Bisnis.com, JAKARTA — Japan Foundation mengirim 120 relawan penutur asli bahasa Jepang tahun ini untuk mendampingi proses pembelajaran bahasa dan budaya Jepang di sekolah-sekolah Indonesia melalui program Nihongo Partners.
Program Officer Divisi Nihongo Partners Japan Foundation Azah Fajriah menjelaskan bahwa para relawan Nihongo Partners merupakan warga negara Jepang dari beragam latar belakang usia dan profesi, mulai dari 20 hingga 69 tahun. Sebelum bertugas di Indonesia, mereka mengikuti pelatihan intensif selama satu bulan di Jepang yang mencakup pembekalan bahasa, budaya, serta pengetahuan tentang lingkungan sosial tempat mereka akan ditempatkan.
“Mereka bukan guru, melainkan asisten guru. Jadi, di sekolah mereka tidak mendapat perlakuan khusus, tapi belajar bersama guru dan siswa sekaligus memperkenalkan budaya Jepang melalui kegiatan belajar dan kegiatan budaya,” kata Azah dalam acara Media Gathering Japan Foundation, Selasa (14/10/2025).
Program Nihongo Partners pertama kali diluncurkan pada 2014. Hingga 2024, sebanyak 1.021 penutur asli Jepang telah dikirim ke Indonesia, sekaligus sebagai negara dengan penerima Nihongo Partners terbanyak di dunia.
Langkah ini sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat Indonesia terhadap bahasa Jepang, yang menempatkan Indonesia di posisi kedua terbanyak di dunia setelah China dalam jumlah pembelajar bahasa Jepang.
“Indonesia juga tercatat sebagai negara dengan jumlah pembelajar bahasa Jepang tingkat menengah terbanyak di dunia. Karena itu, alokasi Nihongo Partners ke Indonesia menjadi yang paling besar,” ujar Azah.
Untuk tahun ini, para Nihongo Partners ditempatkan di sejumlah wilayah, termasuk Jabodetabek, Jawa Barat, dan Jawa Timur, serta beberapa madrasah aliyah (MA) yang telah bekerja sama dengan Kementerian Agama sejak 2023.
Program ini merupakan kerja sama antar pemerintah antara Japan Foundation dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikdasmen), serta Kemenag.
Tahun depan, program ini akan memasuki gelombang ke-24 dan ke-25 untuk tahun ajaran 2026–2027 dengan rencana perluasan wilayah penempatan hingga ke Pulau Riau dan seluruh Jawa.
Selain mengirim penutur asli Jepang, Japan Foundation juga mengadakan program pendukung bagi guru dan siswa penerima program Nihongo Partners. Bagi guru, tersedia pelatihan di Jepang yang disebut CP Kenshuu guna meningkatkan kemampuan bahasa, memperdalam wawasan budaya, dan mengembangkan metode pengajaran.
“Program pelatihan ini diadakan di dua lembaga, yaitu di Urawa (Tokyo) dan Kansai. Tahun ini, ada 52 guru bahasa Jepang dari Indonesia yang mengikuti pelatihan, masing-masing dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama sudah berangkat 7 Oktober, sedangkan kelompok kedua akan berangkat 20 Oktober,” jelas Azah.
Selain mengikuti pelatihan di kelas, para guru peserta juga akan melakukan kunjungan ke SMA, universitas, serta mengikuti kegiatan pembelajaran budaya dan in-teaching di sekolah Jepang. Sejak program ini dimulai pada 2015, total 355 guru bahasa Jepang dari Indonesia telah dikirim untuk mengikuti pelatihan di Jepang.
