Jenis Media: News

  • Duo Taiwan, Power Station Gelar Konser Pertama di Indonesia 21 Juni Mendatang

    Duo Taiwan, Power Station Gelar Konser Pertama di Indonesia 21 Juni Mendatang

  • BMKG Analisa Cuaca Ekstrem, Kabupaten Bandung Masih Dihantui Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

    BMKG Analisa Cuaca Ekstrem, Kabupaten Bandung Masih Dihantui Hujan Lebat Disertai Petir dan Angin Kencang

    JABAR EKSPRES – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lakukan analisa prospek dan dampak cuaca ekstrem yang melanda wilayah Provini Jawa Barat.

    Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung, Teguh Rahayu mengatakan, berdasarkan dinamika atmosfer terkini, terdapat beberapa faktor pengendali cuaca dan iklim di wilayah Jawa Barat.

    “Untuk Provinsi Jawa Barat, di antaranya yakni gelombang atmosfer tipe Rossby Ekuator terpantau aktif di wilayah Jabar,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (9/3).

    Rahayu atau akrab disapa Ayu menerangkan, dari analisa pihaknya, mencatat bahwa anomali suhu muka laut di sebagian wilayah perairan Indonesia masih hangat.

    BACA JUGA:Hujan Lebat dan Banjir Mengancam, BMKG Tekankan Pentingnya Peran Pemda dalam Mitigasi Bencana

    Artinya, hal tersebut mendukung terjadinya penguapan dan penambahan massa uap air di sekitar wilayah Jawa Barat.

    “Jadi kelembapan udara di wilayah Jawa Barat berada pada lapisan 850 hingga 500 mb (milibar) berkisar antara 60 sampai 98 persen mendukung pertumbuhan awan konvektif,” terangnya.

    Ayu juga menjelaskan, dalam analisa BMKG, terpantau adanya Bibit Siklon Tropis 98S dan Borneo Vortex di Kalimantan.

    Hal tersebut secara tidak langsung mengakibatkan terbentuknya belokan angin serta area pertemuan angin (konvergensi) di sebagian wilayah Jawa Barat.

    Ayu menambahkan, belokan serta pertemuan angin di sebagian wilayah Jabar, membuat labilitas atmosfer secara umum pada kategori ringan hingga kuat.

    BACA JUGA:BMKG Catat 385.980 Kejadian Petir di Jawa Barat, Warga Diminta Waspada Ancaman Bencana Hidrometeorologi

    Fenomena tersebut mengindikasikan adanya potensi pembentukan awan konvektif yang signifikan di wilayah Jawa Barat.

    “Kemudian, berdasarkan pantauan citra radar dan satelit, terpantau awan konvektif signifikan di sebagian wilayah Kabupaten Bandung dan Kota Bandung pada siang hingga menjelang malam hari,” jelasnya.

    “Sementara itu untuk wilayah Kabupaten dan Kota Bekasi, terpantau awan konvektif signifikan pada malam hari, yang menyebabkan hujan dengan intensitas lebat hingga sangat lebat,” lanjutnya.

    Ayu mengungkapkan, pengamatan alat curah hujan otomatis di sekitar lokasi terdampak bencana baru-baru ini, menunjukkan adanya hujan lebat hingga sangat lebat di wilayah Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

  • Terungkap Pelaku Tenggak Miras Sebelum Tikam Mantan Pacar di Mal Jakpus

    Terungkap Pelaku Tenggak Miras Sebelum Tikam Mantan Pacar di Mal Jakpus

    Jakarta

    Polisi mengungkap pria MNA (19) sudah merencanakan penusukan terhadap mantan pacarnya, wanita S (19), di mal kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sehari sebelum beraksi, MNA bersama rekannya, FF, menenggak minuman keras saat merencanakan penusukan tersebut.

    “Mereka bertemu di sebuah warung di Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dan mengonsumsi minuman keras,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya SP Sembiring saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).

    Saat itu MNA memberitahukan rencana penusukan wanita S kepada temanya. Aksi tersebut dilakukan lantaran MNA sakit hati dan dendam diputuskan oleh korban.

