tiga tahun di Ukraina, kami telah melihat medan perang bom dan peluru, pesawat nirawak, pesawat tempur, dan kapal selam … Keamanan Eropa terancam secara langsung oleh hal ini,” katanya.

    “Juga terancam oleh medan perang yang ada di saku kita; telepon kita, komputer kita, pembangkit listrik kita, bank kita, rantai pasokan kita.”

    Xi Jinping kunjungi Vietnam, Kamboja, dan Malaysia

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Lin Jian dalam jumpa pers kemarin mengatakan mereka telah “meruntuhkan tembok”, memperluas lingkaran mitra dagangnya, dan “berjabat tangan” alih-alih “beradu tinju”, di tengah meningkatnya perang dagang dengan Amerika Serikat.

    Komentar dari Kementerian Luar Negeri China muncul saat Presiden Xi Jinping melanjutkan lawatannya ke Asia Tenggara.

    Trump telah mempertahankan tarif 145 persen atas impor produk China, sebuah langkah yang mendorong Beijing untuk menaikkan pungutannya atas barang-barang AS menjadi 125 persen.

    Beijing menyebut strategi tarif pemerintahan Trump sebagai “lelucon”, yang membuat Menteri Keuangan AS Scott Bessent kesal.

    “Ini bukan bercanda. Memang ini angka yang besar,” kata Bessent kepada Bloomberg Television.

    Parlemen Singapura dibubarkan menjelang pemilihan umum

    Pemungutan suara ini, yang akan diadakan pada tanggal 3 Mei, akan menjadi ujian elektoral pertama bagi Lawrence Wong setelah ia menggantikan perdana menteri lama Lee Hsien Loong sebagai pemimpin Partai Aksi Rakyat (PAP) pada bulan Mei lalu.

    “Kita menyaksikan perubahan besar di dunia,” kata Wong dalam sebuah unggahan di media sosial.

    “Banyak hal menjadi semakin tidak pasti, tidak menentu, dan bahkan tidak stabil.”

    Pemilihan umum mendatang akan memiliki empat kursi lebih banyak dibandingkan dengan pemilihan umum terakhir pada tahun 2020, dengan 97 politisi terpilih dari 15 daerah pemilihan beranggota tunggal dan 18 dapil dengan masing-masing empat atau lima anggota

    Hibah Harvard $2,2 miliar dipangkas Trump

    Donald Trump berjanji untuk membekukan hibah senilai $2,2 miliar untuk Universitas Harvard dan menghapus status pengecualian pajaknya, di tengah bentrokan kebijakan antara universitas itu dan Gedung Putih.

    Pembekuan dana tersebut terjadi setelah institusi tersebut memilih untuk menentang tuntutan pemerintahan Trump untuk mengakhiri program keberagaman, mengubah kebijakan perekrutan dan penerimaan, serta membatasi aktivisme di kampus.

    Trump juga menyerukan reformasi tata kelola dan kepemimpinan yang luas di universitas tersebut.

    Pemerintah AS mengatakan hampir $9 miliar dalam bentuk hibah dan kontrak secara total terancam jika Harvard tidak mematuhinya.

    Presiden Harvard Alan Garber mengatakan universitas tersebut tidak akan tunduk pada tuntutan pemerintah.

  • Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Louis Vuitton, Begini Faktanya

    Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Louis Vuitton, Begini Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Selama beberapa waktu terakhir, sejumlah video dari pengguna China meminta orang-orang membeli barang merek fashion populer langsung dari pabrikan di negaranya tersebar luas di Tiktok. Bahkan banyak yang mengunggah ulang di media sosial lain seperti X.

    Video-video itu mengklaim pabrikan China lah yang memproduksi barang merek seperti Lululemon dan Louis Vuitton. Mereka mengklaim dapat menjualnya dengan harga yang lebih murah.

