Jenis Media: News

  • Video: Top! Amazon Lanjut Investasi Rp 84 T ke Indonesia

    Video: Top! Amazon Lanjut Investasi Rp 84 T ke Indonesia

    Video

    Video: Top! Amazon Lanjut Investasi Rp 84 T ke Indonesia

    News

    2 jam yang lalu

  • Korban Minta Polri Gelar Perkara Khusus Dugaan Pelecehan Rektor UP Nonaktif

    Korban Minta Polri Gelar Perkara Khusus Dugaan Pelecehan Rektor UP Nonaktif

    Jakarta

    Kuasa hukum korban dugaan pelecehan seksual oleh Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif, Yansen Ohoirat, meminta Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak-Pidana Perdagangan Orang (PPA/PPO) Bareskrim Polri menggelar secara khusus perkara hukum yang menimpa kliennya. Untuk diketahui Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif Edie Toet Hendratno diduga melecehkan sejumlah perempuan.

    “Kami sudah melakukan penyampaian terhadap PPA (Direktorat PPA-PPO) Bareskrim Mabes, bahwa setelah ini kami akan mengajukan permohonan gelar khusus di Mabes Polri agar perkara ini dapat duduk sebagaimana mestinya,” kata Yansen kepada wartawan di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Jumat (25/4/2025).

    Yansen mengaku tak yakin pada proses penyidikan di Polda Metro Jaya, lantaran Edie tak kunjung berstatus tersangka. Padahal, lanjut dia, kasus telah naik ke tahap penyidikan sejak 2024.

    “Karena yang kami lihat dan kami curigai bahwa ada sesuatu yang tidak benar dengan PMJ (Polda Metro Jaya)” ucapnya.

    2 Korban Baru Lapor ke Bareskrim

    Sebelumnya, ada dua korban baru dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Edie Toet Hendratno melapor ke Bareskrim Polri. Kini total ada empat korban yang melaporkan Edie ke Polisi.

    “Ini peristiwa tahun 2019. Di salah satu tempat di Jakarta Selatan. Itu pelecehan secara fisik, secara fisik. Jadi ada pemaksaan dari ETH kepada yang korban untuk memegang alat kelamin dari si ETH. Ini terjadi,” kata Yansen kepada wartawan hari ini.

    Dia menjelaskan bahwa IR merupakan pegawai swasta. Yansen mengatakan terjadi dugaan pelecehan karena Edie menggunakan kekuasaannya di kampus.

    Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

    Yansen menuturkan korban baru mengaku soal pelecehan karena membutuhkan waktu untuk mengumpulkan keberanian. “Kenapa sampai korban bisa muncul sekarang? Karena memang dia butuh waktu untuk meyakinkan itu dan ada rasa takut juga karena relasi kuasa itu sangat kuat,” jelas Yansen.

    Sedangkan korban lainnya, jelas Yansen, berinisial AM. AM mengalami pelecehan seksual secara verbal oleh Edie. Peristiwa itu dialami AM pada Februari 2024 lalu. Tepatnya saat proses mediasi korban dengan Edie yang timnya.

    “Korban AM juga melakukan pelaporan atas peristiwa pelecehan secara verbal yang terjadi di PIM 2 jam 1 siang. Saat ada pertemuan dengan ETH beserta timnya,” ujar Yansen.

    “Itu secara verbal disampaikan dengan kata-kata yang tidak sepantasnya di hadapan umum. Dan kata-kata verbal itu direspon dengan tim yang hadir saat itu dengan tertawa. Jadi mereka menganggap ucapan-ucapan yang memang melecehkan itu sesuatu yang biasa. Apalagi yang hadir adalah akademisi,” pungkasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • VIRAL Pejuang Garis 2 di Bali Enggan Pulang Kampung Karena Dicap Mandul, Akhirnya Dapat Keajaiban

    VIRAL Pejuang Garis 2 di Bali Enggan Pulang Kampung Karena Dicap Mandul, Akhirnya Dapat Keajaiban

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kisah mengharukan seorang pejuang garis dua yang berusaha untuk mendapatkan momongan akhirnya terjawab.

    Meski perjuangan untuk mendapatkan buah hati harus melalui banyak cercaan dan gunjingan orang. 

    Ia pun sempat pergi dari kampungnya di Bali. 

    Kisah itu diunggah oleh akun TikTok ary_kencana. 

    Dalam video yang diunggah, seorang perempuan tampak mencucurkan air mata sembari menggendong seorang bayi. 