    “(Pelaku) ngobrol tentang mantan pacarnya sudah punya cowok lagi dan pelaku tidak suka atau dendam. Bermaksud untuk menusuk menganiaya korban, dan melihatkan pisau tersebut sudah berada di pinggang pelaku,” ujarnya.

    Pelaku juga mengajak pelaku FF untuk mengantarkannya ke kios mal Tanah Abang, Jakarta Pusat tempat korban bekerja. Pelaku FF dijanjikan imbalan Rp 2 juta oleh pelaku MNA

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    “Sepakat FF akan menghantar pelaku ke TKP, dengan imbalan Rp 2 juta,” imbuhnya.

    Momen Penusukan

    Dari video yang diterima detikcom, korban yang mengenakan kemeja kotak-kotak cokelat tengah bersama rekannya di lokasi. Mereka tampak bersiap untuk menutup toko.

    Tak berselang lama, datang pelaku MNA menghampiri korban. Tanpa basa-basi, pelaku lalu mengayunkan sebilah pisau ke arah korban beberapa kali.

    Korban sempat mencoba menghalangi aksi brutal pelaku dengan tangannya. Korban selanjutnya lari mencoba menjauh dari pelaku. Sesaat kemudian, pelaku pun kabur dari lokasi.

    “Begitu melihat korban, pelaku langsung melakukan penusukan dan melarikan diri,” kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Aditya SP Sembiring saat dihubungi, Minggu (9/3/2025).

    Pihak kepolisian bergerak cepat melakukan penyelidikan dan berhasil menangkap dua orang pelaku pada hari yang sama, Sabtu (8/3). Pelaku berinisial MNA (19) ditangkap di Kalibata, Jakarta Selatan, sementara rekannya, FF (20), ditangkap di Bekasi.

    Saat ini keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan dengan jeratan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayan.

    (wnv/knv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Cuma Dibayar Rp125 Ribu Per Bulan, Guru Honorer di KBB Minta HPM Setara UMK

    Cuma Dibayar Rp125 Ribu Per Bulan, Guru Honorer di KBB Minta HPM Setara UMK

    JABAR EKSPRES – Guru honorer di Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta kesejahteraannya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Pasalnya, hingga saat ini guru honorer di Bandung Barat hanya menerima insentif sebesar Rp1,5 juta per tahun atau Rp125 ribu per bulannya.

    Iwa, salah seorang tenaga honorer pendidikan dari kategori R2 dan R3 yang tergabung dalam Persatuan Guru dan Tendik Honorer (PGTH) Bandung Barat, menyebut, nominal insentif sebesar itu sangat jauh dari cukup. Terutama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

    “Saat ini, kami hanya mendapat Rp1,5 juta per tahun. Kalau dihitung per bulan, itu hanya sekitar Rp125 ribu. Ini sangat menyiksa. Kami tetap mengajar dan bekerja penuh waktu, tetapi dengan penghasilan yang sangat minim,” ujar Iwa saat dikonfirmasi, Minggu (9/3/2025).

    BACA JUGA:Komisi I DPRD KBB Bakal Kaji Ulang Aturan Pegawai Honorer dan PPPK Paruh Waktu

    Meski begitu para guru honorer tidak patah semangat. Mereka tetap mengajar dan bekerja penuh waktu walau dengan penghasilan yang sangat minim.

    Namun, mereka berharap Pemkab Bandung Barat memberikan perhatian lagi dengan memberikan insentif yang nominalnya tidak terlalu jomplang dengan daerah lainnya, seperti Kota Bandung.

    PGTH meminta agar Pemkab Bandung Barat lebih memperhatikan nasib mereka dengan memberikan insentif yang lebih layak. Seperti halnya di Kota Bandung, Honorarium Peningkatan Mutu (HPM) setara dengan UMK.

    “Di Kota Bandung, guru honorer mendapat HPM yang menyesuaikan dengan UMK. Artinya, kesejahteraan mereka lebih diperhatikan. Sementara di KBB, hanya Rp1,5 juta per tahun. Bagaimana kami bisa bertahan dengan jumlah segitu?” keluhnya.