    The Independent melaporkan sebuah video menampilkan dapat menjual celana yoga dari produsen Lululemon dengan harga hanya US$5-6 (Rp 84 ribu hingga Rp 100 ribuan). Harganya jauh lebih murah dari yang dijual di Amerika Serikat (AS) senilai US$100 atau sekitar Rp 1,68 juta.

    Louis Vuitton telah membantah produksi barangnya di China, sedangkan juru bicara Lululemon menjelaskan perusahaan hanya memproduksi 3% barang jadinya di China.

    Sejumlah ahli juga mengatakan video yang beredar kemungkinan upaya produsen tiruan untuk menyamakannya dengan merek kelas atas tesebut.

    “Mereka mencoba menyamakan produsen palsu di China dengan produsen asli,” kata penulis Dark Luxury, Conrad Quilty-Harper dikutip dari The Independent, Rabu (16/4/2025).

    Nampaknya video-video Tiktok ini memanfaatkan kekacauan perang dagang yang terjadi karena pengumuman tarif presiden AS Donald Trump awal bulan ini.

    Trump mengumumkan tarif impor baru kepada banyak negara dunia, termasuk China. Namun Beijing langsung menyerang dengan menerapkan tarif baru untuk barang yang berasal dari AS.

    Keadaan ini membuat panas kedua negara. Akhirnya Trump membebankan tarif 145% pada semua barang dari China, sebaliknya China mengenakan tarif impor sebesar 125% untuk AS.

    (dem/dem)

  • Melunak, Trump Minta China Negosiasi soal Tarif Dagang

    Melunak, Trump Minta China Negosiasi soal Tarif Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta China untuk menghubunginya guna memulai negosiasi yang bertujuan untuk menyelesaikan eskalasi perang dagang antara kedua negara.

    “Bola ada di tangan China. Mereka perlu membuat kesepakatan dengan kita. Kita tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt saat membacakan pernyataan yang disebut didiktekan Trump seperti dilansir Bloomberg, Rabu (16/4/2025). 

    “Tidak ada perbedaan antara China dan negara lain, kecuali mereka jauh lebih besar, dan China menginginkan apa yang kita miliki, apa yang diinginkan setiap negara, apa yang kita miliki — konsumen Amerika — atau dengan kata lain, mereka membutuhkan uang kita,” lanjut pernyataan itu.

    Komentar tersebut merupakan tanda baru bahwa AS dan China terus bersikukuh, yang menunjukkan tidak ada akhir yang terlihat dari pertikaian yang telah menyebabkan kedua belah pihak meningkatkan hambatan perdagangan ke tingkat yang mengejutkan.

    China memerintahkan maskapai penerbangan untuk tidak menerima pengiriman jet Boeing Co. lebih lanjut, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut. Hal ini menandai langkah terbaru Beijing untuk membalas keputusan Trump untuk menaikkan pungutan hingga 145% atas barang-barang China.

    Presiden AS mengkritik China dalam sebuah unggahan media sosial pada Selasa sebelumnya, dengan mengatakan bahwa pemerintah “baru saja mengingkari kesepakatan besar Boeing” yang ditandatangani selama pemerintahan pertamanya.

    Pemerintahan Trump mengatakan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan puluhan mitra dagang lainnya untuk menurunkan hambatan perdagangan dengan imbalan keringanan tarif yang lebih tinggi yang dikenakan presiden AS kepada mereka. Bea masuk tersebut dihentikan selama 90 hari pada tanggal 10 April untuk memberikan waktu bagi perundingan.

    Leavitt menambahkan, Trump sedang mempertimbangkan sedikitnya 15 proposal dari negara lain. Dia menyebut Trump juga telah menjelaskan kepada tim perdagangannya bahwa dia ingin secara pribadi menandatangani semua kesepakatan tersebut.

    “Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Kami sangat memahami hal itu, tetapi kami yakin bahwa kami dapat mengumumkan beberapa kesepakatan segera,” tambah Leavitt tanpa menyebutkan negara mana yang hampir mencapai kesepakatan.

