JAKARTA – Progres pembangunan Monumen Reog setinggi 126 meter di Ponorogo, Jawa Timur, sudah mencapai 94 persen. Monumen yang dirancang menjadi ikon budaya ini digadang melampaui ketinggian Garuda Wisnu Kencana di Bali.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, Senin (11/8), meninjau langsung pemasangan panel kepala burung merak di puncak monumen. Kunjungan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah menindaklanjuti penetapan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO dengan aksi nyata, bukan sekadar seremoni.
“Reog adalah bagian dari megadiversity budaya Indonesia dan harus menjadi fondasi identitas bangsa di era global. Kreativitas, gotong royong, dan sinergi semua pihak penting untuk menjaga ekosistemnya, dari produksi topeng hingga peran komunitas seni,” ujar Fadli.
Monumen dan museum ini dibangun di bekas tambang kapur Desa Sampung sejak 11 Maret 2023. Desainnya, hasil sayembara Ikatan Arsitek Indonesia Jatim, digarap arsitek muda asal Tabanan, Bramana Ajasmara Putra. Pendekatan arsitektur vernacular Jawa diusung untuk memadukan sirkulasi udara alami, pencahayaan, dan harmoni lingkungan.
Fadli optimistis Reog Ponorogo akan semakin dikenal dunia. “Kita harus mengembangkan lewat festival, media sosial, dan berbagai platform. Pembangunan ini terobosan luar biasa yang bisa menjadi contoh daerah lain,” katanya.
Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, menyebut pembangunan dilakukan bersama pemerintah provinsi, kabupaten, hingga swasta. Ia juga membuka museum transit di depan pringgitan untuk mengoleksi dan mendigitalisasi artefak sejarah Reog agar generasi muda memahami akar budayanya secara literer, bukan sekadar legenda.
Monumen ini dibangun di titik strategis dengan ketinggian yang membuatnya terlihat dari berbagai penjuru. Jika rampung, MRMP diharapkan menjadi magnet wisata budaya, simbol kebanggaan, dan penggerak ekonomi kreatif Ponorogo di kancah global.
