Jenis Media: News

  • Barang Berharga Abdillah Ramdan Hilang, Sosok Asisten Masinis Tewas Saat KA Jenggala Hantam Truk

    Barang Berharga Abdillah Ramdan Hilang, Sosok Asisten Masinis Tewas Saat KA Jenggala Hantam Truk

    TRIBUNJAKARTA.COM – Barang berharga Abdillah Ramdan hilang diduga dicuri. Abdillah Ramdan merupakan asisten masinis yang tewas saat Kereta Api Commuter Line Jenggala kecelakaan dengan truk kayu di Gresik, Jawa Timur, pada Selasa (8/4/2025) sekira pukul 18.35 WIB.

    PT KAI Daop 8 Surabaya mengungkapkan sosok Abdillah Ramdan. 

    Tak hanya itu, PT KAI juga melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum dan menuntut ganti rugi kepada pemilik maupun pengemudi truk. 

    Kecelakaan KA Commuter Line Jenggala No. 470 relasi Indro – Sidoarjo mengalami kecelakaan dengan truk bermuatan kayu di perlintasan sebidang JPL No.11, KM 7+600/700 petak jalan lintas antara Stasiun Indro – Kandangan, Gresik Jawa Timur.

    “Kami kehilangan salah satu Awak Sarana Perkeretaapian (ASP) terbaik. Almarhum Abdillah Ramdan bukan hanya seorang asisten masinis yang berdedikasi, tetapi juga sosok yang mewakili semangat pengabdian dalam melayani masyarakat. Kepergiannya saat menjalankan tugas menjadi duka yang mendalam bagi seluruh keluarga besar KAI,” kata Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif dalam keterangan tertulis.

    Barang Berharga Hilang

    Selain itu, barang berharga milik Abdillah Ramdan hilang diduga dicuri. Barang berharga itu yakni ponsel milik Abdillah Ramdan.

    Pihak keluarga melaporkan kehilangan handphone milik mendiang.

    Dalam Komunitas Marah Marah di media sosial X (Twitter), akun @MarshaIrish1 yang menyebut dirinya sebagai adik mendiang mencuitkan pengumuman bahwa handphone milik Abdillah Ramdan hilang. Diduga, HP tersebut dicuri.

    Cuitan ini dikirim pada Rabu (9/4/2025) pagi. Dalam pengumumannya, akun @MarshaIrish1 menyebut, ada dua handphone merek Xiaomi dan Redmi yang belum bisa dilacak keberadaannya.

    Kemungkinan, menurut akun tersebut, kartu SIM dalam HP tersebut sudah dicabut.

    Mewakili keluarga, pemilik akun @MarshaIrish1 meminta untuk siapa pun yang mengambil atau mengetahui HP tersebut untuk mengembalikan kartu memorinya saja untuk kenang-kenangan.

    Sebab, dalam kartu tersebut banyak foto mendiang Abdillah Ramdan bersama anak istrinya. Cuitan akun @MarshaIrish1 di Komunitas Marah Marah Twitter 

    INFO KEHILANGAN BARANG

    saya dari adik dari alm asisten masinis abdillah ramdan ka. jenggala. meminta tolong untuk mengembalikan 2 hp xiaomi dan redmi kk saya, karna saat ini blm bisa dilacak keberadaannya, dan sepertinya kartunya telah dicabut, kami hanya butuh datanya saja.

    minta tolong untuk yg melihat/ berada dilokasi kecelakaan gresik, jika melihat barang tsb. karna kami hanya butuh memori cardnya saja, ada kenang2an foto kakak saya dan anaknya berumur 3 tahun, kami mohon hanya itu satu2nya kenangan yg ada

    Tuntutan Hukum

    Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya, Luqman Arif  menegaskan pihaknya akan melanjutkan kasus tersebut ke ranah hukum dan menuntut ganti rugi kepada pemilik maupun pengemudi truk. 

    Sebab peristiwa ini sangat merugikan dari berbagai aspek, termasuk gangguan operasional, kerusakan sarana dan prasarana, serta yang paling utama adalah risiko terhadap keselamatan petugas dan penumpang.

    KAI Daop 8 Surabaya kembali mengingatkan masyarakat untuk disiplin dan menaati aturan keselamatan saat melintasi perlintasan sebidang. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan secara tegas mengatur bahwa pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api.

    Secara khusus, Pasal 114 menyatakan bahwa setiap pengguna jalan yang akan melewati perlintasan sebidang wajib berhenti, melihat dan mendengar, serta hanya melintas jika kondisi telah aman. 