    BACA JUGA:Tuntaskan Guru Honorer di Jabar Mulai dari Akar Masalahnya

    Selama ini, honor yang mereka terima sumbernya dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS). Ini juga menjadi kendala bagi para honorer lantaran, dana BOS sering kali tidak stabil dan tidak semua guru mendapatkan jumlah yang sama.

    “Kalau hanya mengandalkan dana BOS, itu betul-betul berat. Pencairannya tidak tetap, tergantung kebijakan sekolah, dan ada yang mendapat nominal sangat kecil,” katanya.

    Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, terpaksa mereka mencari sampingan dengan bekerja di tempat lain. Oleh karena itu, para honorer pendidikan di KBB meminta adanya insentif tambahan seperti HPM Kota Bandung, agar mereka bisa mendapatkan penghasilan yang lebih manusiawi.

  • Sat Narkoba Polres Ciamis Gagalkan Peredaran 151 Botol Miras Oplosan

    Sat Narkoba Polres Ciamis Gagalkan Peredaran 151 Botol Miras Oplosan

    JABAR EKSPRES – Satuan Reserse Narkoba (Sat Res Narkoba) Polres Ciamis berhasil menggagalkan peredaran minuman keras (miras) oplosan jenis Arak Bali, dalam operasi penggerebekan pada Minggu (9/3/2025) dini hari. Aksi ini dilakukan untuk menjaga ketertiban dan kesucian bulan Ramadhan, sekaligus mencegah dampak negatif miras terhadap generasi muda.

    Operasi digelar sekitar pukul 00.10 WIB di kawasan Jambansari, Ciamis. Petugas mengamankan seorang tersangka berinisial RP (32), warga Desa Kolot, Ciamis, beserta barang bukti berupa 151 botol miras oplosan yang disembunyikan dalam kardus dan box.

    Selain itu, disita pula satu unit handphone dan sepeda motor yang diduga digunakan RP dalam transaksi ilegal tersebut.

    BACA JUGA:Miras Oplosan Telan 4 Korban Jiwa, Ketua DPRD Desak Pemkot Bogor Berantas Minol Ilegal!

    Kapolres Ciamis AKBP Akmal melalui Kasat Narkoba AKP R.E Budhi menegaskan komitmen pihaknya dalam menjaga keamanan masyarakat, terutama di bulan suci Ramadhan.

    “Kami tidak toleransi terhadap peredaran miras oplosan yang merusak moral generasi muda. Razia akan terus digencarkan di seluruh wilayah hukum Polres Ciamis,” tegas AKP Budhi.

    RP dan barang bukti saat ini diamankan di Mapolres Ciamis untuk pemeriksaan mendalam. Polisi juga mendalami jaringan peredaran miras tersebut guna mengungkap sumber pasokan dan keterlibatan pihak lain.

    BACA JUGA:Imbas Miras Oplosan Telan Korban, Pemkot Bogor Bakal Gelar Razia Besar-besaran

    “Kami akan telusuri apakah tersangka bagian dari sindikat atau beroperasi mandiri,” tambah AKP Budhi.

    Masyarakat diajak aktif berpartisipasi melaporkan aktivitas mencurigakan terkait peredaran miras ilegal. “Kerja sama warga sangat penting untuk menciptakan lingkungan aman dan nyaman, khususnya di bulan penuh berkah ini,” katanya. (CEP)

  • Musim Mudik Lebaran 2025, Kemenhub Siapkan Kuota 7.424 Motor Gratis Diangkut Kereta Api – Page 3

    Musim Mudik Lebaran 2025, Kemenhub Siapkan Kuota 7.424 Motor Gratis Diangkut Kereta Api – Page 3

    Pendaftaran Motis dapat dilakukan secara online melalui website nusantara.kemenhub.go.id atau langsung di beberapa stasiun seperti Stasiun Bekasi, Depok Baru, Tangerang, dan Cibinong. Beberapa stasiun lain juga disebutkan sebagai lokasi pendaftaran, seperti Jakarta Gudang, Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, Semarang Tawang, Purwokerto, Gombong, Kroya, Kebumen, Kutoarjo, dan Lempuyangan.