    Namun, AS dan China sejauh ini belum terlibat di tingkat tinggi, dengan kedua negara saling menghina dan menaikkan tarif lebih tinggi. China mengumumkan pada hari Jumat bahwa mereka akan mengenakan tarif 125% pada semua barang AS mulai 12 April, peningkatan terbaru yang dimulai pada 2 April ketika Trump mengenakan bea masuk 34% pada impor China. 

    Presiden AS menaikkan bea masuk tersebut lebih tinggi setiap kali China mengumumkan tindakan tanggapan. Gedung Putih juga bersikeras bahwa China harus menghubungi terlebih dahulu untuk memulai pembicaraan, sementara Beijing telah mengindikasikan bahwa mereka tidak jelas tentang tuntutan AS.

  • China Batalkan Kontrak dengan Boeing di Tengah Perang Dagang, Trump Tanggapi Sikap Beijing – Halaman all

    China Batalkan Kontrak dengan Boeing di Tengah Perang Dagang, Trump Tanggapi Sikap Beijing – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah Presiden Donald Trump menyatakan bahwa keputusan untuk melanjutkan perundingan dagang berada sepenuhnya di tangan Beijing.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt pada Selasa (15/4/2025) di tengah meningkatnya friksi antara dua ekonomi terbesar dunia.

    “Bola ada di tangan China. China perlu membuat kesepakatan dengan kami. Kami tidak harus membuat kesepakatan dengan mereka,” ujar Leavitt saat membacakan pernyataan Trump, dikutip dari CNA.

    Meskipun Trump disebut terbuka untuk kembali bernegosiasi, Leavitt menegaskan bahwa inisiatif harus datang dari pihak China. 

    Pernyataan Trump ini menyusul keputusan China untuk membatalkan kesepakatan besar dengan Boeing. 

    Trump mengungkapkan di media sosial bahwa Beijing telah memerintahkan maskapai penerbangannya untuk tidak menerima pengiriman pesawat dari produsen jet asal AS tersebut.

    “Menariknya, mereka baru saja mengingkari kesepakatan besar dengan Boeing, dengan mengatakan bahwa mereka ‘tidak akan mengambil alih’ pesawat yang telah sepenuhnya dikomitmenkan,” tulis Trump dalam platform Truth Social.

    Laporan dari Bloomberg News menguatkan pernyataan Trump, menyebut bahwa China tidak hanya menolak pengiriman jet Boeing, tetapi juga menghentikan pembelian peralatan dan suku cadang pesawat dari perusahaan-perusahaan Amerika.

    Langkah ini diambil sebagai balasan atas keputusan Trump memberlakukan tarif sebesar 145 persen terhadap barang-barang asal China, dikutip dari Al Jazeera.

    Kebijakan tarif tersebut telah memicu eskalasi perang dagang, yang kini menjalar ke sektor industri kedirgantaraan global. 

    Produsen pesawat, maskapai, serta pemasok saat ini tengah meninjau ulang kontrak senilai miliaran dolar, menyusul ketidakpastian mengenai siapa yang akan menanggung beban tambahan akibat tarif.

    Bloomberg mencatat bahwa tiga maskapai terbesar di China, Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines, sebelumnya dijadwalkan menerima total hampir 180 unit pesawat Boeing antara 2025 hingga 2027.

    Namun, dengan arahan baru dari pemerintah China, pengiriman tersebut kini dibatalkan.

    Selain pembatalan pengiriman pesawat, Beijing juga dikabarkan meminta maskapai domestiknya untuk menghentikan pembelian komponen dan suku cadang dari perusahaan-perusahaan AS, termasuk Boeing.

    Kebijakan ini diperkirakan akan meningkatkan biaya operasional dan pemeliharaan pesawat-pesawat yang sudah beroperasi di wilayah China.

    Trump juga menuduh bahwa China belum sepenuhnya memenuhi kesepakatan perdagangan yang sebelumnya disepakati sebagai bentuk gencatan senjata dalam perang tarif yang terjadi di masa jabatan pertamanya.

