Jakarta –
Sejumlah kreator konten TikTok di Amerika Serikat mulai meminta pengikutnya untuk mem-follow akun mereka di Instagram dan YouTube.
Langkah ini mereka ambil karena tenggat waktu untuk pemblokiran TikTok sudah dekat dan pengadilan federal Amerika Serikat baru-baru ini menolak banding TikTok dan tetap mewajibkan ByteDance menjual TikTok ke perusahaan lain.
Tenggat waktu untuk menjual TikTok itu ditetapkan pada 19 Januari 2025 mendatang, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Senin (9/12/2024).
TikTok adalah pemain besar di Amerika Serikat, dengan jumlah pengguna mencapai 170 juta orang, terutama remaja. Platform ini dinilai menarik banyak pengiklan dari platform asal Amerika, dan bahkan baru-baru ini membuka marketplace TikTok Shop.
Namun alasan Kongres AS menekan ByteDance untuk menjual TikTok adalah platform video singkat itu ditakutkan mengumpulkan informasi-informasi pengguna untuk diserahkan ke pemerintah China.
“Untuk pertama kalinya saya menyadari kalau apa yang selama ini sudah saya kerjakan bakal menghilang. Saya pikir hal ini masih kurang digaungkan, mengenai seberapa besar dampak ekonomi terhadap bisnis kecil dan kreator,” kata Chris Mowrey, seorang influencer yang punya 470 ribu pengikut di TikTok.
Sementara itu Chris Burkett, seorang kreator di TikTok yang punya 1,3 juta pengikut pesimis kalau platform itu bisa bertahan.
“Saya pikir aplikasi ini tidak akan berumur panjang di Amerika Serikat,” ujarnya dalam sebuah postingan video. Dalam video tersebut ia juga meminta pengikutnya untuk mengikutinya di platform media sosial lain, seperti Instagram, YouTube, X, dan Threads.
“Kami menghabiskan bertahun-tahun dan waktu yang sangat banyak untuk membangun komunitas kami di sini,” ujar SnipingForDom, kreator konten yang punya 898 ribu pengikut.
(asj/fay)