Jamaah Satariyah di Magetan Rayakan Idulfitri Hari Ini, Sehari Setelah Ketetapan Pemerintah

Jamaah Satariyah di Magetan Rayakan Idulfitri Hari Ini, Sehari Setelah Ketetapan Pemerintah

Magetan (beritajatim.com) – Jamaah Tarekat Satariyah yang juga dikenal sebagai Aboge, di Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan melaksanakan Salat Idulfitri pada Selasa (1/4/2025). Ini berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Idul Fitri jatuh pada Senin (31/3/2025). Perbedaan ini terjadi karena mereka menggunakan sistem penanggalan khas dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal.

Tarekat Satariyah memiliki metode perhitungan kalender tersendiri yang menjadi pedoman dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan. Sesuai keyakinan mereka, ibadah puasa harus dilakukan selama 30 hari penuh. Dengan metode tersebut, mereka menetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Selasa, berbeda dengan ketetapan pemerintah.

Meskipun ada perbedaan waktu, semangat menyambut Idul Fitri tetap tinggi. Puluhan jamaah berkumpul di Mushola Al Muslimin untuk melaksanakan Salat Idulfitri dengan penuh khusyuk. Mereka tetap merasakan kegembiraan dan kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan.

Jarkasi, salah satu tokoh dalam Tarekat Satariyah, menjelaskan bahwa perbedaan ini muncul karena jamaah memulai ibadah puasa sehari setelah ketetapan pemerintah. Hal ini sesuai dengan perhitungan kalender yang mereka yakini.

“Kami memiliki sistem perhitungan tersendiri terkait awal Ramadhan. Puasa wajib tetap dijalankan selama 30 hari penuh, sehingga berdasarkan perhitungan kami, 1 Syawal jatuh pada hari ini,” ungkap Jarkasi usai melaksanakan Salat Id.

Ia juga menambahkan bahwa sepanjang hidupnya, jamaah Satariyah di Magetan belum pernah merayakan Idul Fitri bersamaan dengan ketetapan pemerintah. Namun, ia menekankan pentingnya sikap saling menghormati dalam menghadapi perbedaan ini.

“Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi persoalan, tetapi lebih kepada bentuk keberagaman dan kebebasan dalam beribadah. Kita semua bersaudara dan bersama-sama merayakan Idul Fitri dengan penuh kekhidmatan serta kegembiraan,” tambahnya.

Setelah Salat Idulfitri, jamaah Satariyah melanjutkan tradisi dengan mengadakan silaturahmi dan kenduri selamatan bersama. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan berbagi kebahagiaan di hari yang penuh berkah.

Perayaan Idul Fitri oleh jamaah Satariyah di Magetan menunjukkan nilai toleransi dan keberagaman dalam menjalankan ibadah. Meskipun pelaksanaan hari raya berbeda, hal ini tidak mengurangi semangat untuk bersilaturahmi dan memperkukuh kebersamaan. Idul Fitri tetap dirayakan dengan penuh kehangatan dan makna oleh semua jamaah yang turut serta. [fiq/ian]