    Sementara itu, Pasal 296 mengatur sanksi pidana kurungan maksimal tiga bulan atau denda maksimal Rp750.000,- bagi pelanggar yang tetap melintas meski sinyal berbunyi atau palang pintu sudah mulai turun.

    Selain itu, Pasal 124 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian juga menegaskan bahwa setiap pengguna jalan wajib mendahulukan kereta api di titik perpotongan sebidang antara jalur KA dan jalan raya.

    Sesuai Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). KAI akan menempuh jalur hukum dan terus berkoordinasi dengan pihak penyidik dari Kepolisian.

    “KAI Daop 8 Surabaya juga menyesalkan masih adanya kecelakaan lalu lintas di perlintasan sebidang yang disebabkan karena kelalaian pengguna jalan. Ini menjadi pengingat bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” tambah Luqman.

    Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak terburu-buru saat melintas di rel kereta api.

    KAI Daop 8 Surabaya secara aktif terus melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbagai platform, termasuk sosialisasi langsung di perlintasan, kampanye keselamatan, serta kerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas perhubungan untuk meningkatkan keselamatan di perlintasan sebidang.

    KAI Daop 8 Surabaya juga terus mendorong pemerintah daerah dan pihak terkait untuk menutup perlintasan sebidang tidak dijaga atau membangun flyover/underpass guna mencegah potensi kecelakaan serupa di masa depan. 

    PT KAI sangat menyayangkan terjadinya tabrakan antara Commuter Line Jenggala dan truk di JPL 11 antara Stasiun Indro Gresik – Stasiun Kandangan Surabaya.

    Diungkapkan Luqman, berdasarkan laporan dari kondektur KA 470, insiden terjadi ketika truk muatan kayu melewati perlintasan sebidang tanpa memperhatikan keberadaan kereta api yang sedang melintas. 

    Akibatnya, bagian depan kereta tertemper truk, yang menyebabkan asisten masinis yang bertugas dalam perjalanan tersebut, Abdillah Ramdan, meninggal dunia. 

    Sedang masinis sampai sekarang mendapat penanganan medis.

    KAI Daop 8 Surabaya mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya asisten masinis yang gugur saat mengemban tugasnya. Para petugas ASP telah berusaha semaksimal mungkin mengendalikan KA, dan tidak meninggalkan kabin masinis saat peristiwa temperan terjadi.

    Sementara itu untuk seluruh penumpang KA Commuter Line Jenggala yang berjumlah 130 orang dinyatakan selamat, tidak terdapat korban jiwa. Seluruh penumpang telah dievakuasi menggunakan kereta pengganti menuju Stasiun Surabaya Pasar Turi dan Stasiun Sidoarjo.

    KAI Daop 8 Surabaya memastikan bahwa peristiwa ini tidak mengganggu perjalanan kereta api jarak jauh lintas utara Jawa karena lokasi kejadian berada di jalur cabang antara Stasiun Kandangan dan Indro yang tidak dilalui KA antarkota. (TribunMedan/TribunJakarta.com/TribunJatimTimur)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 2 Alasan Kuat Megawati Hangestri Tak Perpanjang Kontrak dengan Red Sparks

    2 Alasan Kuat Megawati Hangestri Tak Perpanjang Kontrak dengan Red Sparks

    2 Alasan Kuat Megawati Hangestri Tak Perpanjang Kontrak dengan Red Sparks

    TRIBUNJATENG.COm – Inilah 2 alasan kuat Megawati Hangestri memutuskan untuk cabut dari Red Sparks.

    Megawati Hangestri Pertiwi resmi tidak memperpanjang kontraknya dengan Daejeon JungKwanJang Red Sparks untuk musim depan.

    Keputusan ini tentu mengundang pertanyaan besar, mengingat performanya bersama Red Sparks begitu gemilang selama dua musim terakhir di Liga Voli Korea.

    Namun, di balik keputusan tersebut, terdapat dua alasan kuat yang mendasari langkah Megatron.

    Inilah 2 alasan kuat Megawati tak perpanjang kontrak dengan Red Sparks:

    1. Cedera Otot

    Selama babak final Liga Voli Korea 2024/2025, Megawati bermain dalam kondisi tidak ideal.

    Cedera otot kaki yang dialaminya sejak final leg pertama tidak membuatnya menyerah.

    Ia tetap turun ke lapangan, membela Red Sparks hingga leg kelima, demi membawa timnya bertarung habis-habisan sampai detik terakhir.

