TRIBUNJATENG.COM, TEGAL – Film animasi Jumbo, yang diproduksi oleh Visinema Studios, telah mencapai lebih dari satu juta penonton pada satu minggu pertama pemutaran, menjadikannya film animasi terlaris di Indonesia sepanjang masa.
Tiket penayangan film animasi jumbo tercatat telah terjual habis di beberapa bioskop di daerah.
420 kreator nasional berhasil membuat film animasi Jumbo selama lima tahun.
Film yang diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspasari, dan disutradarai oleh Ryan Adriandhy, mengangkat kisah inspiratif Jumbo bercerita tentang Don, seorang anak laki-laki yang gemuk yang sering mengalami kesulitan.
Dijuluki “Jumbo”, dia berusaha membuktikan bahwa dia memiliki bakat yang layak dibanggakan.
Bersama teman-temanya, Nurman dan Mae, Don memulai perjalanan yang mengajarkan nilai keberanian, persahabatan, dan kepercayaan diri.
Film animasi Jumbo menjadi bukti bahwa industri animasi Indonesia semakin berkembang dan siap bersaing di kancah internasional dengan cerita yang inspiratif dan animasi berkualitas tinggi.
Proses produksi film ini sangat dibantu oleh banyak orang penting, yang sangat berkontribusi pada keberhasilan ini.
Film animasi Jumbo tidak sekadar film karya anak bangsa tapi melibatkan banyak orang yang bekerja dari penjuru negeri selama lima tahun untuk membuat film ini.
Seluruh proses produksi dilakukan di dalam negeri, menunjukkan kualitas dan dedikasi para talenta lokal.
Salah satu tim produksi film animasi Jumbo merupakan alumni Program Studi D-3 Desain Komunikasi Visual Poltek Harber, Sisca Fitria Dwiyani, Nanda Aditya Rizky, Agung Firmansa yang merupakan alumni tahun 2022, serta Nur Hafizhoh alumni tahun 2023.
Mereka terlibat dalam tim modelling environment pada film animasi Jumbo.
Keempat alumni tersebut mengerjakan asset environment pada tahun 2023, ketika mengikuti program kelas inkubasi profesi animator di program studi D-3 Desain Komunikasi Visual Politeknik Harapan Bersama.
Sisca Fitria Dwiyani, mengungkapkan rasa senang dan beruntung bisa terlibat dalam pembuatan film animasi Jumbo sebagai 3D Modeller.
Kesempatan ini tidak terlepas dari dukungan kelas inkubasi yang diberikan oleh kampus, yang memungkinkan saya untuk mengembangkan keterampilan teknis dan kreatif dalam bidang animasi 3D.
“Sebagai 3D Modeller, saya bertanggung jawab untuk menciptakan environment modeling.
Saya bangga melihat film Jumbo memiliki kualitas visual yang sangat baik, berkat kolaborasi luar biasa antara tim.
Saya bangga bisa berkontribusi dalam proyek ini dan melihat bagaimana elemen-elemen yang saya buat dapat mendukung cerita dan memberikan pengalaman yang mendalam bagi penonton.
Pengalaman ini sangat berharga, dan saya berharap dapat terus berkembang dan berkontribusi lebih banyak dalam industri animasi,” ungkap Sisca.
Nanda Aditya Rizki, menuturkan rasa senang dan bangga menjadi bagian dari tim produksi film Jumbo ini.
Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk menunjukkan kemampuan saya dan belajar dari yang terbaik, saya merasa terhormat bisa bekerja sama dengan tim yang luar biasa dalam projek film Jumbo ini.
Saya merasa sangat beruntung bisa mengikuti kelas inkubasi profesi, sebagai alumni DKV ini merupakan pengalaman yang luar biasa, karena mendapatkan ilmu baru dan wawasan mengenai dunia film animasi.
Agung Firmansa menambahkan, ikut kelas inkubasi profesi jadi pengalaman seru buat saya sebagai alumni DKV.
Saya belajar banyak hal baru, terutama waktu terlibat langsung dalam proyek produksi film animasi.
Bisa kerja bareng tim dan melihat gimana proses bikin film dari awal sampai akhir itu bener-bener membuka wawasan.
Selain nambah skill dan portofolio, saya juga jadi lebih ngerti dunia kerja kreatif yang sebenarnya.
Apalagi bisa terlibat dalam proses pembuatan animasi JUMBO yang sedang tayang di bioskop, rasanya puas sekali bisa berkontribusi dan melihat hasil akhirnya bareng-bareng.
“Saya sangat senang bisa menjadi bagian dari tim yang terlibat dalam pembuatan animasi Jumbo.
Saya berharap bahwa kesuksesan animasi Jumbo ini dapat menjadi motivasi bagi para kreator animasi untuk terus menciptakan karya-karya yang luar biasa, dan membuka peluang bagi para kreator animasi Indonesia untuk berkembang dan tumbuh,” tambah Nur Hafizhoh.
Keterlibatan para alumni dalam film animasi Jumbo tidak lepas dari peran Adityo Baharmoko selaku dosen praktisi animasi di Desain Komunikasi Visual.
Adityo mengatakan, SDM animasi yang ada di Tegal pada dasarnya sama potensialnya dengan di kota besar, mereka hanya butuh kesempatan untuk terlibat dalam produksi animasi.
Ketika kesempatan itu datang melalui proyek animasi Jumbo, saya berupaya sebaik mungkin untuk melibatkan talenta-talenta dari daerah.
Alhamdulillah, proyek ini berhasil diselesaikan dengan baik dan menjadi portofolio sekaligus kebanggaan kita semua, sebuah kontribusi kecil dalam momentum kebangkitan animasi Indonesia di tahun 2025.