    Ya, perempuan itu ialah seorang pejuang garis dua selama bertahun-tahun. 

    Sementara anak yang ditimangnya ialah sang buah hati yang dinanti-nanti akhirnya hadir di dunia.

    Perempuan Bali itu kini menjadi seorang ibu yang penuh kasih terhadap anaknya yang tak mudah untuk diperolehnya.

    Terungkap kisah pilu di balik perjuangan sang perempuan dan suaminya dalam mendapatkan momongan. 

    Perempuan itu sampai enggan pulang kampung karena takut dengan stigma negatif warga sekitar. 

    Ia dicap mandul alias tak bisa memiliki anak hingga dianggap lemah. 

    “4 tahun enggak berani pulang karena takut trauma dengar orang ngomongin dia dibilang bekung (mandul) dan sakit-sakitan,” tulis akun tersebut. 

    Namun, akhirnya tuhan menjawab keinginan pasangan suami istri itu. 

    Ia pulang dengan hati lega ke kampung sambil menggendong buah hati. 

    Pejuang garis dua itu pun sampai berurai air mata saat mencurahkan hatinya di depan umum.

    “Sampai saya enggak mau pulang, dibilang bekung (mandul), sakit-sakitan.”

    “Tapi tetap semangat, terutama bapak sama ibu yang selalu berusaha untuk selalu kuat,” ujar perempuan itu sembari terisak.

    Namun, kisah perjuangan perempuan itu membuat keluarga dan saudaranya ikut terharu.

    Mereka tersedu-sedu bahagia mendengar akhirnya perempuan itu dikaruniai seorang anak. 

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

     

  • Video: Sebulan Meluncur, Transaksi Qris Tap Tembus Rp 3,24 Miliar

    Video: Sebulan Meluncur, Transaksi Qris Tap Tembus Rp 3,24 Miliar

    Video

    Video: Sebulan Meluncur, Transaksi Qris Tap Tembus Rp 3,24 Miliar

    News

    2 jam yang lalu

  • Trump Ngaku Ngobrol Tarif dengan Xi Jinping, China Bilang Tidak Ada

    Trump Ngaku Ngobrol Tarif dengan Xi Jinping, China Bilang Tidak Ada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeklaim adanya pembicaraan tarif dengan Presiden China Xi Jinping. Namun, pernyataan ini segera dibantah oleh Kementerian Luar Negeri China, yang menegaskan bahwa tidak ada negosiasi tarif yang sedang berlangsung antara kedua negara.

    Dalam wawancara dengan TIME Magazine yang diterbitkan pada Jumat (25/4/2025), Trump menyatakan bahwa ia telah berbicara dengan Xi mengenai tarif dan mengindikasikan bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa minggu mendatang.

    “Ada angka di mana mereka akan merasa nyaman,” ujar Trump. “Tapi Anda tidak bisa membiarkan mereka menghasilkan satu triliun dolar dari kita.”

    Menanggapi klaim tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menyatakan bahwa tidak ada konsultasi atau negosiasi yang sedang berlangsung terkait tarif.

    “Saya tidak mengetahui rincian spesifik dari rencana untuk melonggarkan tarif pada barang-barang AS,” kata Guo dalam konferensi pers pada Jumat. “Kami menekankan bahwa China dan AS tidak terlibat dalam diskusi terkait tarif pada tahap ini.”

    Sehari sebelumnya, dia menyatakan hal serupa. “China dan Amerika Serikat belum pernah melakukan konsultasi atau negosiasi soal tarif, apalagi mencapai kesepakatan,” tegas Guo, sebagaimana dilansir Reuters. Ia bahkan menyebut klaim tentang adanya pembicaraan sebagai “berita palsu”.

    Pernyataan Guo ini diperkuat oleh Kementerian Perdagangan China yang menekankan pentingnya “pemikiran skenario ekstrem” dalam menghadapi perang dagang dengan AS.

    “Sangat penting untuk… meningkatkan pemikiran skenario ekstrem, dengan fokus kuat pada pencegahan dan penyebaran risiko perdagangan,” bunyi pernyataan dari kementerian tersebut.

    Juru bicara Kementerian Perdagangan China, He Yadong, sebelumnya mengatakan AS harus mencabut seluruh tindakan tarif sepihak terhadap China.

    Pernyataan ini muncul bersamaan dengan klarifikasi tegas bahwa tidak pernah ada negosiasi tarif dengan Washington, meskipun klaim sebaliknya berkali-kali disampaikan oleh pihak AS.

