JAKARTA – Pasar mobil baru di Indonesia kembali menunjukkan dinamika yang tidak ringan. Tahun 2025, industri otomotif dihadapkan pada sejumlah tantangan yang membuat laju penjualan kendaraan roda empat melambat.
Situasi tersebut mendorong Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) menurunkan proyeksi penjualan tahun ini. “Sudah diputuskan (revisi target penjualan mobil baru), proyeksi tahun 2025 menjadi 780 ribu unit,” ujar Ketua I Gaikindo Jongkie D Sugiarto, dikutip dari situs resmi Gaikindo, Sabtu, 6 Desember.
Jongkie tidak merinci alasan spesifik di balik revisi tersebut, termasuk pertimbangan angka baru yang dipilih. Namun sebelumnya, ia telah menyampaikan bahwa Gaikindo akan mengevaluasi target tahunan setelah pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) 2025 di ICE BSD pada 21–30 November.
“Beberapa hari lalu (keputusan revisi dibuat), waktu ada GJAW 2025,” kata Jongkie.
Hingga Oktober 2025, penjualan retail yakni distribusi dari dealer ke konsumen baru mencapai 660.659 unit. Realisasi ini masih jauh dari target awal yang dipatok pada kisaran 850 ribu sampai 900 ribu unit.
Dengan tren penjualan yang melemah, pencapaian target lama dinilai semakin sulit direalisasikan. Perjalanan pasar sepanjang tahun pun tidak stabil. Whole sales dari agen pemegang merek (APM) ke dealer sempat merosot tajam pada April 2025, hanya mencatat 52.369 unit.
Kondisi sedikit membaik pada Mei menjadi 60.847 unit, meski kembali turun pada Juni ke 58.338 unit. Pemulihan mulai terlihat pada Juli dengan 60.878 unit, kemudian naik tipis pada Agustus di angka 61.777 unit, dan kembali meningkat pada September menjadi 62.077 unit. Oktober menjadi bulan dengan capaian tertinggi sepanjang tahun, mencatat 74.019 unit.
Melihat fluktuasi tersebut, serta pemulihan ekonomi yang belum sepenuhnya merata, Gaikindo menilai penyesuaian target merupakan langkah realistis. Dengan revisi menjadi 780 ribu unit, asosiasi berharap proyeksi baru ini lebih mencerminkan kondisi faktual pasar otomotif nasional sepanjang 2025.