    Puncaknya terjadi di set kelima laga final leg 5.

    Saat skor ketat dan tensi pertandingan menanjak, Megawati yang sudah tak kuat menahan sakit akhirnya harus ditarik keluar.

    Pelatih Koo Hee-jin akhirnya memutuskan mengganti Mega dengan Jeong Su-ji.

    Keputusan yang berat, tapi terpaksa diambil demi keselamatan pemain andalannya.

    Kini, Megawati akan menjalani proses pemulihan dan terapi intensif untuk cedera otot kaki dan bahunya.

    Ia dijadwalkan menjalani perawatan di Surabaya dalam waktu dekat.

    2. Ingin Merawat Sang Ibu di Jember

    Selain alasan medis, keputusan Megawati juga dilatarbelakangi oleh panggilan hati sebagai seorang anak.

    Sang ibu, yang saat ini berada di Jember, tengah membutuhkan pendampingan dan perawatan secara langsung.

    Hal ini disampaikan oleh agen Megawati, yang menegaskan bahwa keputusan pulang ke Indonesia bukan karena Megawati tidak bahagia di Red Sparks.

    “Megawati sangat ingin memperpanjang kontrak karena dua tahun bersama JungKwanJang sangat membahagiakan baginya,” ujar sang agen.

    “Namun karena kondisi kesehatan ibunya, ia memutuskan untuk tinggal bersama dan merawat beliau. Itu alasan utama mengapa ia tidak melanjutkan di V-League,” sambungnya.

    Keputusan Megawati memang bukan akhir dari segalanya.

    Meski tak memperpanjang kontrak, pelatih Ko Hee-jin sendiri berharap masih bisa bekerja sama di masa depan.

    Apalagi jika KOVO akan memberlakukan perubahan besar pada sistem perekrutan pemain asing musim depan.

    Kini, Megawati tengah dalam perjalanan pulang ke Tanah Air, didampingi sang kekasih, Dio Novandra.

    Ia dijadwalkan kembali ke Jember usai transit di Jakarta dan Surabaya

    Megawati dikenang sebagai pevoli yang meninggalkan jejak mendalam di Liga Voli Korea.

    Saat mengantar Megawati ke Bandara Incheon untuk kembali ke Indonesia, pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin, tak kuasa menahan air mata.

    Ia menangis haru melepas salah satu pemain terbaik yang pernah dimilikinya.

    “Sepertinya saya tidak akan pernah mendapatkan pemain seperti Mega lagi. Berkat dia juga Red Sparks bisa sampai ke final,” ucap Ko Hee-jin

    Ia bahkan menyampaikan harapan untuk bisa kembali bekerja sama, terutama jika peraturan KOVO berubah ke arah yang lebih fleksibel.

    “Kalau peraturan KOVO berubah, mari kita bekerja sama lagi di Red Sparks,” katanya, tulus. (*)

  • Niat Berangkat Umrah Berubah Jadi Duka, Kecelakaan Tragis di Gresik 7 Penumpang Tewas dalam Mobil

    Niat Berangkat Umrah Berubah Jadi Duka, Kecelakaan Tragis di Gresik 7 Penumpang Tewas dalam Mobil

    TRIBUNJAKARTA.COM – Bermula dari niat berangkat umrah, seorang pria bernama Muhammad Aqib warga Desa Tuwiri Wetan, Tuban, meregang nyawa dalam insiden kecelakaan di Gresik, Jawa Timur.

    Kecelakaan maut ini terjadi di Jalan Raya Duduksampeyan, Kabupaten Gresik, Kamis (10/4/2025) pagi pukul 05:42 WIB.

    Muhammad Aqib bersama keluarga pengantar umrah tewas di dalam mobil Panther bernomor polisi DK 1157 FCL.

    Mobil tersebut menghantam bus Rajawali Indah S-7707-UA yang dikendarai Suwarno, asal Tuban.

    Mobil rombongan pengantar umrah itu memuat 7 penumpang, termasuk pengemudinya.

    Sementara bus terdapat sekitar 15 penumpang.

    Seluruh penumpang mobil dinyatakan meninggal dunia akibat kecelakaan itu.

    Rencana pergi ke tanah suci berakhir duka.

    lihat foto
    Operasional taman yang bakal buka 24 jam di Jakarta baru akan diterapkan di HUT Jakarta, pada 22 Juni 2025. Ada enam taman yang beroperasi selama 24 jam. Kondisi ini bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Gresik Ipda Andri Aswoko mengungkapkan, kronologi kecelakaan maut itu bermula dari ban mobil yang selip.