    “Jika Amerika Serikat benar-benar ingin menyelesaikan persoalan perdagangan ini, maka mereka harus mencabut seluruh tindakan tarif sepihak terhadap China,” katanya, dilansir Reuters.

    Ia menambahkan dengan peribahasa klasik, “Orang yang mengikat lonceng, haruslah pula yang melepasnya.”

    Pernyataan dari He Yadong ini merupakan penegasan dari sikap China yang membantah adanya perundingan apapun dengan pihak AS. Hal ini kontras dengan pernyataan berulang dari Presiden Trump yang mengatakan bahwa telah terjadi “kontak langsung” antara kedua negara.

    (luc/luc)

  • Video: 72 Kasus Penangkapan Ikan Ilegal Rugikan Negara Rp49,4 M

    Video: 72 Kasus Penangkapan Ikan Ilegal Rugikan Negara Rp49,4 M

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Kepolisian Perairan atau Dirpolair berhasil mengungkap 72 kasus tindak pidana penangkapan ikan yang merusak lingkungan dan merugikan negara, Nilainya mencapai Rp 49,4 Miliar pada periode Februari-Maret 2025.

    Selengkapnya saksikan di Program Nation Hub CNBC Indonesia, Jumat (25/04/2025).

  • Potret Ketegangan Perbatasan India-Pakistan, Waspada Perang Nuklir

    Potret Ketegangan Perbatasan India-Pakistan, Waspada Perang Nuklir

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Rekor! Kapasitas Pembangkit Surya-Angin China Lampaui PLTU Batu Bara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Energi Nasional China mengumumkan, untuk pertama kalinya bahwa kapasitas pembangkit listrik berbasis energi terbarukan yakni angin dan surya di China telah melampaui kapasitas energi termal, yang sebagian besar berasal dari batu bara.

    Hal ini menjadi capaian yang cukup penting dalam transisi energi yang dilakukan oleh Negeri Panda. Terlebih, China selama ini dikenal sebagai penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia.

    Adapun, China sendiri telah berkomitmen untuk mencapai puncak emisi karbon pada tahun 2030 dan mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.

    Berdasarkan penelitian yang diterbitkan tahun lalu, meski sekitar 60% energi negara tersebut berasal dari batu bara, China juga merupakan pusat energi terbarukan, dengan membangun hampir dua kali lipat kapasitas angin dan surya dibandingkan dengan semua negara lain jika digabungkan.

    “Pada kuartal pertama tahun 2025, kapasitas tenaga angin dan fotovoltaik China yang baru dipasang berjumlah total 74,33 juta kilo Watt, sehingga kapasitas terpasang kumulatif menjadi 1,482 miliar kilo Watt,” kata Badan Energi Nasional China, dikutip dari AFP, Jumat (25/4/2025).

    Hal itu melampaui kapasitas terpasang tenaga termal (1,451 miliar kilo Watt) untuk pertama kalinya.

    Pada Rabu (23/4/2025), Presiden Xi Jinping mengatakan bahwa “tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah”, upaya negaranya untuk memerangi perubahan iklim tidak akan kendor.

    Ia juga mengatakan bahwa Tiongkok akan mengumumkan komitmen pengurangan gas rumah kaca 2035, yang dikenal sebagai Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC), sebelum COP30 pada November dan akan mencakup semua gas rumah kaca, bukan hanya karbon dioksida.

    Di sisi lain, Presiden Donald Trump telah menarik Amerika Serikat, penghasil emisi karbon terbesar kedua di dunia, keluar dari Perjanjian Iklim Paris sambil menjanjikan perluasan besar-besaran dalam eksploitasi bahan bakar fosil.

    Sebagaimana diketahui, tonggak sejarah baru Tiongkok muncul saat negara tersebut mengalami pertumbuhan eksplosif dalam energi terbarukan. Tahun lalu, China menambahkan rekor 357 Giga Watt tenaga angin dan surya, 10 kali lipat dari penambahan AS.

    Negara tersebut memenuhi target 2030 untuk memasang kapasitas tenaga surya dan angin sebesar 1.200 GW hampir enam tahun lebih awal.

    Pengumuman hari Jumat menyatakan bahwa penambahan tenaga angin dan tenaga surya pada kuartal pertama telah “jauh melampaui” peningkatan total konsumsi listrik di Tiongkok.

    “Tren ini kemungkinan besar akan terus berlanjut pada bulan-bulan dan kuartal berikutnya di tahun 2025,” kata Yao Zhe, penasihat Kebijakan Global di Greenpeace Asia Timur, kepada AFP.

