Jakarta, CNBC Indonesia – Japan Airlines (JAL) melaporkan serangan siber yang menyebabkan penundaan penerbangan domestik dan internasional, Kamis (26/12/2024).
Akibat masalah dengan sistem check-in bagasi, maskapai tersebut telah menunda lebih dari selusin penerbangan di beberapa bandara Jepang meski tidak ada pembatalan massal atau gangguan besar.
“Kami mengidentifikasi dan mengatasi penyebab masalah tersebut. Kami sedang memeriksa status pemulihan sistem,” kata maskapai penerbangan terbesar kedua di Jepang setelah All Nippon Airways (ANA), dikutip AFP.
“Penjualan untuk penerbangan domestik dan internasional yang berangkat hari ini telah ditangguhkan. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan,” tambahnya di platform media sosial X.
Mengutip laman yang sama, gangguan jaringan dimulai pada pukul 7:24 pagi. Kemudian pada pukul 8:56 pagi, perusahaan mengisolasi sementara router (perangkat untuk bertukar data antar jaringan) yang menyebabkan gangguan.
Saham JAL turun sebanyak 2,5% dalam perdagangan pagi setelah berita tersebut muncul. Maskapai penerbangan tersebut merupakan perusahaan Jepang terbaru yang terkena serangan siber.
Sementara itu, badan antariksa Jepang JAXA mengatakan pada tahun 2023 bahwa serangan siber banyak dilakukan oleh entitas yang tidak dikenal. Tetapi, tambahnya, tidak ada informasi sensitif tentang roket atau satelit yang diakses.
Pada tahun yang sama, Pelabuhan Nagoya, salah satu pelabuhan tersibuk di Jepang, lumpuh oleh serangan ransomware yang disalahkan pada Lockbit. Ini merujuk sebuah organisasi kejahatan siber yang berbasis di Rusia.
Pusat Kesiapan Insiden dan Strategi Keamanan Siber Nasional Jepang (NISC), badan yang bertanggung jawab atas pertahanan terhadap serangan siber, dilaporkan disusupi oleh peretas pada tahun 2023 selama sembilan bulan. Pada tahun 2022, pemerintah mengatakan serangan siber menjadi penyebab gangguan pada pemasok Toyota yang memaksa produsen mobil terlaris itu menghentikan operasi di pabrik domestik selama sehari.
(sef/sef)