    “Kronologi kejadian bermula saat mobil Panther DK-1157-FCL yang memuat rombongan umrah dari Tuban melaju dari arah barat menuju timur (Lamongan ke Gresik) kemudian ban sebelah kiri selip,” ujar Aswoko dikutip dari TribunJatim, Kamis (10/4/2025).

    Mobil Panther dikemudikan Akhmad Basuki, 49 tahun, asal Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban tersebut dalam perjalanan ke Surabaya.

    Mobil tersebut sedang mengantarkan Muhammad Aqib untuk berangkat menjalankan ibadah umrah.

    Mobil tersebut mengejar keberangkatan pesawat ke tanah suci.

    Nahas, setibanya di Jalan Raya Duduksampeyan, kejadian tak terduga merenggutnya nyawa rombongan yang berisi tujuh orang tersebut.

    “Saat di TKP Jalan Raya Duduksampeyan, pengemudi mobil Panther hendak mendahului truk dari sisi kiri. Hingga ban mobil sebelah kiri keluar ke bahu jalan,” tambah Aswoko.

    Saat hendak naik lagi ke badan jalan ban mobil tersebut selip.

    Mobil berwarna biru tua itu akhirnya oleng kekanan hingga melewati markah jalan.

    “Saat bersamaan dari arah berlawanan (timur ke barat) melaju bus dengan nomor polisi S-7704-UA yang dikemudikan Suwarno, 46 tahun, asal Tuban. Sehingga terjadi kecelakaan,” tandasnya.

    Akibat benturan keras yang terjadi, mobil Panther dan bus sama-sama mengalami ringsek parah.

    Tujuh penumpang mobil meninggal dunia, sementara sopir dan kenek bus mengalami patah tulang.

    “Empat orang meninggal dunia di TKP, tiga korban sempat kritis dinyatakan meninggal dunia juga,” katanya.

    “Jadi seluruh penumpang mobil Panther sebanyak tujuh orang meninggal dunia, kami temukan passport,” ungkapnya.

    Sementara, Eko Perkoso, Kondektur Bus Rajawali Indah, memberikan kesaksian terjadinya peristiwa kecelakaan maut tersebut.

    Menurutnya, sebelum kejadian kecelakaan terjadi, penumpang sempat berteriak histeris.

    Teriakan penumpang itu menjadi saksi kecelakaan maut bikin tujuh penumpang tewas.

    “Posisi saya tadi berada di tengah habis narik (uang) ke penumpang, tiba-tiba penumpang teriak lalu bruak terjadi tabrakan,” kata Eko Perkoso

    Daftar Korban Meninggal Dunia Penumpang Mobil Panther :

    1. Muhammad Aqib, 27 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban. (Yang berangkat umrah)

    2. Besar, 65 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

    3. Lislikah, 53 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

    4. Wiwik Sunarti, 43 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

    5. Akhmad Basuki, 49 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban (pengemudi)

    6. M. Al Fatih, 3 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

    7. Hafiz Gandawiharja, 17 tahun, Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak, Tuban

    Daftar Korban Luka :

    1. Khoirul Anam, 22 tahun, asal Bojonegoro, kenek bus

    2. Suwarno, 46 tahun, asal Tuban, sopir bus (patah tulang).

    (TribunJakarta/TribunJatim)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pimpin Upacara HUT ke-476 Kabupaten Jepara, Bupati Wiwit Pamerkan Capaian Indeks Pembangunan Manusia

    Pimpin Upacara HUT ke-476 Kabupaten Jepara, Bupati Wiwit Pamerkan Capaian Indeks Pembangunan Manusia

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Secara langsung Bupati Jepara, Witiarso Utomo memimpin upacara Hari Jadi Kabupaten Jepara ke 476 di depan ribuan peserta upacara mulai dari siswa SMP, SMA, TNI, Polri, dan pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Jepara tampak memenuhi Alun – Alun 1 Jepara, Kamis, (10/4/2025). 

    Upacara dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Jepara yang ke-476 tersebut digelar dengan sederhana dan penuh khidmat.

    Bertindak selaku inspektur upacara, Bupati Jepara H Witiarso Utomo, dan dihadiri Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar, jajaran Forkopimda Jepara, dan pimpinan perangkat daerah.

    Dalam sambutannya, Bupati menyampaikan bahwa Hari Jadi Kabupaten Jepara yang ke-476 ini merupakan momentum untuk mengevaluasi dan perbaikan dalam penyelenggaraan pemerintah serta pembangunan daerah. 