    Itu menunjukkan sektor listrik Tiongkok sedang mengalami “perubahan struktural dan emisi karbon sektor tersebut tinggal selangkah lagi menuju puncaknya”.

    Namun demikian, tak dapat dipungkiri bahwa batu bara terus memainkan peran penting dalam bauran energi Tiongkok. Meskipun terjadi lonjakan energi terbarukan, Tiongkok juga memulai pembangunan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara sebesar 94,5 G ga Watt pada tahun 2024.

    Menurut laporan dari Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih (CREA) yang berbasis di Finlandia dan Pemantau Energi Global (GEM) di Amerika Serikat, kapasitas tersebut 93 persen dari total global.

    (wia)

  • Video: Mendagri Dorong Kajian Untung Rugi Pilkada Dipilih DPRD

    Video: Mendagri Dorong Kajian Untung Rugi Pilkada Dipilih DPRD

    Video

    Video: Mendagri Dorong Kajian Untung Rugi Pilkada Dipilih DPRD

    News

    3 jam yang lalu

  • China Ancam Korsel, Tak Rela AS Dapat Pasokan ‘Harta Karun’ Ini

    China Ancam Korsel, Tak Rela AS Dapat Pasokan ‘Harta Karun’ Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan mulai mengancam perusahaan Korea Selatan (Korsel) atas ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang mengandung logam penting dari China. Situasi ini dilaporkan oleh media Negeri Ginseng.

    The Korean Economic Daily pada Selasa (22/4/2025) melaporkan bahwa pemerintah China memerintahkan setidaknya dua produsen transformator Korsel untuk menghentikan ekspor peralatan listrik yang mengandung logam tanah jarang berat – yang bersumber dari China – ke militer AS atau kontraktornya.

    Surat tersebut dilaporkan memperingatkan bahwa kegagalan untuk mematuhi dapat mengakibatkan tindakan regulasi, termasuk sanksi.

    Menurut seorang pejabat pemerintah Korsel yang dikutip oleh surat kabar tersebut, perusahaan-perusahaan di industri kendaraan listrik, layar, baterai, perangkat medis, dan kedirgantaraan telah menerima pemberitahuan serupa.

    “Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan AS yang akan menghadapi larangan ekspor Beijing di samping tarif balasannya sebagai tanggapan atas bea masuk Washington, konglomerat besar Korea yang memimpin ekspor negara itu dapat mengalami pukulan yang lebih besar,” kata Han Ah-reum, peneliti di Asosiasi Perdagangan Internasional Korea, mengatakan kepada The Korean Economic Daily.

    Laporan tersebut, yang belum diverifikasi secara independen, akan menandai pertama kalinya China secara resmi menargetkan negara ketiga dalam sengketa dagangnya dengan AS.

    “Barang-barang yang relevan memiliki sifat penggunaan ganda, dan merupakan praktik internasional yang umum untuk memberlakukan kontrol ekspor terhadap barang-barang tersebut,” kata juru bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan kepada wartawan pada 4 April.

    “Sebagai negara besar yang bertanggung jawab, langkah tersebut mencerminkan posisi konsistennya untuk menjaga perdamaian dunia dan stabilitas regional dengan tegas,” ujar jubir tersebut.

    Hubungan China-Korsel sendiri menghadapi hambatan baru di tengah kekhawatiran Seoul bahwa instalasi China di Laut Kuning mungkin merupakan bagian dari kampanye yang lebih luas untuk menegaskan klaim teritorial. Beijing menegaskan bahwa struktur tersebut hanya ditujukan untuk akuakultur.

    Jika Beijing-mitra dagang utama Seoul-bergerak untuk lebih meningkatkan pengaruh ekonominya, hal itu dapat berdampak serius pada ekonomi tetangganya yang didorong oleh ekspor.

    Sementara itu, China telah berupaya menggalang dukungan internasional untuk melawan kebijakan perdagangan proteksionis Presiden AS Donald Trump, dengan memposisikan dirinya sebagai alternatif yang bertanggung jawab dan stabil bagi Amerika Serikat.

    Minggu lalu, Presiden China Xi Jinping memulai perjalanan singkat ke Asia Tenggara untuk memperkuat pengaruh China di kawasan tersebut. Pada Selasa, media Jepang melaporkan bahwa Perdana Menteri Fumio Kishida menerima surat dari Perdana Menteri China Nomor 2 Li Qiang, yang mendesaknya untuk bergabung dengan Beijing dalam menentang proteksionisme.

    (tfa)