    Pastikan untuk mengecek informasi terbaru di website resmi Kemenhub. Untuk mendaftar, Anda perlu menyiapkan KTP, SIM, dan STNK yang masih berlaku. Pastikan juga sepeda motor Anda berkapasitas kurang dari 200 cc. Periode pendaftaran dimulai dari tanggal 8 Maret sampai dengan 7 April 2025.

    Jadwal keberangkatan arus mudik adalah 26-29 Maret 2025, sedangkan arus balik pada 4-6 April 2025. Kuota harian terbagi untuk masing-masing rute. Lintas Utara menyediakan 232 sepeda motor/hari dan 530 penumpang/hari, sementara Lintas Tengah menyediakan 696 sepeda motor/hari dan 1.590 penumpang/hari.

  • Raja Negara Muslim Ini Minta Warga Tak Sembelih Kurban, Kenapa?

    Raja Negara Muslim Ini Minta Warga Tak Sembelih Kurban, Kenapa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Maroko punya tradisi spesial untuk merayakan Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Mereka biasanya sholat ied di masjid pada pagi hari dan membakar daging di malam hari.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir keadaan ekonomi semakin sulit. Banyak rumah tangga di Maroko yang tidak mampu membeli kebutuhan pokok, apalagi membeli seekor domba untuk disembelih untuk Idul Adha.

    Menjawab tantangan iklim dan ekonomi ini, Raja Mohammed VI, akhirnya mengumumkan bahwa masyarakat Maroko tidak perlu membeli domba untuk disembelih pada hari raya tahun.

    Hal ini membawa kelegaan yang sangat dibutuhkan oleh banyak orang Maroko yang berada di persimpangan antara iman, tradisi dan keuangan mereka yang terkuras.

    “Melaksanakannya dalam situasi yang sulit ini akan menyebabkan kerugian bagi sebagian besar masyarakat kita, terutama mereka yang berpenghasilan terbatas,” ujar raja, yang juga merupakan pemimpin agama Maroko, dalam sebuah surat yang dibacakan oleh Ahmed Toufiq, Menteri Urusan Agama Islam, di televisi pemerintah.

    “Saya akan melaksanakan ritual kurban Idul Adha, insya Allah, atas nama rakyat saya,” raja menambahkan.

    Ia kemudian berbicara tentang tantangan yang mungkin dihadapi warga Maroko dalam merayakan Idul Adha.

    Foto: Raja Maroko, Mohammed VI. (Moroccan Royal Palace via AP)
    Raja Maroko, Mohammed VI. (Moroccan Royal Palace via AP)

    “Kepedulian saya untuk memungkinkan rakyat untuk melaksanakan ritual keagamaan ini dalam situasi terbaik disertai dengan tugas saya untuk mempertimbangkan tantangan iklim dan ekonomi yang dihadapi negara kita, yang telah menyebabkan penurunan signifikan dalam jumlah ternak,” katanya, dikutip dari NewYork Times, Minggu (9/3/2025).

    Kemerosotan ekonomi di negara ini telah memburuk selama tujuh tahun terakhir karena kekeringan, yang diperburuk lagi dengan periode panas ekstrem yang oleh para ilmuwan dikaitkan dengan perubahan iklim.

    Curah hujan di Maroko baru-baru ini 53 persen lebih rendah dari rata-rata 30 tahun terakhir. Efek kumulatif dari hal tersebut telah mengurangi hasil panen, mengeringkan sumber-sumber air dan membantu menaikkan harga pangan, termasuk daging.

    Idul Adha adalah hari yang dikenal mahal bagi sebagian besar orang Maroko. Keluarga di Maroko biasanya akan membeli seekor domba beberapa hari atau beberapa minggu sebelumnya, kemudian menyembelihnya pada hari pertama dan merayakannya dengan membagikan dagingnya kepada kerabat, teman, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Perayaan ini memperingati kisah religius tentang kerelaan Nabi Ibrahim untuk menyembelih putranya Nabi Ismail atas perintah Tuhan.

    “Orang-orang biasanya menabung untuk itu,” kata Nargisse Benkabbou, seorang koki yang berspesialisasi dalam masakan Maroko.