    Ini bukan pertama kalinya China membatalkan kontrak sementara dengan Boeing.

    Sebelumnya, China telah menghentikan sementara produksi jet Boeing 737 MAX setelah dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019.

    Saat itu, kecelakaan telah menewaskan hampir 350 orang.

    Kemudian di tahun 2019, China juga juga telah menangguhkan sebagian besar pesanan dan pengiriman jet tersebut

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait China dan Trump Terapkan Tarif Timbal Balik

  • Pimpinan MPR RI: Ironis, Energi Terbarukan Kita Kaya, tetapi yang Sehari-Hari Dipakai dari Impor
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        16 April 2025

    Pimpinan MPR RI: Ironis, Energi Terbarukan Kita Kaya, tetapi yang Sehari-Hari Dipakai dari Impor Nasional 16 April 2025

    Pimpinan MPR RI: Ironis, Energi Terbarukan Kita Kaya, tetapi yang Sehari-Hari Dipakai dari Impor
    Tim Redaksi
    CHINA, KOMPAS.com
    – Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi PAN
    Eddy Soeparno
    menyayangkan Indonesia yang masih banyak melakukan impor dalam hal penggunaan energi, termasuk energi terbarukan.
    Eddy menilai ini adalah ironi besar yang terjadi.
    Hal ini diungkapkan saat berdiskusi dengan mahasiswa di KBRI Beijing, China, Selasa (16/4/2025) malam.
    “Energi terbarukannya kita kaya, tetapi energi sehari-hari yang kita pakai diimpor. Nah, ini ironi besar yang ada di dunia,” kata Eddy.
    Dia menjelaskan, Indonesia adalah negara yang kaya dengan
    sumber daya energi
    .
    Menurutnya, Indonesia memiliki panas bumi kedua terbesar di dunia.
    Bukan hanya itu, Indonesia juga memiliki sumber daya angin, air, solar, hingga fosil yang luar biasa.
    “Nomor dua terbesar di dunia. Batu bara kita. Hari ini produksi batu bara per tahun 900 juta ton. Dalam 200 tahun kita tetap produksi itu, tidak akan habis-habis batu bara kita. Itu kayanya. Jadi fosilnya kita kaya,” ucap dia.
    Oleh karenanya, ia meminta agar sumber daya yang ada dimanfaatkan secara optimal.
    “Inilah yang perlu sekarang kita perbaiki. Apalagi pemerintah sudah mencadangkan kita akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita,” ujar dia.
    Dalam kesempatan ini, Eddy mengatakan bahwa Indonesia masih melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan gas elpiji dalam negeri.
     
    “Misalkan begini, Bapak Pak, kita masak pakai elpiji di rumah. Elpiji itu banyak yang melon. Elpiji itu beban yang besar untuk pemerintah karena pertama, kita punya kebutuhan elpiji 7 juta kiloliter per tahun. 75 persennya diimpor. Artinya, defisit ke luar untuk membeli elpiji,” ujar Eddy.
    Di saat yang sama, Indonesia pun masih memberikan subsidi terhadap gas elpiji, termasuk gas elpiji dalam tabung melon.
    “Elpiji itu disubsidi oleh pemerintah. Nah, subsidi dari mana? Satu tahun elpiji itu, ada subsidi pemerintah Rp 11.000. Sementara satu tahun itu tiga liter. Jadi, Rp 33.000. Kaliin aja, 7 juta kiloliter. Itu subsidi per tahunnya,” imbuh dia.
    Ironinya lagi, kata Eddy, banyak masyarakat yang mampu justru menggunakan elpiji bersubsidi.
    Padahal, seharusnya elpiji bersubsidi dengan tabung seperti melon itu digunakan oleh masyarakat yang betul-betul membutuhkan.
    Wakil Ketua Umum PAN ini pun berharap agar pengelolaan soal penerima
    subsidi elpiji
    bisa diatur agar semakin tepat sasaran.
    “Jadi salah sasaran. Jadi lebih baik kita atur secara rupa, supaya yang betul-betul berhak membeli adalah mereka-mereka yang misalkan saja punya kartu, keluarga miskin, atau dengan KTP dan yang memang betul-betul kita bisa data agar betul-betul tepat sasaran,” tuturnya.
    Begitu juga BBM bersubsidi di Indonesia, yakni Pertalite.
    Eddy menilai BBM Pertalite juga masih banyak diimpor, sementara penggunaannya cukup banyak di Indonesia.
    “Itu disubsidi oleh pemerintah. Hari ini Pertalite dijual berapa? Rp10.000. Nah, harga pokok produksinya Rp15.600. Nah, itu jadi besar sekali. Sementara Pertalite itu 33 juta kiloliter per tahun. Itu juga impor,” kata Eddy.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Xi Jinping Mesra di Vietnam Picu Amarah Trump