    Hal tersebut menurutnya selaras dengan candra sengkala penobatan Ratu Kalinyamat sebagai pemimpin Jepara yakni “Trus Karya Tataning Bumi”.

    “Karena pada dasarnya pembangunan adalah sebuah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan”, kata Wiwit sapaan akrab Witiarso Utomo.

    Untuk itu dirinya menghaturkan ucapan terima kasih kepada para pemimpin Jepara terdahulu serta seluruh masyarakat Jepara yang telah berkontribusi dalam pembangunan di Kabupaten Jepara. 

    Saat ini Jepara menurut Wiwit sudah berada di jalur pembangunan yang baik, menurut Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Jepara yang mencapai angka 74,32 dan mengalami peningkatan 0,47 poin dibanding tahun sebelumnya.

    Selain itu, Wiwit menyebutkan bahwa angka kemiskinan pada periode yang sama turun menjadi 6,09 persen dan menjadi yang terendah dalam beberapa dekade terakhir serta menjadi satu dari puluhan prestasi yang berhasil diraih Pemkab Jepara di tahun 2024.

    “Seluruh prestasi yang telah kita raih ini adalah batu loncatan yang kokoh untuk mewujudkan tema Hari Jadi ke – 476 Kabupaten Jepara yang juga selaras dengan visi Bersama Menuju Jepara Makmur, Unggul, Lestari, dan Religius,” tandasnya.

    Lebih lanjut, visi tersebut akan tertuang dalam 28 program yang terbagi menjadi 5 MULUS yakni MULUS Birokrasinya, MULUS Pendidikan dan Kebudayaannya, MULUS Ekonominya, MULUS Kesehatannya, serta MULUS infrastrukturnya.

    Ia mengambahkan bahwa dalan kurun waktu 1,5 bulan masa kepemimpinannya, beberapa program sudah dilaksanakan terutama terkait infrastruktur jalan.

    Sebab di masa mudik dan libur lebaran lalu, masyarakat membutuhkan jalan yang aman dan nyaman untuk dilalui. 

    Dari target 101 Km, Bupati memastikan 60 Km jalan sudah ditangani dan akan terus bertambah. (Ito)

  • 126 Honorer RSUD Pati Tak Lolos Seleksi dan Dipecat, Lembar Pengumuman Dirobek-robek

    126 Honorer RSUD Pati Tak Lolos Seleksi dan Dipecat, Lembar Pengumuman Dirobek-robek

    TRIBUNJATENG.COM, PATI – Sebanyak 216 tenaga honorer RSUD RAA Soewondo Pati dipastikan kehilangan pekerjaan.

    Mereka gagal lolos dalam Tes Kompetensi Dasar (TKD) Seleksi Pegawai Tetap Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Unit Pelaksana Teknis (UPT) RSUD RAA Soewondo Pati.

    Mereka sebelumnya merupakan pegawai tidak tetap yang menempati berbagai posisi, mulai dari porter, satpam, pramusaji, staf administrasi, hingga bidan.

    Dari total 503 tenaga honorer yang mengikuti seleksi, hanya 287 orang yang lolos TKD.

    Sejak awal menjabat sebagai Bupati Pati, Sudewo memang berkomitmen melakukan reformasi di RSUD dengan cara mengurangi tenaga honorer yang menurutnya jumlahnya terlalu banyak.

    Selain itu, menurut dia mekanisme seleksi tenaga honorer sebelumnya juga tidak beres.

    Maka Sudewo pun menginstruksikan Direktur RSUD RAA Soewondo, Rini Susilowati, agar melakukan rasionalisasi jumlah pegawai.

    Rasionalisasi dilakukan secara selektif melalui mekanisme tes.

    Hasil TKD diumumkan pada Selasa (8/4/2025) malam.

    Pengumuman ditempel di depan Gedung Bagian Tata Usaha RSUD RAA Soewondo.

    Pada Rabu (9/4/2025) siang, tampak kertas pengumuman telah dirobek-robek, terutama pada bagian daftar peserta yang tidak lulus.

    Sejumlah 287 orang yang lolos TKD dijadwalkan untuk mengikuti tes wawancara pada Kamis-Jumat (10-11/4/2025).

    “Hasil tes sudah diumumkan. Penyelenggara tes-nya adalah para alumni UGM (CV Yogya Executive School-red.). Mereka sudah banyak melaksanakan seleksi di pemerintahan daerah yang lain. Sudah teruji kredibilitas, integritas, dan profesionalitasnya,” papar Bupati Pati Sudewo di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, Rabu (9/4/2025).

