Malang (beritajatim.com) – Pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto, menyebut bahwa tren kejahatan meningkat di bulan ramadhan seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat menjelang lebaran Idul Fitri. Oleh sebab itu, kepolisian harusnya menggelar operasi berupa patroli keliling di tempat rawan sebagai upaya preventif mencegah kejahatan.
“Seperti kita pahami bahwa tradisi perayaan Idul Fitri disini juga berpengaruh peningkatan pengeluaran. Sementara bagi sebagian masyarakat, peningkatan pengeluaran biaya tersebut tak diiringi dengan peningkatan penghasilan,” ungkap Bambang dihubungi dari Malang pada Senin (1/4/2024).
Dengan peningkatan kebutuhan tanpa ada penghasilan ada kelompok yang mencari jalan pintas untuk mendapatkan peningkatan pendapatan dengan kejahatan. Siklus seperti ini terjadi rutin tiap tahun. Dan kepolisian memang sudah mengantisipasinya dengan menggelar operasi Kamtibmas.
Hanya saja, lanjut Bambang, seringkali operasi tersebut masih sebatas seremonial dan rutinitas tahunan saja tanpa ada evaluasi secara substantif. Kepolisian hanya menggelar operasi Ketupat menjelang lebaran sampai akhir lebaran.
“Operasi Ketupat Itu pun lebih fokus pada pengamanan lalu lintas. Padahal peningkatan angka kejahatan seringkali muncul sejak awal bulan Ramadhan. Makanya kepolisian harusnya menggelar operasi berupa patroli keliling di tempat rawan sebagai upaya preventif mencegah kejahatan,” tegasnya.
Ia menyebut fenomena kasus peningkatan kejahatan itu merata di semua daerah, tak terkecuali di Malang. Oleh sebab itu, patroli jalanan oleh kepolisian di lokasi rawan dan pengaktifan pos polisi harus ditingkatkan.
“Masyarakat juga harus preventif untuk mencegah kejahatan menimpa dirinya, untuk waspada pada jam rawan seperti sore sekitar maghrib, tengah malam, maupun seputar subuh,” ungkapnya
Bambang menghimbau masyarakat perlu menghindari tempat rawan atau jika terpaksa keluar maka harus bersama beberapa kawan. Kewaspadaan itu keharusan dalam segitiga kriminal ada faktor niat, kemampuan, dan kesempatan. “Yang bisa dilakukan masyarakat adalah mempersempit kesempatan pelaku melakukan niat jahat,” katanya menutup. [dan/aje]