TRIBUNNWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air di bandar udara internasional Muan, Korea Selatan (Korsel) pada Minggu (29/12/2024) turut membuat Presiden Amerika Serikat, Joe Biden berduka cita.
Biden mengatakan pada Minggu, ia dan ibu negara Jill Biden “sangat berduka” mengetahui banyaknya korban jiwa dalam kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel tersebut.
Hal ini terjadi setelah 179 dari 181 orang yang menumpangi maskapai dengan rute perjalanan Thailand-Korsel tersebut tewas setelah mendarat darurat dan meledak di bandara yang berlokasi di wilayah barat daya Korea Selatan, Muan, pada Minggu pagi waktu Korea,
“Jill dan saya sangat berduka mengetahui kehilangan nyawa yang terjadi akibat kecelakaan Jeju Airlines di Muan, Republik Korea,” kata presiden dalam pernyataan tersebut.
“Sebagai sekutu dekat, rakyat Amerika memiliki ikatan persahabatan yang kuat dengan rakyat Korea Selatan, dan pikiran serta doa kami bersama mereka yang terdampak oleh tragedi ini.” sambungnya.
Sosok yang akan digantikan Donald Trump pada Januari tahun depan inipun berjanji akan memberikan bantuan yang diperlukan bagi semua keluarga korban maupun pemerintah Korsel.
“Amerika Serikat siap memberikan semua bantuan yang diperlukan,” pungkasnya.
Niat baik Joe Biden tersebut juga diamini oleh Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).
NTSB menulis dalam sebuah pernyataan di X bahwa mereka akan memimpin tim penyelidik AS untuk membantu penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut di Korsel.
Jeju Air sendiri juga telah berjanji untuk memberikan dukungan penuh kepada keluarga yang selamat, dengan menyebutkan adanya rencana asuransi senilai 1 miliar dolar.
Detik-detik Jeju Air Jatuh
Seorang saksi mata yang menyaksikan kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan mengatakan bahwa ia sempat melihat api yang keluar dari mesin jet pesawat tersebut.
Yoo Jae-yong, yang sedang menginap di penginapan dekat Bandara Muan, mengatakan ia juga mendengar beberapa suara ledakan sebelum pesawat itu menabrak tembok pagar.
“Saya sedang memberi tahu keluarga saya bahwa ada masalah dengan pesawat itu ketika saya mendengar ledakan keras,” kata Yoo, dikutip dari Yonhap.
Saksi lainnya, yang hanya disebutkan dengan nama belakang Cho, mengatakan bahwa ia sedang berjalan-jalan sejauh 4,5 kilometer dari bandara ketika kecelakaan itu terjadi.
“Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” kata Cho.
“Lalu terdengar ledakan keras diikuti asap di udara, lalu saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjutnya.
Saksi lain, Kim Yong-cheol, menyatakan bahwa pesawat gagal mendarat pada percobaan pertama dan sempat berputar balik untuk mencoba mendarat lagi sebelum akhirnya jatuh.
Kim mengingat bahwa ia mendengar suara “gesekan logam” dua kali sekitar lima menit sebelum kecelakaan terjadi.
Maskapai Korea Selatan Jeju Air (NET)
Kim mengatakan bahwa ia melihat pesawat itu terbang kembali setelah gagal mendarat, sebelum mendengar “ledakan keras” dan melihat “asap hitam mengepul ke langit.”
Pihak berwenang meyakini bahwa kegagalan roda pendaratan, yang kemungkinan disebabkan oleh tabrakan dengan burung, dapat menjadi penyebab kecelakaan tersebut.
Polisi dan petugas pemadam kebakaran telah memulai penyelidikan di lokasi untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan ini.
(Tribunnews.com/Bobby W)