    Sudewo berani menjamin bahwa mekanisme seleksi ini berlangsung secara adil dan objektif.

    Ditanya mengenai nasib para tenaga honorer yang kehilangan pekerjaan karena tidak lolos seleksi, Sudewo mengatakan bahwa mereka harus memikirkannya sendiri.

    “Saya nanti akan berpikir. Tapi mereka masing-masing juga harus berpikir. Karena dalam rekrutmen (sebelumnya), juga tidak melalui cara yang benar,” tandas dia. (mzk)

  • Apa Itu Midazolam? Obat yang Dipakai Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama untuk Membius Korban

    Apa Itu Midazolam? Obat yang Dipakai Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama untuk Membius Korban

    Apa Itu Midazolam? Obat yang Dipakai Dokter PPDS Priguna Anugerah Pratama untuk Membius Korban

    TRIBUNJATENG.COM- Publik tengah digegerkan oleh sosok Priguna Anugerah Pratama (31) yang merupakan seorang residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad).

    Diketahui pada 18 Maret 2025, Priguna Anugerah Pratama telah melakukan pemerkosaan terhadap seorang penunggu pasien di Rumah Sakit Hasan Saidkin Bandung.

    Diketahui korban merupakan seorang anak perempuan dari pasien yang tengah menjalani perawatan.

    Sementara itu, Priguna Anugerah Pratama merupakan dokter spesialis khusus anestesi yang tengah menjalani praktek.

    Kejadian ini bermula ketika Priguna Anugerah Pratama hendak membantu keluarga pasien untuk melakukan persiapan operasi.

    Sebelum menjalani operasi, tersangka menawarkan korban untuk melakukan pengambilan darah dan diarahkan ke gedung kosong yang berada di salah satu lantai RSHS Bandung.

    Korban yang telah tersadar setelah dibius, mengungkap merasakan sakit di area kemaluan dan langsung melakukan visum ke dokter spesialis.

    Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan bekas sperma di kemaluan korban dan juga ditemukan ceceran sperma di ruangan tempat tersangka melakukan pengambilan darah.

    Priguna Anugerah Pratama yang bukan merupakan staf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung tersebut telah dikembalikan ke Fakultasnya dan telah dikeluarkan.

    Sementara itu, terungkap bahwa Priguna Anugerah Pratama menggunakan obat jenis Midazolam untuk melancarkan aksi bejatnya itu.

    Lalu, apa itu Midazolam?

    Dilansir dari Alodokter, Midazolam merupakan obat penenang yang diberikan untuk pasien yang akan menjalani proses operasi.

    Midazolam sendiri bisa mengurangi rasa cemas dan bisa membuat pasien merasa rileks serta mengantuk.

    Midazolam sendiri masuk dalam golongan benzodiazepine, yang bekerja dengan meningkatkan aktifitas zat kimia alami GABA (gamma-aminobutyric acid) di sistem saraf pusat.

    Midazolam sendiri harus menggunakan resep dokter karena masuk ke dalam kategori D, dimana obat ini beresiko terhadap janin manusia meskipun tak sebanyak dampak positifnya.

    (*)

  • Gunung Semeru Alami Lima Kali Erupsi dengan Tinggi Letusan hingga 800 Meter

    Gunung Semeru Alami Lima Kali Erupsi dengan Tinggi Letusan hingga 800 Meter

    JABAR EKSPRES – Gunung Semeru kembali alami lima kali erupsi dengan tinggi letusan 400 meter hingga 800 meter pada Kamis (10/4) pagi.

    Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.18 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak, dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang kea rah barat daya.

    “Kemudian pukul 00.42 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dikutip dari ANTARA, Kamis (10/4).

    Saat terjadi erupsi, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intesitas sedang ke arah barat daya.

    BACA JUGA: Gunung Ibu di Maluku Utara Kembali Erupsi, 3.000 Jiwa Warga Dievakuasi BNPB

    Kemudian, pada pukul 05.15 WIB Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.

    Erupsi keempat terjadi pada pukul 05.45 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas ke arah barat daya.

    Pada pukul 06.40 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut.

    “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi itu terekam di seismografi dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 150 detik,” katanya.

    BACA JUGA: Kembali Erupsi, Gunung Semeru Keluarkan Letusan Setinggi 600 Meter

    Liswanto menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Level II atau waspada sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yaitu melarang masyarakat untuk melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak.

