Liputan6.com, Gorontalo – Di tepi Danau Limboto, sebuah rumah sederhana berwarna putih masih berdiri dengan kokoh. Bangunan ini bukan sekadar rumah biasa, melainkan cagar budaya penting yang menyimpan jejak sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia.
Rumah yang kini dikenal sebagai Museum Pendaratan Soekarno itu menjadi saksi bisu perjalanan sang proklamator saat pertamakali menjajakan kaki di tanah Gorontalo.
Saat ini suasana di museum tampak lengang. Pintu rumah itu terkunci rapat, seolah menyimpan rahasia masa lalu di dalamnya.
Halaman yang luas dan dermaga di tepi danau memberikan pemandangan yang menenangkan. Tempat ini sering kali menjadi tujuan wisata, terutama saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI dan acara Pesona Danau Limboto.
Museum ini memiliki kisah menarik. Pada tahun 1950, Bung Karno tiba di Gorontalo dengan pesawat amfibi yang mendarat di Danau Limboto.
Momen bersejarah itu diabadikan dalam sebuah foto hitam putih berukuran besar yang kini tergantung di dalam museum.
Namun, detail waktu pendaratan tidak tercantum pada foto tersebut. Satu-satunya petunjuk adalah tulisan tahun kedatangan yang tertera di sampul foto.
Museum yang terletak di Desa Iluta, Kecamatan Batudaa, ini telah berdiri selama lebih dari setengah abad. Bangunan tersebut sempat direnovasi oleh Pemerintah Provinsi Gorontalo dan diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 29 Juni 2002.
Meski begitu, suasana dalam museum masih minim informasi terkait kondisi kedatangan Bung Karno. Selain foto tersebut, terdapat tiga lukisan besar yang terpampang di ruang utama.
Salah satu lukisan menggambarkan Bung Karno sedang berpidato di rumah dinas wali kota – yang kini menjadi rumah dinas Gubernur Gorontalo – pada tahun 1956.
Dalam lukisan itu, Bung Karno ditemani istrinya dan Gubernur Sulawesi Utara kala itu.