    Xi Jinping Mesra di Vietnam Picu Amarah Trump

    Jakarta

    China ‘mesra’ dengan Vietnam memicu amarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Kemesraan itu ditunjukkan melalui kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Vietnam dalam rangka tur Asia Tenggara.

    Dirangkum detikcom dilansir kantor berita AFP, Selasa (15/4/2025), Xi Jinping dalam kunjungan ke Vietnam ini secara terang-terangan menentang intimidasi sepihak tanpa menyebut Amerika Serikat. Kunjungan Xi itu menuai komentar Donald Trump yang menyebut kunjungan tersebut bertujuan untuk ‘mengacaukan’ AS.

    Xi berkunjung ke Vietnam sebagai bagian dari tur Asia Tenggara, yang mencakup Malaysia dan Kamboja, dengan Beijing berupaya memposisikan diri sebagai alternatif yang stabil dibandingkan Trump saat para pemimpin negara-negara dunia menghadapi tarif AS.

    Dalam kunjungannya, Xi menyerukan negaranya dan Vietnam untuk “menentang intimidasi sepihak dan menegakkan stabilitas sistem perdagangan bebas global”.

    Beberapa jam kemudian, Trump menyampaikan komentarnya saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, dengan menyebut pertemuan antara Xi dan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, To Lam, bertujuan untuk melukai AS.

    “Saya tidak menyalahkan China. Saya tidak menyalahkan Vietnam. Saya tidak menyalahkan mereka. Saya melihat mereka bertemu hari ini, dan itu luar biasa,” ucap Trump dalam komentarnya.

    “Itu pertemuan yang baik… seperti berupaya mencari tahu, bagaimana mengacaukan Amerika Serikat,” cetusnya.

    China dan Vietnam menandatangani 45 perjanjian kerja sama sepanjang Senin (14/4) waktu setempat, termasuk kerja sama bidang rantai pasokan, kecerdasan buatan (AI), patroli maritim bersama dan pengembangan jalur kereta api.

    Pertemuan Xi Jinping dan Tom Lam

    Foto: Momen Trump dan Xi Jinping bertemu di Jepang tahun 2019 lalu (dok. Reuters)

    Dalam pertemuan dengan To Lam pada Senin (14/4), Xi mengatakan bahwa kedua negara “berada di titik balik sejarah … dan harus bergerak maju dengan tangan terbuka”.

    Lam, menurut kantor berita Vietnam News Agency, mengatakan setelah pembicaraan dengan Xi bahwa kedua pemimpin “mencapai banyak persepsi umum yang penting dan komprehensif”.

    Kunjungan Xi ini dilakukan hampir dua pekan setelah AS — pasar ekspor terbesar bagi Vietnam yang merupakan pusat manufaktur — memberlakukan tarif sebesar 46 persen untuk barang-barang Vietnam sebagai bagian dari rentetan tarif global.

    Meskipun penerapan tarif AS terhadap Vietnam dan sebagian besar negara lainnya ditangguhkan, China masih menghadapi tarif sangat besar dan berupaya mempererat hubungan perdagangan regional dan mengimbangi dampaknya dalam kunjungan luar negeri pertama Xi untuk tahun ini.