    Kemudian, di luar jalur tersebut masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

  • Doa dan Dzikir Bersama Sambut HUT ke-476 Kabupaten Jepara

    Doa dan Dzikir Bersama Sambut HUT ke-476 Kabupaten Jepara

    TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Sebelum melaksanakan upacara Hari Jadi Kabupaten Jepara ke 476, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Jepara menggelar doa dan dzikir bersama di Pendopo R A Kartini, Kamis (10/4/2025).

    Kegiataan, itu dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-476 Kota Jepara.

    Kegiatan ini berlangsung khidmat dengan penuh kekhusyukan.

    Acara ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan HUT Jepara yang jatuh pada 10 April. 

    Doa dan dzikir dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas perjalanan panjang Kabupaten Jepara serta sebagai ikhtiar spiritual untuk memohon keselamatan dan kemajuan bagi daerah ini.

    Kyai H Hamzah dalam ceramah singkatnya juga mengajak seluruh hadirin untuk terus meningkatkan keimanan dan ketakwaan dalam menjalankan amanah sebagai pelayan masyarakat. 

    Ia berharap momentum HUT ini menjadi pengingat akan pentingnya peran spiritual dalam menjalankan roda pemerintahan.

    “Suasana hening dan penuh kekhusyukan menyelimuti jalannya acara. Peserta terlihat larut dalam doa, menyatukan harapan demi masa depan Jepara yang lebih baik,” kata Hamzah.

    Kegiatan ditutup dengan pembacaan doa khusus untuk seluruh karyawan dan pimpinan Se-Kabupaten Jepara dan seluruh masyarakat agar senantiasa diberikan kesehatan, kekuatan, serta petunjuk dalam membangun daerah. (Ito)

  • Dikabarkan Meninggal Dunia, Ternyata Begini Kondisi Terkini Artis Titiek Puspa

    Dikabarkan Meninggal Dunia, Ternyata Begini Kondisi Terkini Artis Titiek Puspa

    JABAR EKSPRES – Artis gaek Titiek Puspa kembali dikabarkan meninggal dunia oleh beberapa media sosial, kabar tersebut santer setelah mengetahui sang artis masuk ke rumah sakit pada 26 Maret 2025 lalu.

    Namun sekali lagi kabar duka tersbeut dibantah keras oleh beberapa koleganya, termasuk artis cantik Inul Daratista dalam wawancara eksklusifnya pada Kamis (10/4).

    “Itu hoax! Eyang masih baik-baik saja, cuma perlu istirahat dan nggak boleh banyak bertemu orang. Kasihan, habis tindakan head surgery jadi masih pemulihan.”

    Bukan hanya Inul, manajer Titiek Puspa, Mia, juga membenarkan bantahan tersebut dengan menyebutkan bahwa, penurunan kondisi kesehatan pelantun Kupu-kupu malam tersebut karena kelelahan.

    Baca juga : Merayakan Anniversary ke-25, PT Uni-Charm Indonesia Terus Mendukung Kebutuhan Konsumen Wanita

    Sementara kondisi terkini artis berusia 87 tahun ini memang masih dirawat  di Rumah Sakit Medistra, Pancoran, Jakarta Selatan. Perawatan tersebut dilakukan  untuk pemulihan kondisinya setelah menjalani operasi bedah saraf sebelum lebaran lalu.

    Kabar meninggalnya Titiek Puspa menjadi ramai  dimedia sosial, setelah sang artis diketahui tiba-tiba pingsan di lokasi syuting salah satu program televisi swasta pada 26 Maret lalu hingga harus langsung dilarikan kerumah sakit terdekat.

    “Saat itu Eyang memang sedang kelelahan, lalu tiba-tiba pingsan. Tim dari stasiun TV langsung membantu membawa beliau ke rumah sakit. Dari hasil pemeriksaan, dokter menemukan adanya pembuluh darah yang pecah dan harus segera ditangani lewat operasi,” jelas Manajernya, Mia.

    Baca juga : Jawab Penasaran Masa Muda

    Dari kejadian tersebut, banyak yang menduga sang artis mengalami masa kritis dalam kesehatannya sehingga beredar kabar miring yang menyebutkan bahwa legenda musik Indonesia ini menghembuskan nafas terakhirnya.  Namun beruntung kondisinya berangsur membaik meski sempat menjalani operasi.  Banyak yang berharap artis yang tetap cantik dimasa tuanya ini tetap sehat agar bisa menginspirasi artis-artis muda.