    Bahkan individu atau keluarga yang tidak memiliki banyak uang akan mencoba membeli hewan, mereka biasanya patungan dengan tetangga untuk membelinya.

    Kemudian mereka akan masak dalam jumlah besar, dengan membuat hidangan seperti boulfaf, tusuk sate domba panggang yang dibungkus dengan lemak caul.

    (Intan Rakhmayanti Dewi/fsd)

  • Penyelesaian Permasalahan Banjir Pemkot Bandung Dinilai Salah Langkah, Begini Kata Ahli!

    Penyelesaian Permasalahan Banjir Pemkot Bandung Dinilai Salah Langkah, Begini Kata Ahli!

    JABAR EKSPRES – Pakar Perencanaan Wilayah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Nat Nandi menilai penyelesaian permasalahan banjir yang diimplementasikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung dinilai keliru.

    Diakuinya, pembangunan infrastruktur mulai dari kolam retensi hingga pengadaan rumah pompa (Rupom) di titik-titik wilayah genangan bukanlah cara dalam hal penyelesaian banjir. Hal ini melainkan wujud implemantasi program jangka pendek yang bersifat generik.

    “Fokus yang mereka (Pemkot) gunakan bukanlah upaya penanganan suatu masalah secara spesifik. Sehingga menjadikan program yang dicanangkan pemerintah menjadi tidak efektif,” katanya saat dihubungi Jabar Ekspres, Minggu (9/3).

    BACA JUGA:Gedebage Kembali Dilanda Banjir, Pengendara: Udah Bukan Jalan, Tapi Kolam Renang

    Menurutnya, sudah seharusnya Pemkot Bandung mendahulukan fokusnya pada penyelesaian alih fungsi lahan yang dilakukan di wilayah hulu. Sebab, hal ini jadi poin krusial dalam menyelesaiakan permasalah banjir di Kota Kembang.

    “Fokuskan terlebih dahulu dalam mengembalikan perbukitan sebagai wilayah resapan air. Koordinasikan dengan para pemangku wilayahnya, bisa melalui Gubernur atau langsung direct kepada pejabat wilayahnya,” ujarnya.

    “Nanti baru pikirkan penyelesaian di wilayah kota terkait banjirnya. Jangan justru terbalik, degradasi lahan di wilayah hulu dibiarkan, disini sibuk membangun. Jadi kan gak maksimal,” ujarnya.

    BACA JUGA:Warga Tagih Janji Pemkot Terkait Penyelesaian Banjir Bandung Timur

    Selain itu, pengetatan regulasi terkait pembangunan kota pun perlu diimplementasikan oleh Pemkot Bandung. Diakuinya, banjir Bandung Timur disebabkan oleh tak sebandingnya segala jenis pembangunan infrastruktur dengan daya dukung lingkungannya.

    “Pengawasan terkait ini (pembangunan) terbilang lemah. Pengawasan biasanya stop saat pemerintah terkait mengeluarkan izin membangun. Sehingga kerap terjadi pembangunan yang di luar ketentuan pemberian izin sebelumnya,” ungkapnya.

    Hal ini yang kemudian menyebabkan Bandung dikepung banjir apabila hujan turun dengan intensitas tinggi. Terlebih, Kota Kembang merupakan wilayah cekungan yang banyak dikelilingi perbukitan.

    Dirinya berharap, Wali Kota Bandung baru bisa segera merealisasikan segala jenis penyelesaian masalah yang terjadi di Kota Kembang, terlebih banjir yang sepekan ini banyak terjadi diberbagai wilayah. (Dam)

  • “Jalur Neraka” Hantui Pengendara, Bupati Bandung Tuding Kendala JLC Ada di Kota Bandung, Minta Gubernur Jabar Turun Tangan!

    “Jalur Neraka” Hantui Pengendara, Bupati Bandung Tuding Kendala JLC Ada di Kota Bandung, Minta Gubernur Jabar Turun Tangan!

    JABAR EKSPRES – Kemacetan arus lalu lintas yang kerap mewarnai jalur dari Bundaran Cibiru (Kota Bandung), menuju arah Cileunyi (Kabupaten Bandung), begitu pun sebaliknya, masih menjadi sorotan publik.