    Dari Vietnam, Xi akan melanjutkan kunjungan ke Malaysia dan Kamboja, dalam kunjungan yang disebut Beijing “sangat penting” bagi kawasan yang lebih luas.

    Xi sebelumnya mendesak Vietnam dan China untuk “dengan tegas menjaga sistem perdagangan multilateral, rantai pasokan, dan industri global yang stabil, serta lingkungan internasional yang terbuka dan kooperatif. Xi juga menegaskan bahwa “perang dagang dan perang tarif tidak akan menghasilkan pemenang, dan proteksionisme tidak akan menghasilkan apa-apa”.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Siasati Tarif Impor Trump, China Rayu Konsumen AS Lewat TikTok Shop – Halaman all

    Siasati Tarif Impor Trump, China Rayu Konsumen AS Lewat TikTok Shop – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM , BEIJING – Perang dagang yang kian memanas antara Amerika Serikat dan China memaksa para pebisnis China untuk memutar otak agar terus dapat cuan.

    Salah satunya dengan merayu masyarakat AS agar membeli langsung produk-produk dari China dengan memanfaatkan platform Tiktok Shop.

    Strategi ini diambil para pebisnis China sejak Maret dengan konten-konten video yang dibuat para influencer China yang tengah mereview produk barang mewah murah buatan negeri mereka.

    Dalam video singkat berjudul “China mengungkap kebenaran” yang diunggah di TikTok, para influencer menampilkan berbagai pabrik di China yang diklaim sebagai pemasok merek-merek ternama ke AS seperti misalnya Lululemon.

    Salah satu kreator TikTok dengan akun @LunaSourcingChina tampak berdiri di luar sebuah pabrik yang ia klaim memproduksi celana legging yoga Lululemon dengan harga hanya 5 dolar AS hingga 6 dolar AS.

    Harga tersebut jauh lebih murah bila dibandingkan dengan produk serupa yang dipasarkan produsen AS yang dibanderol mencapai 100 dolar AS.

    “Bahan dan pengerjaannya pada dasarnya sama,” ujar pencipta tersebut.

    Tak hanya produk pakaian, para influencer China juga ikut memasarkan produk dupe atau tas tiruan mewah kelas atas misalnya tas Hermes, Birkin dan Kelly.

    Dalam video lainnya, seorang pria China yang mengaku sebagai pemilik pabrik menyebut bahwa tas Hermes Birkin dijual puluhan ribu dolar, namun tas dengan kualitas yang sepadan buatan China harganya jauh lebih murah.

    “Harga tas ini puluhan ribu dolar, tapi kami buat dengan biaya jauh lebih murah,” ujarnya dalam video akun TikTok @bagbestie1 yang kini sudah hilang.

    “Kenapa kalian tidak langsung menghubungi kami dan membeli dari kami? Harga yang kami tawarkan akan membuat kalian terkejut,” imbuhnya.

    Untuk mempermudah pengguna TikTok Shop AS, para influencer menyertakan tautan situs dan kontak pemasok agar penontonnya bisa memesan langsung.

    Upaya ini dilakukan para influencer Tiongkok dengan dalih ingin “membuka mata” publik AS tentang sebagian besar barang konsumen dibuat di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

    Postingan seperti itu juga mencerminkan meningkatnya efektivitas kreator Tiongkok dalam menjangkau kehidupan sehari-hari masyarakat Amerika biasa.

    Dengan strategi ini pebisnis China berupaya mendorong konsumen AS untuk membeli langsung dari pemasok Tiongkok demi menghindari tarif bea untuk paket kecil yang dikirim ke rumah-rumah warga Amerika.

    Presiden AS Donald Trump memperketat kebijakan impornya terhadap barang-barang dari China dengan menaikkan tarif impor menjadi 145 persen.

    Laporan Reporter: Namira Yunia