Bisnis.com, JAKARTA — Presiden ke-7 Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasannya masif mendorong pembangunan infrastruktur saat menjabat sebagai Presiden RI.
Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam pidatonya di agenda Bloomberg New Economy Forum yang digelar pada Jumat (21/11/2025).
“Ketika saya menjadi Presiden, saya memiliki pertanyaan sederhana. Bagaimana kita bisa membangun ekonomi kuat untuk 280 juta orang? Kami tahu bahwa tidak ada jalan pintas. Itulah sebabnya kami fokus pada hal dasar, seperti infrastruktur jalan, kapal laut, bandara, energi, dan jaringan digital,” jelasnya dikutip Sabtu (22/11/2025).
Pasalnya, tambah Jokowi, infrastruktur merupakan komponen utama yang dapat menggenjot laju pertumbuhan ekonomi nasional.
Tak hanya infrastruktur konektivitas, Jokowi menyebut infrastruktur digital juga krusial untuk dikembangkan guna menjawab tantangan ke depan.
“Indonesia juga telah membuat kemajuan besar dalam infrastruktur digital. Membangun pusat data, memiliki satelit baru, mengembangkan jaringan digital, dan meningkatkan konektivitas di seluruh negara. Kami memperkenalkan regulasi yang mendorong bisnis-bisnis lokal dan startup untuk berkembang,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, selama menjabat 10 tahun sebagai Presiden, total panjang ruas jalan bebas hambatan atau jalan tol yang dimiliki Indonesia bertambah hingga 2.113 kilometer (km).
Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mencatat sejak 1978 hingga pertengahan 2024 atau tepatnya 4 bulan menjelang Jokowi lengser, 73 ruas tol telah beroperasi dengan total panjang mencapai 2.893 km.
Artinya, selama hampir 10 tahun kepemimpinannya, Jokowi membangun sekitar 73% dari panjang ruas tol yang saat ini dimiliki Indonesia. Di mana, selama 40 tahun sampai dengan 2014, pembangunan tol RI tercatat sepanjang 780 km.
Adapun, sejak 2014 hingga saat ini, panjang tol yang dibangun Indonesia telah mencapai 3 kali lipat lebih dari jumlah tersebut.
