Prabowo turut menekankan pentingnya menjaga kedaulatan energi guna mencapai transformasi bangsa. Sehingga pemerintah bisa melakukan modernisasi dan memajukan bangsa, serta menghapus kemiskinan dari Bumi Pertiwi.
“Untuk itu, kita mau jadi negara industri, kita harus jadi negara maju, harus menguasai teknologi, harus menjadi negara yang bisa mengolah sumber daya alam kita menjadi barang jadi, menjadi barang industri,” seru Prabowo.
“Saya kira kita sekarang ini menjadi salah satu di dunia, negara yang mungkin termasuk paling maju di bidang transformasi energi menjadi energi terbarukan, energi bersih, green energy, yang mengurangi emisi karbon. Jadi banyak negara teriak, tapi kita tidak usah, tapi kita mewujudkan, mengarahkan,” tuturnya.
Adapun total 36 proyek listrik yang diresmikan oleh Prabowo, terdiri dari 26 pembangkit bertenaga air (PLTA), tenaga panas bumi (PLTP), gas dan uap (PLTGU), surya (PLTS), uap (PLTU), minihidro (PLTM), hingga biomassa (PLTBm). Lalu, ada sebanyak 11 transmisi dan gardu induk yang berlokasi di Jawa Barat, Banten, Lampung, Sulawesi Tenggara, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pada kesempatan sama, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan, 37 proyek listrik yang diresmikan RI 1 punya kapasitas hingga 3,2 GW. Dari jumlah tersebut, sekitar 89 persen di antaranya merupakan energi bersih.
“Ini gabungan antara gas, energi baru terbarukan. Kenapa ini kita lakukan terus menerus, dalam rangka menejermahkan komitmen Presiden untuk Indonesia lakukan transisi, dari fosil ke EBT. Ini adalah salah satu yang terbesar di dunia,” ungkapnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5101084/original/011083500_1737349759-20250120_113902__1_.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)