Jelang Revalidasi UNESCO 2026, Bondowoso Genjot Perbaikan Jalan Wisata Tanpa Rusak Alam

Jelang Revalidasi UNESCO 2026, Bondowoso Genjot Perbaikan Jalan Wisata Tanpa Rusak Alam

Bondowoso (beritajatim.com) – Menjelang revalidasi status UNESCO Global Geopark (UGG) pada 2026, Dinas Binamarga, Sumberdaya Air dan Bina Konstruksi (BSBK) Bondowoso mulai memprioritaskan perbaikan akses jalan menuju sejumlah destinasi wisata unggulan, khususnya di kawasan Kecamatan Sempol. Perbaikan dilakukan dengan pendekatan ramah lingkungan agar tidak mengganggu keaslian kawasan taman bumi sebagaimana disyaratkan oleh UNESCO.

Kepala Dinas BSBK Bondowoso, Ansori, menyatakan bahwa komitmen pemerintah daerah adalah memperkuat infrastruktur wisata dengan tetap menjaga nilai-nilai natural kawasan yang menjadi bagian dari geopark.

“Kami berusaha semaksimal mungkin dengan kekuatan yang kita miliki. Kita memang ingin memprioritaskan perbaikan akses di jalur wisata untuk mempertahankan status UGG. Tapi itu bukan berarti kita mengabaikan ruas jalan yang lain,” ujarnya pada BeritaJatim.com, Selasa (20/5/2025).

Ansori mengungkapkan bahwa beberapa akses jalan ke lokasi wisata seperti Jabal Kirmit dan Padang Savana masih berupa tanah dan belum layak, namun perbaikan akan dilakukan dengan metode yang sesuai karakteristik lingkungan.

“Definisi jalan mantap itu tidak harus selalu beraspal. Kita bisa memadatkan jalan tanah yang berlubang dan bergelombang agar lebih mudah dilalui. Itu juga termasuk indikator jalan mantap,” terang Ansori.

Selain memperbaiki akses ke kawasan wisata, Dinas BSBK juga menangani kerusakan jalan di wilayah kota, terutama di daerah rawan banjir, melalui program tambal sulam dan perbaikan sistem drainase untuk mencegah genangan.

Bupati Bondowoso Abdul Hamid Wahid menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam mendukung penguatan sektor pariwisata, agar potensi wisata daerah benar-benar dapat berkembang secara menyeluruh.

“Potensi wisata Bondowoso sangat besar, tetapi butuh kesiapan masyarakat dan infrastruktur pendukung. Kesiapan masyarakat, jalan, air, serta budaya menyambut wisatawan harus dibangun mulai dari tingkat desa,” jelas Bupati yang akrab disapa Ra Hamid ini.

Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antar lembaga dan pelaku lokal. “Pembangunan sektor wisata harus dilakukan dari akar rumput agar dampaknya benar-benar terasa luas,” pungkasnya. [awi/ian]