Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Israel Perluas Serangan di Gaza, Keluarga Sandera Merasa Ngeri, Khawatir Terkait Pembebasan Tawanan – Halaman all

Israel Perluas Serangan di Gaza, Keluarga Sandera Merasa Ngeri, Khawatir Terkait Pembebasan Tawanan – Halaman all

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengumumkan perluasan besar operasi militer di Gaza, Rabu (2/4/2025).

Israel Katz mengatakan tentara akan merebut “wilayah yang luas” di wilayah Palestina.

“Operasi tersebut akan merebut wilayah yang luas yang akan dimasukkan ke dalam zona keamanan Israel,” katanya dalam sebuah pernyataan, tanpa menyebutkan berapa banyak wilayah yang direbut, dilansir Al Arabiya.

Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera yang ditawan di Gaza mengatakan, mereka “ngeri” dengan pengumuman Katz.

Sebab, mereka khawatir tujuan pembebasan para tawanan telah “digeser ke bagian bawah daftar prioritas.”

“Apakah sudah diputuskan untuk mengorbankan para sandera demi ‘keuntungan teritorial?'” kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang dalam sebuah pernyataan.

“Alih-alih membebaskan para sandera melalui kesepakatan dan mengakhiri perang, pemerintah Israel mengirim lebih banyak tentara ke Gaza, untuk bertempur di wilayah yang sama tempat mereka bertempur berulang kali,” jelasnya.

Katz minggu lalu memperingatkan bahwa militer akan segera “beroperasi dengan kekuatan penuh” di lebih banyak wilayah Gaza.

Pada Februari, Katz mengumumkan rencana untuk sebuah badan yang akan mengawasi “keberangkatan sukarela” warga Palestina dari Gaza.

Hal itu menyusul dukungan Israel terhadap usulan Presiden AS, Donald Trump, agar Amerika Serikat mengambil alih wilayah tersebut setelah merelokasi 2,4 juta penduduk Palestina.

Kemudian, Israel melanjutkan pengeboman hebat di Gaza pada 18 Maret 2025 sebelum melancarkan serangan darat baru, yang mengakhiri gencatan senjata selama hampir dua bulan.

Diberitakan AP News, perimeter keamanan Israel, yang membentang di sepanjang perbatasan dengan Israel di Gaza utara dan timur, telah menjadi bagian penting pertahanan negara selama beberapa dekade, digunakan sebagai cara untuk melindungi warganya yang tinggal di dekat wilayah tersebut.

Katz meminta penduduk Gaza untuk “mengusir Hamas dan memulangkan semua sandera.”

Kelompok militan tersebut masih menahan 59 tawanan, 24 di antaranya diyakini masih hidup, setelah sebagian besar tawanan lainnya dibebaskan melalui perjanjian gencatan senjata atau kesepakatan lainnya.

Pemerintah Israel telah lama mempertahankan zona penyangga tepat di dalam Gaza di sepanjang pagar keamanannya dan telah diperluas sejak perang dimulai pada 2023.

Israel mengatakan zona penyangga diperlukan untuk keamanannya, sedangkan Palestina melihatnya sebagai perampasan tanah yang semakin mempersempit wilayah pesisir yang sempit, rumah bagi sekitar 2 juta orang.

Katz tidak menyebutkan secara rinci wilayah Gaza mana yang akan direbut dalam operasi yang diperluas itu, yang menurutnya mencakup “evakuasi besar-besaran” penduduk dari wilayah pertempuran.

Pernyataannya itu muncul setelah Israel memerintahkan evakuasi penuh kota selatan Rafah dan wilayah di sekitarnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel bermaksud mempertahankan kontrol keamanan yang terbuka, namun tidak ditentukan di Jalur Gaza setelah mencapai tujuannya menghancurkan Hamas.

Israel terus menargetkan Jalur Gaza, dengan serangan udara semalam yang menewaskan 17 orang di kota selatan Khan Younis, kata pejabat rumah sakit.

Para pejabat di Rumah Sakit Nasser mengatakan jenazah 12 orang yang tewas dalam serangan udara semalam yang dibawa ke rumah sakit tersebut termasuk lima wanita, satu di antaranya sedang hamil, dan dua anak-anak.

NETANYAHU BERPIDATO – Foto ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Selasa (25/3/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam Hamas dan bersumpah akan mengembalikan sandera dari Gaza. (Instagram @b.netanyahu)

Para pejabat di Rumah Sakit Eropa Gaza mengatakan mereka menerima lima jenazah orang yang tewas dalam dua serangan udara terpisah.

Diketahui, perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang.

Serangan Israel telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, termasuk ratusan orang yang tewas dalam serangan sejak gencatan senjata berakhir sekitar dua minggu lalu.

Hal ini menurut Kementerian Kesehatan Gaza, yang tidak menyebutkan apakah mereka yang tewas adalah warga sipil atau kombatan.

Di sisi lain, Israel mengatakan telah menewaskan sekitar 20.000 militan, tanpa memberikan bukti.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Merangkum Semua Peristiwa