    Diketahui, kemacetan di jalur tersebut sudah terjadi sejak lama, bahkan tak sedikit orang menjulukinya sebagai ‘Jalur Neraka’. Akses penghubung Kota-Kabupaten Bandung itu memang sudah rutin terjadi kepadatan volume kendaraan, bahkan setiap akhir pekan dari pagi hingga malam, ruas jalan macetnya nyaris tak terputus alias setiap waktu terus penuh.

    Sorotan tidak sebatas dari kerap terjadinya kemacetan, namun wacana penyelesaian yang sempat digaungkan pemerintah pun cukup jadi perhatian dan menimbulkan pertanyaan, kapan terealisasinya.

    Seorang warga Kecamatan Rancaekek, Nasrul Nasrudin (27) mengaku, sudah sejak lama selalu terjebak macet di ‘Jalur Neraka’ tersebut, baik saat hendak berangkat maupun pulang bekerja.

    “Terbilang sering terjebak macet di jalur Bundaran Cibiru-Cileunyi. Soal wacana pembangunan JLC (Jalur Lingkar Cileunyi) dan Underpass Cibiru juga ternyata molor dan sekadar wacana,” katanya kepada Jabar Ekspres, Minggu (9/3).

    Selain curhat dan menagih janji pembangunan Underpass Cibiru, Nasrudin yang merupakan pekerja swasta ini juga mempertanyakan, terkait wacana proyek JLC, sebagai solusi urai kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi.

    BACA JUGA:‘Jalur Neraka’ Cibiru-Cileunyi Masih Hantui Pengendara, Wacana Pemerintah Dipertanyakan

    “Saya tahu persis wacana JLC yang sebelumnya diawali dengan wacana pembangunan Kawasan Cileunyi Terpadu (KCT), untuk solusi urai kemacetan Bundaran Cibiru-Cileunyi,” bebernya.

    Nasrudin mengungkapkan, volume kendaraan yang melewati jalur Cileunyi dinilai kian hari kian bertambah dan padat dari berbagai arah.

    Dari barat arus kendaraan dari Jalan Soekarna Hata dan Jalan AH Nasution (Ujungberung) menuju Cileunyi lewat Bunderan Cibiru.

    Sementara dari arah timur (Cileunyi) sambung Yanyan, arus kendaraan yang menuju Bandung (Bundaran Cibiru) dari arah Jatinangor, Rancaekek, Tol Cisumdawu dan Tol Padaleunyi.

    Belum lagi pasca dioperasikanya kereta cepat Whoosh dengan stasiun Teggalluar Cibiru Hilir menambah padatnya volume kendaraan.

    “Sekali lagi saya curhat, sekaligus tanggih janji kapan wacana pembangunan Underpass Cibiru khususnya Jalur Lingkar Cileunyi,” tukas Nasrudin.

  • Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam Kunjungi Indonesia, Disambut Menteri Trenggono – Page 3

    Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam Kunjungi Indonesia, Disambut Menteri Trenggono – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (PKV), To Lam beserta Ibu Ngo Phu’o’ng Ly melakukan kunjungan kenegaraan bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam. Rombongan tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (9/3/2025) sekitar pukul 13.15 WIB.

    Kedatangan Sekjen To Lam dan istri disambut langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Duta Besar Republik Sosialis Vietnam untuk Republik Indonesia Ta Van Thong, Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Sosialis Viet Nam Denny Abdi, dan Gubernur Jakarta Pramono Anung.

    Tampak pula pasukan jajar kehormatan, korps musik (korsik), dan dentuman meriam yang turut menyambut dan mengiringi Sekjen PKV beserta istri menuju kendaraan. Dari Bandara, Sekjen PKV beserta delegasi kemudian melanjutkan perjalanan menuju hotel tempatnya bermalam selama di Jakarta.

    Kunjungan kenegaraan Sekjen To Lam dan istri di Indonesia akan berlangsung selama tiga hari, yaitu tanggal 9 hingga 11 Maret 2025. Esok hari, Sekjen To Lam diagendakan untuk menghadiri upacara penyambutan kenegaraan oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta.