Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Libur Natal dan tahun baru 2025 sudah tiba. Sebagian orang mulai melakukan perjalanan ke tempat wisata di luar kota.
Umumnya, untuk mencapai tempat tujuan berlibur, masyarakat perlu melakukan perjalanan yang cukup jauh dan memakan waktu. Tidak jarang, timbul masalah fisik seperti pegal.
Namun, jangan anggap sepele rasa pegal-pegal yang muncul saat atau setelah melakukan perjalanan panjang.
Menurut Dokter spesialis ortopedi dan traumatologi Rumah Sakit Dr. Ben Mboi Kupang, dr. I Gusti Agung Wiksa Astrayana Sp.OT, ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai.
Pertama, rasa pegal-pegal yang tidak hilang walau sudah melakukan istirahat.
“Kenapa harus diwaspadai? Biasanya rasa pegel ini akan hilang setelah istirahat atau perjalanan yang secukupnya. Jika berlangsung lebih dari beberapa hari, ini bisa menandakan adanya kelainan atau fisiologis,” ungkapnya pada talkshow kesehatan di Instagram Kementerian Kesehatan, Senin (23/12/2024).
Misalnya, terjadi kerusakan pada otot atau peradangan.
Kedua, adanya rasa pegal-pegal yang disertai dengan bengkak. Misalnya, bengkak atau kemerahan pada kaki atau tangan.
Tanda ini, menurutnya patut diwaspadai. Karena mungkin bengkak atau kemerahan, ini merupakan salah satu tanda dari peradangan, infeksi, cedera pada jaringan, atau otot.
Ketiga, pegal-pegal yang disertai dengan dengan nyeri tajam atau tertusuk.
“Karena mungkin nyeri tajam ini, waktu saat bergerak, dapat menandai cedera, ada cedera pada otot,” lanjutnya.
Keempat, munculnya rasa pegal yang diikuti dengan sensasi tebal atau mati rasa.
Biasanya ini bisa jadi pertanda ada penekanan pada saraf atau kelainan pada aliran darah.
Kelima, pegal yang disertai dengan demam. Kondisi ini bisa terjadi mungkin karena orang tersebut melakukan perjalanan dalam kondisi yang tidak fit.
Sistem imun tubuh menurun dan bisa menyebabkan infeksi atau demam.