Bisnis.com, JAKARTA — PT Kawasan Industri Jababeka Tbk. (KIJA) memproyeksikan permintaan lahan industri pada 2026 masih akan didominasi oleh investor asal China dan negara-negara Asia Timur.
Sekretaris Perusahaan KIJA Muljadi Suganda menuturkan permintaan tahun depan diperkirakan tetap berasal dari sektor-sektor yang selama ini menjadi pendorong utama, mulai dari manufaktur ringan hingga menengah, termasuk komponen otomotif dan elektronik.
Selain itu, sektor logistik dan pergudangan juga terus mendorong permintaan lahan industri, seiring meningkatnya kebutuhan rantai pasok domestik
Minat terhadap sektor data center juga meningkat secara bertahap, disusul sektor hilirisasi industri seperti metal processing dan turunannya.
“Dari sisi asal negara, permintaan tahun depan diperkirakan masih didominasi investor Asia Timur, yakni China, Korea, dan Jepang, serta Asia Tenggara. Perusahaan lokal juga mulai meningkatkan kapasitas,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (30/11/2025).
Secara umum, Muljadi menilai prospek lahan industri pada 2026 tetap positif. Indonesia dinilai masih menjadi tujuan utama investor manufaktur di Asia Tenggara, didukung stabilitas ekonomi nasional dan keberlanjutan arus investasi dari sektor-sektor strategis.
“Minat terhadap kawasan industri terintegrasi dengan infrastruktur logistik yang kuat, seperti yang kami miliki, diperkirakan tetap tinggi,” ujarnya.
Beberapa katalis positif yang menjaga permintaan antara lain kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan industri, insentif hilirisasi, kemudahan berusaha, serta relokasi dan diversifikasi rantai pasok global, terutama dari China ke Asia Tenggara.
Selain itu, meningkatnya kebutuhan fasilitas logistik dan distribusi seiring pertumbuhan perdagangan digital dan perbaikan infrastruktur konektivitas turut menopang permintaan.
Adapun tantangan tahun depan mencakup ketidakpastian global yang berpotensi memengaruhi keputusan investasi, fluktuasi nilai tukar dan suku bunga, persaingan antarzona industri di Asia Tenggara, serta proses perizinan dan ketersediaan tenaga kerja terampil yang perlu ditingkatkan.
Hingga kuartal III/2025, KIJA membukukan marketing sales sebesar Rp2,92 triliun, naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,4 triliun. Kenaikan ini mencerminkan minat investor dan permintaan lahan industri yang tetap kuat, baik di Cikarang maupun Kendal.