  • Tangis Ko Hee-jin Pelatih Red Sparks Lepas Megawati Hangestri: Bisa Sampai Final karena Ada Mega

    Tangis Ko Hee-jin Pelatih Red Sparks Lepas Megawati Hangestri: Bisa Sampai Final karena Ada Mega

    Tangis Ko Hee-jin Pelatih Red Sparks Lepas Megawati Hangestri: Bisa Sampai Final karena Ada Mega

    TRIBUNJATENG.COM – Ko Hee-jin pelatih Red Sparks menangis melepas Megawati Hangestri.

    Suasana haru menyelimuti Bandara Incheon, Korea Selatan, saat pelatih Red Sparks mengantarkan kepergian Megawati Hangestri Pertiwi ke Indonesia.

    Air mata tak terbendung dari wajah pelatih yang selama dua musim terakhir menjadi saksi perkembangan luar biasa pevoli asal Jember tersebut.

    Megawati, yang akrab disapa Megatron, akan kembali ke tanah air melalui rute Incheon-Jakarta-Surabaya.

    Ia dijadwalkan menjalani terapi cedera otot kaki dan bahu di sebuah fasilitas pengobatan di Surabaya.

    Tak banyak yang tahu, selama final liga voli Korea, Megawati sejatinya sedang menahan sakit yang luar biasa.

    Cedera otot kaki yang dialaminya sejak final leg pertama tidak membuatnya menyerah.

    Ia tetap turun ke lapangan, membela Red Sparks hingga leg kelima, demi membawa timnya bertarung habis-habisan sampai detik terakhir.

    Puncaknya terjadi di set kelima laga final leg 5.

    Saat skor ketat dan tensi pertandingan menanjak, Megawati yang sudah tak kuat menahan sakit akhirnya harus ditarik keluar.

    Pelatih Koo Hee-jin akhirnya memutuskan mengganti Mega dengan Jeong Su-ji.

    Keputusan yang berat, tapi terpaksa diambil demi keselamatan pemain andalannya.

    Tak sendiri, Megawati pulang ditemani sang kekasih, Dio Novandra.

    Dio Novandra diketahui telah berada di Korea Selatan dan menonton final Pink Spiders vs Red Sparks.

    Sebelum benar-benar meninggalkan Korea, Megawati terlihat duduk di kursi roda.

    Ko Hee-jin lagi-lagi menangis sambil memeluk Mega sebagai salah perpisahan.

    Ia juga terlihat memeluk Dio Novandra.

    Meski baru saja menuntaskan musim dengan hasil runner-up bersama Red Sparks, Megawati memilih tidak memperpanjang kontraknya.

    Alasannya pun menyentuh, ia ingin kembali ke Indonesia demi merawat ibunya yang sedang sakit.

    “Mega sangat ingin bertahan.”

    “Tapi dia memutuskan untuk pulang karena ingin lebih dekat dengan ibunya.”

    “Itu keputusan yang tidak mudah,” ujar sang agen dilansir Tribunjateng.com dari Yonhap News.

    Momen perpisahan di bandara menjadi saksi betapa besar arti Megawati bagi Red Sparks.

    Bukan hanya sebagai pemain, tetapi juga sebagai figur yang membawa semangat dan perubahan besar dalam tim.

    Ko Hee-Jin, yang berdiri di samping Megawati saat sesi wawancara dengan media Korea, tidak bisa menyembunyikan emosinya.

    Matanya berkaca-kaca, dan suaranya bergetar saat menyampaikan pesan terakhirnya untuk sang Megatron.

    “Kalau peraturan KOVO berubah, mari kita bekerjasama lagi di Red Sparks,” kata Ko Hee-jin.

    “Sepertinya saya tidak akan pernah mendapatkan pemain seperti Mega lagi.”

    “Dia luar biasa, bukan cuma secara teknik, tapi juga dalam membawa semangat untuk tim.”

    “Red Sparks bisa sampai final juga karena ada Mega,” lanjut dia.

    Red Sparks pun harus rela melepas salah satu pevoli terbaik yang pernah mereka miliki.

    Meski tidak membawa gelar juara musim ini, Megawati telah mencetak sejarah, lebih dari 1000 poin dalam semusim.

    Tidak hanya itu, final perdana Red Sparks setelah bertahun-tahun juga menjadi prestasi bagi Megawati.

    Megawati juga menyatukan ribuan penggemar Indonesia dan Korea dalam satu semangat. (*)